Jelaskan secara singkat bangsa Portugis dan Spanyol dalam melakukan pelayarannya

Jakarta -

Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang datang ke wilayah Asia untuk melakukan perdagangan. Pada tahun 1511, bangsa Portugis memasuki wilayah perairan Indonesia. Di mana lokasi mendaratnya Portugis?

Laut merupakan kekuatan utama bangsa Portugis. Sejak abad ke-15 Portugis mulai mengembangkan teknologi maritim. Bahkan, para pelaut Portugis sudah menggunakan kompas dan peta portolan untuk mengarungi lautan.

Dikutip dari Modul Tema 6 Sejarah Indonesia Paket C setara SMA/MA Kelas XI yang disusun oleh Kemendikbudristek, kemajuan armada laut Portugis tersebut didukung dengan adanya sekolah navigasi yang didirikan oleh Henry "The Navigator". Sekolah tersebut mengajarkan tentang kartografi bagi para pelaut Portugis.

Armada Portugis datang ke Asia menggunakan kapal dagang besar [Nao]. Kapal tersebut dilengkapi dengan tentara, senjata ringan [senapan], dan senjata berat [meriam]. Portugis mengendalikan perdagangan di Asia Tenggara di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque.

Portugis bergerak menuju negara yang kaya akan hasil laut dan rempah-rempah. Pada tahun 1511, bangsa Portugis pertama kali mendarat di Indonesia, tepatnya di daerah Malaka. Dalam penguasaan Portugis, Malaka menjadi pusat perdagangan yang paling ramai di Asia.

Disebutkan dalam buku Suma Oriental yang ditulis oleh pegawai Portugis, Tome Pires, tidak ada pusat perdagangan yang lebih besar dari Malaka. Malaka juga menjadi tempat komoditas utama dari seluruh dunia timur dan barat. Tome Pires mengatakan bahwa tidak ada tempat lain yang memperdagangkan komoditas dengan halus dan mahal.

Pada tahun 1512, Alfonso de Albuquerque mengirimkan armadanya ke Maluku. Armada tersebut membangun monopoli perdagangan cengkeh. Cengkeh dari Indonesia Timur merupakan komoditi yang paling berharga. Armada pertama mendarat di Pulau Banda, Maluku. Pulau tersebut merupakan pusat penghasil pala dan selaput buah pala atau sering disebut fuli.

Dalam rangka memperbesar usaha dagang, Portugis berupaya memperluas wilayah kekuasaannya. Mereka kemudian menguasai Selat Sunda. Pada tahun 1522, Portugis dan Raja Sunda, Sang Hyang Prabu Surawisesa, melakukan kesepakatan perjanjian kerjasama.

Melalui kesepakatan tersebut, bangsa Portugis diizinkan untuk mendirikan benteng di daerah yang disebut "Kepala" dengan syarat memberikan perlindungan kepada Kerajaan Sunda dari kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.

Pada kenyataannya, benteng tersebut tidak pernah dibangun. Pada tahun 1526, armada Portugis yang saat itu dipimpin oleh Fransisco de Saa dihantam topan. Beberapa dari mereka yang sempat selamat kemudian mendarat di Sunda Kepala, namun dibunuh oleh Pasukan Cirebon.

Simak Video "Benteng Tolukko, Benteng Pertama Di Ternate Buatan Panglima Portugis "



[kri/nwy]

Lihat Foto

Encyclopaedia Britannica

Pembagian dunia berdasarkan Perjanjian Tordesillas

KOMPAS.com - Pada akhir abad ke-15, Portugis dan Spanyol mengirim pasukannya untuk berlayar menemukan tanah baru.

Pada 1943, terdengar keberhasilan Colombus yang merupakan penjelajah terbaik dari Spanyol menemukan benua Amerika. Dengan penemuan tersebut, Spanyol meminta Paus untuk mengakui kekuasaan Spanyol.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica [2015], Spanyol juga meminta Portugis dan negara saingan lainnya untuk tidak mengambil bagian dari benua yang beru ditemukan itu.

Untuk mengakomodasi permintaan Spanyol, Paus Alexander VI membagi dunia lewat garis denmarkasi. Garis lurus ditarik dari Kutub Utara ke Kutub Selatan sekitar 320 mil dari barat Kepulauan Tanjung Verde.

Spanyol mendapat hak ekslusif menguasai tanah dari sisi barat garis. Sementara Portugis di sisi timur.

Baca juga: Kedatangan Bangsa Spanyol di Indonesia

Alasan mengapa Portugis dan Spanyol bisa bertemu di Maluku padahal memiliki rute atau jalur pelayaran yang berbeda, karena bumi itu bulat.

Mereka berlayar dengan sisi yang berlainan, namun akan bertemu di titik yang sama meskipun dengan jalur yang berbeda. Spanyol menuju pelayaran barat, sedangkan Portugis pelayaran timur.

Lihat Foto

britannica.com

Ferdinand Magellan

Jalur pelayaran Bangsa Spanyol

Penjelajahan Bangsa Spanyol dipelopori oleh tiga tokoh besar. Untuk sampai ke Kepulauan Maluku, di awali oleh pelayaran Christhoper Columbus.

Jalur yang dilalui Spanyol dalam perjalanannya, yaitu

Pelabuhan Spanyol [Christoper Columbus] - Kepulauan Kanari - Samudera Atlantik - Kepulauan Bahama - San Salvador - Haiti - Selat Magellen [Ferdinand Magheallans] - Kepulauan Massava atau Filipina - Kepulauan Maluku [Juan Sebastian Elcano] - Tanjung Harapan - kembali ke Spanyol.

Baca juga: Perjanjian Tordesillas, Ketika Spanyol dan Portugis Membagi Dunia

Lihat Foto

Royal Museums Greenwich

Ilustrasi kapal armada Portugis

KOMPAS.com - Portugis dan Spanyol adalah dua bangsa Eropa yang memelopori penjelajahan samudra.

Kedua bangsa tersebut menghadapi kesulitan ekonomi paling parah sejak jatuhnya Konstantinopel.

Oleh karena itu, Portugis dan Spanyol memutuskan untuk mencari jalan menuju daerah penghasil barang-barang yang dibutuhkannya, terutama rempah-rempah.

Alhasil, persaingan di antara kedua bangsa tersebut tidak dapat dihindari.

Untuk menghindari perseteruan lebih lanjut, lahirlah Perjanjian Tordesillas pada 7 Juni 1494.

Lewat perjanjian tersebut, Portugis dan Spanyol sepakat membagi dunia menjadi dua bagian dengan garis demarkasi/khayal yang membentang dari Kutub Utara ke Kutub Selatan.

Daerah di sisi barat garis adalah kekuasaan Spanyol, sementara Portugis di sisi timur.

Oleh karena itu, dalam melakukan penjelajahan samudra bangsa Portugis menempuh jalur timur, lewat pantai barat Afrika sampai ke Tanjung Harapan, kemudian menyusuri pantai timur Afrika menuju ke Kalikut, India.

Baca juga: Penjelajahan Samudra: Latar Belakang dan Tujuan

Kronologi penjelajahan samudra bangsa Portugis

Pangeran Henry the Navigator, putra Raja Portugis, menjadi salah satu tokoh yang sedari awal berhasrat besar untuk memajukan dunia pelayaran di negerinya.

Beberapa pelaut bangsa Portugis yang kemudian dikenal memelopori penjelajahan samudra adalah Bartholomeu Diaz, Vasco da Gama, Afonso d’alburquerque, dan Franciscus Xaverius.

Pada masa penjelajahan yang dilakukan oleh Eropa untuk kebutuhan rempah, yang terjadi pada abad ke-15 masehi, terdapat dua negara besar yang waktu itu memiliki dominasi dan sumber daya. Mereka adalah Portugis dan Spanyol. Untuk menghindari persaingan pelayaran yang tidak perlu, maka Paus Alexander VI membuat satu Perjanjian Tordesillas pada 7 Juni 1494. Dalam perjanjian tersebut berisi bahwa bagian Barat [Benua Amerika] menjadi wilayah teritorial Spanyol dan bagian Timur [Benua Afrika] menjadi wilayah teritorial Portugis. Daerah teritorial mereka ini menjadi titik awal pencarian kepulauan rempah. Dengan berbekal navigasi dan Perjanjian Tordesillas, akhirnya pada tahun 1512 pelayaran Portugis di bawah pimpinan Antonia Abreu dan Kapten Franseso Serrao sampai di Maluku, tepat di Hitu, Ambon sebelah utara. 

Kedatangan Portugis di Maluku disambut dengan keadaan perang antara Ternate dan Tidore untuk memperebutkan kekuasaan di Maluku dan Laut Banda. Perang berhasil dimenangkan oleh Ternate yang meminta bantuan kepada Portugis dan didirikan juga sebuah benteng pertahanan oleh Portugis tahun 1522. Sebagai balasan untuk itu, Portugis berhak memonopoli perdagangan rempah di Maluku.

Dengan begitu memahami keterangan di atas, maka kedatangan Portugis ke Maluku pada dasarnya diawali oleh kebutuhan perdagangan rempah Eropa. Diawali dengan Perjanjian Tordesillas hingga navigasi yang berkembang, pada akhirnya tahun 1512 Portugis sampai di Maluku dan melakukan praktik perdagangan monopoli rempah di sana.

tirto.id - Sejarah kedatangan bangsa Spanyol dan Portugis ke Indonesia terjadi pada sekitar abad ke-16 Masehi. Maksud awal dua bangsa Eropa itu ke Nusantara adalah mencari dunia baru penghasil rempah-rempah.

Ada peristiwa yang melatarbelakangi penjelahan samudera oleh bangsa-bangsa Eropa, termasuk Spanyol dan Portugis, yakni runtuhnya Konstantinopel akibat serangan Turki Utsmani pada 1453 M.

Menurut catatan Sadirman dan Amurwani dalam Sejarah Indonesia [2014], Konstantinopel dikuasai Turki Usmani. Situasi ini menyebabkan akses perdagangan internasional di kawasan Laut Tengah terhambat.

Dampaknya, harga rempah-rempah di Eropa melambung tinggi sehingga bangsa-bangsa imperialis dari Barat, termasuk Portugis dan Spanyol, mencari komoditi ke negeri-negeri di kawasan Timur jauh, hingga ke Kepulauan Nusantara.

Sejarah Kedatangan Spanyol

Spanyol disebut-sebut sebagai bangsa perintis penjelajahan samudera demi mencari rempah-rempah. Pada 3 Agustus 1492, pelaut asal Spanyol, Christopher Columbus, memimpin pelayaran ke arah barat.

Armada Columbus tiba di Kepulauan Kanari, Afrika sebelah Barat, tanggal 6 September 1492. Setelah itu, mereka lanjut berlayar hingga menemukan Kepulauan Bahama, Amerika, pada 12 Oktober 1492.

Awalnya, Columbus mengira bahwa wilayah tersebut adalah India atau Hindia. Oleh karena itu, Columbus menyebut orang asli wilayah itu dengan istilah “Indian".

Baca juga:

  • Kematian Ferdinand Magellan Membuka Jalan Kolonialisme Eropa
  • Sejarah Proses Masuknya Agama Kristen Katolik ke Indonesia
  • Arti Gold, Glory, Gospel [3G]: Sejarah, Latar Belakang, & Tujuan

Perjalanan dilanjutkan hingga Columbus beserta rombongannya menemukan Kepulauan Haiti, Amerika.

Setelah itu, Columbus kembali ke Spanyol pada 1493. Berkat perjalanannya ini, Columbus diakui sebagai penemu benua baru yang bernama Amerika.

Pelaut lain asal Spanyol menyusul jejak Columbus. Ferdinand Magellan beserta kapten kapal Yan Sebastian del Cano berlayar sampai Amerika. Di sana, mereka menemukan selat yang jalurnya mengarahkan Samudera Atlantik ke Samudera Pasifik.

Maret 1521, rombongan kedua Spanyol ini tiba di Pulau Guam hingga sampai ke Kepulauan Filipina pada April di tahun yang sama. Di Filipina, dikutip dari Philippine Historical Review [1972], terjadi konflik dengan penduduk setempat yang menewaskan Magellan.

Yan Sebastian del Cano membawa rombongannya melarikan diri ke arah selatan. Beberapa waktu berselang, mereka tiba di Kepulauan Maluku, kawasan Timur Nusantara penghasil rempah-rempah.

Baca juga:

  • Perjanjian Zaragoza: Ketika Dunia Hanya Milik Spanyol & Portugis
  • Sejarah Kesultanan Ternate: Kerajaan Islam Tertua di Maluku Utara
  • Masjid Wapauwe Kaitetu: Saksi Sejarah Islam di Tanah Maluku

Sejarah Kedatangan Portugis

Keberhasilan Spanyol menemukan wilayah baru membuat Raja Portugis yakni Manuel I penasaran. Sang raja menitahkan Vasco da Gama untuk berlayar dan menemukan daerah yang kaya akan rempah-rempah.

Elaine Sanceau dalam Good Hope: the Voyage of Vasco Da Gama [1967] mengungkapkan, perjalanan Vasco da Gama dimulai melalui rute Tanjung Harapan, Afrika. Mereka selanjutnya mengembangkan layar menuju Lautan Hindia.

Tahun 1498, Vasco da Gama beserta awak kapalnya tiba di Goa, pantai sebelah barat India. Di negeri ini, Portugis membangun kantor dagang beserta benteng pertahanan. Vasco da Gama diberikan hak kuasa atas daerah Goa oleh Raja Portugis.

Rombongan Portugis berikutnya dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque untuk melanjutkan upaya dari Vasco da Gama. Pelayaran Alfonso de Albuquerque akhirnya sampai di Malaka, kawasan barat Nusantara.

Baca juga:

  • Sejarah Runtuhnya Kesultanan Malaka, Peninggalan, & Silsilah Raja
  • Sejarah Penyebab Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai
  • Kerajaan Malaka: Sejarah, Pendiri, Letak, & Masa Jaya Kesultanan

Dikutip dari R.Z. Leirissa dalam Sejarah Perekonomian Indonesia [1996], tahun 1511 Portugis menaklukkan Malaka dan memonopoli perdagangan di sana.

Timbul sejumlah konflik. Portugis berulangkali mendapatkan perlawanan dari bangsa Melayu di Malaka maupun dari kerajaan-kerajaan di Nusantara, termasuk dari Jawa.

Ternyata Portugis mampu menandingi dan meredam perlawanan-perlawanan tersebut. Bahkan, monopoli yang dijalankan Portugis di Malaka akhirnya meluas sampai ke kawasan timur Nusantara dan berhasil mengenyahkan Spanyol.

Portugis termasuk salah satu bangsa Barat yang menjamah Nusantara, selain Spanyol, Inggris, Perancis, Belanda, dan Jepang, hingga Indonesia menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Baca juga:

  • Sejarah Hidup Maulana Hasanuddin Pendiri Kesultanan Banten
  • Sejarah Hidup Sultan Nuku dan Kekalahan VOC di Perang Tidore
  • Bagaimana Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit?

Baca juga artikel terkait PENJELAJAHAN SAMUDERA atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
[tirto.id - prd/isw]


Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Yuda Prinada

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề