Jenis jenis uang dan nominal uang yang pernah beredar di Indonesia

Jenis uang yang beredar dimasyarakat mampu dikelompokan menjadi dua, yaitu uang kartal dan uang giral.

Uang

Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal yaitu alat bayar yang aci dan mesti diterima oleh warga dalam memperagakan transaksi jual beli sehari-hari.

Menurut Undang-undang Bank Sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi.

Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank.

Uang negara yaitu uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari plastik yang memiliki ciri-ciri :

  • Dikeluarkan oleh pemerintah
  • Dijamin oleh undang undang
  • Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
  • Ditanda tangani oleh mentri keuangan

Namun, sejak berlanjutnya Undang-undang No. 13/1968, uang negara dihentikan peredarannya dan ditukar dengan Uang Bank.

Uang Bank yaitu uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang logam dan uang kertas, Ciri-cirinya sbg berikut.

  • Dikeluarkan oleh Bank Sentral
  • Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral
  • Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan [di Indonesia : Bank Indonesia]
  • Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.

A. Uang logamUang logam kebanyakan terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak remeh dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tak remeh musnah. Emas dan perak juga remeh dibagi-bagi menjadi unit yang semakin kecil. Di zaman sekarang, uang logam tak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu yaitu pernyataan bahwa sebanyak emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya.Uang logam memiliki tiga jenis nilai.Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang dipakai untuk mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan perak pernah dipakai sbg uang. Benar beberapa gagasan mengapa emas dan perak menjadi sbg bahan uang sela lain :
  • Tahan lama dan tak remeh rusak [Rp. 100,00], atau lima ratus rupiah [Rp. 500,00].
Nilai Ganti, nilai ganti yaitu kemampuan uang untuk mampu digantikan dengan suatu benda/barang [daya beli uang]. Misalnya uang Rp. 500,00 hanya mampu digantikan dengan suatu permen, sedangkan Rp. 10.000,00 mampu digantikan dengan semangkuk bakso].Uang kertas yaitu uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan yaitu alat pembayaran yang aci. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas yaitu uang dalam bangun lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya [yang mirip kertas].Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua jenis nilai, yaitu nilai nominal dan nilai ganti. Benar 2[dua] jenis uang kertas :
  • Uang Kertas Negara [sudah tak diedarkan lagi], yaitu uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang aci dengan banyak yang terbatas dan ditandatangani mentri keuangan.
  • Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral,
Beberapa keuntungan penggunaan alat ganti [uang] dari kertas di antaranya :
  • Penghematan terhadap pemakaian logam mulia
  • Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam.
  • Peredaran uang kertas bersifat elastis [karena remeh dicetak dan diperbanyak] sehingga remeh diseusaikan dengan kebutuhan akan uang
  • Mempermudah pengiriman dalam banyak akbar

Uang Giral

Uang giral tercipta pengahabisan suatu peristiwa semakin mendesaknya kebutuhan warga akan benarnya suatu alat ganti yang semakin remeh, praktis dan lepas dari bahaya. Di Indonesia, bank yang berhak membuat uang giral yaitu bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, ruang lingkup uang giral yaitu tagihan yang benar di bank umum, yang mampu dipakai sewaktu-waktu sbg alat pembayaran. Bangun uang giral mampu berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.

Uang giral bukan yaitu alat pembayaran yang aci. Artinya, warga boleh menolak dibayar dengan uang giral.

Terjadinya uang giral

Uang giral mampu terjadi dengan cara berikut.

  • Penyetoran uang tunai untuk bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku giro bilyet. Uang tersebut sewaktu-waktu mampu diambil atau penyetor menerima pembayaran utang dari debitur melewati bank. Penerimaan piutang itu oleh bank dibukukan dalam rekening koran orang yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary deposit.
  • Karena transaksi surat berharga. Uang giral mampu dihasilkan dengan cara menjual surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat berharga tersebut sbg deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit
  • Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan mampu diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.
Simpanan uang di bank mampu berwujud giro[rekening koran] yang boleh diambil sewaktu-waktu.

Pembayaran dengan uang giral mampu dilakukan dengan memakai cek,giro bilyet,dan pemindahan telegrafis[telegraphic transfer].

Keuntungan memakai uang giral

Keuntungan memakai uang giral sbg berikut.

  • Memudahkan pembayaran karena tak perlu menghitung uang
  • Alat pembayaran yang mampu diterima untuk banyak yang tak terbatas, nilainya sesuai dengan yang diperlukan [yang ditulis oleh pemilik cek/bilyet giro]
  • Semakin lepas dari bahaya karena risiko uang hilang semakin kecil dan bila hilang mampu segera dilapokan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara pemblokiran.

Uang Kuasi

Uang kuasi yaitu surat-surat berharga yang mampu menjadi sbg alat pembayaran. Kebanyakan uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik.


edunitas.com

Page 2

Jenis uang yang beredar dimasyarakat mampu dikelompokan menjadi dua, yaitu uang kartal dan uang giral.

Uang

Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal yaitu alat bayar yang aci dan mesti diterima oleh warga dalam memperagakan transaksi jual beli sehari-hari.

Menurut Undang-undang Bank Sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi.

Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank.

Uang negara yaitu uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari plastik yang memiliki ciri-ciri :

  • Dikeluarkan oleh pemerintah
  • Dijamin oleh undang undang
  • Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
  • Ditanda tangani oleh mentri keuangan

Namun, sejak berlanjutnya Undang-undang No. 13/1968, uang negara dihentikan peredarannya dan ditukar dengan Uang Bank.

Uang Bank yaitu uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang logam dan uang kertas, Ciri-cirinya sbg berikut.

  • Dikeluarkan oleh Bank Sentral
  • Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral
  • Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan [di Indonesia : Bank Indonesia]
  • Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.

A. Uang logamUang logam kebanyakan terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak remeh dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tak remeh musnah. Emas dan perak juga remeh dibagi-bagi menjadi unit yang semakin kecil. Di zaman sekarang, uang logam tak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu yaitu pernyataan bahwa sebanyak emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya.Uang logam memiliki tiga jenis nilai.Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang dipakai untuk mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan perak pernah dipakai sbg uang. Benar beberapa gagasan mengapa emas dan perak menjadi sbg bahan uang sela lain :
  • Tahan lama dan tak remeh rusak [Rp. 100,00], atau lima ratus rupiah [Rp. 500,00].
Nilai Ganti, nilai ganti yaitu kemampuan uang untuk mampu digantikan dengan suatu benda/barang [daya beli uang]. Misalnya uang Rp. 500,00 hanya mampu digantikan dengan suatu permen, sedangkan Rp. 10.000,00 mampu digantikan dengan semangkuk bakso].Uang kertas yaitu uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan yaitu alat pembayaran yang aci. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas yaitu uang dalam bangun lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya [yang mirip kertas].Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua jenis nilai, yaitu nilai nominal dan nilai ganti. Benar 2[dua] jenis uang kertas :
  • Uang Kertas Negara [sudah tak diedarkan lagi], yaitu uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang aci dengan banyak yang terbatas dan ditandatangani mentri keuangan.
  • Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral,
Beberapa keuntungan penggunaan alat ganti [uang] dari kertas di antaranya :
  • Penghematan terhadap pemakaian logam mulia
  • Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam.
  • Peredaran uang kertas bersifat elastis [karena remeh dicetak dan diperbanyak] sehingga remeh diseusaikan dengan kebutuhan akan uang
  • Mempermudah pengiriman dalam banyak akbar

Uang Giral

Uang giral tercipta pengahabisan suatu peristiwa semakin mendesaknya kebutuhan warga akan benarnya suatu alat ganti yang semakin remeh, praktis dan lepas dari bahaya. Di Indonesia, bank yang berhak membuat uang giral yaitu bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, ruang lingkup uang giral yaitu tagihan yang benar di bank umum, yang mampu dipakai sewaktu-waktu sbg alat pembayaran. Bangun uang giral mampu berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.

Uang giral bukan yaitu alat pembayaran yang aci. Artinya, warga boleh menolak dibayar dengan uang giral.

Terjadinya uang giral

Uang giral mampu terjadi dengan cara berikut.

  • Penyetoran uang tunai untuk bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku giro bilyet. Uang tersebut sewaktu-waktu mampu diambil atau penyetor menerima pembayaran utang dari debitur melewati bank. Penerimaan piutang itu oleh bank dibukukan dalam rekening koran orang yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary deposit.
  • Karena transaksi surat berharga. Uang giral mampu dihasilkan dengan cara menjual surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat berharga tersebut sbg deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit
  • Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan mampu diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.
Simpanan uang di bank mampu berwujud giro[rekening koran] yang boleh diambil sewaktu-waktu.

Pembayaran dengan uang giral mampu dilakukan dengan memakai cek,giro bilyet,dan pemindahan telegrafis[telegraphic transfer].

Keuntungan memakai uang giral

Keuntungan memakai uang giral sbg berikut.

  • Memudahkan pembayaran karena tak perlu menghitung uang
  • Alat pembayaran yang mampu diterima untuk banyak yang tak terbatas, nilainya sesuai dengan yang diperlukan [yang ditulis oleh pemilik cek/bilyet giro]
  • Semakin lepas dari bahaya karena risiko uang hilang semakin kecil dan bila hilang mampu segera dilapokan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara pemblokiran.

Uang Kuasi

Uang kuasi yaitu surat-surat berharga yang mampu menjadi sbg alat pembayaran. Kebanyakan uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik.


edunitas.com

Page 3

Jenis uang yang beredar dimasyarakat mampu dikelompokan menjadi dua, yaitu uang kartal dan uang giral.

Uang

Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal yaitu alat bayar yang aci dan mesti diterima oleh warga dalam memperagakan transaksi jual beli sehari-hari.

Menurut Undang-undang Bank Sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi.

Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank.

Uang negara yaitu uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari plastik yang memiliki ciri-ciri :

  • Dikeluarkan oleh pemerintah
  • Dijamin oleh undang undang
  • Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
  • Ditanda tangani oleh mentri keuangan

Namun, sejak berlanjutnya Undang-undang No. 13/1968, uang negara dihentikan peredarannya dan ditukar dengan Uang Bank.

Uang Bank yaitu uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang logam dan uang kertas, Ciri-cirinya sbg berikut.

  • Dikeluarkan oleh Bank Sentral
  • Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral
  • Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan [di Indonesia : Bank Indonesia]
  • Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.

A. Uang logamUang logam kebanyakan terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak remeh dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tak remeh musnah. Emas dan perak juga remeh dibagi-bagi menjadi unit yang semakin kecil. Di zaman sekarang, uang logam tak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu yaitu pernyataan bahwa sebanyak emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya.Uang logam memiliki tiga jenis nilai.Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang dipakai untuk mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan perak pernah dipakai sbg uang. Benar beberapa gagasan mengapa emas dan perak menjadi sbg bahan uang sela lain :
  • Tahan lama dan tak remeh rusak [Rp. 100,00], atau lima ratus rupiah [Rp. 500,00].
Nilai Ganti, nilai ganti yaitu kemampuan uang untuk mampu digantikan dengan suatu benda/barang [daya beli uang]. Misalnya uang Rp. 500,00 hanya mampu digantikan dengan suatu permen, sedangkan Rp. 10.000,00 mampu digantikan dengan semangkuk bakso].Uang kertas yaitu uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan yaitu alat pembayaran yang aci. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas yaitu uang dalam bangun lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya [yang mirip kertas].Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua jenis nilai, yaitu nilai nominal dan nilai ganti. Benar 2[dua] jenis uang kertas :
  • Uang Kertas Negara [sudah tak diedarkan lagi], yaitu uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang aci dengan banyak yang terbatas dan ditandatangani mentri keuangan.
  • Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral,
Beberapa keuntungan penggunaan alat ganti [uang] dari kertas di antaranya :
  • Penghematan terhadap pemakaian logam mulia
  • Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam.
  • Peredaran uang kertas bersifat elastis [karena remeh dicetak dan diperbanyak] sehingga remeh diseusaikan dengan kebutuhan akan uang
  • Mempermudah pengiriman dalam banyak akbar

Uang Giral

Uang giral tercipta pengahabisan suatu peristiwa semakin mendesaknya kebutuhan warga akan benarnya suatu alat ganti yang semakin remeh, praktis dan lepas dari bahaya. Di Indonesia, bank yang berhak membuat uang giral yaitu bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, ruang lingkup uang giral yaitu tagihan yang benar di bank umum, yang mampu dipakai sewaktu-waktu sbg alat pembayaran. Bangun uang giral mampu berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.

Uang giral bukan yaitu alat pembayaran yang aci. Artinya, warga boleh menolak dibayar dengan uang giral.

Terjadinya uang giral

Uang giral mampu terjadi dengan cara berikut.

  • Penyetoran uang tunai untuk bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku giro bilyet. Uang tersebut sewaktu-waktu mampu diambil atau penyetor menerima pembayaran utang dari debitur melewati bank. Penerimaan piutang itu oleh bank dibukukan dalam rekening koran orang yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary deposit.
  • Karena transaksi surat berharga. Uang giral mampu dihasilkan dengan cara menjual surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat berharga tersebut sbg deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit
  • Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan mampu diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.
Simpanan uang di bank mampu berwujud giro[rekening koran] yang boleh diambil sewaktu-waktu.

Pembayaran dengan uang giral mampu dilakukan dengan memakai cek,giro bilyet,dan pemindahan telegrafis[telegraphic transfer].

Keuntungan memakai uang giral

Keuntungan memakai uang giral sbg berikut.

  • Memudahkan pembayaran karena tak perlu menghitung uang
  • Alat pembayaran yang mampu diterima untuk banyak yang tak terbatas, nilainya sesuai dengan yang diperlukan [yang ditulis oleh pemilik cek/bilyet giro]
  • Semakin lepas dari bahaya karena risiko uang hilang semakin kecil dan bila hilang mampu segera dilapokan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara pemblokiran.

Uang Kuasi

Uang kuasi yaitu surat-surat berharga yang mampu menjadi sbg alat pembayaran. Kebanyakan uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik.


edunitas.com

Page 4

Jenis uang yang beredar dimasyarakat mampu dikelompokan menjadi dua, yaitu uang kartal dan uang giral.

Uang

Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal yaitu alat bayar yang aci dan mesti diterima oleh warga dalam memperagakan transaksi jual beli sehari-hari.

Menurut Undang-undang Bank Sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi.

Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank.

Uang negara yaitu uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari plastik yang memiliki ciri-ciri :

  • Dikeluarkan oleh pemerintah
  • Dijamin oleh undang undang
  • Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
  • Ditanda tangani oleh mentri keuangan

Namun, sejak berlanjutnya Undang-undang No. 13/1968, uang negara dihentikan peredarannya dan ditukar dengan Uang Bank.

Uang Bank yaitu uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang logam dan uang kertas, Ciri-cirinya sbg berikut.

  • Dikeluarkan oleh Bank Sentral
  • Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral
  • Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan [di Indonesia : Bank Indonesia]
  • Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.

A. Uang logamUang logam kebanyakan terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak remeh dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tak remeh musnah. Emas dan perak juga remeh dibagi-bagi menjadi unit yang semakin kecil. Di zaman sekarang, uang logam tak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu yaitu pernyataan bahwa sebanyak emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya.Uang logam memiliki tiga jenis nilai.Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang dipakai untuk mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan perak pernah dipakai sbg uang. Benar beberapa gagasan mengapa emas dan perak menjadi sbg bahan uang sela lain :
  • Tahan lama dan tak remeh rusak [Rp. 100,00], atau lima ratus rupiah [Rp. 500,00].
Nilai Ganti, nilai ganti yaitu kemampuan uang untuk mampu digantikan dengan suatu benda/barang [daya beli uang]. Misalnya uang Rp. 500,00 hanya mampu digantikan dengan suatu permen, sedangkan Rp. 10.000,00 mampu digantikan dengan semangkuk bakso].Uang kertas yaitu uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan yaitu alat pembayaran yang aci. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas yaitu uang dalam bangun lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya [yang mirip kertas].Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua jenis nilai, yaitu nilai nominal dan nilai ganti. Benar 2[dua] jenis uang kertas :
  • Uang Kertas Negara [sudah tak diedarkan lagi], yaitu uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang aci dengan banyak yang terbatas dan ditandatangani mentri keuangan.
  • Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral,
Beberapa keuntungan penggunaan alat ganti [uang] dari kertas di antaranya :
  • Penghematan terhadap pemakaian logam mulia
  • Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam.
  • Peredaran uang kertas bersifat elastis [karena remeh dicetak dan diperbanyak] sehingga remeh diseusaikan dengan kebutuhan akan uang
  • Mempermudah pengiriman dalam banyak akbar

Uang Giral

Uang giral tercipta pengahabisan suatu peristiwa semakin mendesaknya kebutuhan warga akan benarnya suatu alat ganti yang semakin remeh, praktis dan lepas dari bahaya. Di Indonesia, bank yang berhak membuat uang giral yaitu bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, ruang lingkup uang giral yaitu tagihan yang benar di bank umum, yang mampu dipakai sewaktu-waktu sbg alat pembayaran. Bangun uang giral mampu berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.

Uang giral bukan yaitu alat pembayaran yang aci. Artinya, warga boleh menolak dibayar dengan uang giral.

Terjadinya uang giral

Uang giral mampu terjadi dengan cara berikut.

  • Penyetoran uang tunai untuk bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku giro bilyet. Uang tersebut sewaktu-waktu mampu diambil atau penyetor menerima pembayaran utang dari debitur melewati bank. Penerimaan piutang itu oleh bank dibukukan dalam rekening koran orang yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary deposit.
  • Karena transaksi surat berharga. Uang giral mampu dihasilkan dengan cara menjual surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat berharga tersebut sbg deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit
  • Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan mampu diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.
Simpanan uang di bank mampu berwujud giro[rekening koran] yang boleh diambil sewaktu-waktu.

Pembayaran dengan uang giral mampu dilakukan dengan memakai cek,giro bilyet,dan pemindahan telegrafis[telegraphic transfer].

Keuntungan memakai uang giral

Keuntungan memakai uang giral sbg berikut.

  • Memudahkan pembayaran karena tak perlu menghitung uang
  • Alat pembayaran yang mampu diterima untuk banyak yang tak terbatas, nilainya sesuai dengan yang diperlukan [yang ditulis oleh pemilik cek/bilyet giro]
  • Semakin lepas dari bahaya karena risiko uang hilang semakin kecil dan bila hilang mampu segera dilapokan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara pemblokiran.

Uang Kuasi

Uang kuasi yaitu surat-surat berharga yang mampu menjadi sbg alat pembayaran. Kebanyakan uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik.


edunitas.com

Page 5

Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten Aceh Jaya dibuat sbg hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat.

Kabupaten Aceh Jaya, khususnya kecamatan Jaya terkenal dengan profil penduduknya yang khas. Beberapa penduduk Kecamatan Jaya ini berprofil seperti orang Eropa di mana berada yang berkulit putih, bermata biru, dan berrambut pirang. Mereka dipercaya merupakan keturunan prajurit Portugis pada zaman ke-16 yang kapalnya terdampar di pantai Kerajaan Daya, dan ditawan oleh raja daerah itu.

Para prajurit Portugis yang tertawan ini lama-kelamaan masuk Islam, menikah dengan penduduk setempat dan mengadaptasi tradisi Aceh secara turun-temurun. Keturunan mereka masa inilah yang terlihat khususnya di kecamatan Jaya [sekitar 75 km arah barat daya Banda Aceh].

Pemerintahan

Kabupaten Aceh Jaya terbentuk pada tanggal 22 Juli 2002, merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Wilayah administrasi terdiri dari 6 kecamatan, 21 mukim dan 172 desa, dengan ibukota kabupaten terletak di Calang, yakni suatu wilayah yang terletak di Krueng Sabee.

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Jaya, secara susunan organisasi pada tahun 2005 terdiri dari lembaga/instansi berupa 11 Dinas, 3 Badan dan 6 Kantor yang merupakan kantor kecamatan. Jumlah semuanya Pegawai Negeri Sipil daerah yang bekerja di jajaran pemerintahan Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sejumlah 1.148 orang. Sementara itu jumlah wakil rakyat yang duduk pada lembaga legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sedang sejumlah 20 orang sebagaimana tahun 2004, hanya saja beberapa wakil rakyat mengalami pergantian antar waktu, terutama disebabkan oleh beberapa anggota DPRD yang meninggal pada masa terjadinya bencana gempa dan tsunami.

Kondisi geografi

Kabupaten Aceh Jaya merupakan wilayah pesisir Barat pantai Sumatera dengan panjang garis pantai lebih kurang 160 km. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun sebesar 318,5 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 19 hari. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tidak terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara minimum rata-rata berkisar selang 21,0-23,2 °C dan suhu udara maksimum rata-rata berkisar selang 29,9-31,4 °C.

Batas wilayah

Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 didasarkan pada hasil Sensus Penduduk Aceh Nias [SPAN] yang merupakan sensus penduduk sesudah bencana dunia gempa bumi dan gelombang tsunami yang melanda wilayah Aceh. SPAN dilaksanakan oleh BPS pada bulan September 2005 dengan hasil jumlah penduduk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tercatat sejumlah 4.031.589 jiwa. Sementara itu jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya hasil sensus tersebut sejumlah 60.660 jiwa yang terdiri dari laki-laki sejumlah 31.515 jiwa dan perempuan 29.145 jiwa.

Potensi

Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu daerah yang paling sesuai kepada budidaya berbagai jenis komoditi pertanian, baik jenis tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan sayuran, maupun jenis tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan kelapa dalam. Kabupaten Aceh Jaya termasuk daerah Zona Pertanian di selang beberapa kabupaten yang berada di Provins NAD. Disamping itu lahan yang tersedia kepada budidaya pertanian sedang cukup lapang. Sub sektor peternakan juga paling menjanjikan kepada lebih ditingkatkan di daerah ini mengingat wilayah berupa padang rumput yang sedang lapang tersedia.

Kepada perikanan laut juga dijadikan andalan daerah ini karena semua kecamatannya berbatasan langsung dengan samudera Indonesia. Namun setelah terjadinya bencana gempa dan gelombang tsunami, beberapa akbar komoditi pertanian mengalami penurunan produksi pada tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh rusaknya areal budidaya berbagai komoditi tanaman pertanian oleh gelombang tsunami. Seperti tanaman kelapa dalam yang dibudidayakan di sepanjang pantai wilayah ini, mulai dari Teunom sampai kecamatan Jaya, hancur oleh gelombang tsunami. Penurunan produksi tanaman pertanian juga disebabkan lumpuhnya kota Calang sbg sentra penyediaan sarana produksi pertanian seperti pupuk, obat-obatan dan peralatan pertanian yang lain.

Pada tahun 2005 produksi padi sawah tercatat sebesar 13.844 ton gabah, atau mengalami penurunan yang paling akbar dibanding tahun 2004 yaitu menurun sebesar 74,31 persen dengan total produksi padi sawah pada tahun 2004 sejumlah 53.896 ton. Demikian juga halnya dengan produksi tanaman palawija dan sayur-sayuran yang rata-rata mengalami penurunan diatas 50 persen dibanding produksi tahun sebelumnya.

Referensi

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ //www.nad.go.id/uploadfiles/PENDUDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf


edunitas.com

Page 6

Kabupaten Aceh Jaya adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten Aceh Jaya dibuat sbg hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat.

Kabupaten Aceh Jaya, khususnya kecamatan Jaya terkenal dengan profil penduduknya yang khas. Beberapa penduduk Kecamatan Jaya ini berprofil seperti orang Eropa di mana aci yang berkulit putih, bermata biru, dan berrambut pirang. Mereka dipercaya merupakan keturunan prajurit Portugis pada zaman ke-16 yang kapalnya terdampar di pantai Kerajaan Daya, dan ditawan oleh raja daerah itu.

Para prajurit Portugis yang tertawan ini lama-kelamaan masuk Islam, menikah dengan penduduk setempat dan mengadaptasi tradisi Aceh secara turun-temurun. Keturunan mereka masa inilah yang terlihat khususnya di kecamatan Jaya [sekitar 75 km arah barat daya Banda Aceh].

Pemerintahan

Kabupaten Aceh Jaya terbentuk pada tanggal 22 Juli 2002, merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Wilayah administrasi terdiri dari 6 kecamatan, 21 mukim dan 172 desa, dengan ibukota kabupaten terletak di Calang, yakni suatu wilayah yang terletak di Krueng Sabee.

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Jaya, secara susunan organisasi pada tahun 2005 terdiri dari lembaga/instansi berupa 11 Dinas, 3 Badan dan 6 Kantor yang merupakan kantor kecamatan. Banyak semuanya Pegawai Negeri Sipil daerah yang bekerja di jajaran pemerintahan Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sebanyak 1.148 orang. Sementara itu banyak wakil rakyat yang duduk pada lembaga legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sedang sebanyak 20 orang sebagaimana tahun 2004, hanya saja beberapa wakil rakyat mengalami pergantian antar waktu, terutama disebabkan oleh beberapa anggota DPRD yang meninggal pada masa terjadinya bencana gempa dan tsunami.

Kondisi geografi

Kabupaten Aceh Jaya merupakan wilayah pesisir Barat pantai Sumatera dengan panjang garis pantai sekitar 160 km. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun sebesar 318,5 mm dengan banyak hari hujan rata-rata 19 hari. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tidak terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara minimum rata-rata berkisar selang 21,0-23,2 °C dan suhu udara maksimum rata-rata berkisar selang 29,9-31,4 °C.

Batas wilayah

Penduduk

Banyak penduduk Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 didasarkan pada hasil Sensus Penduduk Aceh Nias [SPAN] yang merupakan sensus penduduk sesudah bencana dunia gempa bumi dan gelombang tsunami yang melanda wilayah Aceh. SPAN dilaksanakan oleh BPS pada bulan September 2005 dengan hasil banyak penduduk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tercatat sebanyak 4.031.589 jiwa. Sementara itu banyak penduduk Kabupaten Aceh Jaya hasil sensus tersebut sebanyak 60.660 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 31.515 jiwa dan perempuan 29.145 jiwa.

Potensi

Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu daerah yang sangat sesuai untuk budidaya berbagai macam komoditi pertanian, adun macam tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan sayuran, maupun macam tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan kelapa dalam. Kabupaten Aceh Jaya termasuk daerah Zona Pertanian di selang beberapa kabupaten yang aci di Provins NAD. Disamping itu lahan yang tersedia untuk budidaya pertanian sedang cukup lapang. Sub sektor peternakan juga sangat menjanjikan untuk lebih ditingkatkan di daerah ini mengingat wilayah berupa padang rumput yang sedang lapang tersedia.

Untuk perikanan laut juga dijadikan andalan daerah ini karena semua kecamatannya berbatasan langsung dengan samudera Indonesia. Namun setelah terjadinya bencana gempa dan gelombang tsunami, beberapa akbar komoditi pertanian mengalami penurunan produksi pada tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh rusaknya areal budidaya berbagai komoditi tanaman pertanian oleh gelombang tsunami. Seperti tanaman kelapa dalam yang dibudidayakan di sepanjang pantai wilayah ini, mulai dari Teunom hingga kecamatan Jaya, hancur oleh gelombang tsunami. Penurunan produksi tanaman pertanian juga disebabkan lumpuhnya kota Calang sbg sentra penyediaan sarana produksi pertanian seperti pupuk, obat-obatan dan peralatan pertanian lainnya.

Pada tahun 2005 produksi padi sawah tercatat sebesar 13.844 ton gabah, atau mengalami penurunan yang sangat akbar dibanding tahun 2004 yaitu menurun sebesar 74,31 persen dengan total produksi padi sawah pada tahun 2004 sebanyak 53.896 ton. Demikian juga halnya dengan produksi tanaman palawija dan sayur-sayuran yang rata-rata mengalami penurunan diatas 50 persen dibanding produksi tahun sebelumnya.

Referensi

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ //www.nad.go.id/uploadfiles/PENDUDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf


edunitas.com

Page 7

Kabupaten Aceh Jaya adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten Aceh Jaya dibuat sbg hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat.

Kabupaten Aceh Jaya, khususnya kecamatan Jaya terkenal dengan profil penduduknya yang khas. Beberapa penduduk Kecamatan Jaya ini berprofil seperti orang Eropa di mana aci yang berkulit putih, bermata biru, dan berrambut pirang. Mereka dipercaya merupakan keturunan prajurit Portugis pada zaman ke-16 yang kapalnya terdampar di pantai Kerajaan Daya, dan ditawan oleh raja daerah itu.

Para prajurit Portugis yang tertawan ini lama-kelamaan masuk Islam, menikah dengan penduduk setempat dan mengadaptasi tradisi Aceh secara turun-temurun. Keturunan mereka masa inilah yang terlihat khususnya di kecamatan Jaya [sekitar 75 km arah barat daya Banda Aceh].

Pemerintahan

Kabupaten Aceh Jaya terbentuk pada tanggal 22 Juli 2002, merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Wilayah administrasi terdiri dari 6 kecamatan, 21 mukim dan 172 desa, dengan ibukota kabupaten terletak di Calang, yakni suatu wilayah yang terletak di Krueng Sabee.

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Jaya, secara susunan organisasi pada tahun 2005 terdiri dari lembaga/instansi berupa 11 Dinas, 3 Badan dan 6 Kantor yang merupakan kantor kecamatan. Banyak semuanya Pegawai Negeri Sipil daerah yang bekerja di jajaran pemerintahan Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sebanyak 1.148 orang. Sementara itu banyak wakil rakyat yang duduk pada lembaga legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sedang sebanyak 20 orang sebagaimana tahun 2004, hanya saja beberapa wakil rakyat mengalami pergantian antar waktu, terutama disebabkan oleh beberapa anggota DPRD yang meninggal pada masa terjadinya bencana gempa dan tsunami.

Kondisi geografi

Kabupaten Aceh Jaya merupakan wilayah pesisir Barat pantai Sumatera dengan panjang garis pantai sekitar 160 km. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun sebesar 318,5 mm dengan banyak hari hujan rata-rata 19 hari. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tidak terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara minimum rata-rata berkisar selang 21,0-23,2 °C dan suhu udara maksimum rata-rata berkisar selang 29,9-31,4 °C.

Batas wilayah

Penduduk

Banyak penduduk Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 didasarkan pada hasil Sensus Penduduk Aceh Nias [SPAN] yang merupakan sensus penduduk sesudah bencana dunia gempa bumi dan gelombang tsunami yang melanda wilayah Aceh. SPAN dilaksanakan oleh BPS pada bulan September 2005 dengan hasil banyak penduduk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tercatat sebanyak 4.031.589 jiwa. Sementara itu banyak penduduk Kabupaten Aceh Jaya hasil sensus tersebut sebanyak 60.660 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 31.515 jiwa dan perempuan 29.145 jiwa.

Potensi

Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu daerah yang sangat sesuai untuk budidaya berbagai macam komoditi pertanian, adun macam tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan sayuran, maupun macam tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan kelapa dalam. Kabupaten Aceh Jaya termasuk daerah Zona Pertanian di selang beberapa kabupaten yang aci di Provins NAD. Disamping itu lahan yang tersedia untuk budidaya pertanian sedang cukup lapang. Sub sektor peternakan juga sangat menjanjikan untuk lebih ditingkatkan di daerah ini mengingat wilayah berupa padang rumput yang sedang lapang tersedia.

Untuk perikanan laut juga dijadikan andalan daerah ini karena semua kecamatannya berbatasan langsung dengan samudera Indonesia. Namun setelah terjadinya bencana gempa dan gelombang tsunami, beberapa akbar komoditi pertanian mengalami penurunan produksi pada tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh rusaknya areal budidaya berbagai komoditi tanaman pertanian oleh gelombang tsunami. Seperti tanaman kelapa dalam yang dibudidayakan di sepanjang pantai wilayah ini, mulai dari Teunom hingga kecamatan Jaya, hancur oleh gelombang tsunami. Penurunan produksi tanaman pertanian juga disebabkan lumpuhnya kota Calang sbg sentra penyediaan sarana produksi pertanian seperti pupuk, obat-obatan dan peralatan pertanian lainnya.

Pada tahun 2005 produksi padi sawah tercatat sebesar 13.844 ton gabah, atau mengalami penurunan yang sangat akbar dibanding tahun 2004 yaitu menurun sebesar 74,31 persen dengan total produksi padi sawah pada tahun 2004 sebanyak 53.896 ton. Demikian juga halnya dengan produksi tanaman palawija dan sayur-sayuran yang rata-rata mengalami penurunan diatas 50 persen dibanding produksi tahun sebelumnya.

Referensi

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ //www.nad.go.id/uploadfiles/PENDUDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf


edunitas.com

Page 8

Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten Aceh Jaya dibuat sbg hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat.

Kabupaten Aceh Jaya, khususnya kecamatan Jaya terkenal dengan profil penduduknya yang khas. Beberapa penduduk Kecamatan Jaya ini berprofil seperti orang Eropa di mana berada yang berkulit putih, bermata biru, dan berrambut pirang. Mereka dipercaya merupakan keturunan prajurit Portugis pada zaman ke-16 yang kapalnya terdampar di pantai Kerajaan Daya, dan ditawan oleh raja daerah itu.

Para prajurit Portugis yang tertawan ini lama-kelamaan masuk Islam, menikah dengan penduduk setempat dan mengadaptasi tradisi Aceh secara turun-temurun. Keturunan mereka masa inilah yang terlihat khususnya di kecamatan Jaya [sekitar 75 km arah barat daya Banda Aceh].

Pemerintahan

Kabupaten Aceh Jaya terbentuk pada tanggal 22 Juli 2002, merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Wilayah administrasi terdiri dari 6 kecamatan, 21 mukim dan 172 desa, dengan ibukota kabupaten terletak di Calang, yakni suatu wilayah yang terletak di Krueng Sabee.

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Jaya, secara susunan organisasi pada tahun 2005 terdiri dari lembaga/instansi berupa 11 Dinas, 3 Badan dan 6 Kantor yang merupakan kantor kecamatan. Jumlah semuanya Pegawai Negeri Sipil daerah yang bekerja di jajaran pemerintahan Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sejumlah 1.148 orang. Sementara itu jumlah wakil rakyat yang duduk pada lembaga legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sedang sejumlah 20 orang sebagaimana tahun 2004, hanya saja beberapa wakil rakyat mengalami pergantian antar waktu, terutama disebabkan oleh beberapa anggota DPRD yang meninggal pada masa terjadinya bencana gempa dan tsunami.

Kondisi geografi

Kabupaten Aceh Jaya merupakan wilayah pesisir Barat pantai Sumatera dengan panjang garis pantai lebih kurang 160 km. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun sebesar 318,5 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 19 hari. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tidak terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara minimum rata-rata berkisar selang 21,0-23,2 °C dan suhu udara maksimum rata-rata berkisar selang 29,9-31,4 °C.

Batas wilayah

Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 didasarkan pada hasil Sensus Penduduk Aceh Nias [SPAN] yang merupakan sensus penduduk sesudah bencana dunia gempa bumi dan gelombang tsunami yang melanda wilayah Aceh. SPAN dilaksanakan oleh BPS pada bulan September 2005 dengan hasil jumlah penduduk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tercatat sejumlah 4.031.589 jiwa. Sementara itu jumlah penduduk Kabupaten Aceh Jaya hasil sensus tersebut sejumlah 60.660 jiwa yang terdiri dari laki-laki sejumlah 31.515 jiwa dan perempuan 29.145 jiwa.

Potensi

Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu daerah yang paling sesuai kepada budidaya berbagai jenis komoditi pertanian, baik jenis tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan sayuran, maupun jenis tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan kelapa dalam. Kabupaten Aceh Jaya termasuk daerah Zona Pertanian di selang beberapa kabupaten yang berada di Provins NAD. Disamping itu lahan yang tersedia kepada budidaya pertanian sedang cukup lapang. Sub sektor peternakan juga paling menjanjikan kepada lebih ditingkatkan di daerah ini mengingat wilayah berupa padang rumput yang sedang lapang tersedia.

Kepada perikanan laut juga dijadikan andalan daerah ini karena semua kecamatannya berbatasan langsung dengan samudera Indonesia. Namun setelah terjadinya bencana gempa dan gelombang tsunami, beberapa akbar komoditi pertanian mengalami penurunan produksi pada tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh rusaknya areal budidaya berbagai komoditi tanaman pertanian oleh gelombang tsunami. Seperti tanaman kelapa dalam yang dibudidayakan di sepanjang pantai wilayah ini, mulai dari Teunom sampai kecamatan Jaya, hancur oleh gelombang tsunami. Penurunan produksi tanaman pertanian juga disebabkan lumpuhnya kota Calang sbg sentra penyediaan sarana produksi pertanian seperti pupuk, obat-obatan dan peralatan pertanian yang lain.

Pada tahun 2005 produksi padi sawah tercatat sebesar 13.844 ton gabah, atau mengalami penurunan yang paling akbar dibanding tahun 2004 yaitu menurun sebesar 74,31 persen dengan total produksi padi sawah pada tahun 2004 sejumlah 53.896 ton. Demikian juga halnya dengan produksi tanaman palawija dan sayur-sayuran yang rata-rata mengalami penurunan diatas 50 persen dibanding produksi tahun sebelumnya.

Referensi

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ //www.nad.go.id/uploadfiles/PENDUDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf


edunitas.com

Page 9

Kabupaten Aceh Akbar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Sebelum dimekarkan pada yang belakang sekali tahun 1970-an, ibu kota Kabupaten Aceh Akbar adalah Kota Banda Aceh, kemudian Kota Banda Aceh berpisah menjadi kotamadya sehingga ibu kota Kabupaten Aceh Akbar pindah ke daerah Jantho di Pegunungan Seulawah. Kabupaten Aceh Akbar juga adalah lokasi kelahiran pahlawan nasional Cut Nyak Dhien yang bersumber dari Lampadang.

Sekilas

Pada waktu Aceh sedang sebagai sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan Aceh atau Kerajaan Aceh adalah wilayah yang sekarang diketahui dengan nama Kabupaten Aceh Akbar ditambah dengan beberapa kenegerian/daerah yang telah menjadi bidang dari Kabupaten Pidie. Selain itu, juga termasuk Pulau Weh [sekarang telah menjadi pemerintah kota Sabang], sebagian wilayah pemerintah kota Banda Aceh, dan beberapa kenegerian/daerah dari wilayah Kabupaten Aceh Barat. Aceh Akbar dalam istilah Aceh disebut Aceh Rayeuk. Penyebutan Aceh Rayeuk sebagai Aceh yang sebenarnya karena daerah inilah yang pada mulanya menjadi inti Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah terletak ibukota kerjaaan yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh Darussalam. Bagi nama Aceh Rayeuk mempunyai juga yang menamakan dengan sebutan Aceh Lhee Sagoe [Aceh Tiga Sagi].[3]

Masa ini Aceh Akbar adalah sebuah kabupaten yang mempunyai di dalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan ibukotanya Kota Jantho. Namun, di Kota Jantho hanya mempunyai kompleks perumahan dan kantor-kantor pemerintahan, tidak mempunyai losmen ataupun hotel. Kota Jantho dihubungkan dengan labi-labi dengan jarak 60 km dari Banda Aceh, 28 km menuju Saree, dan 12 km menuju perlintasan utama Banda Aceh - Medan. Agak 12 km dari Kota Jantho ini mempunyai cairan terjun.[3]

Sejarah Aceh Akbar

Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, Kabupaten Aceh Akbar adalah daerah yang terdiri dari tiga kawedanan, yaitu:

  1. Kawedanan Seulimum
  2. Kawedanan Lhoknga
  3. Kawedanan Sabang

Yang belakang sekalinya dengan perjuangan yang panjang Kabupaten Aceh akbar disahkan menjadi daerah otonom melewati Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 dengan ibu kotanya pada waktu itu adalah Banda Aceh dan juga adalah wilayah hukum Kotamadya Banda Aceh.

Sehubungan dengan tuntutan dan perkembangan daerah yang semakin maju dan berwawasan luas, Kota Banda Aceh sebagai ibu kota dianggap kurang efisien lagi, patut bagi masa kini maupun bagi masa yang akan datang. Usaha pemindahan ibu kota tersebut dari Kota Banda Aceh mulai dirintis sejak tahun 1969, lokasi awalnya dipilih Kecamatan Indrapuri yang jaraknya 25 km dari Kota Banda Aceh. Usaha pemindahan tersebut belum berhasil dan belum dapat dimainkan sebagaimana diharapkan.

Tahun 1976 usaha perintisan pemindahan ibu kota bagi kedua kalinya mulai dimainkan lagi dengan memilih lokasi yang lain yaitu di Kecamatan Seulimeum tepatnya di kemukiman Janthoi yang jaraknya sekitar 52 km dari Kota Banda Aceh.

Yang belakang sekalinya usaha yang terakhir ini berhasil dengan ditandai dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1976 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Akbar dari wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh ke kemukiman Janthoi di Kecamatan Seulimeum, Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar. Berdasarkan hasil penelitian yang dimainkan oleh tim Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah yang ditinjau dari segala aspek dapat disimpulkan bahwa yang dianggap memenuhi syarat sebagai ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Akbar adalah Kemukiman Janthoi dengan nama Kota Jantho.

Setelah dipastikan Kota Jantho sebagai ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Akbar yang baru, maka secara bertahap pemindahan ibukota dimulai, dan yang belakang sekalinya secara serentak semua keaktifan perkantoran resmi dipindahkan dari Banda Aceh ke Kota Jantho pada tanggal 29 Agustus 1983, dan peresmiannya dimainkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 3 Mei 1984.[4]

Wilayah

Wilayah darat Aceh Akbar bersamaan batasnya dengan Kota Banda Aceh di sisi utara, Kabupaten Aceh Jaya di sebelah barat daya, serta Kabupaten Pidie di sisi selatan dan tenggara.

Aceh Akbar juga mempunyai wilayah kepulauan yang termasuk Kecamatan Pulo Aceh. Kabupaten Aceh Akbar bidang kepulauan di sisi barat, timur dan utaranya dibatasi dengan Samudera Indonesia, Selat Malaka, dan Teluk Benggala, yang memisahkannya dengan Pulau Weh, lokasi di mana Kota Sabang berada. Pulau-pulau utamanya adalah:

  • Pulau Breueh
  • Pulau Peunasoe [atau Pulau Nasi]

Secara geografis sebagian akbar wilayah Kabupaten Aceh Akbar berada pada hulu arus Sungai Krueng Aceh. Masa ini kondisi tutupan lahan [land cover] adalah 62,5% [menurut data citra landsat tahun 2007].

Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda yang adalah bandara internasional dan menjadi salah satu pintu gerbang bagi masuk ke Provinsi Aceh berada di wilayah kabupaten ini.

Pulau Benggala yang adalah pulau paling barat dalam wilayah Republik Indonesia adalah bidang dari Kabupaten Aceh Besar.

Kecamatan

Kabupaten Aceh Akbar mempunyai 23 kecamatan yang salah satunya berupa kepulauan yaitu kecamatan Pulo Aceh. Banyak desa keseluruhannya sampai 609 desa/kelurahan[5][6].

Pariwisata

Makanan khas

Kabupaten Aceh Akbar terkenal dengan salah satu makanan khasnya, yakni Bolu manis ala Aceh yang terkonsentrasi di kecamatan Peukan Bada. Bolu ini terkenal dengan citarasanya yang khas, namun kesukaran pengembangan karena faktor yang menghalangi dana selain kondisi yang belum sepenuhnya stabil. Selain itu mempunyai pula gulai kambing [kari] dan ayam tangkap yang terkenal kelezatannya serta Sie rebuh [daging Rebus] dan asam keu eung [asam pedas].

Wisata budaya

  • Museum Cut Nyak Dhien pada mulanya adalah lokasi tinggal pahlawan wanita yang bernama Cut Nyak Dhien. Di dalamnya berisi koleksi sejarah Aceh yang dikemudikan dan dirawat oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Hanya pondasi yang asli dari propertti ini, sedangkan yang berdiri sekarang ini adalah hasil renovasi propertti yang sebelumnya telah dibakar oleh Belanda.[7]
  • Masjid Tua Indra Puri berlokasi sekitar 25 km ke selatan arah ke Medan dan dapat ditempuh dengan transportasi apapun. Indra Puri adalah Kerajaan Hindu dan adalah lokasi pemujaan sebelum Islam masuk. Kemudian, Sultan Iskandar Muda memperkenalkan Islam kepada masyarakat. Dan setelah semua masyarakat memeluk Islam, lokasi yang sebelumnya kuil diubah menjadi sebuah masjid. Propertti mesjid berdiri di atas tanah seluas 33.875 m², terletak di ketinggian 4,8 meter diatas permukaan laut dan berada sekitar 150 meter dari tepi Sungai Krueng Aceh.[7]
  • Benteng Indra Patra terletak ± 19 km dari Banda Aceh arah ke Krueng Raya, tidak jauh Pantai Ujong Batee. Menurut riwayat dibangun pada masa pra Islam di Aceh yaitu pada masa Kerajaan Hindu, Indra Patra. Namun mempunyai sumber yang menyebutkan bahwa benteng ini dibangun pada masa Kesultanan Aceh Darussalam dalam upaya menahan serangan Portugis. Benteng ini sangat akbar fungsinya pada zaman Sultan Iskandar Muda yang tingkatan lautnya, pada waktu itu, dipimpin oleh Admiral Malahayati.[7]
  • Museum Ali Hasymi adalah kebanggaan lain kota Banda Aceh. Ali Hasymi yang mantan Gubemur Aceh dan seniman mempunyai koleksi pribadi yang bermutu dan menarik. Kini koleksi dia menjadi pajangan di museum tersebut selang lain kitab- kitab karya para ulama akbar Aceh tempo dulu, keramik kuno, senjata khas Aceh, cendera mata dari berbagai pelosok dunia, dllnya.[7]
  • Perpustakaan Kuno Tanoh Abee mempunyai di Desa Tanoh Abee, di kaki Gunung Seulawah, Aceh Besar. Perpustakaan Tanoh Abee terletak di dalam kompleks Pesantren Tanoh Abee yang dibangun oleh keluarga Fairus yang sampai klimaks kejayaannya pada masa pimpinan Syekh Abdul Wahab yang terkenal dengan sebutan Teungku Chik Tanoh Abee. Ia meninggal pada tahun 1894 dan dimakamkan di Tanoh Abee. Pengumpukan naskah [manuskrip] Dayah Tanoh Abee telah dimulai sejak Syekh Abdul Rahim, kakek dari Syekh Abdul Wahab. Naskah yang terakhir ditulis pada masa Syekh Muhammad Sa’id, anak Syekh Abdul Wahab yang berpulang pada tahun 1901 di Banda Aceh, dalam tahanan Belanda.[7]
  • Rumoh Teunuen Nyak Mu adalah pusat produksi tenun asli khas Aceh, yang berlokasi di Gampong Siem Mukim Siem Kecamatan Darussalam. Lokasi ini tidak berdekatan 12 KM ke sebelah Timur Kota Banda Aceh. Di Rumoh Teunuen Nyak Mu ini di produksi aneka kain tenun Aceh dengan beragam motif khas Aceh. [7]

Wisata dunia

Waduk Keuliling di Kuta Cot Glie

Gambar

Referensi

Sumber

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ //www.nad.go.id/uploadfiles/PENDUDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf
  3. ^ a b Sekilas tentang Aceh Akbar di situs NAD
  4. ^ Aceh Akbar Dalam Angka 2004
  5. ^ Daftar kecamatan di Aceh Akbar
  6. ^ Daftar kecamatan di Aceh Akbar di situs resmi
  7. ^ a b c d e f g Wisata Budaya Aceh Akbar di situs NAD
  8. ^ Presiden SBY meresmikan Waduk Keuliling
  9. ^ Pocut Meurah Intan: Riwayatmu Kini
  10. ^ Eksotisme Cagar Dunia Jantho

Lihat pula

Pranala luar

  • Situs Resmi Kabupaten Aceh Akbar

edunitas.com

Page 10

Kabupaten Aceh Akbar yaitu salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Sebelum dimekarkan pada yang belakang sekali tahun 1970-an, ibu kota Kabupaten Aceh Akbar yaitu Kota Banda Aceh, kemudian Kota Banda Aceh berpisah menjadi kotamadya sehingga ibu kota Kabupaten Aceh Akbar pindah ke daerah Jantho di Pegunungan Seulawah. Kabupaten Aceh Akbar juga yaitu lokasi kelahiran pahlawan nasional Cut Nyak Dhien yang bersumber dari Lampadang.

Sekilas

Pada waktu Aceh sedang sebagai sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan Aceh atau Kerajaan Aceh yaitu wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Akbar ditambah dengan beberapa kenegerian/daerah yang telah menjadi bidang dari Kabupaten Pidie. Selain itu, juga termasuk Pulau Weh [sekarang telah menjadi pemerintah kota Sabang], sebagian wilayah pemerintah kota Banda Aceh, dan beberapa kenegerian/daerah dari wilayah Kabupaten Aceh Barat. Aceh Akbar dalam istilah Aceh disebut Aceh Rayeuk. Penyebutan Aceh Rayeuk sebagai Aceh yang sebenarnya karena daerah inilah yang pada mulanya menjadi inti Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah terletak ibukota kerjaaan yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh Darussalam. Bagi nama Aceh Rayeuk mempunyai juga yang menamakan dengan sebutan Aceh Lhee Sagoe [Aceh Tiga Sagi].[3]

Masa ini Aceh Akbar yaitu sebuah kabupaten yang mempunyai di dalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan ibukotanya Kota Jantho. Namun, di Kota Jantho hanya mempunyai kompleks perumahan dan kantor-kantor pemerintahan, tidak mempunyai losmen ataupun hotel. Kota Jantho dihubungkan dengan labi-labi dengan jarak 60 km dari Banda Aceh, 28 km menuju Saree, dan 12 km menuju perlintasan utama Banda Aceh - Medan. Lebih kurang 12 km dari Kota Jantho ini mempunyai cairan terjun.[3]

Sejarah Aceh Akbar

Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, Kabupaten Aceh Akbar yaitu daerah yang terdiri dari tiga kawedanan, yaitu:

  1. Kawedanan Seulimum
  2. Kawedanan Lhoknga
  3. Kawedanan Sabang

Yang belakang sekalinya dengan perjuangan yang panjang Kabupaten Aceh akbar disahkan menjadi daerah otonom melewati Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 dengan ibu kotanya pada waktu itu yaitu Banda Aceh dan juga yaitu wilayah hukum Kotamadya Banda Aceh.

Sehubungan dengan tuntutan dan perkembangan daerah yang semakin maju dan berwawasan luas, Kota Banda Aceh sebagai ibu kota dianggap kurang efisien lagi, patut bagi masa kini maupun bagi masa yang akan datang. Usaha pemindahan ibu kota tersebut dari Kota Banda Aceh mulai dirintis sejak tahun 1969, lokasi awal mulanya dipilih Kecamatan Indrapuri yang jaraknya 25 km dari Kota Banda Aceh. Usaha pemindahan tersebut belum berhasil dan belum dapat dimainkan sebagaimana diharapkan.

Tahun 1976 usaha perintisan pemindahan ibu kota bagi kedua kalinya mulai dimainkan lagi dengan memilih lokasi yang lain yaitu di Kecamatan Seulimeum tepatnya di kemukiman Janthoi yang jaraknya sekitar 52 km dari Kota Banda Aceh.

Yang belakang sekalinya usaha yang terakhir ini berhasil dengan ditandai dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1976 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Akbar dari wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh ke kemukiman Janthoi di Kecamatan Seulimeum, Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar. Berdasarkan hasil penelitian yang dimainkan oleh tim Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah yang ditinjau dari segala aspek dapat disimpulkan bahwa yang dianggap memenuhi syarat sebagai ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Akbar yaitu Kemukiman Janthoi dengan nama Kota Jantho.

Setelah dipastikan Kota Jantho sebagai ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Akbar yang baru, maka secara bertahap pemindahan ibukota dimulai, dan yang belakang sekalinya secara serentak semua keaktifan perkantoran resmi dipindahkan dari Banda Aceh ke Kota Jantho pada tanggal 29 Agustus 1983, dan peresmiannya dimainkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 3 Mei 1984.[4]

Wilayah

Wilayah darat Aceh Akbar bersamaan batasnya dengan Kota Banda Aceh di sisi utara, Kabupaten Aceh Jaya di sebelah barat daya, serta Kabupaten Pidie di sisi selatan dan tenggara.

Aceh Akbar juga mempunyai wilayah kepulauan yang termasuk Kecamatan Pulo Aceh. Kabupaten Aceh Akbar bidang kepulauan di sisi barat, timur dan utaranya dibatasi dengan Samudera Indonesia, Selat Malaka, dan Teluk Benggala, yang memisahkannya dengan Pulau Weh, lokasi di mana Kota Sabang berada. Pulau-pulau utamanya adalah:

  • Pulau Breueh
  • Pulau Peunasoe [atau Pulau Nasi]

Secara geografis sebagian akbar wilayah Kabupaten Aceh Akbar berada pada hulu arus Sungai Krueng Aceh. Masa ini kondisi tutupan lahan [land cover] yaitu 62,5% [menurut data citra landsat tahun 2007].

Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda yang yaitu bandara internasional dan menjadi salah satu pintu gerbang bagi masuk ke Provinsi Aceh berada di wilayah kabupaten ini.

Pulau Benggala yang yaitu pulau paling barat dalam wilayah Republik Indonesia yaitu bidang dari Kabupaten Aceh Besar.

Kecamatan

Kabupaten Aceh Akbar mempunyai 23 kecamatan yang salah satunya berupa kepulauan yaitu kecamatan Pulo Aceh. Banyak desa keseluruhannya sampai 609 desa/kelurahan[5][6].

Pariwisata

Makanan khas

Kabupaten Aceh Akbar terkenal dengan salah satu makanan khasnya, yakni Bolu manis ala Aceh yang terkonsentrasi di kecamatan Peukan Bada. Bolu ini terkenal dengan citarasanya yang khas, namun kesukaran pengembangan karena faktor yang menghalangi dana selain kondisi yang belum sepenuhnya stabil. Selain itu mempunyai pula gulai kambing [kari] dan ayam tangkap yang terkenal kelezatannya serta Sie rebuh [daging Rebus] dan asam keu eung [asam pedas].

Wisata budaya

  • Museum Cut Nyak Dhien pada mulanya yaitu lokasi tinggal pahlawan wanita yang bernama Cut Nyak Dhien. Di dalamnya berisi koleksi sejarah Aceh yang dikemudikan dan dirawat oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Hanya pondasi yang asli dari propertti ini, sedangkan yang berdiri sekarang ini yaitu hasil renovasi propertti yang sebelumnya telah dibakar oleh Belanda.[7]
  • Masjid Tua Indra Puri berlokasi sekitar 25 km ke selatan arah ke Medan dan dapat ditempuh dengan transportasi apapun. Indra Puri yaitu Kerajaan Hindu dan yaitu lokasi pemujaan sebelum Islam masuk. Kemudian, Sultan Iskandar Muda memperkenalkan Islam kepada masyarakat. Dan setelah semua masyarakat memeluk Islam, lokasi yang sebelumnya kuil diubah menjadi sebuah masjid. Propertti mesjid berdiri di atas tanah seluas 33.875 m², terletak di ketinggian 4,8 meter diatas permukaan laut dan berada sekitar 150 meter dari tepi Sungai Krueng Aceh.[7]
  • Benteng Indra Patra terletak ± 19 km dari Banda Aceh arah ke Krueng Raya, tidak jauh Pantai Ujong Batee. Menurut riwayat dibangun pada masa pra Islam di Aceh yaitu pada masa Kerajaan Hindu, Indra Patra. Namun mempunyai sumber yang menyebutkan bahwa benteng ini dibangun pada masa Kesultanan Aceh Darussalam dalam upaya menahan serangan Portugis. Benteng ini sangat akbar fungsinya pada zaman Sultan Iskandar Muda yang tingkatan lautnya, pada waktu itu, dipimpin oleh Admiral Malahayati.[7]
  • Museum Ali Hasymi yaitu kebanggaan lain kota Banda Aceh. Ali Hasymi yang mantan Gubemur Aceh dan seniman mempunyai koleksi pribadi yang bernilai dan menarik. Kini koleksi dia menjadi pajangan di museum tersebut selang lain kitab- kitab karya para ulama akbar Aceh tempo dulu, keramik kuno, senjata khas Aceh, cendera mata dari berbagai pelosok dunia, dllnya.[7]
  • Perpustakaan Kuno Tanoh Abee mempunyai di Desa Tanoh Abee, di kaki Gunung Seulawah, Aceh Besar. Perpustakaan Tanoh Abee terletak di dalam kompleks Pesantren Tanoh Abee yang dibangun oleh keluarga Fairus yang sampai klimaks kejayaannya pada masa pimpinan Syekh Abdul Wahab yang terkenal dengan sebutan Teungku Chik Tanoh Abee. Ia meninggal pada tahun 1894 dan dimakamkan di Tanoh Abee. Pengumpukan naskah [manuskrip] Dayah Tanoh Abee telah dimulai sejak Syekh Abdul Rahim, kakek dari Syekh Abdul Wahab. Naskah yang terakhir ditulis pada masa Syekh Muhammad Sa’id, anak Syekh Abdul Wahab yang berpulang pada tahun 1901 di Banda Aceh, dalam tahanan Belanda.[7]
  • Rumoh Teunuen Nyak Mu yaitu pusat produksi tenun asli khas Aceh, yang berlokasi di Gampong Siem Mukim Siem Kecamatan Darussalam. Lokasi ini tidak berdekatan 12 KM ke sebelah Timur Kota Banda Aceh. Di Rumoh Teunuen Nyak Mu ini di produksi aneka kain tenun Aceh dengan beragam motif khas Aceh. [7]

Wisata dunia

Waduk Keuliling di Kuta Cot Glie

Gambar

Referensi

Sumber

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ //www.nad.go.id/uploadfiles/PENDUDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf
  3. ^ a b Sekilas tentang Aceh Akbar di situs NAD
  4. ^ Aceh Akbar Dalam Angka 2004
  5. ^ Daftar kecamatan di Aceh Akbar
  6. ^ Daftar kecamatan di Aceh Akbar di situs resmi
  7. ^ a b c d e f g Wisata Budaya Aceh Akbar di situs NAD
  8. ^ Presiden SBY meresmikan Waduk Keuliling
  9. ^ Pocut Meurah Intan: Riwayatmu Kini
  10. ^ Eksotisme Cagar Dunia Jantho

Lihat pula

Pranala luar

  • Situs Resmi Kabupaten Aceh Akbar

edunitas.com

Page 11

Kabupaten Aceh Akbar yaitu salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Sebelum dimekarkan pada yang belakang sekali tahun 1970-an, ibu kota Kabupaten Aceh Akbar yaitu Kota Banda Aceh, kemudian Kota Banda Aceh berpisah menjadi kotamadya sehingga ibu kota Kabupaten Aceh Akbar pindah ke daerah Jantho di Pegunungan Seulawah. Kabupaten Aceh Akbar juga yaitu lokasi kelahiran pahlawan nasional Cut Nyak Dhien yang bersumber dari Lampadang.

Sekilas

Pada waktu Aceh sedang sebagai sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan Aceh atau Kerajaan Aceh yaitu wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Akbar ditambah dengan beberapa kenegerian/daerah yang telah menjadi bidang dari Kabupaten Pidie. Selain itu, juga termasuk Pulau Weh [sekarang telah menjadi pemerintah kota Sabang], sebagian wilayah pemerintah kota Banda Aceh, dan beberapa kenegerian/daerah dari wilayah Kabupaten Aceh Barat. Aceh Akbar dalam istilah Aceh disebut Aceh Rayeuk. Penyebutan Aceh Rayeuk sebagai Aceh yang sebenarnya karena daerah inilah yang pada mulanya menjadi inti Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah terletak ibukota kerjaaan yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh Darussalam. Bagi nama Aceh Rayeuk mempunyai juga yang menamakan dengan sebutan Aceh Lhee Sagoe [Aceh Tiga Sagi].[3]

Masa ini Aceh Akbar yaitu sebuah kabupaten yang mempunyai di dalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan ibukotanya Kota Jantho. Namun, di Kota Jantho hanya mempunyai kompleks perumahan dan kantor-kantor pemerintahan, tidak mempunyai losmen ataupun hotel. Kota Jantho dihubungkan dengan labi-labi dengan jarak 60 km dari Banda Aceh, 28 km menuju Saree, dan 12 km menuju perlintasan utama Banda Aceh - Medan. Lebih kurang 12 km dari Kota Jantho ini mempunyai cairan terjun.[3]

Sejarah Aceh Akbar

Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, Kabupaten Aceh Akbar yaitu daerah yang terdiri dari tiga kawedanan, yaitu:

  1. Kawedanan Seulimum
  2. Kawedanan Lhoknga
  3. Kawedanan Sabang

Yang belakang sekalinya dengan perjuangan yang panjang Kabupaten Aceh akbar disahkan menjadi daerah otonom melewati Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 dengan ibu kotanya pada waktu itu yaitu Banda Aceh dan juga yaitu wilayah hukum Kotamadya Banda Aceh.

Sehubungan dengan tuntutan dan perkembangan daerah yang semakin maju dan berwawasan luas, Kota Banda Aceh sebagai ibu kota dianggap kurang efisien lagi, patut bagi masa kini maupun bagi masa yang akan datang. Usaha pemindahan ibu kota tersebut dari Kota Banda Aceh mulai dirintis sejak tahun 1969, lokasi awal mulanya dipilih Kecamatan Indrapuri yang jaraknya 25 km dari Kota Banda Aceh. Usaha pemindahan tersebut belum berhasil dan belum dapat dimainkan sebagaimana diharapkan.

Tahun 1976 usaha perintisan pemindahan ibu kota bagi kedua kalinya mulai dimainkan lagi dengan memilih lokasi yang lain yaitu di Kecamatan Seulimeum tepatnya di kemukiman Janthoi yang jaraknya sekitar 52 km dari Kota Banda Aceh.

Yang belakang sekalinya usaha yang terakhir ini berhasil dengan ditandai dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1976 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Akbar dari wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh ke kemukiman Janthoi di Kecamatan Seulimeum, Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar. Berdasarkan hasil penelitian yang dimainkan oleh tim Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah yang ditinjau dari segala aspek dapat disimpulkan bahwa yang dianggap memenuhi syarat sebagai ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Akbar yaitu Kemukiman Janthoi dengan nama Kota Jantho.

Setelah dipastikan Kota Jantho sebagai ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Akbar yang baru, maka secara bertahap pemindahan ibukota dimulai, dan yang belakang sekalinya secara serentak semua keaktifan perkantoran resmi dipindahkan dari Banda Aceh ke Kota Jantho pada tanggal 29 Agustus 1983, dan peresmiannya dimainkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 3 Mei 1984.[4]

Wilayah

Wilayah darat Aceh Akbar bersamaan batasnya dengan Kota Banda Aceh di sisi utara, Kabupaten Aceh Jaya di sebelah barat daya, serta Kabupaten Pidie di sisi selatan dan tenggara.

Aceh Akbar juga mempunyai wilayah kepulauan yang termasuk Kecamatan Pulo Aceh. Kabupaten Aceh Akbar bidang kepulauan di sisi barat, timur dan utaranya dibatasi dengan Samudera Indonesia, Selat Malaka, dan Teluk Benggala, yang memisahkannya dengan Pulau Weh, lokasi di mana Kota Sabang berada. Pulau-pulau utamanya adalah:

  • Pulau Breueh
  • Pulau Peunasoe [atau Pulau Nasi]

Secara geografis sebagian akbar wilayah Kabupaten Aceh Akbar berada pada hulu arus Sungai Krueng Aceh. Masa ini kondisi tutupan lahan [land cover] yaitu 62,5% [menurut data citra landsat tahun 2007].

Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda yang yaitu bandara internasional dan menjadi salah satu pintu gerbang bagi masuk ke Provinsi Aceh berada di wilayah kabupaten ini.

Pulau Benggala yang yaitu pulau paling barat dalam wilayah Republik Indonesia yaitu bidang dari Kabupaten Aceh Besar.

Kecamatan

Kabupaten Aceh Akbar mempunyai 23 kecamatan yang salah satunya berupa kepulauan yaitu kecamatan Pulo Aceh. Banyak desa keseluruhannya sampai 609 desa/kelurahan[5][6].

Pariwisata

Makanan khas

Kabupaten Aceh Akbar terkenal dengan salah satu makanan khasnya, yakni Bolu manis ala Aceh yang terkonsentrasi di kecamatan Peukan Bada. Bolu ini terkenal dengan citarasanya yang khas, namun kesukaran pengembangan karena faktor yang menghalangi dana selain kondisi yang belum sepenuhnya stabil. Selain itu mempunyai pula gulai kambing [kari] dan ayam tangkap yang terkenal kelezatannya serta Sie rebuh [daging Rebus] dan asam keu eung [asam pedas].

Wisata budaya

  • Museum Cut Nyak Dhien pada mulanya yaitu lokasi tinggal pahlawan wanita yang bernama Cut Nyak Dhien. Di dalamnya berisi koleksi sejarah Aceh yang dikemudikan dan dirawat oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Hanya pondasi yang asli dari propertti ini, sedangkan yang berdiri sekarang ini yaitu hasil renovasi propertti yang sebelumnya telah dibakar oleh Belanda.[7]
  • Masjid Tua Indra Puri berlokasi sekitar 25 km ke selatan arah ke Medan dan dapat ditempuh dengan transportasi apapun. Indra Puri yaitu Kerajaan Hindu dan yaitu lokasi pemujaan sebelum Islam masuk. Kemudian, Sultan Iskandar Muda memperkenalkan Islam kepada masyarakat. Dan setelah semua masyarakat memeluk Islam, lokasi yang sebelumnya kuil diubah menjadi sebuah masjid. Propertti mesjid berdiri di atas tanah seluas 33.875 m², terletak di ketinggian 4,8 meter diatas permukaan laut dan berada sekitar 150 meter dari tepi Sungai Krueng Aceh.[7]
  • Benteng Indra Patra terletak ± 19 km dari Banda Aceh arah ke Krueng Raya, tidak jauh Pantai Ujong Batee. Menurut riwayat dibangun pada masa pra Islam di Aceh yaitu pada masa Kerajaan Hindu, Indra Patra. Namun mempunyai sumber yang menyebutkan bahwa benteng ini dibangun pada masa Kesultanan Aceh Darussalam dalam upaya menahan serangan Portugis. Benteng ini sangat akbar fungsinya pada zaman Sultan Iskandar Muda yang tingkatan lautnya, pada waktu itu, dipimpin oleh Admiral Malahayati.[7]
  • Museum Ali Hasymi yaitu kebanggaan lain kota Banda Aceh. Ali Hasymi yang mantan Gubemur Aceh dan seniman mempunyai koleksi pribadi yang bernilai dan menarik. Kini koleksi dia menjadi pajangan di museum tersebut selang lain kitab- kitab karya para ulama akbar Aceh tempo dulu, keramik kuno, senjata khas Aceh, cendera mata dari berbagai pelosok dunia, dllnya.[7]
  • Perpustakaan Kuno Tanoh Abee mempunyai di Desa Tanoh Abee, di kaki Gunung Seulawah, Aceh Besar. Perpustakaan Tanoh Abee terletak di dalam kompleks Pesantren Tanoh Abee yang dibangun oleh keluarga Fairus yang sampai klimaks kejayaannya pada masa pimpinan Syekh Abdul Wahab yang terkenal dengan sebutan Teungku Chik Tanoh Abee. Ia meninggal pada tahun 1894 dan dimakamkan di Tanoh Abee. Pengumpukan naskah [manuskrip] Dayah Tanoh Abee telah dimulai sejak Syekh Abdul Rahim, kakek dari Syekh Abdul Wahab. Naskah yang terakhir ditulis pada masa Syekh Muhammad Sa’id, anak Syekh Abdul Wahab yang berpulang pada tahun 1901 di Banda Aceh, dalam tahanan Belanda.[7]
  • Rumoh Teunuen Nyak Mu yaitu pusat produksi tenun asli khas Aceh, yang berlokasi di Gampong Siem Mukim Siem Kecamatan Darussalam. Lokasi ini tidak berdekatan 12 KM ke sebelah Timur Kota Banda Aceh. Di Rumoh Teunuen Nyak Mu ini di produksi aneka kain tenun Aceh dengan beragam motif khas Aceh. [7]

Wisata dunia

Waduk Keuliling di Kuta Cot Glie

Gambar

Referensi

Sumber

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ //www.nad.go.id/uploadfiles/PENDUDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf
  3. ^ a b Sekilas tentang Aceh Akbar di situs NAD
  4. ^ Aceh Akbar Dalam Angka 2004
  5. ^ Daftar kecamatan di Aceh Akbar
  6. ^ Daftar kecamatan di Aceh Akbar di situs resmi
  7. ^ a b c d e f g Wisata Budaya Aceh Akbar di situs NAD
  8. ^ Presiden SBY meresmikan Waduk Keuliling
  9. ^ Pocut Meurah Intan: Riwayatmu Kini
  10. ^ Eksotisme Cagar Dunia Jantho

Lihat pula

Pranala luar

  • Situs Resmi Kabupaten Aceh Akbar

edunitas.com

Page 12

Kabupaten Aceh Akbar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Sebelum dimekarkan pada yang belakang sekali tahun 1970-an, ibu kota Kabupaten Aceh Akbar adalah Kota Banda Aceh, kemudian Kota Banda Aceh berpisah menjadi kotamadya sehingga ibu kota Kabupaten Aceh Akbar pindah ke daerah Jantho di Pegunungan Seulawah. Kabupaten Aceh Akbar juga adalah lokasi kelahiran pahlawan nasional Cut Nyak Dhien yang bersumber dari Lampadang.

Sekilas

Pada waktu Aceh sedang sebagai sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan Aceh atau Kerajaan Aceh adalah wilayah yang sekarang diketahui dengan nama Kabupaten Aceh Akbar ditambah dengan beberapa kenegerian/daerah yang telah menjadi bidang dari Kabupaten Pidie. Selain itu, juga termasuk Pulau Weh [sekarang telah menjadi pemerintah kota Sabang], sebagian wilayah pemerintah kota Banda Aceh, dan beberapa kenegerian/daerah dari wilayah Kabupaten Aceh Barat. Aceh Akbar dalam istilah Aceh disebut Aceh Rayeuk. Penyebutan Aceh Rayeuk sebagai Aceh yang sebenarnya karena daerah inilah yang pada mulanya menjadi inti Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah terletak ibukota kerjaaan yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh Darussalam. Bagi nama Aceh Rayeuk mempunyai juga yang menamakan dengan sebutan Aceh Lhee Sagoe [Aceh Tiga Sagi].[3]

Masa ini Aceh Akbar adalah sebuah kabupaten yang mempunyai di dalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan ibukotanya Kota Jantho. Namun, di Kota Jantho hanya mempunyai kompleks perumahan dan kantor-kantor pemerintahan, tidak mempunyai losmen ataupun hotel. Kota Jantho dihubungkan dengan labi-labi dengan jarak 60 km dari Banda Aceh, 28 km menuju Saree, dan 12 km menuju perlintasan utama Banda Aceh - Medan. Agak 12 km dari Kota Jantho ini mempunyai cairan terjun.[3]

Sejarah Aceh Akbar

Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, Kabupaten Aceh Akbar adalah daerah yang terdiri dari tiga kawedanan, yaitu:

  1. Kawedanan Seulimum
  2. Kawedanan Lhoknga
  3. Kawedanan Sabang

Yang belakang sekalinya dengan perjuangan yang panjang Kabupaten Aceh akbar disahkan menjadi daerah otonom melewati Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 dengan ibu kotanya pada waktu itu adalah Banda Aceh dan juga adalah wilayah hukum Kotamadya Banda Aceh.

Sehubungan dengan tuntutan dan perkembangan daerah yang semakin maju dan berwawasan luas, Kota Banda Aceh sebagai ibu kota dianggap kurang efisien lagi, patut bagi masa kini maupun bagi masa yang akan datang. Usaha pemindahan ibu kota tersebut dari Kota Banda Aceh mulai dirintis sejak tahun 1969, lokasi awalnya dipilih Kecamatan Indrapuri yang jaraknya 25 km dari Kota Banda Aceh. Usaha pemindahan tersebut belum berhasil dan belum dapat dimainkan sebagaimana diharapkan.

Tahun 1976 usaha perintisan pemindahan ibu kota bagi kedua kalinya mulai dimainkan lagi dengan memilih lokasi yang lain yaitu di Kecamatan Seulimeum tepatnya di kemukiman Janthoi yang jaraknya sekitar 52 km dari Kota Banda Aceh.

Yang belakang sekalinya usaha yang terakhir ini berhasil dengan ditandai dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1976 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Akbar dari wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh ke kemukiman Janthoi di Kecamatan Seulimeum, Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar. Berdasarkan hasil penelitian yang dimainkan oleh tim Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah yang ditinjau dari segala aspek dapat disimpulkan bahwa yang dianggap memenuhi syarat sebagai ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Akbar adalah Kemukiman Janthoi dengan nama Kota Jantho.

Setelah dipastikan Kota Jantho sebagai ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Akbar yang baru, maka secara bertahap pemindahan ibukota dimulai, dan yang belakang sekalinya secara serentak semua keaktifan perkantoran resmi dipindahkan dari Banda Aceh ke Kota Jantho pada tanggal 29 Agustus 1983, dan peresmiannya dimainkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 3 Mei 1984.[4]

Wilayah

Wilayah darat Aceh Akbar bersamaan batasnya dengan Kota Banda Aceh di sisi utara, Kabupaten Aceh Jaya di sebelah barat daya, serta Kabupaten Pidie di sisi selatan dan tenggara.

Aceh Akbar juga mempunyai wilayah kepulauan yang termasuk Kecamatan Pulo Aceh. Kabupaten Aceh Akbar bidang kepulauan di sisi barat, timur dan utaranya dibatasi dengan Samudera Indonesia, Selat Malaka, dan Teluk Benggala, yang memisahkannya dengan Pulau Weh, lokasi di mana Kota Sabang berada. Pulau-pulau utamanya adalah:

  • Pulau Breueh
  • Pulau Peunasoe [atau Pulau Nasi]

Secara geografis sebagian akbar wilayah Kabupaten Aceh Akbar berada pada hulu arus Sungai Krueng Aceh. Masa ini kondisi tutupan lahan [land cover] adalah 62,5% [menurut data citra landsat tahun 2007].

Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda yang adalah bandara internasional dan menjadi salah satu pintu gerbang bagi masuk ke Provinsi Aceh berada di wilayah kabupaten ini.

Pulau Benggala yang adalah pulau paling barat dalam wilayah Republik Indonesia adalah bidang dari Kabupaten Aceh Besar.

Kecamatan

Kabupaten Aceh Akbar mempunyai 23 kecamatan yang salah satunya berupa kepulauan yaitu kecamatan Pulo Aceh. Banyak desa keseluruhannya sampai 609 desa/kelurahan[5][6].

Pariwisata

Makanan khas

Kabupaten Aceh Akbar terkenal dengan salah satu makanan khasnya, yakni Bolu manis ala Aceh yang terkonsentrasi di kecamatan Peukan Bada. Bolu ini terkenal dengan citarasanya yang khas, namun kesukaran pengembangan karena faktor yang menghalangi dana selain kondisi yang belum sepenuhnya stabil. Selain itu mempunyai pula gulai kambing [kari] dan ayam tangkap yang terkenal kelezatannya serta Sie rebuh [daging Rebus] dan asam keu eung [asam pedas].

Wisata budaya

  • Museum Cut Nyak Dhien pada mulanya adalah lokasi tinggal pahlawan wanita yang bernama Cut Nyak Dhien. Di dalamnya berisi koleksi sejarah Aceh yang dikemudikan dan dirawat oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Hanya pondasi yang asli dari propertti ini, sedangkan yang berdiri sekarang ini adalah hasil renovasi propertti yang sebelumnya telah dibakar oleh Belanda.[7]
  • Masjid Tua Indra Puri berlokasi sekitar 25 km ke selatan arah ke Medan dan dapat ditempuh dengan transportasi apapun. Indra Puri adalah Kerajaan Hindu dan adalah lokasi pemujaan sebelum Islam masuk. Kemudian, Sultan Iskandar Muda memperkenalkan Islam kepada masyarakat. Dan setelah semua masyarakat memeluk Islam, lokasi yang sebelumnya kuil diubah menjadi sebuah masjid. Propertti mesjid berdiri di atas tanah seluas 33.875 m², terletak di ketinggian 4,8 meter diatas permukaan laut dan berada sekitar 150 meter dari tepi Sungai Krueng Aceh.[7]
  • Benteng Indra Patra terletak ± 19 km dari Banda Aceh arah ke Krueng Raya, tidak jauh Pantai Ujong Batee. Menurut riwayat dibangun pada masa pra Islam di Aceh yaitu pada masa Kerajaan Hindu, Indra Patra. Namun mempunyai sumber yang menyebutkan bahwa benteng ini dibangun pada masa Kesultanan Aceh Darussalam dalam upaya menahan serangan Portugis. Benteng ini sangat akbar fungsinya pada zaman Sultan Iskandar Muda yang tingkatan lautnya, pada waktu itu, dipimpin oleh Admiral Malahayati.[7]
  • Museum Ali Hasymi adalah kebanggaan lain kota Banda Aceh. Ali Hasymi yang mantan Gubemur Aceh dan seniman mempunyai koleksi pribadi yang bermutu dan menarik. Kini koleksi dia menjadi pajangan di museum tersebut selang lain kitab- kitab karya para ulama akbar Aceh tempo dulu, keramik kuno, senjata khas Aceh, cendera mata dari berbagai pelosok dunia, dllnya.[7]
  • Perpustakaan Kuno Tanoh Abee mempunyai di Desa Tanoh Abee, di kaki Gunung Seulawah, Aceh Besar. Perpustakaan Tanoh Abee terletak di dalam kompleks Pesantren Tanoh Abee yang dibangun oleh keluarga Fairus yang sampai klimaks kejayaannya pada masa pimpinan Syekh Abdul Wahab yang terkenal dengan sebutan Teungku Chik Tanoh Abee. Ia meninggal pada tahun 1894 dan dimakamkan di Tanoh Abee. Pengumpukan naskah [manuskrip] Dayah Tanoh Abee telah dimulai sejak Syekh Abdul Rahim, kakek dari Syekh Abdul Wahab. Naskah yang terakhir ditulis pada masa Syekh Muhammad Sa’id, anak Syekh Abdul Wahab yang berpulang pada tahun 1901 di Banda Aceh, dalam tahanan Belanda.[7]
  • Rumoh Teunuen Nyak Mu adalah pusat produksi tenun asli khas Aceh, yang berlokasi di Gampong Siem Mukim Siem Kecamatan Darussalam. Lokasi ini tidak berdekatan 12 KM ke sebelah Timur Kota Banda Aceh. Di Rumoh Teunuen Nyak Mu ini di produksi aneka kain tenun Aceh dengan beragam motif khas Aceh. [7]

Wisata dunia

Waduk Keuliling di Kuta Cot Glie

Gambar

Referensi

Sumber

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ //www.nad.go.id/uploadfiles/PENDUDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf
  3. ^ a b Sekilas tentang Aceh Akbar di situs NAD
  4. ^ Aceh Akbar Dalam Angka 2004
  5. ^ Daftar kecamatan di Aceh Akbar
  6. ^ Daftar kecamatan di Aceh Akbar di situs resmi
  7. ^ a b c d e f g Wisata Budaya Aceh Akbar di situs NAD
  8. ^ Presiden SBY meresmikan Waduk Keuliling
  9. ^ Pocut Meurah Intan: Riwayatmu Kini
  10. ^ Eksotisme Cagar Dunia Jantho

Lihat pula

Pranala luar

  • Situs Resmi Kabupaten Aceh Akbar

edunitas.com

Page 13

Tags [tagged]: daftar isi pusat, ilmu pengetahuan, pusat, ilmu pengetahuan daftar, isi pusat, ilmu, pengetahuan, daftar isi, pusat ilmu, program kuliah pegawai, kelas weekend, unkris, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia

Page 14

Tags [tagged]: daftar isi pusat, ilmu pengetahuan, pusat, ilmu pengetahuan daftar, isi pusat, ilmu, pengetahuan, daftar isi, pusat ilmu, program kuliah pegawai, kelas weekend, unkris, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia

Page 15

D G I L N Q V X 
Search in Center of Studies   

FootballFormula OneBadmintonTennisOlympics


Some Countries Portal


Other Portal


GodMuhammadQur'anPillars of IslamPillars of FaithSchoolHistory


Jesus ChristTrinityBibleHistory



Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD [Nanggro Aceh Darusalam] | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiKeliruku Islands : Keliruku | North KelirukuPapua : Papua | West Papua



Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China [People's Republic of China] | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands [Keeling] [Australia] | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar [Burma] | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island [Australia] | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste [East Timor] | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam |
Yemen | Jordan


Countries in South America

Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | Venezuela


State and Territory in North America

United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |
Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland
Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles
French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon
USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico
Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands |
British Virgin Islands | Montserrat


North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena


Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos [Keeling] | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu |
Wallis and Futuna


List Portal

Page 16


FootballFormula One

BadmintonTennis

Olympics


Some Countries Portal


Other Portal


GodMuhammad
Qur'anPillars of Islam
Pillars of FaithSchool
History


Jesus ChristTrinity
BibleHistory



Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD [Nanggro Aceh Darusalam] | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiKeliruku Islands : Keliruku | North KelirukuPapua : Papua | West Papua



Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China [People's Republic of China] | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands [Keeling] [Australia] | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar [Burma] | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island [Australia] | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste [East Timor] | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam |
Yemen | Jordan


Countries in South America

Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | Venezuela


State and Territory in North America

United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |
Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland
Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles
French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon
USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico
Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands |
British Virgin Islands | Montserrat


North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena


Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos [Keeling] | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu |
Wallis and Futuna


List Portal

Page 17

Tags [tagged]: the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, geography, portal, africa, south, america, north, kalimantan, nusa, tenggara, islands, bali, west, sri, lanka, syria, taiwan, tajikistan, thailand, timor, leste, burundi, djibouti, eritrea, ethiopia, kenya, comoros, center, studies, formula, 1, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian

Page 18

Tags [tagged]: the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, sumatra, jabodetabek, borneo, kalimantan, puppet, wayang, java, west, papua, countries, in, europe, albanian, andorra, armenia, peru, suriname, uruguay, venezuela, state, and, territory, regional, dependency, melilla, reunion, western, sahara, saint, center, studies, portal, japan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian

Page 19

Tags [tagged]: daftar, isi, pusat, ilmu, pengetahuan, unkris, portal, utama, agama, astronomi, bahasa, biografi, biologi, budaya, bengkulu, jambi, kepulauan, bangka, belitung, riau, kong, india, indonesia, iran, iraq, israel, jepang, kamboja, tunisia, afrika, barat, benin, burkina, faso, gambia, ghana, asia, ateisme, atheis, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, ensiklopedia

Page 20

Tags [tagged]: daftar, isi, pusat, ilmu, pengetahuan, unkris, portal, indonesia, sumatera, jabodetabek, kalimantan, wayang, maluku, utara, papua, barat, negara, peru, suriname, uruguay, venezuela, wilayah, lesotho, namibia, swaziland, territorial, islam, jawa, jepang, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedia

Page 21

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] 3, 3 Diva [album], 3 Doa 3 Cinta [film], 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 [angka], 330, 330 [angka], 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM, Judul Topik [Artikel] 3, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] 3, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Page 22

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] 3, 3 Diva [album], 3 Doa 3 Cinta [film], 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 [angka], 330, 330 [angka], 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM, Judul Topik [Artikel] 3, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] 3, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Page 23

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange [film], A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan, Judul Topik [Artikel] A, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] A, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Page 24

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange [film], A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan, Judul Topik [Artikel] A, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] A, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Page 25

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus, Judul Topik [Artikel] B, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] B, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Page 26

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus, Judul Topik [Artikel] B, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] B, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề