Jelaskan tiga cara kita membangun iman dan pengharapan

Jelaskan tiga cara kita membangun iman dan pengharapan

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Iman seharusnya bukan lagi hal asing bagi kita umat beragama. Namun, walaupun iman adalah suatu hal yang mendasar dalam beragama, nyatanya orang beragama belum tentu memiliki iman. Padahal beriman sangatlah penting bagi umat beragama. Bagi kita umat Kristen memiliki iman yang sejati adalah hal yang dikehendaki Tuhan kepada kita. Memiliki iman yang sejati kepada Tuhan Yesus Kristus artinya memiliki kepercayaan penuh kepada-Nya sehingga kita mau patuh dan taat pada setiap perintah dan kehendak-Nya. Iman yang kita miliki dapat menunjukkan kualitas hubungan antara kita dengan Tuhan.

Ada banyak contoh dalam Alkitab tentang orang-orang yang dapat mengalami perbuatan Tuhan yang luarbiasa karena mereka memiliki iman kepada Tuhan. Salah satu contohnya adalah iman Nabi Nuh.

"karena iman, maka Nuh -- dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya dan karena iman ia menghukum dunia dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya." Ibrani 11:7. 

Nabi Nuh memiliki iman yang sejati kepada Tuhan dan memiliki kualitas hubungan yang harmonis dengan Tuhan, maka karena imannya itu Tuhan berkenan kepadanya. Dan karena imannya itu Nabi Nuh beserta keluarganya bisa selamat dari air bah. 

Setelah kita mengerti dan memiliki iman sejati kepada Tuhan, maka selanjutnya penting bagi kita untuk memelihara iman tersebut. Memelihara iman berarti mampu membangun iman tersebut dan menjaganya. Memelihara iman sebenarnya sama saja dengan menjaga hubungan kita dengan Tuhan. Cara untuk memelihara iman kita yang pertama, yaitu membaca atau mendengarkan Firman Tuhan. Dengan mengetahui dan mengerti isi Firman Tuhan kita dapat lebih tahu apa yang Tuhan kehendaki dan kita juga dapat lebih mendalami pengenalan kita tentang Tuhan. Hal ini dapat membangun atau menumbuhkan iman yang kita miliki dalam Tuhan Yesus Kristus. Selanjutnya adalah menjaga komunikasi kita dengan Tuhan. Seperti yang kita tahu cara orang Kristen berkomunikasi dengan Tuhan adalah berdoa dan saat teduh. Menyediakan waktu sejenak untuk berdoa dan saat teduh sangatlah penting untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Dan yang terakhir adalah menjauhi kejahatan. Bila kita sudah mengenal Firman Tuhan pastinya kita tahu bahwa melakukan kejahatan bukanlah hal yang dikehendaki Tuhan. Maka melakukan kejahatan atau hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dapat menghambat pertumbuhan iman kita. 

Jadi mari kita lebih peduli dalam pertumbuhan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus agar kita dapat beroleh keselamatan.

Iman dan Pengharapan
Author: Pdt. Dr. Stephen Tong
Posted on: 2015-02-02 22:22:57
   

“tanpa iman, tak seorang pun bisa diperkenan oleh Allah” artinya: dengan iman kita datang ke hadapan Tuhan. Iman adalah mengakhiri peperangan, pergumulan pribadi lalu bersandar pada keselamatan yang Allah sediakan di dalam Kristus. Iman berarti tidak lagi mencoba memperkenan hati Tuhan dengan jasa kita, iman berarti kita tidak datang ke hadapan Tuhan dengan kelakuan kita, iman berarti kita bersandar pada keselamatan yang telah digenapkan oleh Tuhan Yesus. Maka iman adalah dasar yang paling penting dalam kekristenan. Iman jugalah yang membedakan kekristenan dari agama-agama lain. “Tanpa iman tak seorang pun bisa diperkenan Tuhan” melalui iman kita menang atas dunia ini. Pengharapan berasal dari iman kita kepada kesetiaan Tuhan. Dengan kata lain, kesetiaan Tuhan adalah dasar dari pengharapan kita, dan janji Allah yang didasarkan atas kesetiaan-Nya adalah jaminan bagi pengharapan kita. Karena iman kita menang atas dunia ini, karena pengharapan kita dimampukan untuk mengarahkan pandangan kita pada dunia yang lain. Maka setelah kita beriman, kita segera masuk pada tahap pengharapan. Yang kita harapkan bukanlah dunia yang nampak ini, karena dunia yang nampak sementara adanya, sedangkan dunia yang kekal adalah dunia yang tidak nampak. Apakah yang membawa

kita menemukan dunia yang tidak nampak? Pengharapanlah. Jadi, iman menghasilkan pengharapan dan pengharapan membawa kita mengarah pada kekekalan. Dengan demikian, iman memampukan kita menang atas dunia ini dan pengharapan memampukan kita melintasi dunia ini melihat akan dunia yang ada di sana, itulah yang membuat kita tidak terlalu mengutamakan dunia yang nampak ini. Iman dan pengharapan memampukan kita melalui hidup rohani yang melampaui hidup di dunia ini. Baru setelah itu timbul hal yang ketiga: kasih. Setelah kita mempunyai iman, kita mampu menang atas dunia ini. Setelah kita memperoleh pengharapan, kita mampu melihat dunia yang ada di atas dunia ini dengan jelas. Setelah kita memiliki kasih, kita mampu menoleh ke belakang untuk memulihkan dunia ini. Puji Tuhan, tidak ada satu agama pun yang sanggup mengungkapkan unsur rohani yang lebih jelas daripada apa yang diungkapkan oleh Alkitab. Belum pernah ada satu fi lsafat yang mengajarkan kepada kita tentang intisari hidup rohani yang begitu limpah. Siapakah orang Kristen? Orang Kristen adalah orang yang beriman kepada Allah. Siapakah orang Kristen? Orang Kristen adalah orang yang memandang kehendak Allah dari tempat yang jauh. Siapakah orang Kristen? Orang Kristen adalah orang yang menikmati kasih Allah dan membagi-bagikannya kepada orang lain. Iman adalah sesuatu  penerobosan dan pelampauan dan pengharapan memampukan kita melampaui siksaan waktu, melampaui proses penderitaan. Orang yang hidupnya lancar merasa waktu berlalu dengan begitu cepat, tapi orang yang sedang menderita merasa waktu adalah penyiksa yang kejam. Tatkala kita mampu melampaui siksaan waktu, barulah kita menikmati substansi kekekalan. Allah menganugerahkan pengharapan kepada kita, maka orang Kristen yang

hidupnya dekat dengan Allah waktu menaikkan puji-puji lupa akan berlalunya waktu, karena dia sedang menikmati kekekalan. Yang dimaksud tentu bukan semacam pelarian, karena faktanya orang Kristen yang sudah beriman masih tetap hidup di dalam dunia yang real, tapi dia pun mampu  melalui hidup rohani secara nyata. Sebab itu, orang Kristen bukan lari dari realita melainkan melampaui realita dan kemudian mengubah realita. Seorang yang berpengharapan tidak dibelenggu oleh kenyataan hidup masa sekarang, karena dia mampu melihat dua realita: adanya masa kini dan adanya otoritas kekekalan. Orang yang hanya mengutamakan realita masa kini adalah penganut materilisme, tapi orang yang mampu memandang akan adanya otoritas kekekalan dalah orang yang berpengharapan. Paulus berkata, kita bukanlah orang-orang yang tidak mempunyai pengharapan. Itu sebabnya, tatkala orang kafir kehilangan anggota keluarga atau orang yang paling mereka kasih akan menangis begitu rupa, karena mereka tidak mempunyai pengharapan. Tapi kata Paulus, kamu bukanlah orang-orang yang seperti itu, mengapa kamu bersedih seperti layaknya orang-orang yang tidak berpengharapan? Tidakkah kamu tahu, bahwa kita adalah orang-orang yang berpengharapan? Allah mengambil orang-orang yang kita kasihi adalah lebih dahulu membawa mereka ke tempat yang kekal, yang bahagia, saat itu, mereka berhenti dari segala pergumulan hidup untuk menikmati sukacita di dalam ribaan Allah yang kekal. Sebab itu, bagi orang Kristen, baik hidup atau mati, baik hidup yang sekarang atau pun hidup yang akan datang, baik yang nampak ataupun yang tidak nampak, kita sudah menang. Karena tak seorang pun sanggup memisahkan kita dari kasih Allah, kasih yang berada di dalam keselamatan Yesus Kristus. Dengan demikian, orang Kristen adalah orang yang berpengharapan.

Nama : Yovita Angeline & Catarina Manurung

Iman kepada Tuhan Yesus Kristus adalah asas utama Injil. Itu merupakan karunia rohani, dan penting bagi keselamatan kita. Raja Benyamin menyatakan, “Keselamatan tidak akan datang … kecuali melalui pertobatan dan iman kepada Tuhan Yesus Kristus” (Mosia 3:12). Iman adalah “mengharapkan hal-hal yang tidak terlihat, yang benar adanya” (Alma 32:21; lihat juga Ibrani 11:1). Iman adalah sebuah asas tindakan dan kekuatan yang memotivasi kegiatan kita sehari-hari.

Akankah kita belajar jika kita tidak percaya kita dapat memperoleh kebijaksanaan dan pengetahuan? Akankah kita bekerja setiap hari jika kita tidak berharap bahwa dengan melakukan itu kita dapat meraih sesuatu? Akankah seorang petani menanam jika dia tidak mengharapkan untuk memanen? Setiap hari kita bertindak atas hal-hal yang kita harapkan ketika kita tidak dapat melihat hasil akhirnya. Inilah iman (lihat Ibrani 11:3).

Banyak kisah tulisan suci menceritakan bagaimana hal-hal yang besar terwujud melalui iman. Dengan iman Nuh membangun sebuah bahtera dan menyelamatkan keluarganya dari air bah (lihat Ibrani 11:7). Musa membelah air Laut Merah (lihat Ibrani 11:29). Elia memanggil api dari langit (lihat 1 Raja-Raja18:17–40). Nefi memohon bencana kelaparan (lihat Helaman 11:3–5). Dia juga memohon kepada Tuhan untuk mengakhiri bencana kelaparan tersebut (lihat Helaman 11:9–17). Laut telah ditenangkan, penglihatan dibukakan, dan doa dijawab, semuanya melalui kuasa iman. Sewaktu kita dengan cermat mempelajari tulisan suci, kita belajar bahwa iman adalah kepercayaan yang kuat akan kebenaran dalam jiwa kita yang memotivasi kita untuk berbuat baik. Ini menyebabkan kita bertanya:  kepada siapa kita hendaknya beriman?

Pikirkan tentang kegiatan Anda setiap hari. Apa saja yang Anda jalani setiap hari yang hasil akhirnya tidak dapat Anda lihat? Bagaimana iman menggerakkan Anda menuju tindakan itu? Mengapa Kita Hendaknya Memiliki Iman kepada Yesus Kristus? Kita harus memusatkan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Memiliki iman kepada Yesus Kristus artinya memiliki kepercayaan yang sedemikian besar kepada-Nya sehingga kita mematuhi apa pun yang Dia perintahkan. Sewaktu kita menaruh iman kita kepada Yesus Krisrus, menjadi murid-Nya yang patuh, Bapa Surgawi akan mengampuni dosa-dosa kita dan mempersiapkan kita untuk kembali kepada-Nya.

Rasul Petrus berkhotbah bahwa “di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah para Rasul 4:12; lihat juga Mosia 3:17). Yakub mengajarkan bahwa manusia haruslah memiliki “iman sempurna kepada Yang Mahakudus Allah Israel [Yesus Kristus], atau mereka tidak dapat diselamatkan di dalam Kerajaan Allah” (2 Nefi 9:23). Melalui iman kepada Juruselamat dan melalui pertobatan, kita menjadikan Kurban Tebusan-Nya efektif seutuhnya dalam kehidupan kita. Melalui iman kita juga dapat menerima kekuatan untuk mengatasi godaan (lihat Alma 37:33).

Kita tidak dapat memiliki iman kepada Yesus Kristus tanpa juga memiliki iman kepada Bapa Surgawi kita. Jika kita beriman kepada Mereka, kita juga akan memiliki iman bahwa Roh Kudus, yang Mereka utus, akan mengajarkan kepada kita semua kebenaran dan akan menghibur kita. Bagaimana iman kepada Yesus Kristus dapat mepengaruhi kita dalam pemanggilan Gereja kita, dalam hubungan keluarga kita, dalam pekerjaan kita? Bagaimana iman kepada Yesus Kristus mempengaruhi pengharapan kita bagi kehidupan kekal?

Bagaimana Kita Dapat Meningkatkan Iman Kita Kepada Yesus Kristus?

Mengetahui banyaknya berkat yang datang dengan cara menjalankan iman kepada Yesus Kristus, kita hendaknya berusaha untuk meningkatkan iman kita kepada-Nya. Juruselamat berfirman, “Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, … takkan ada yang mustahil bagimu” (Matius 17:20). Biji sesawi sangatlah kecil, namun itu tumbuh menjadi sebuah pohon yang besar.

Bagaimana kita dapat meningkatkan iman kita? Dengan cara yang sama kita meningkatkan atau mengembangkan keterampilan-keterampilan yang kita punya. Bagaimana kita mengembangkan keterampilan dalam ukiran kayu, menenun, melukis, memasak, membuat gerabah, atau memainkan alat musik? Kita belajar dan berlatih serta mengasahnya. Sewaktu kita melakukan itu, kita bertambah mahir. Demikian juga dengan iman. Jika kita ingin meningkatkan iman kita kepada Yesus Kristus, kita harus mengasahnya terus-menerus.

References

https://www.churchofjesuschrist.org/study/manual/gospel-principles/chapter-18-faith-in-jesus-christ?lang=ind