Jelaskan pesan yang dapat diambil dari kisah nabi Muhammad

memperingati Isra Miraj. arie sunaryo©2013 Merdeka.com

SUMUT | 11 Maret 2021 13:35 Reporter : Ani Mardatila

Merdeka.com - Al-Isra 'wal-Mi'raj adalah keajaiban kedua setelah wahyu Al-Qur'an dan oleh karena itu penting agar kita tidak membiarkan malam ini berlalu begitu saja tanpa merenungkan pelajarannya dan hikmahnya.

Seluruh umat Muslim tahu bahwa Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa sangat penting yang terjadi pada bulan Rajab. Peristiwa Isra Miraj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW ketika mendapatkan perintah salat dari Allah SWT.

Isra merupakan perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Yerussalem. Sedangkan Miraj merupakan kisah perjalanan Nabi dari bumi naik ke langit ketujuh dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha [akhir penggapaian] untuk menerima perintah Allah SWT menjalankan salat lima waktu dalam sehari semalam.

Perjalanan penting ini berdampak langsung pada kehidupan kita sehari-hari sebagai umat Islam dimana Nabi Muhammad SAW berpesan kepada para pengikutnya untuk mendirikan salat lima waktu yang intinya untuk menjalankan rukun Islam.

Berikut merdeka.com merangkum empat pelajaran berharga yang diambil dari peristiwa Isra Miraj dilansir dari laman muslim.sg:

2 dari 5 halaman

Peristiwa Isra Miraj itu sendiri tampak sulit dipercaya dengan akal sehat, di luar imajinasi orang-orang saat itu. Bahkan saat ini, perjalanan dari Makkah ke Yerusalem memakan waktu lebih dari 2 jam dengan pesawat.

Dan dibutuhkan lebih dari satu hari untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa. Kisah Isra Miraj mungkin terdengar fiksi. Namun, kita harus percaya dengan hati kita bahwa itu mungkin seperti yang disebutkan Allah SWT dalam Al-Qur'an tentang acara yang ditunjukkan sebagai bagian dari tanda-tanda-Nya:

اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: “Mahasuci [Allah], yang telah memperjalankan hamba-Nya [Muhammad] pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” [Surah Al-Isra ': 1]

Isra dan Miraj adalah perjalanan spiritualitas di mana kita harus percaya kepada Allah, janji Allah dan apa yang dikendalikan Allah serta apa yang di luar kendali kita.

Kita perlu memiliki niat murni dalam melakukan yang terbaik untuk umat manusia dan tidak hanya untuk pemenuhan diri sendiri. Allah SWT menyebutkan dalam Alquran tentang berusaha keras dalam melakukan yang terbaik, dan juga memiliki niat murni untuk berusaha yang terbaik:

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

Artinya: “Baginya [manusia] ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” Surah Ar-Rad: 11

3 dari 5 halaman

Perjalanan Isra dan Miraj terjadi setelah periode waktu yang disebut “Tahun Kesedihan”. Hal itu karena tahun dimana Nabi Muhammad melihat paman Abu Thalib dan istri tercintanya, Siti Khadijah RA meninggal. 

Ini juga merupakan tahun ketika Nabi Muhammad melakukan perjalanan ke Taif dengan tujuan memenangkan hati masyarakat untuk menerima pesannya. Namun, Nabi Muhammad SAW ditolak dan orang-orang Taif mengganggunya dan melempari dia dengan batu sebagai tanda tidak menyambutnya.

Lelah, ditinggalkan dan terluka, Nabi Muhammad SAW melihat keimanan kepada Allah tidak pernah tergoyahkan, meski tantangannya tak tertahankan. Alih-alih membalas dendam, dia berdoa bukan hanya untuk orang-orang Taif tetapi juga untuk keturunan mereka. 

Allah SWT kemudian memberinya pahala dengan perjalanan indah ini yang dengan sempurna dalam Al-Qur'an:

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ*  اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ

Artinya: “Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.” [Surah al-Inshirah: 5-6]

Allah SWT membawa Nabi Muhammad SAW ke hadirat-Nya untuk memperkuat dan mempersiapkannya menghadapi fase kenabian yang menantang. 

Allah SWT menunjukkan Nabi Muhammad SAW melihat kekuasaan dan perintah-Nya, setelah itu Nabi Muhammad SAW kembali ke bumi dengan lebih tenang dan bahkan lebih bertumpu kepada Allah SWT.

4 dari 5 halaman

Sehari setelah Isra dan Miraj, Nabi Muhammad SAW menceritakan kisah itu kepada sepupunya Umm Hani. Dia terkejut dan mengatakan Nabi Muhammad melihat untuk tidak memberi tahu orang lain karena mereka tidak akan percaya padanya. 

Nabi Muhammad SAW meninggalkan rumah dan pergi menemui Abu Jahl untuk menceritakan kisah perjalanannya. Abu Jahl memanggil orang-orang Makkah untuk mendengarkan cerita Nabi Muhammad SAW. Orang-orang terkejut dan tidak percaya ceritanya.  Beberapa dari mereka pergi ke Abu Bakar RA dan mengatakan kepadanya bahwa Nabi Muhammad SAW mengklaim bahwa dia pergi ke Masjid Al-Aqsa dan melaksanakan sholatnya di sana, dan kembali ke Mekah dalam satu malam. Orang-orang beranggapan bahwa Abu Bakar RA akan memberikan reaksi yang sama dan meninggalkan Nabi SAW. Namun begitu mendengarnya, Abu Bakar RA langsung berkata, “Saya percaya”. Dia tidak mempertanyakan Nabi Muhammad atau meragukan apakah dia mengatakan yang sebenarnya. 

Abu Bakar RA mengetahui bahwa Nabi melihat kepribadian dan karakter yang sebenarnya sebagai Al-Amin, Yang Dapat Dipercaya. Ciri-ciri Nabi Muhammad SAW terangkum dengan baik di dalam Al-Qur'an:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya: “Sungguh, telah ada pada [diri] Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu [yaitu] bagi orang yang mengharap [rahmat] Allah dan [kedatangan] hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” Surah Ahzab: 21

Seberapa indah persahabatan mereka? Abu Bakar menunjukkan kepada kita apa artinya menjadi teman sejati dan bagaimana memiliki Iman [keyakinan] kepada Allah dan Nabi-Nya, bahkan dengan kata-kata tanpa melihatnya dengan matanya.

5 dari 5 halaman

Salat lima waktu adalah salah satu hadiah dari Allah SWT untuk kita. Perintah kepada umat Islam biasanya disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Jibril. Namun, doa harian begitu penting sehingga Nabi Muhammad SAW naik ke surga untuk berbicara kepada Allah secara langsung. 

Ketika pertama kali bertemu dengan Allah SWT, Dia memerintahkan umat Islam salat lima puluh kali sehari. Namun, Nabi Musa AS menasihati dia untuk bernegosiasi untuk mengurangi jumlah salat dalam sehari. 

Nabi Muhammad SAW kembali kepada Allah SWT untuk bernegosiasi beberapa kali sebelum jumlah salat dikurangi menjadi lima kali dalam sehari tetapi dengan pahala salat 50 kali sehari. 

Proses negosiasi merefleksikan rahmat Allah dan Nabi Muhammad SAW melihat kecintaan kepada kita yang juga tercermin dalam hadits Sahih Al-Bukhari.

Namun ketika Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa lagi, beliau berkata salat 5 waktu terlalu berat bagi umatnya.

Nabi pun berkata, “Saya telah meminta begitu banyak kepada Allah sehingga saya merasa malu, tetapi saya puas sekarang dan berserah diri kepada Perintah Allah.” Akhirnya perintah shalat 5 waktu pun ditetapkan.

Perjalanan ajaib Isra Miraj memang memiliki hikmah penting yang relevan dan tepat waktu untuk kita internalisasikan dan amalkan. Pelajaran tersebut juga menunjukkan kemurahan hati dan belas kasihan Allah yang tak terbatas kepada semua ciptaan-Nya. 

[mdk/amd]

3 Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW yang Menginspirasi Foto: Shutterstock

Nabi Muhammad SAW adalah manusia pilihan yang kisah hidupnya menjadi suri teladan umat Islam di seluruh dunia. Di mana semua perkataan dan perbuatan beliau merupakan kebaikan yang membawa petunjuk bagi umat Islam.

Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21 sebagai berikut.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada [diri] Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu [yaitu] bagi orang yang mengharap [rahmat] Allah dan [kedatangan] hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.[QS Al Ahzab : 21].

Ada begitu banyak kisah inspiratif dari hidup Rasulullah SAW yang bisa diteladani umat muslim. Nah, berikut ini adalah 3 kisah pilihan yang bisa diteladani dan diambil pelajarannya.

Nabi Muhammad SAW adalah seorang berhati mulia yang senantiasa lemah lembut pada sesama, bahkan pada seorang yang selalu menghinanya. Dikisahkan dalam sebuah cerita, suatu hari pernah ada seorang pengemis Yahudi buta yang menetap di sebuah pasar di Madinah.

Bukan hanya mengemis, ia juga selalu berseru sumpah serapah dan menghina nabi di hadapan orang-orang yang lewat di pasar tersebut. “Jangan dekati Muhammad! Jauhi dia! Jauhi dia! Dia orang gila. Dia itu penyihir. Jika kalian mendekatinya maka kalian akan terpengaruh olehnya.

Pengemis itu hampir setiap hari ditemani oleh seorang di sisinya. Orang tersebut dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang menyuapinya. Mendengar hinaan tersebut, orang yang menyuapi si pengemis hanya terdiam dan terus menyuapinya makanan ke hingga habis.

3 Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW yang Menginspirasi Foto: Qiswah Tour

Sampai suatu hari si pengemis buta Yahudi itu tidak lagi ditemani oleh orang yang biasa menyuapinya. Kemudian datanglah seorang yang lain dan menyuapinya.

Orang lain tersebut ialah Abu Bakar Ash Shiddiq sahabat Rasulullah SAW. Ketika mendengar sumpah serapah pengemis tersebut kepada nabi, hati dan kepala Abu Bakar mendidih mendengarnya, nahun ia menahan amarahnya.

Kemudian si pengemis berkata “Kau bukan orang yang biasa memberiku makanan,” hardik si pengemis buta.

Aku orang yang biasa,” kata Abu Bakar.

Tidak. Kau bukan orang yang biasa ke sini untuk memberiku makanan. Apabila dia yang datang, maka tak susah tangan ini memegang dan tak susah mulutku mengunyah. Dia selalu menghaluskan terlebih dahulu makanan yang akan disuapinya ke mulutku," sangkal si pengemis buta kepada Abu Bakar.

Mendengar perkataan pengemis buta tersebut, Abu Bakar tak kuasa membendung rasa harunya. Air matanya tumpah tak tertahankan, beliau menangis sampai terisak-isak.

Memang benar, aku bukan orang yang biasa datang membawa makanan dan memberimu suapan atas makanan itu. Aku memang tidak bisa selemah lembut orang itu.”

Ketahuilah bahwa Aku adalah salah satu sahabat orang yang setiap hari menyuapimu tersebut. Orang yang dulu biasa ke sini dan memberimu makan dan menyuapimu telah wafat. Aku hanya ingin melanjutkan amalan yang ditinggalkan orang tersebut, karena Aku tidak ingin melewatkan satu pun amalannya setelah kepergiannya,” lanjut Abu Bakar.

Kemudian si pengemis buta tersebut terdiam sejenak dan bertanya siapa orang yang selama ini memberinya makan dan juga menyuapinya. Kemudian Abu Bakar menjawab, “Ketahuilah, bahwa Ia adalah Muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang yang setiap hari kau hinakan dan kau rendahkan di depan orang banyak di pasar ini.

Mendengarnya, si pengemis buta itu tertegun. Kemudian bibirnya bergetar dan air matanya tumpah membahasi pipinya yang mulai keriput.

Si pengemis buta tersadar, betapa orang yang selama ini ia hinakan justru memperlakukannya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Ia justru malah merasa lebih hina dari apapun yang ada di dunia ini.

Selama ini aku telah menghinanya, memfitnahnya, bahkan saat Muhammad ada di sampingku sedang menyuapi aku. Tapi dia tidak pernah memarahiku. Dia malah dengan sabar melembutkan makanan yang di masukkan ke dalam mulutku. Dia begitu mulia.” Kata pengemis buta dalam tangisnya.

Seketika itu juga, pengemis Yahudi buta itu kemudian masuk Islam. Ia bersaksi di hadapan Abu Bakar Ash Shiddiq, mengucapkan dua kalimat syahadat ‘La ilaha illallah. Muhammadar Rasulullah.’ Si pengemis buta memilih memeluk Islam setelah cacian dan sumpah serapahnya kepada nabi Muhammad SAW dibalas dengan kasih sayang yang tulus.

3 Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW yang Menginspirasi Foto: Shutterstock

Tidak Suka Menyimpan Uang

Nabi Muhammad SAW adalah seorang ahli sedekah yang tidak pernah tamak dan serakah pada harta. Bahkan ia hidup sederhana dan tidak suka menimbun harta atau uang di rumahnya.

Sebagaimana dikisahkan dalam kisah berikut. Saat kondisi kesehatan Rasulullah SAW semakin memburuk karena sakit yang beliau derita, Beliau bertanya pada Aisyah Ra tentang uang yang ia titipkan padanya sebelum ia sakit.

Beliau lupa pernah menitipkan uang dan teringat saat sakit. Rasul bertanya dengan suara parau, “Aisyah, dimana uang yang pernah kutitipkan padamu sebelum sakit?” tolong kau bagikan uang itu di jalan Allah. Karena aku akan malu bertemu Allah SWT yang dicintai,sedangkan dirumahnya masih ada timbunan dan simpanan uang.”

Dari kisah tersebut dapat terlihat betapa Rasulullah SAW adalah seorang yang rendah hati dan tuma'ninah. Meski sedang sakit dan hidup sederhana, Nabi Muhammad SAW tak pernah ingin menimbun harta atau memakannya hartanya sendiri. Ia senantiasa selalu berbagi dan mengingat orang lain.

3 Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW yang Menginspirasi Foto: Shutterstock

Nabi Muhammad SAW adalah manusia di muka bumi yang paling taat kepada Allah SWT. Meski telah dijamin surga, beliau tetap khusu dalam beribadah dan takut pada Allah SWT. Beliau juga sangat berhati-hati dan waspada pada apa yang beliau lakukan, termasuk pada apa yang beliau makan dan minum.

Pernah dikisahkan dalam sebuah cerita, pada suatu malam Aisyah RA mendapati Rasulullah SAW tidak bisa tidur dan hanya membolak-balik tubuhnya diatas ranjang penuh dengan kegelisahan.

Ia pun bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa tidak tidur semalaman?” Rasulullah lalu menjawab, “Hari ini aku menemukan sebuah kurma di tengah jalan, kemudian aku ambil buah itu dan memakannya karena aku pikir lebih baik dimakan daripada busuk dan terbuang sia-sia, sekarang aku merasa gelisah karena siapa tahu jika kurma yang kumakan itu termasuk harta sedekah.

Dari kisah tersebut kita dapat mengetahui bahwa Rasulullah SAW memiliki sifat yang hati-hati dan waspada akan sesuatu yang bukan menjadi miliknya. Ia sangat teliti dan tegas dalam menerapkan hukum, bahkan hanya untuk sebiji kurma yang ditemukannya di jalan.

Nah, itulah tiga kisah hidup Rasulullah yang bisa dijadikan suri teladan bagi semua umat Islam. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah-kisah Rasulullah tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 2

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề