Jelaskan terjadinya konflik sosial di Kalimantan Barat
Deni Akramul Hakim, NIM. 01540715 (2005) Konflik etnis Melayu dan etnis Madura di Kabupaten Sambas Propinsi Kalimantan Barat. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.
AbstractKerusuhan di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang terjadi pada tahun 1999 merupakan salah satu bentuk atau contoh konOik sosial dimana kerusuhan tersebut merupakan klimaks dari perseteruan antara dua suku bangsa yang selama ini mendiami Kabupaten Sambas yakni suku Madura dan suku Melayu. Perseteruan antara dua suku ini sebenarnya sudah berlangsung lama, akan tetapi karena suku Melayu banyak dikenal orang sebagai sul-.-u yang tidak menyenangi keributan, maka perselisihan yang sering terjadi tidak pemah berkembang menjadi konflik besar. Akan tetapi pada pertengahan Maret 1999, merupakan batas waktu kesabaran suku Melayu, untuk tidak memberikan toleransi dan menerima bcgitu saja gangguan-gangguan yang datang dari suku Madura. Akibatnya, tcrjadilah kerusuhan besar antara ke dua suku tersebut. Kerusuhan antarsuku yang terjadi di Sambas merupakan salah satu kasus konflik horisontal yang berlatarbelakang SARA ( Suku, Agama, dan Ras) dinilai oleh para pengamat sosial sebagai suatu tragedi nasio!lal yang menyedihkan. Peristiwa ini mengundang tiga pertanyaan penting dalam kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan, ialah: Mengapa teljadi konflik etnis antar etnis Melayu dan etnis Madura di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat?, Langkah apa yang diambil oleh pemerintah dan tokoh setempat?, dan dampak pasca konflik? Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan instrumen pengumpulan data berupa wawancara mendalam yang dilakukan kepada Pemerintah Dati II Sambas, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, Pemuka adat, Pemuda, Korban pengw1gsian. Selain wawancara, dilakukanjuga metode obst!rvsi dan dokumentasi yru1g dihar~pk&.i1 dapat menambah apa yang belum terungkap lewat wawancara. Teon yang digunakan adalah; teori fungsional Talcott Parsons, teori konflik Dahrendrof kebalikan teori kohesi Malinowski, dan teori kebudayaan dominant Parsudi Suparlan. Share this knowledge with your friends : Actions (login required)
Arkanudin (2006). Menelusuri akar konflik antar etnis di kalimantan barat. Vol. 7 No.2 , Desember 2006 Bambang Suwondo. (1979). Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Kalimantan Barat. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Bambang Wibisono. (2001). Penggunaan Kalimat Negatif dalam Bahasa Madura. Jakarta: Pusat Bahasa Departmen Pendidikan Nasional. Chatarina Pancer Istiyani. (2008). Memahami Peta Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak di Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayakologi. Danial, SR., Endang dan Wasriah, Nana. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn UPI Irwan Abdullah (2001). Kebijakan Negara Dalam Pemecahan Konflik Etnis Giring. (2004). Citra Orang Madura di Mata Orang Dayak Kanayatn. Yogyakarta: Galang Press. Hendro Suroyo Sudagung. (2001). Mengurai Pertikaian Etnis Migrasi Swakarsa Etnis Madura ke Kalimantan Barat. Tanpa Tempat: Institut Studi Arus Informasi bekerjasama dengan Yayasan Adikarya Ikapi dan The Ford Foundation. Hikmawan, M. D. (2017a). Pluralisme Demokrasi Politik di Indonesia. Journal of Governance, 2(2), 223–247. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31506/jog.v2i2.2678 Hikmawan, M. D. (2017b). Politik Perbedaan: Minnoritas dalam Implementasi Kebijakan. Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies (JIPAGS), 1(1), 88–98. Hikmawan, M. D. (2020). Consensual Democracy: A Challenge for Differentiated Citizenship. International Journal of Innovation, Creativity and Change. www.ijicc.net (Vol. 11). Retrieved from www.ijicc.net Joko Supono, (2001). “menguak latar belakang kerusuhan disebut-sebut faktor budaya bukan merupakan faktor kunci dalam konflik etnis madura-dayak. Apa penyebabnya?’’ Dalam Nurartha Situmorang (Ed). Sisi gelap kalimantan barat perseturuan Etnis Dayak-Madura 1997, Pontianak: Institut Dayakologi hlm. 364, Miall, Hugh, Rombutsham, Oliv-er, dan Woodhouse, Tom, Resolusi Damai Konflik Konternporer: Mencegah, Mengelola, dan Mengubah Konflik Bersumber Politik, Sosial, Agama, dan Ras, Rajawali Press, Jakarta, 2000. Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011 Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Preneda Media Group Simamora, A. R., Hamid, A., & Hikmawan, M. D. (2019). Diskriminasi Terhadap Kelompok Minoritas Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Tangerang Selatan. International Journal of Demos, 1(1), 19–37. Retrieved from http://hk-publishing.id/ijd-demos Page 2
Arkanudin (2006). Menelusuri akar konflik antar etnis di kalimantan barat. Vol. 7 No.2 , Desember 2006 Bambang Suwondo. (1979). Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Kalimantan Barat. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Bambang Wibisono. (2001). Penggunaan Kalimat Negatif dalam Bahasa Madura. Jakarta: Pusat Bahasa Departmen Pendidikan Nasional. Chatarina Pancer Istiyani. (2008). Memahami Peta Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak di Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayakologi. Danial, SR., Endang dan Wasriah, Nana. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn UPI Irwan Abdullah (2001). Kebijakan Negara Dalam Pemecahan Konflik Etnis Giring. (2004). Citra Orang Madura di Mata Orang Dayak Kanayatn. Yogyakarta: Galang Press. Hendro Suroyo Sudagung. (2001). Mengurai Pertikaian Etnis Migrasi Swakarsa Etnis Madura ke Kalimantan Barat. Tanpa Tempat: Institut Studi Arus Informasi bekerjasama dengan Yayasan Adikarya Ikapi dan The Ford Foundation. Hikmawan, M. D. (2017a). Pluralisme Demokrasi Politik di Indonesia. Journal of Governance, 2(2), 223–247. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31506/jog.v2i2.2678 Hikmawan, M. D. (2017b). Politik Perbedaan: Minnoritas dalam Implementasi Kebijakan. Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies (JIPAGS), 1(1), 88–98. Hikmawan, M. D. (2020). Consensual Democracy: A Challenge for Differentiated Citizenship. International Journal of Innovation, Creativity and Change. www.ijicc.net (Vol. 11). Retrieved from www.ijicc.net Joko Supono, (2001). “menguak latar belakang kerusuhan disebut-sebut faktor budaya bukan merupakan faktor kunci dalam konflik etnis madura-dayak. Apa penyebabnya?’’ Dalam Nurartha Situmorang (Ed). Sisi gelap kalimantan barat perseturuan Etnis Dayak-Madura 1997, Pontianak: Institut Dayakologi hlm. 364, Miall, Hugh, Rombutsham, Oliv-er, dan Woodhouse, Tom, Resolusi Damai Konflik Konternporer: Mencegah, Mengelola, dan Mengubah Konflik Bersumber Politik, Sosial, Agama, dan Ras, Rajawali Press, Jakarta, 2000. Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011 Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Preneda Media Group Simamora, A. R., Hamid, A., & Hikmawan, M. D. (2019). Diskriminasi Terhadap Kelompok Minoritas Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Tangerang Selatan. International Journal of Demos, 1(1), 19–37. Retrieved from http://hk-publishing.id/ijd-demos Page 3
The PDF file you selected should load here if your Web browser has a PDF reader plug-in installed (for example, a recent version of Adobe Acrobat Reader). If you would like more information about how to print, save, and work with PDFs, Highwire Press provides a helpful Frequently Asked Questions about PDFs. Alternatively, you can download the PDF file directly to your computer, from where it can be opened using a PDF reader. To download the PDF, click the Download link above. Fullscreen Fullscreen Off
View my State International Journal of Demos (IJD) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Di laut mana nabi yunus di lempar dan pantai mana nabi yunus di keluarkan? Siapa yang menemukan negara Indonesia?A. James Richardson Logan dan George Samuel Windsor EarlB. Kristofer Olympic dan Adolf BastianC. Christopher Col … umbus dan Jamea RichardsonD. Adolf Bastian dan George Samuel Windsor EarlE. Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gama Siapa Dewa Tercepat Di Mitologi Yunani ? A. Dewa PoseidonB. Dewa AthenaC. Dewa ApolloD. Dewa HestiaE. Dewa Hermes apa saja yang di kembangkan nahdatul ulama jelaskan kebijakan pemerintah Indonesia pada awal kemerdekaan dilihat dari bidang militer dan pendidikan.tolong bantuannya ya kak bagaimana peran para pemimpin dalam membangun kemajuan Daulah Ayyubiyah? mengapa kita perlu mengenal para pemimpin Daulah Ayyubiyah? D. Empat Kebenaran Mulia13. Masyarakat Buddhis dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kitab yang menjelaskan dua kelompok masyarakat Buddhis adalah …. A … . Anguttara Nikaya III.178 B. Samyutta Nikaya I.227 C. Majjhima Nikaya I.227 D. Digha Nikaya III.17814. Agama Buddha tidak mengakui adanya perbedaan manusia berdasarkan kasta. Buddha mengatakan bahwa seseorang bisa disebut vasala atau Brahmana hanya karena perbuatannya. Sutta yang menjelaskan hal tersebut adalah …. A. Kalama Sutta B. Vasala Sutta C. Wijaya Sutta D. Ananda Sutta15. Perumah tangga yang menginginkan kehidupan keluarga yang bahagia, harmonis, dan tenteram harus memperhatikan empat hal yaitu Saddha, Sila, Caga, dan Panna. Arti dari Caga adalah …. A. Keyakinan yang kuat terhadap Buddha, Dhamma, dan Sangha B. Bijaksana dalam melihat kebenaran dan ketidak benaran, baik dan jahatC. Kesediaan untuk berdana dan berkorban untuk meringankan penderitaan orang lain D. Perilaku yang baik yang meliputi perkataan, Tindakan badan dan mata pencaharian benartolong kak besok kumpul Selama menapaki dunia pemerintahan, Shalahuddin Al-Ayyubi terlibat jauh dalam berbagai perjuangan dan pertempuran mem negara dan agama la dimata musuh … -mus didukung oleh sikapnya yang sangat toleransi kepada keyakinan agama lain, bukti tinggi tinggi toleranss ketika berhasil menaklukkan Iskandariyah yas Menurut aturan islam bolehkah anak dari pamanku aku peristeri |