Jelaskan mengenai sumpah pemuda merupakan cerminan satu nusa satu bangsa

Merdeka.com - Sumpah Pemuda merupakan suatu pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia yang dilakukan oleh para pemuda-pemudi Indonesia dengan menyatakan janji satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.

Janji dari Sumpah Pemuda tersebut membangkitkan semangat rakyat Indonesia khususnya para pemuda-pemudi Indonesia untuk menegaskan bahwa akan terjadinya kemerdekaan Republik Indonesia.

Sumpah Pemuda sendiri juga memiliki cerita sejarah dan tujuan yang sakral bagi bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda merupakan sebuah tekad dan semangat para pemuda-pemudi Indonesia dalam menegakkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari jajahan negara asing. Oleh sebab itu, Sumpah Pemuda memiliki rasa nasionalisme yang tinggi berkat semangat perjuangan yang terkandung di dalamnya.

Untuk mengetahui secara rinci, berikut merdeka.com telah merangkum tujuan Sumpah Pemuda beserta makna dan sejarahnya, yang dilansir dari ppkn.co.id.

2 dari 4 halaman

Sebelum mengetahui apa saja tujuan Sumpah Pemuda, ada baiknya kita mengetahui sejarah Sumpah Pemuda secara singkat. Sumpah Pemuda terjadi karena pertimbangan para muda-mudi Indonesia untuk turut bangkit bersatu melawan bangsa Portugis yang menjajah Indonesia. Pada saat itu, Indonesia telah berjuang melawan penjajah yang datang untuk mencuri dan menguasai rempah-rempah khas Indonesia.

Kemudian pada 1908, Dr Sutomo, Dr Cipto Mangunkusumo, dan EFE Douwes Dekker memprakarsai berdirinya Budi Utomo. Gerakan tersebut bertujuan untuk memajukan pendidikan, peternakan, pertanian, dan budaya Indonesia.

Gerakan Budi Utomo memprakarsai pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia dan organisasi-organisasi kepemudaan seperti Jong Betawi, Jong Ambon, Jong Minahasa, Pemuda Timor, Jong Java, dan Sekar Rukun.

Salah satu organisasi pemuda yang terus bersemangat berjuang menggerakkan persatuan Indonesia adalah perhimpunan Indonesia [PI]. Organisasi tersebut terdiri dari pemuda-pemudi Indonesia dari berbagai macam suku yang berada di Belanda untuk menuntut ilmu.

Pada saat itu, memang tak ada lagi perbedaan kedaerahan atau suku antar pemuda karena mereka sadar itu semua hanya akan menghambat keinginan dan cita-cita mereka. Hal itulah yang kemudian melatar belakangi terjadinya Kongres Pemuda dan rumusan Sumpah Pemuda.

Lalu tahun 1920-an telah terjadi pertemuan-pertemuan untuk mencapai kata sepakat dan persamaan visi dan misi, tetapi belum juga berhasil. Selanjutnya pada 15 November 1925 terjadilah peristiwa Kongres Pemuda, yang diselenggarakan untuk membentuk susunan kepanitiaan pelaksanaan kesepakatan.

Pada 30 Oktober 1926 seluruh organisasi pemuda berkumpul untuk melaksanakan rapat dikenal dengan nama peristiwa Kongres Pemuda I yang menjadi permulaan persatuan seluruh pemuda Indonesia untuk kemerdekaan Indonesia.

Atas kejadian tersebut, munculah ide untuk melaksanakan kongres pemuda II oleh perhimpunan pelajar Indonesia [PPI] yang merupakan organisasi persatuan pelajar seluruh Indonesia.

Pada 26 sampai 28 Oktober 1928 digelar kongres pemuda II di Jakarta dengan kegiatan tiga kali rapat di tiga tempat rapat atau gedung yang berbeda-beda. Saat terjadinya kongres pemuda II terjadi pula sebuah insiden yang tak menyenangkan. Belanda secara terang-terangan menegur pimpinan rapat kongres pemuda II untuk tidak menyebut kemerdekaan Indonesia.

Kemudian para pemuda Indonesia justru semakin bersemangat untuk melawan penjajah dan kolonialisme. Hingga di akhir Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 Sumpah Pemuda lahir yang isinya dibuat oleh Mohamad Yamin dengan persetujuan seluruh peserta kongres.

3 dari 4 halaman

Setelah mengetahui sejarah singkat dari Sumpah Pemuda, kita juga harus mengetahui apa sebenarnya tujuan Sumpah pemuda dibuat.

Tujuan dari Sumpah Pemuda di antaranya adalah:1. Membangkitkan jiwa dan sikap nasionalisme pemuda-pemudi Indonesia dan seluruh rakyat Indonesia untuk melawan, mengusir, dan menentang para penjajah.2. Membuat kokoh dan tebal rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.3. Memperluas usaha-usaha dan kegiatan agar tercapainya kemerdekaan Indonesia.4. Menghilangkan rasa kedaerahan yang selalu menjadi penghalang rakyat Indonesia untuk bersatu.

5. Melaksanakan cita-cita untuk mengumpulkan seluruh pemuda Indonesia.

Itulah beberapa tujuan Sumpah Pemuda yang diikrarkan para pemuda dan pemudi Indonesia. Mereka bersatu untuk menegakkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Semangat nasionalisme yang tinggi juga terkandung di dalamnya sebab mereka menjunjung tinggi cita-cita dari bangsa Indonesia.

Sebagai generasi muda saat ini, tentunya kita juga harus tetap menjunjung tinggi dan menjaga perjuangan pemuda pemudi pada zaman dahulu agar nasionalisme tetap terjaga.

4 dari 4 halaman

Berikut ini adalah bunyi dari Sumpah Pemuda yang lahir pada 28 Oktober 1928:

1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

3 isi dari Ikrar Sumpah Pemuda di atas sesuai dengan dinding prasasti Museum Sumpah Pemuda. Akan tetapi penulisan teks di dinding prasasti tertulis menggunakan ejaan Van Ophuysen.

Lihat Foto

Dok. Kompas

28 Oktober 1928 di halaman depan Gedung IC, Jl. Kramat 106, Jakarta. Tampak duduk dari kiri ke kanan antara lain [Prof.] Mr. Sunario, [Dr.] Sumarsono, [Dr.] Sapuan Saatrosatomo, [Dr.] Zakar, Antapermana, [Prof. Drs.] Moh. Sigit, [Dr.] Muljotarun, Mardani, Suprodjo, [Dr.] Siwy, [Dr.] Sudjito, [Dr.] Maluhollo. Berdiri dari kiri ke kanan antara lain [Prof. Mr.] Muh. Yamin, [Dr.] Suwondo [Tasikmalaya], [Prof. Dr.] Abu Hanafiah, Amilius, [Dr.] Mursito, [Mr.] Tamzil, [Dr.] Suparto, [Dr.] Malzar, [Dr.] M. Agus, [Mr.] Zainal Abidin, Sugito, [Dr.] H. Moh. Mahjudin, [Dr.] Santoso, Adang Kadarusman, [Dr.] Sulaiman, Siregar, [Prof. Dr.] Sudiono Pusponegoro, [Dr.] Suhardi Hardjolukito, [Dr.] Pangaribuan Siregar dan lain-lain.

KOMPAS.com - Peristiwa Sumpah Pemuda merupakan salah satu titik penting dalam sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia.

Kongres Pemuda dan Sumpah Pemuda menandakan bahwa nasionalisme bukan hanya milik organisasi-organisasi politik, namun juga milik para pemuda dan pelajar.

Sumpah Pemuda dideklarasikan dalam Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928. Kongres Pemuda II terlaksana atas gagasan dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia [PPPI].

Berikut merupakan isi dari Sumpah Pemuda:

  1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu tanah air Indonesia
  2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia
  3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia

Baca juga: Sumpah Pemuda, Menandai Periode Penegas Kemerdekaan Bangsa Indonesia

Dalam buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 [2008] karya M.C Ricklefs, Kongres Pemuda II dihadiri oleh banyak perhimpunan dan organisasi pemuda daerah seperti PPPI, Jong Java, Jong Sumatra, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Islamieten, Jong Katholik, Pemuda Kaum Betawi dan lainnya.

Hasil Kongres Pemuda pada perkembangannya dijadikan sebagai dasar dalam upaya perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia. Dalam Kongres Pemuda II, lagu kebangsaan Indonesia Raya karya W.R Supratman untuk pertama kalinya dikumandangkan.

Lihat Foto

KOMPAS/JB SURATNO

Gedung Sumpah Pemuda

Nilai-nilai penting Sumpah Pemuda

Peristiwa Sumpah Pemuda mengandung banyak nilai-nilai penting yang wajib kita lestarikan dan terapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berikut merupakan nilai-nilai penting Sumpah Pemuda :

Peristiwa Sumpah Pemuda yang dihadiri oleh perhimpunan dan organisasi daerah dari seluruh Indonesia menandakan adanya persatuan dalam proses memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Latar Belakang Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda juga telah membuktikan bahwa perbedaan suku, bangsa, ras dan bahasa tidak menjadi penghalang dalam upaya perjuangan kemerdekaan Indonesia.

tirto.id - Makna Sumpah Pemuda memiliki arti mendalam bagi sejarah bangsa. Isi Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada 28 Oktober 1928 ialah ikrar bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu: Indonesia.

Sumpah Pemuda tercetus dalam Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Namun dua tahun sebelumnya, seperti diungkap Sudiyo lewat buku Perhimpunan Indonesia sampai dengan Lahirnya Sumpah Pemuda [1989], telah dilakukan Kongres Pemuda I mulai tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926 di Batavia [Jakarta].

Kongres Pemuda I atau Kerapatan Besar Pemuda dihadiri oleh perwakilan dari perhimpunan pemuda/pemudi termasuk Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, Jong Bataks Bond, Pemuda Kaum Theosofi, dan masih banyak lagi.

Tujuan Kongres Pemuda I, seperti dikutip dari buku Peranan Gedung Kramat Raya 106 dalam Melahirkan Sumpah Pemuda [1996] karya Mardanas Safwan, antara lain mencari jalan membina perkumpulan pemuda yang tunggal, yaitu dengan membentuk sebuah badan sentral dengan maksud:

Pertama, untuk memajukan persatuan dan kebangsaan Indonesia, serta yang kedua adalah demi menguatkan hubungan antara sesama perkumpulan pemuda kebangsaan di tanah air.

Namun, Kongres Pemuda I diakhiri tanpa hasil yang memuaskan bagi semua pihak lantaran masih adanya perbedaan pandangan. Setelah itu, digelar lagi beberapa pertemuan demi menemukan kesatuan pemikiran. Maka, disepakati bahwa Kongres Pemuda II akan segera dilaksanakan.

Baca juga: Seberapa Terkenal Para Panitia Sumpah Pemuda?

Lahirnya Sumpah Pemuda

Kongres Pemuda II dilangsungkan selama dua hari pada 27 dan 28 Oktober 1928 di Batavia. Hari pertama, kongres menempati Gedung Katholikee Jongelingen Bond atau Gedung Pemuda Katolik, sedangkan kongres di hari kedua diadakan di Gedung Oost Java [sekarang di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat].

Tujuan Kongres Pemuda II antara lain: [1] Melahirkan cita cita semua perkumpulan pemuda pemuda Indonesia, [2] Membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia; serta [3] Memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia.

Kongres ini diikuti oleh lebih banyak peserta dari kongres pertama, termasuk Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia [PPPI], Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Pemuda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon, Katholikee Jongelingen Bond, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun dan lainnya.

Hadir pula beberapa orang perwakilan dari pemuda peranakan kaum Tionghoa di Indonesia dalam Kongres Pemuda II ini, seperti Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie, namun asal organisasi/perhimpunan mereka belum diketahui.

Baca juga: Sumpah Pemuda dan Kiprah Orang Tionghoa

Gedung yang nantinya menjadi tempat dibacakannya Sumpah Pemuda merupakan rumah pondokan atau asrama pelajar/mahasiswa milik seorang keturunan Tionghoa bernama Sie Kok Liong. Gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat, ini kini diabadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.

Adapun susunan panitia Kongres Pemuda II, seperti yang dituliskan Ahmad Syafii Maarif melalui buku Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan [2009] adalah sebagai berikut:

  • Ketua: Sugondo Djojopuspito [PPPI]
  • Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid [Jong Java]
  • Sekretaris: Muhammad Yamin [Jong Sumatranen Bond]
  • Bendahara: Amir Sjarifudin [Jong Bataks Bond]
  • Pembantu I: Johan Mohammad Cai [Jong Islamieten Bond]
  • Pembantu II: R. Katjasoengkana [Pemuda Indonesia]
  • Pembantu III: R.C.I. Sendoek [Jong Celebes]
  • Pembantu IV: Johannes Leimena [Jong Ambon]
  • Pembantu V: Mohammad Rochjani Su'ud [Pemuda Kaum Betawi]

Hadir pula Wage Rudolf Supratman yang memainkan lagu Indonesia Raya di Kongres Pemuda II dengan alunan biolanya. Lagu Indonesia Raya juga dinyanyikan untuk pertamakalinya dalam kongres ini oleh Dolly Salim yang tidak lain adalah putri dari Haji Agus Salim.

Baca juga:

  • Dolly Salim, "Indonesia Raya", dan Sumpah Pemuda
  • Aksi WR Soepratman di Kongres Pemuda II

Infografik SC Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober. tirto.id/Fuad

Isi & Makna Sumpah Pemuda

Setelah melalui prosesi panjang selama 2 hari, maka pada 28 Oktober 1928, para peserta Kongres Pemuda II bersepakat merumuskan tiga janji yang kemudian disebut sebagai Sumpah Pemuda.

Adapun isi Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut:

Pertama

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga

Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Menurut Azyumardi Azra, seperti dikutip oleh Asvi Warman Adam dalam buku Menguak Misteri Sejarah [2010], Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan.

Sementara dalam buku Literasi Politik [2019] yang ditulis Gun Gun Heryanto dan kawan-kawan diungkapkan bahwa ikrar sebagai satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa merupakan ikrar yang sangat monumental bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

Ikrar ini atau Sumpah Pemuda yang dibacakan di arena Kongres Pemuda II dan dihadiri oleh kaum muda lintas suku, agama, dan daerah, nantinya, 17 tahun kemudian, melahirkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1945.

Makna yang terkandung adalah bahwa peristiwa bersejarah itu mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa. Sumpah Pemuda membuktikan, perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu".

Baca juga: Johanna Masdani Sang Pembaca Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda juga memuat banyak nilai positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sri Sudarmiyatun dalam buku berjudul Makna Sumpah Pemuda [2012] menyebutkan nilai-nilai Sumpah Pemuda antara lain:

Nilai patriotisme, gotong-royong, musyawarah untuk mufakat, cinta tanah air, kekeluargaan, persatuan dan kesatuan, kerukunan, kerja sama, cinta damai, serta tanggung jawab.

Maka, Sumpah Pemuda hendaknya bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi generasi muda Indonesia sekarang untuk membawa negara ini ke arah perubahan yang lebih baik, bukan justru terpecah-belah dalam pusaran konflik antar sesama anak bangsa sendiri.

Baca juga artikel terkait HARI SUMPAH PEMUDA atau tulisan menarik lainnya Iswara N Raditya
[tirto.id - isw/agu]


Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề