Jelaskan perbedaan wahyu yang diturunkan antara surat Al Alaq 1-5 dan surat Al Mudatsir

Wahyu kedua yg turun kepada nabi muhammad saw adalah surah al mudatsir 1-7 yang berisi perintah berdakwah.

Allah SWT menurunkan wahyu kedua tentang perintah dakwah yaitu Quran surah dan ayat berapa?

Wahyu kedua ini terdapat dalam surat Al-Muddassir ayat 1-7. Wahyu kedua ini merupakan perintah kepada Nabi Muhammad untuk memulai dakwah menyiarkan agama Islam. Khadijah menjadi orang pertama yang beriman kepada Allah.

Apa yang diterima Nabi Muhammad pada wahyu pertama?

Di Gua Hira tersebut Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama kali dari Allah SWT berupa Alquran yang disaampaikan melalui Malaikat Jibril berupa Surat Al Alaq.

Berapa jarak turunnya wahyu pertama dan kedua?

Dalam jarak waktu antara wahyu pertama dan kedua, para ulama berbeda pendapat. Ada yang mengemukakan tiga tahun dan ada yang mengatakan kurang dari tiga tahun. Imam Bukhari meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah yang bercerita tentang masa tidak turunnya wahyu itu.

Apa yang Nabi Muhammad lakukan setelah menerima wahyu kedua?

Disinilah turun Wahyu kedua yakni surah Al-Muddatssir (orang yang berselimut) ayat 1-7. Setelah menerima Wahyu kedua, Nabi Muhammad saw. melakukan dakwah secara berangsur-angsur.

Apa isi dari surat Al Mudatsir ayat 1-7?

Ayat 1-7 surat Al Mudatsir berisi tentang beberapa perintah Allah SWT yang ditujukan kepada Rasul-Nya. Ayat ini kerap disebut sebagai ayat tentang kebersihan, tepatnya pada ayat 4-5.

Al Mudatsir surat ke berapa?

Surah Al-Muddassir (bahasa Arab:المدثّر) adalah surah ke-74 dalam al-Qur’an. Surah ini tergolong surah Makkiyah terdiri atas 56 ayat, diturunkan setelah surat Al Muzzammil. Dinamai Al Muddatstsir (Orang yang berkemul) diambil dari perkataan Al Muddatstsir yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Apa nama wahyu yang pertama yang diterima Nabi tulis beserta artinya?

Pada wahyu pertama, malaikat Jibril memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk membaca. Malaikat Jibril berkata: “Iqra!” yang artinya: “bacalah,”. Kemudian Nabi pun menjawab: “Maa ana biqori,”. Yang artinya: “Aku tidak dapat membaca,”.

Apakah wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad tuliskan wahyu tersebut beserta artinya?

Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Wahyu pertama ini tertuang dalam surat Al Alaq ayat 1-5 yang menjadi penanda turunnya Alquran.

Disebut apakah berselang nya waktu turun antara wahyu pertama dan kedua?

Masa tenggang antara wahyu pretama dan wahyu kedua ini disebut Fatratul Wahyu. secara sembunyi-sembunyi setelah turunnya wahyu yang kedua.

Berapa tahun Nabi Muhammad menerima wahyu yang kedua?

Ayat tersebut merupakan wahyu kedua yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan di saat itu adalah bulan Rabi’ Al Awal yang mana usia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam genap 40 tahun.

Setelah menerima wahyu QS Al Hijr 15 94 Rasulullah saw melakukan dakwah secara terang terangan dengan cara mengumpulkan penduduk Mekah di?

Tempat Rasulullah SAW mengumpulkan penduduk Mekkah dan melakukan dakwah terang-terangan adalah BUKIT SHAFA. Dakwah ini dilakukan setelah Beliau menerima wahyu dari Allah yakni Surah Al-Hijr ayat 94. Pada ayat tersebut, Allah SWT menyeru agar dakwah disampaikan secara terang-terangan.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan Amul Huzni?

Amul Huzni adalah tahun kesedihan yang membuat hati Nabi Muhammad merasa begitu sedih. Lantas, apa yang membuatnya sedih? Salah satunya yang membuat beliau bersedih lantaran beliau ditinggalkan oleh dua orang yang begitu beliau dikasihi. Dua orang yang selama ini menjadi penjaga bagi Nabi Muhammad SAW.

Bagaimana bunyi surat Al Mudatsir ayat pertama?

1. Wahai orang yang berkemul (berselimut)! 2. bangunlah, lalu berilah peringatan!

Apa arti dari Quran Surat Al Muddassir 30 tersebut?

QS. Al-Muddassir Ayat 30 Ayat ini menegaskan bahwa Saqar itu dijaga oleh 19 malaikat yang dikepalai oleh Malik. Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan Ibnu Mardawaih dari al-Bara’ bahwa serombongan orang Yahudi pernah bertanya kepada sebagian sahabat Nabi tentang penjaga-penjaga neraka Jahanam.

Jakarta, Aktual.com – Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT secara berangsur-angsur selama 23 tahun semenjak Nabi Muhammad SAW diutus menjadi Nabi. Selama itu, terkumpul firman Allah SWT sebanyak 114 surat.

Lalu dari 114 surat itu, manakan surat yang pertama kali diturunkan?

Menjawab pertanyaan tersebut, Sayyid Muhammad bin Alawi al-Makki dalam kitabnya Qawaid al-Asasiyah fii ‘Ulum al-Quran mengatakan bahwa terdapat beberapa perbedaan ulama terkait surat mana yang dahulu diturunkan, yaitu:

Pendapat pertama, surat al-Alaq ayat 1-5.

Pendapat ini didukung oleh hadits Rasulullah SAW yang menceritakan tentang waktu saat beliau melakukan khalwat di gua hira, yaitu sebagai berikut:

عن عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهَا قَالَتْ: كَانَ أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم مِنَ الْوَحْيِ الرُّؤْيَا الصَّادِقَةَ فِي النَّوْمِ. فَكَانَ لاَ يَرَى رُؤْيَا إِلاَّ جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ. ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلاَءُ، فَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ يَتَحَنَّثُ فِيهِ، (وَهُوَ التَّعَبُّدُ) اللَّيَالِيَ أُولاَتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى أَهْلِهِ، وَيَتَزَوَّدُ لِذلِكَ، ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا حَتَّى فَجِئَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍ، فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ: اقْرَأْ. قَالَ: “مَا أَنَا بِقَارِئٍ” قَالَ، فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ، ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ: اقْرَأْ. قَالَ قُلْتُ: مَا أَنَا بِقَارِئٍ، قَالَ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ: اقْرَأْ. فَقُلْتُ: مَا أَنَا بِقَارِئٍ، فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ. ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ: ﴿ اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ * خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ * اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأَكْرَمُ * الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ * عَلَّمَ الإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴾

Dari [Aisyah] -Ibu Kaum Mu’minin-, bahwasanya dia berkata: “Permulaaan wahyu yang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah dengan mimpi yang benar dalam tidur. Dan tidaklah Beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya subuh. Kemudian Beliau dianugerahi kecintaan untuk menyendiri, lalu Beliau memilih gua Hiro dan bertahannuts yaitu ‘ibadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya sebelum kemudian kembali kepada keluarganya guna mempersiapkan bekal untuk bertahannuts kembali. Kemudian Beliau menemui Khadijah mempersiapkan bekal. Sampai akhirnya datang Al Haq saat Beliau di gua Hiro, Malaikat datang seraya berkata: “Bacalah?” Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca”. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: “Bacalah!” Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca”. Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: “Bacalah!”. Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca”. Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah).” (HR. Bukhari).

Pendapat kedua, surat al-Mudatsir.

Ada yang berpendapat bahwa surat al-Mudatsir menjadi surat yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT. Hal tersebut berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang berbunyi:

سألتُ جابرَ بنَ عبدِ اللهِ : أيُّ القرآنِ أنْزِلَ أوَّلُ ؟ فقالَ : ﴿يَا أَيُّهَا المُدَّثِّرُ﴾ . فقلتُ : أنْبِئْتُ أنَّهُ : ﴿اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ﴾ . فقالَ : لا أخْبِرُكَ إلا بمَا قالَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ ، قالَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ : جَاوَرْتُ في حِراءَ ، فلمَّا قضَيتُ جِوارِي هَبَطْتُ ، فاسْتَبْطَنْتُ الوادِيَ ، فَنُودِيتُ ، فَنَظَرْتُ أمَامِي وخَلْفِي ، وعن يمِينِي وعن شِمَالي ، فإذَا هوَ جالسٌ على عرْشٍ بينَ السماءِ والأرضِ ، فَأَتَيْتُ خدِيجَةَ فقلتُ : دَثِّرُونِي وصبُّوا عليَّ ماءً بارِدًا ، وأُنْزِلَ عليَّ : ﴿يَا أَيُّهَا المُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ﴾

“Aku bertanya kepada Jabir bin Abdillah: ayat Al Qur’an mana yang pertama kali turun? Jabir menjawab: Yaa ayyuhal muddatsir. Abu Salamah menukas: bukanlah iqra bismirabbika? Jabir mengatakan: tidak akan aku kabarkan kecuali apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda: “Aku berdiam diri di gua Hira’, ketika selesai berdiam, aku pun beranjak turun (keluar). Lalu ada yang menyeruku, aku pun melihat ke sebelah depan dan belakangku dan ke sebelah kanan dan kiriku. Ternyata, (yang memanggilku) ia duduk di atas Arasy antara langit dan bumi. Lalu aku bergegas mendatangi Khadijah lalu aku berkata, ‘Selimutilah aku. Dan tuangkanlah air dingin pada tubuhku’. Lalu turunlah ayat: ‘Yaa ayyuhal muddatsir, qum fa-anzhir warabbaka fakabbir (Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan berilah peringatakan. Dan Tuhan-mu, agungkanlah)’” (HR. Bukhari).

Pendapat kedua, surat al-Mudatsir.

Ada yang berpendapat bahwa surat al-Mudatsir menjadi surat yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT. Hal tersebut berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang berbunyi:

سألتُ جابرَ بنَ عبدِ اللهِ : أيُّ القرآنِ أنْزِلَ أوَّلُ ؟ فقالَ : ﴿يَا أَيُّهَا المُدَّثِّرُ﴾ . فقلتُ : أنْبِئْتُ أنَّهُ : ﴿اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ﴾ . فقالَ : لا أخْبِرُكَ إلا بمَا قالَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ ، قالَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ : جَاوَرْتُ في حِراءَ ، فلمَّا قضَيتُ جِوارِي هَبَطْتُ ، فاسْتَبْطَنْتُ الوادِيَ ، فَنُودِيتُ ، فَنَظَرْتُ أمَامِي وخَلْفِي ، وعن يمِينِي وعن شِمَالي ، فإذَا هوَ جالسٌ على عرْشٍ بينَ السماءِ والأرضِ ، فَأَتَيْتُ خدِيجَةَ فقلتُ : دَثِّرُونِي وصبُّوا عليَّ ماءً بارِدًا ، وأُنْزِلَ عليَّ : ﴿يَا أَيُّهَا المُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ﴾

“Aku bertanya kepada Jabir bin Abdillah: ayat Al Qur’an mana yang pertama kali turun? Jabir menjawab: Yaa ayyuhal muddatsir. Abu Salamah menukas: bukanlah iqra bismirabbika? Jabir mengatakan: tidak akan aku kabarkan kecuali apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda: “Aku berdiam diri di gua Hira’, ketika selesai berdiam, aku pun beranjak turun (keluar). Lalu ada yang menyeruku, aku pun melihat ke sebelah depan dan belakangku dan ke sebelah kanan dan kiriku. Ternyata, (yang memanggilku) ia duduk di atas Arasy antara langit dan bumi. Lalu aku bergegas mendatangi Khadijah lalu aku berkata, ‘Selimutilah aku. Dan tuangkanlah air dingin pada tubuhku’. Lalu turunlah ayat: ‘Yaa ayyuhal muddatsir, qum fa-anzhir warabbaka fakabbir (Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan berilah peringatakan. Dan Tuhan-mu, agungkanlah)’” (HR. Bukhari).

Pendapat ketiga, bahwasanya surat yang pertama diturunkan adalah surat al-Fatihah.

Pendapat ini disampaikan oleh Badruddin az-Zarkasyi yang mengutip hadits Nabi Muhammad SAW, yaitu:

عن أبي اسحاق عن أبي ميسرة قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا سمع الصوت انطلق هاربا, وذكر نزول الملك عليه و قوله : الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ … إلى أخرها

“Dari Abu Ishaq dari Abu Maysarah ia berkata, ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mendengar suara (gaib) beliau pun pergi dalam keadaan takut. Kemudian beliau menyebutkan tentang datangnya Malaikat dan menyampaikan: Alhamdulillahi rabbil ‘alamin… sampai akhir surat.”

Dari kesemua pendapat tersebut, Sayid Muhammad bin Alawi al-Makki al-Hasani memberikan pendapat bahwa pendapat pertama yang menjadi pendapat yang paling kuat dan paling shahih.

Pendapat kedua dibantah oleh beliau, karena pendapat yang kedua itu adalah surat yang pertama kali diturunkan secara khusus untuk menyebarkan Islam. Bukan, surat yang pertama kali diturunkan secara mutlak.

Sedangkan pendapat ketiga adalah surat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT secara sempurna.

Waallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

(Nusantara Network)