Jelaskan secara singkat perbedaan historiografi tradisional, kolonial dan modern!

Kelebihan dan Kelemahan Historiografi Tradisional, Kolonial, dan Modern. Foto: Pixabay

Berbagai peristiwa yang terjadi di masa lalu tidak akan dapat kita ketahui tanpa historiografi sejarah. Menurut Louis Gottschalk, historiografi adalah bentuk publikasi berupa lisan maupun tulisan, mengenai sebuah atau kombinasi peristiwa-peristiwa di masa lampau.

Dengan adanya historiografi, kita dapat memahami asal usul terjadinya suatu peristiwa atau mempelajari hikmah dan suri teladan dari masa lalu. Selain itu kita juga akan mampu mengaitkan peristiwa masa lalu dan sekarang.

Terdapat 3 macam historiografi berdasarkan pembagian waktu, yakni historiografi tradisional, historiografi kolonial, dan historiografi modern. Berikut penjelasan dari tiga macam historiografi tersebut beserta kelebihan dan kelemahannya:

Historiografi Tradisional

Historiografi tradisional merupakan penulisan sejarah yang umumnya dilakukan oleh para sastrawan atau pujangga keraton dan bangsawan kerajaan. Beberapa ciri historiografi tradisional yaitu istana-sentris, region-sentris, feodalis-aristrokratis, subyektivitas tinggi, dan bertujuan melegitimasi kekuasaan.

  1. Penulisan bertujuan untuk meninggikan dan menghormati derajat raja, sehingga raja tetap dihormati, dipatuhi, dan dijunjung tinggi oleh rakyatnya.

  2. Raja adalah keturunan dewa dan penjelmaan dewa, sehingga memunculkan anggapan bahwa setiap perkataan raja adalah benar [sabda].

  1. Dari isi penulisannya, raja dianggap memiliki kekuatan gaib [sakti].

  2. Penulisan selalu dihubungkan dengan hal-hal gaib dan kepercayaan.

  3. Penulisan hanya membahas tentang kehidupan bangsawan, sementara kehidupan rakyat sama sekali tidak dibahas.

Historiografi kolonial merupakan penulisan sejarah pada masa kolonial. Fokus utama historiografi kolonial adalah kehidupan warga Belanda [Eropa] di Hindia Belanda karena ditulis oleh orang-orang Belanda atau Eropa.

  1. Historiografi masa kolonial ikut serta dalam memperkuat proses naturalisasi historiografi di Indonesia. Perkembangan historiografi Indonesia tidak bisa mengabaikan literatur historiografi dari sejarawan kolonial.

  2. Sejarawan kolonial berorientasi kepada fakta-fakta dan kejadian-kejadian. Kekayaan fakta-fakta sangat mencolok.

  1. Subyektifitas tinggi terhadap Belanda: Sejarawan kolonial berorientasi pada kejadian-kejadian yang hanya menyangkut tentang orang Belanda.

  2. Kekurangan kualitatif: Buku-buku yang ditulis hampir seluruhnya membahas tentang pejabat-pejabat Belanda serta penduduk pribumi yang dijumpai.

  3. Kekurangan kuantitatif: hanya sedikit karya-karya yang diterbitkan karena sistem kerahasiaan yang berlaku pada abad ke-18. Berdasarkan jumlah arsip, sumber yang terbuka hanya sedikit sekali.

Historiografi modern muncul akibat tuntutan ketepatan teknik untuk mendapatkan fakta-fakta sejarah. Masa ini dimulai dengan munculnya studi sejarah kritis yang menggunakan prinsip-prinsip metode penelitian sejarah.

  1. Mengubah pandangan religiomagis dan juga kosmologis menjadi pandangan yang sifatnya ilmiah.

  2. Menggunakan penulisan sejarah kritis.

  3. Menggunakan pendekatan multidimensional.

  4. Menggunakan dinamika masyarakat Indonesia serta juga berbagai aspek kehidupan.

  1. Belum mampu untuk menjelaskan sejarah secara optimal.

  2. Cenderung kurang fleksibel karena terpaku pada metode ilmiah.

  3. Belum tentu bertujuan untuk dapat meningkatkan rasa nasionalisme, terkadang hanya berfokus pada tujuan akademis.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề