Jelaskan perbedaan antara konsep Berpikir kronologis dan periodisasi beserta contohnya

Konsep berpikir kronologis – Belajar sejarah merupakan salah satu hal yang begitu menyenangkan. Meski begitu ternyata banyak sekali lho pendekatan dalam belajar sejarah agar lebih mudah dipahami lagi informasi yang digali dari peristiwa sejarah tersebut. Salah satunya adalah pendekatan dengan berpikir kronologis.

Bahkan para pakar pun juga membutuhkan pendekatan konsep berpikir kronologi untuk mendapatkan informasi yang lebih presisi atau lebih pas dan lengkap. Mungkin beberapa dari kalian masih belum begitu mengerti apa itu konsep berpikir kronologis.

Tak perlu khawatir lagi akan hal tersebut. Sebab semua hal yang berkaitan dengan konsep berpikir kronologis bisa kalian dapatkan di sini. Tanpa perlu ragu lagi, yuk mari baca penjelasan yang ada di bawah ini.

Pengertian Berfikir Kronologis

Sebelum memasuki penjelasan lebih dalam tentang konsep berfikir kronologis. Kalian bisa membaca terkait dengan pengertian dari berpikir kronologis. Sebab beberapa orang hanya tau kata berfikir kronologis namun tak tahu apa arti dari berfikir kronologis itu sendiri.

Kronologis sendiri memilki sebuah arti sebagai sebuah pengetahuan akan urutan waktu dari peritiwa yang telah terjadi pada masa lalu secara runtut. Secara mudahnya berfikir kronologis adalah sebuah cara befikir secara runtuk dalam suatu peristiwa. Jadi konsep ini sangat penting sekali digunakan dalam suatu analisa peristiwa yang terjadi pada masa lalu.

Dengan adanya pendekatan konsep berfikir kronologis pada analisis sebuah peritiwa yang terjadi pada masa lalu akan lebih mudah mengetahui urutan peritiwa secara urut, runtut, dan berkesinambungan secara utuh.

Para sejarawan juga menggunakan konsep berpikir kronologis dalam melakukan analisis sebuah peristiwa sejarah. Sebab untuk mentahui urutan peritiwa dari yang pertama hingga akhir secara urut. Dilihat dari hal tersebut bisa disimpulkan jika pendekatan berfikir kronologis begitu penting sekali untuk analisis sebuah peritiwa yang telah terjadi di masa lalu.

Makna Konsep Berpikir Kronologis

Setelah kalian sudah mengerti apa itu arti dari konsep berpikir kronologi. Berikutnya akan dijelaskan dari apa itu makna berfikir kronologis. Makna dari berpikir kronologis adalah agar kalian bisa mengerti urutan kejadian secara rinci tanpa ada yang terlewat dari terkait dengan peristiwa yang telah terjadi tersebut.

Hal tersebut juga sudah dijelaskan dalam pengertian berpikir kronologis. Namun dengan mengetahui makna konsep berpikir kronologis, kalian bisa lebih tau lagi kenapa perlu menggunakan konsep tersebut ketika melakukan proses analisis suatu peristiwa yang terjadi pada masa lalu.

Ciri-Ciri Berfikir Kronologis

Pendekatan berfikir kronologis dalam peristiwa yang terjadi di masa lalu ternyata ada beberapa ciri lho di dalamnya. Dengan memahami apa saja ciri dari berfikir kronologis ini kalian akan lebih mudah memahami dan menerapkan pendekatan berifkir kronologi.

Lantas apa saja sih sebenarnya ciri yang dimiliki oleh berfikir kronologis ? Berikut merupakan beberapa ciri yang dimiliki oleh pendekatan berfikir konologis dalam analisis sebuah peristiwa yang terjadi di masa lalu.

Ciri yang pertama adalah bersifat vertikal, dimana pada poin ini akan mengacu pada urutan kejadian yang telah berlangsung. Jadi nantinya setiap kejadian akan diurutkan dari awal hingga akhir hingga runtut.

Berikutnya adalah penekanan pada proses durasi.  Dimana proses pendekatan berpikir kronologis dalam mempelajari jika sejarah atau kejadian di masa lalu merupakan sebuah proses waktu.

Berbeda dengan pendekatan berpikir sinkronis yang cakupannya lebih sempit. Dalam berpikir secara kronologis cakupan yang diberikan lebih luas.

Setiap analisis kejadian pada masa lalu dengan pendekatan berfikir kronologis mampu memberikan hasil atau informasi yang begitu lengkap karena cakupan yang dilakukan juga begitu luas.

Dengan menggunakan proses pendekatan berpikir kronologis untuk sebuah peristiwa yang terjadi pada masa lalu maka informasi yang didapatkan bisa berupa kesinambungan antara satu kejadian dengan kejadian masa lalu. Sebab dalam analisis akan ada penekanan waktu kejadian antara satu sama lain yang masih berkaitan.

Dengan melakukan proses pendekatan berfikir kronologis pada kejadian masa lalu maka hasil yang didapatkan bisa berupa perbandingan. Perbandingan ini antara lain seperti sebab akibat atau kejayaan dan kehancuran dari adanya suatu peristiwa yang terjadi pada masa lalu.

Contoh Berpikir Kronologis

Meski kalian sudah memahami pengertian dari berpikir kronologis, ciri-ciri dan juga makna. Maka agar kalian bisa lebih mudah memahami bagaimana sih penerapan pendekatan berpikir kronologis dalam analisis peristiwa yang terjadi di masa lalu.

Tentunya diperlukan beberapa contoh agar bisa lebih paham lagi bagaimana hasil dan juga proses analisis yang dilakukan pada peristiwa masa lalu dengan pendekatan berpikir kronologis. Berikut adalah beberapa contoh pendekatan berpikir kronologis pada analisis peristiwa masa lalu.

Contoh pertama:

Dikutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, penggunaan berfikir kronologis adalah sebuah ciri khas dalam berfikir sejarah yang memusatkan pada sebuah proses terjadinya sebuah peristiwa pada masa lalu.

Sebagai contohnya adalah pada materi demokrasi liberal tahun 1950 sampai 1959 yang bisa diuraikan menjadi memanjang. Selain itu uraian kronologis pembentukan pemerintahan demokrasi liberal sampai adanya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 juga bisa lebih mudah didapatkan.

Pada catatan sejarah ada 7 kali pergantian kabinet sekitar tahun 1950 hingga 1959. Berikut adalah catatan pergantian kabinet pada tahun tersebut.

  1. Kabinet Natsir dari tanggal 6 September 1950 hingga 21 Maret 1951
  2. Kabinet Sukiman dari tanggal 27 April 1951 hingga 3 April 1952
  3. Kabinet Wilopo dari tanggal 3 April 1952 hingga 3 Juli 1953
  4. Kabinet Ali Sastroamidjojo dari tanggal 31 Juli 1953 hingga 12 Agustus 1955
  5. Kabinet Burhanuddin Harahap dari tanggal 12 Agustus 1955 hingga  3 Maret 1956
  6. Kabinet Ali II dari tanggal 20 Maret 1956 hingga 4 Maret 1957
  7. Kabinet Djuanda dari tanggal 9 April 1957 hingga 5 Juli 1959

Dari contoh tersebut dapat dilihat jika adanya pendekatan berpikir kronologis pada analisa peristiwa Demokrasi Liberal dari tahun 1950 hingga keluarnya Dekrit Presiden tahun 1959.

Contoh kedua:

Contoh berikutnya adalah pada peristiwa proklamasi 1945 tidak bisa terjadi secara langsung. Pastinya ada beberapa peristiwa lain yang membuat terjadinya peristiwa proklamasi 1945. Tentunya untuk mengetahui peristiwa apa saja sih yang bisa membuat terjadinya proklamasi 1945 itu terjadi diperlukan pendekatan berfikir kronologis.

Uraian sebelum hingga terjadinya peristiwa proklamasi adalah sebagai berikut.

  1. Tanggal 6 Agustus 1945, Amerika melakukan pengeboman pada Kota Hiroshima. Kota Hiroshima adalah kota penting di Negara Jepang.
  2. Lalu pada tanggal 9 Agustus 1945, Amerika melakukan pengeboman pada Kota Nagasaki. Kota Nagasaki juga sebagai salah satu kota penting di Negara Jepang.
  3. Tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada blok Amerika.
  4. Tanggal 15 Agustus 1945, Sutan Syahrir mengetahui berita menyerahnya Jepang
  5. Tanggal 16 Agustus 1945, Golongan Muda memaksa Bung Karno melakukan kemerdekaan Indonesia. Keadaan ini dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok.
  6. Tanggal 17 Agustus 1945, pembacaan teks proklamasi telah dilakukan.

Dengan adanya pendekatan berfikir kronologis seperti pada contoh di atas. Tentunya hasil uraian antara satu peristiwa dengan peristiwa lain yang saling berkesinambungan akan mudah diketahui.

Contoh ketiga:

Contoh berikutnya adalah pada kejadian pasca perang dunia II atau PD2 dijelaskan secara runtut jika komunisme ada dan disegani hingga kurang lebih dalam kurun waktu setengah abad. Dengan adanya hal tersebut dunia harus melalui perang dingin yang bisa berpengaruh terhadap keadaan politik dari banyak Negara.

Akan tetapi hanya dalam dua tahun antara 1989 hingga 1991 dunia juga menyaksikan bubarnya Negara komunis yang ada dalam Eropa Timur. Hal ini juga bisa menjadi tanda jika perang dingin telah usai dan runtuhnya Negara komunisme.

Perbedaan Berfikir Kronologis Dan Sinkronik

Dalam mempelajari sebuah sejarah ada yang namanya pendekatan berfikir kronologis dan nada yang namanya pendekatan berpikir sinkronik. Sebelumnya kalian sudah membaca apa itu berpikir kronologis. Namun dalam poin ini tetap akan dijelaskan secara lebih singkat sebagai bahan pembanding antara berpikir kronologi dan sinkronik.

Dimulai dari pengertian telebih dahulu, berfikir kronologis adalah sebuah cara analisis dengan mengurutkan waktu kejadian dari awal hingga akhir. Tentunya setiap kejadian yang diurutkan secara waktu tersebut adalah ada kaitannya dengan topik besar yang sedang dibahas.

Dengan menggunakan konsep berpikir kronologis ini kalian bisa mengetahui apa saja yang membuat peristiwa tersebut terjadi. Sebab tidak mungkin suatu peristiwa terjadi tanpa ada beberapa peristiwa kecil yang terjadi sebelumnya.

Lalu untuk konsep berpikir sinkronik sendiri adalah sebuah analisis pada sebuah peristiwa yang terjadi waktu tertentu. Jika pada pendekatan berfikir kronologis memiliki konsep melebar. Maka dalam analisis pendekatan sinkronik adalah menyempit. Keduanya sama-sama berguna untuk analisis peristiwa pada masa lalu.

Bahkan para sejarawan menggunakan dua pendekatan ini untuk melakukan analisis sebuah peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lalu. Tentunya hasil yang didapatkan juga akan semakin lengkap.

Jadi kalian bisa menggunakan beberapa teknik pendekatan ini untuk melakukan analisa pada suatu kejadian pada masa lalu.

Setelah membahas terkait dengan pengertian dari keduanya. Maka perbandingan berikutnya adalah pada ciri-ciri dari berfikir kornologis dan berfikir sinkronik.

  • Bersifat vertikal
  • Penekanan dalam proses analisis ditekankan pada durasi atau waktu kejadian yang saling berhubungan
  • Cakupan yang didapatkan dari analisis dengan pendekatan kronologis adalah lebih luas dibandingkan dengan pendekatan sinkronik.
  • Analisis pada satu peristiwa dapat diuraikan dengan lebih jelas
  • Melakukan kajian pada satu peristiwa ke kejadian lain. Tentunya setiap peristiwa tersebut memiliki hubungan
  • Adanya suatu konsep perbandingan
  • Bersifat horizontal
  • Berbeda dengan berfikir kronologis, berfikir singkronik tidak memiliki sebuah perbandingan di dalamnya
  • Kajian yang dilakukan hanya pada peristiwa yang terjadi pada pada waktu tertentu
  • Cakupan yang ada di dalam pendekatan berfikir sinkronik lebih sempit dibandingkan dengan pendekatan berpikir kronologis
  • Kajian yang dihasilkan akan lebih terstruktur
  • Selain terstruktur, pendekatan berpikir sinkronik pada suatu analisis peristiwa yang terjadi di masa lalu juga lebih sistematis
  • Kajian yang dilakukan bisa dibilang lebih mendalam dan serius

Terakhir perbedaan dari berpikir kronologis dan sinkronik adalah dilihat dari tujuan pendekatan yang dilakukan pada sebuat peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Dimulai dari berpikir kronologis yang memiliki tujuan agar orang mampu berpikir secara kronologis atau secara berurutan dari suatu peristiwa ke peristiwa lain berdasarkan waktu yang saling berhubungan.

Sedangkan tujuan untuk berfikir sinkronik adalah untuk membuat orang tahu akan semua perubahan yang terjadi atas peristiwa pada masa lalu. Meskipun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar.

Namun dalam analisis sebuah peristiwa yang terjadi pada masa lalu akan lebih membantu. Baik ketika proses maupun hasil yang didapatkan setelah melakukan proses tersebut.

Sebelumnya kalian sudah membaca terkait dengan pembahasan berpikir kronologis. Dimulai dari pengertian, ciri-ciri, makna hingga contoh. Selain itu penjelasan terkait dengan perbandingan berfikir kronologis dan sinkronik juga sudah kalian baca.

Memasuki pembahasan yang terakhir adalah pada bagian kesimpulan. Konsep berfikir kronologi adalah sebuah metode analasis suatu peritiwa yang terjadi pada masa lalu dengan menitik beratkan pada waktu.

Artinya waktu dari satu kejadian ke peristiwa lain yang telah terjadi pada masa lalu yang saling berhubungan akan diurutkan secara runtut.  Dalam proses analisis juga akan ada sebuah perbandingan di dalamnya.

Jangkauan hasil analisis dengan bantuan pendekatan berfikir kronologis juga akan lebih besar cakupannya. Tentunya dengan pendekatan berfikir kronologis orang juga akan memiliki pemikiran secara runtut dan teratur setiap melakukan analisa.

Itulah informasi lengkap terkait dengan berpikir kronologis mulai dari pengertian hingga kesimpulan sudah bisa kalian baca semuanya. Jika kalian membutuhkan sebuah buku sejarah agar bisa lebih mudah menerapkan pendekatan konsep berpikir kronologis.

Maka kalian bisa membeli buku dengan judul “Sejarah Nasional Indonesia” di Gramedia. Baik online maupun datang langsung kalian bisa mendapatkan buku dengan judul “Sejarah Nasional Indonesia”.

Jelaskan perbedaan antara konsep Berpikir kronologis dan periodisasi beserta contohnya
Jelaskan perbedaan antara konsep Berpikir kronologis dan periodisasi beserta contohnya

Sejarah Nasional Indonesia

Buku tersebut dibuat oleh Iskandar Syah dengan total halaman di dalamnya adalah 228. Lalu penerbit dari buku “Sejarah Nasional Indonesia” adalah Suluh Media. Harga yang bisa kalian dapatkan ketika membeli buku “Sejarah Nasional Indonesia” di Gramedia.com Rp. 135.000.

Selain buku dengan judul “Sejarah Nasional Indonesia” masih ada buku menarik tentang sejarah yang bisa kalian jadian studi kasus pendekatan konsep berpikir kronologis. Salah satunya adalah buku dengan judul “The President”.

Buku dengan judul “The President” adalah buatan dari Mohamad Sobari. Buku ini diterbitkan pada tahun 2018 lalu. Penerbit dari buku “The President” adalah Kepustakaan Populer Gramedia. Buku ini memiliki total halaman sebanyak 434 lembar. Harga dari buku tersebut adalah Rp. 90.000.

Buku ketiga ini dengan judul “Serdadu Belanda Di Indonesia 1945-1950 : Kesaksian Perang Sisi Sejarah” juga bisa kalian gunakan bahan analisis kejadian masa lalu dengan pendekatan berfikir kronologis. Buku tersebut dibuat oleh Gert Oostindie dan diterbitkan oleh penerbit Buku Obor tahun 2016 lalu.

Jelaskan perbedaan antara konsep Berpikir kronologis dan periodisasi beserta contohnya
Jelaskan perbedaan antara konsep Berpikir kronologis dan periodisasi beserta contohnya

Serdadu Belanda Di Indonesia 1945-1950 : Kesaksian Perang Sisi Sejarah

Jumlah total halaman dari buku “Serdadu Belanda Di Indonesia 1945-1950 : Kesaksian Perang Sisi Sejarah” adalah sebanyak 374 halaman. Sedangkan harga untuk buku buatan dari Gert Oostindie adalah Rp.120.000.

Kalian bisa membeli ketiga buku tersebut secara online pada website resmi Gramedia.com atau datang ke toko buku Gramedia terdekat di kotamu.

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien