jelaskan proses instalasi pengolahan limbah cair domestik
Guys kamu tentu sering melihat sungai atau selokan yang kotor kan di kota kamu. Salah satu penyebab sungai kotor adalah karena limbah cair. Lalu bagaimana penanganan limbah cair yang benar dan tidak merusak lingkungan itu?. Limbah cair dapat ditangani dengan cara menyediakan atau membangun sarana dan prasarana untuk penanganan limbah, monitoring, dan evaluasi. Limbah cair dapat dibedakan menjadi limbah cair domestik dan limbah cair industri.
B. Penanganan limbah cair domestik
Limbah cair domestik ada yang tidak berbahaya dan ada yang berbahaya. Limbah yang tidak berbahaya misalnya adalah air cucian beras, sayur, atau daging. Limbah ini dapat digunakan untuk menyiram tanaman. Sementara limbah yang berbahaya bagi lingkungan adalah tinja manusia. Untuk menangani limbah berupa tinja manusia, dapat dilakukan beberapa cara berikut ini.
Cubluk adalah lubang yang diberi dinding tidak kedap air di bagian atasnya, serta diberi tutup. Limbah dari jamban langsung dialirkan ke cubluk. Jika satu cubluk sudah penuh, limbah dialirkan ke cubluk lainnya. Cubluk sebaiknya dibuat dengan jarak 15 m dari galian sumur agar limbah dari cubluk tidak mencemari sumur.
2.) Pembuatan tangki septik konvensional
Tangki septik konvensional berupa bak kedap air yang dilengkapi dengan pipa ventilasi dan lubang kontrol. Limbah cair disimpan selama 1 hari di dalam tangki septik, kemudian dialirkan ke dalam sumur resapan. Partikel padatan dalam limbah akan mengendap dan membentuk lumpur tinja. Di atas tangki septik, diberi lubang pemeriksaan yang berfungsi sebagai lubang penyedot tinja.
3.) Pembuatan tangki biofilter (up-flow-filter)
Sistem ini terdiri atas bak pengendap, ruang media filter, dan ruang resapan.
a. Bak pengendap berfungsi mengendapkan partikel padat menjadi lumpur tinja. Air luapan yang berasal dari bak pengendap dialirkan ke ruang media filter.
b. Ruang media filter berisi media filter yang terdiri atas pecahan batu, batu apung, ijuk, dan kerikil. Pada permukaan media filter, tumbuh lapisan tipis mikroorganisme berupa bakteri anaerob yang akan menguraikan bahan organik dalam limbah cair. Air luapan dari ruang media filter dialirkan ke ruang resapan.
c. Ruang resapan berisi kerikil, pasir, dan ijuk.
4.) Pembuatan Instalasi Pengolahan Limbah Cair Domestik (IPLCD)
Instalasi pengolahan limbah cair domestik biasanya dibangun untuk perkantoran, restoran, hotel, dan rumah sakit. Pengolahan limbah cair pada instalasi tersebut terdiri atas 3 proses, yaitu proses fisika, kimia, dan biologi. Urutan dalam proses pengolahan ini adalah sebagai berikut.
a. Pengolahan pendahuluan merupakan proses penyaringan benda-benda kasar yang terbawa dalam limbah cair, mencampur limbah dalam bak ekualisasi, dan mengatur agar aliran limbah yang menuju ke bak aerasi selalu tetap (tidak berfluktuasi).
b. Pengolahan pertama merupakan proses untuk mengendapkan pasir dan partikel padatan lainnya.
c. Pengolahan kedua merupakan proses secara biologis untuk mengurangi bahan organik, pengendapan partikel padatan kedua, serta disinfeksi (membunuh mikroba patogen).
Pada limbah rumah sakit, diperlukan proses disinfeksi dengan dosis khusus.
d. Pengolahan ketiga merupakan pengolahan lumpur. Caranya adalah dengan mengumpulkan lumpur dan mengurangi kadar air (pemekatan lumpur), menstabilkan, dan mengeringkan lumpur.
B. Penanganan limbah cair industri
Limbah cair industri dapat ditangani dengan sistem setempat dan sistem terpusat.
1.) Penanganan sistem setempat
Pada sistem setempat, industri membuat instalasi pengolahan limbah sendiri. Limbah yang dihasillkan diupayakan sesedikit mungkin dan dapat dimanfaatkan kembali.
2.) Penanganan sistem terpusat
Sistem terpusat dikembangkan di daerah kawasan industri yang menghasilkan berbagai jenis limbah yang berbeda. Oleh karena itu, setiap industri harus mengolah limbahnya terlebih dahulu hingga efluen limbah memenuhi syarat tertentu sebelum masuk ke jaringan air kotor dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Efluen adalah air buangan atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan biological oxygen demand (BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas, dan insektisida
A. penyaringan - pengendapan - proses biologis - pengalahan lumpur B. pengendapan - proses biologis - penyaringan - pengolahan lumpur C. proses biologis - penyaringan - pengendapan - pengolahan lumpur D. pengolahan lumpur - pengendapan - penyaringan - proses biologis E. pengolahan lumpur - penyaringan - pengendapan - proses biologis
Jawaban: Pembahasan:
Prinsip kerja instalasi pengolahan limbah cair domestik (IPLCD) secara berurutan adalah penyaringan - pengendapan - proses biologis - pengalahan lumpur
Terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam penanganan limbah cair dan penanggulangan pencemaran air, yaitu (1) pendekatan non-teknis dan (2) pendekatan teknis. Pendekatan non-teknis dilakukan dengan penerbitan peraturan-peraturan sebagai landasan hukum oleh pemerintah bagi pengelola badan air dan penghasil limbah, sosialisasi peraturan, serta penyuluhan tentang peraturan tersebut pada masyarakat. Sementara itu, pendekatan teknis dapat dilakukan dengan penyediaan atau pengadaan sarana dan prasarana penanganan limbah, monitoring, serta evaluasi hasil pelaksanaannya. Limbah cair domestik ada yang berbahaya, tapi ada juga yang tidak. Limbah cair yang tidak berbahaya, misalnya air bekas cucian beras atau sayuran, air tersebut malah dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain, misalnya untuk menyirami tanaman. Pada bagian ini, yang akan kita bahas adalah tentang limbah cair berbahaya, yaitu tinja manusia. Penanganan limbah tinja manusia dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut. a. Cubluk, berupa lubang berdinding yang tidak kedap air di bagian atasnya dan dilengkapi dengan tutup. Limbah dari WC atau jamban langsung dialirkan ke dalam cubluk. Bila cubluk sudah penuh, limbah harus dialirkan ke cubluk lain. Cubluk sebaiknya dibuat dengan jarak tidak kurang dari 15 m dari galian sumur agar limbah yang berasal dari cubluk tidak mencemari sumur tersebut. b. Tangki septik konvensional, berupa bak yang kedap air, dilengkapi dengan pipa ventilasi dan lubang kontrol. Limbah cair disimpan sealama paling sedikitnya satu hari di dalam tangki septik, baru kemudian dialirkan ke sumur resapan. Partikel yang berada didalam limbah akan mengendap dan membentuk lumpur tinja. Di atas tangki septik biasanya diberi lubang penyedot tinja. c. Tangki septik biofilter (up-flow filter). Tangki septik biofilter terdiri atas beberapa bagian yaitu : bak pengendap, ruangan yang berisi media filter (batu pecah, batu apung, ijuk, dan kerikil), dan ruang resapan (kerikil, pasir, dan ijuk). Bak pengendap ini berfungsi untuk mengendapkan partikel padatan menjadi lumpur tinja. Air luapan dari bak pengendap dialirkan ke ruang yang berisi media filter. Pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan tipis mikroorganisme (bakteri anaerob) yang berguna untuk menguraikan bahan organik dalam limbah cair tersebut. Kemudian, air luapan dari ruangan media filter selanjutnya dialirkan ke ruang resapan. d. Instalasi pengolahan limbah cair domestik (IPLCD) Instalasi pengolahan limbah cair domestik atau IPLCD biasanya dibangun untuk perkantoran, hotel, restoran, dan rumah sakit. Pengolahan limbah cair ini meliputi tiga proses, yaitu proses fisik, proses kimiawi, dan proses biologis. pengolahannya meliputi beberapa tahapan dengan urutan sebagai berikut.
Sistem penanganan limbah industri dapat dilakukan dengan cara penanganan sistem setempat dan sistem terpusat.
Page 2
|