MACAM MACAM
SAMBUNGAN
Kompetensi Dasar : Memahami Dasar dasar Mesin Indikator : Menerangkan komponen/elemen mesin sesuai konsep
keilmuan yang terkait Materi :
1. Sambungan tetap 2. Sambungan tidak tetap
BAB
2
A. Pengertian Sambungan Setiap konstruksi mesin terdiri dari beberapa bagian atau komponen.
Yang satu dan yang lainnya dapat di hubungkan dan membentuk suatu konstruksi mesin yang di rancang. Salah satu cara dalam menyatukan komponen komponen tersebut adalah dengan cara memberikan sambungan.
Sambungan adalah hasil penyatuan beberapa bagian atau konstruksi dengan menggunakan suatu cara tertentu. Macam macam sambungan adalah sebagai berikut : 1. Sambungan Tetap, yaitu sambungan yang hanya dapat dilepas dengan cara
merusaknya. Contohnya : sambungan keling dan sambungan las. 2. Sambungan tidak tetap, yaitu sambungan yang dapat kita lepas dan dapat
kita bongkar tanpa merusak sesuatu. Contohnya sambungan pasak , sambungan pena, dan sambungan ulir.
B. Sambungan Skrup/Baut
Sambungan baut merupakan sambungan yang paling sederhana dan paling tua dari sambungan konstruksi mesin. Sambungan ini dilakukan dengancara suatu pasal melintang atau baut dipasang pada suatu lubang, yang menembus masuk bagian konstruksi yang disambung.
Sekrup atau baut adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua obyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torsi (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang. Sambungan skrup/baut dan mur merupakan sambungan yang tidak tetap artinya sewaktu-waktu sambungan ini dapat dibuka.
Gambar 2.1. Baut dan Mur
Baut, mur dan screw mempunyai ulir sebagai pengikat. Ulir digolongkan
menurut bentuk profil penampangnya diantaranya: ulir segitiga, persegi, trapesium,
gigi gergaji dan bulat. Baut, mur dan screw digolongkan menurut bentuk kepalanya yakni segi enam, socket segi enam dan kepala persegi. Macam macam baut yang sering digunakan untuk membuat sambungan, yaitu : 1. Baut tanpa kepala 2. Baut tanpa kepala dengan lubang pasak 3. Baut dengan kepala 4. Baut dengan kepala dan lubang pasak 5. Baut dengan tap berulir 6. Baut tanam dengan moncong
1) Cara Menentukan Ukuran Baut
Dalam perdagangan ulir sudah di standarisasikan & bentuk ulir nya dapat bermacam-macam yaitu: 1. Standard British Witworth ulir sekrup 2. British Association ulir sekrup 3. American National Standar ulir sekrup 4. Unified Standar ulir sekrup 5. Square thread ( Ulir sekrup bujur sangkar ) 6. Acme Thread 7. Ulir sekrup bulat ( Knuckle thread ) 8. Ulir sekrup trapesium ( Buttress thread ) 9. Ulir sekrup metris ( Metric thread )
Pada saat ini ulir yang terdapat di dalam perdagangan, ada dua standard yang dipakai yaitu :
a. Standard British Witworth dengan ciri-ciri nya :
Simbol nya W misal nya W artinya diameter luar nya adalah inchi Ukuran nya dalam satuan inchi
Sudut puncak (alpha)= 55 derajat b. Standard Metris (SI) :
Simbol nya (M), misal nya M20 artinya diameter luar nya adalah 20mm Semua ukuran dalam tabel dan gambar dalam satuan (mm)
Sudut puncak (alpha)= 60 derajat. Cara Baca
M10 x 55 - 1,5 - 8.8 M = Ukuran Baut Dalam Metric 10 = Diameter Baut Dalam Millimeter 55 = Panjang Baut Dari Leher Sampai Ujung 1,5 = Jarak Ulir Baut 8.8 = Grade Atau Kelas Baut
2) Menghitung pembebanan melintang pada baut
Pada konstruksi dengan pembebanan melintang bagian baut yang menerima tarikan paling besar adalah di tempat dimana kedua pelat tadi berhimpitan. Ditempat ini baut tadi seolah-olah di gunting oleh pelat kanan dan pelat kiri (A)
maka gaya F yang bekerja pada bagian baut tadi didasarkan atas pergeseran. Dalam hal ini berlaku rumus :
Dimana : F = pembebanan dalam Kg N = jumlah baut yang dipasang D = diameter luar dari baut dalam cm d = tegangan geser (d = t )
Jika baut menembus 3 lapisan plat kemudian pada pelat tengah digantungi beban F, maka penampang baut yang mengalami tarikan adalah pelat A dan B. Jadi tarikan terjadi pada dua tempat. Dengan demikian, rumus yang digunakan menjadi :
C. Paku Keling/Rivet. Paku keling/rivet adalah salah satu metode penyambungan yang
sederhana. Sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan, ketel, tangki, kapal dan pesawat terbang. Penggunaan metode penyambungan dengan paku keling ini juga sangat baik digunakan untuk penyambungan pelat-pelat alumnium. Pengembangan penggunaan rivet dewasa ini umumnya digunakan untuk pelat-pelat yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran yang relatif kecil. Setiap bentuk kepala rivet ini mempunyai kegunaan tersendiri, masing masing jenis mempunyai kekhususan dalam penggunaannya.
Cara pemasangan paku keling adalah sebagai berikut: Tidak terlalu berdekatan dan berjauhan jaraknya. Jika jarak antar paku terlalu besar dapat terjadi buckling. Jarak maksimum
biasanya adalah 16 x tebal plat.
Gambar 2.2 Paku keling/rivet
Gambar 2.3 . Jarak pemasangan paku keling
Jarak dan pusat paku keling dengan sisi plat tidak boleh terlalu kecil, sebab
dapat terjadi kegagalan.
1) Fungsi Paku Keling Fungsi paku keling adalah sebagai berikut : 1. Sebagai sambungan kekuatan dalam konstruksi baja dan konstruksi logam
ringan seperti konstruksi bertingkat, konstruksi jembatan, konstruksi pesawat angkat, dll)
2. Sebagai sambungan kekuatan kedap dalam konstruksi ketel seperti ketel tangki, dan pipa tekanan tinggi.
3. Sebagai sambungan paku untuk kulit pelat, misalnya konstruksi kendaraan dan konstruksi pesawat terbang .
2) Bahan Paku Keling Bahan yang biasanya digunakan untuk pemakaian ringan adalah alumunium, untuk pemakaian sedang adalah baja klasifikasi IS : 1148 1957 dan IS : 1149 1957 untuk struktur konstruksi dengan gaya tarik tinggi. Sedangkan untuk pemakaian berat termasuk yang kedap cairan dan gas adalah baja klasifikasi IS : 1990 1962 seperti pada boiler.
3) Metode Pengelingan Metode pengelingan (penyambungan paku keling) yang dilakukan pada umumnya tergantung dari jenis pemakaian. Yakni : a. Pemakaian Ringan
Gambar 2.4 . Pemakaian ringan paku keling
b. Pemakaian Sedang
Ditujukan untuk mendapatkan kekuatan sambungan. Setelah pasangan pelat dilobangi dan paku keling dipasangkan pada lobang, ekor paku dipanaskan dibawah suhu kritis dan ditekan dengan pukulan palu tangan pada cetakan ekor. Sehingga ekor tercetak seperti bentuk kepala. Gambar :
Gambar 2.5 . Pemakaian sedang paku keling
c. Pemakaian Berat Dan Kedap Air, Ditujukan untuk mendapatkan kekuatan dan kerapatan sambungan.
Lobang kedudukan paku keling dibuat lebih besar 1,5 mm dari ukuran diameter paku, agar saat ekor paku ditekan oleh mesin pencetak kepala, bahan logam paku yang mulai luluh karena sebelumnya dipanaskan sampai membara pada suhu kritis (600 800 oC), mengisi ruang antara tersebut. Logam luluh yang tertekan tentu saja akan mengisi sampai ke celah-celah terkecil yang terdapat diantara kedua pelat. Sehingga akhirnya diperoleh sambungan yang kedap fluida.
Gambar 2.6 . Pemakaian berat dan kedap air pada paku keling
4) Tipe Paku Keling Berdasarkan Bentuk Kepala
Ada beberapa bentuk kepala paku keling yang dapat digunakan berdasarkan pada jenis pemakaiannya :
1. Kepala bulat/payung 2. Kepala panci. 3. Kepala jamur 4. Kepala rata
terbenam 120o 5. Kepala rata
terbenam 90o 6. Kepala rata
terbenam 60o 7. Kepala bulat
terbenam 60o 8. Kepala datar
Gambar 2.7 . Bentuk kepala paku keling
Pemakaiannya : Kepala bulat dan jamur digunakan untuk mengeling konstruksi mesin
mulai dari pemakaian ringan sampai berat, seperti pemakaian rumah tangga, jembatan, kereta api, bangunan tingkat tinggi dan lain-lain.
Kepala rata terbenam digunakan untuk bangunan kedap air dengan permukaan rata, seperti : kapal (laut / terbang).
Kepala bulat terbenam digunakan untuk bangunan-bangunan kedap dan tahan tekanan tinggi fluida, seperti : ketel, tangki dan lain-lain.
Kepala panci digunakan untuk pemasangan dengan palu tangan.
5) Macam-Macam Bentuk Kampuh Keling Dewasa ini sambungan keling masih ditemukan pada konstruksi baja dan
bangunan logam ringan. Pada umumnya sambungan keling ini harus memindahkan gaya. Kampuh sambungan keling dapat dibuat menurut kebutuhan kekuatan dan kerapatan yang dikehendaki. a. Kampuh Berimpit
Kampuh berimpit dibentuk dengan memperhimpitkan kedua pinggir pelat yang disambung kemudian dikeling. Kampuh berimpit biasanya untuk kekuatan kecil, sedang, dan sambungan yang hanya memerlukan kerapatan. Jika diperlukan kerapatan, antara kedua pelat diberi bahan perekat seperti kain rami yang dibasahi cat, gasket, dll.
Gambar 2.8 Kampuh Berimpit Dikeling Tunggal
Gambar 2.9 Kampuh Berimpit Dikeling Ganda
b. Kampuh Bilah Tunggal
Kampuh Bilah Tunggal dibuat untuk sambungan yang tidak mendapat gaya tarik terlalu besar, jika gaya tarik terlalu besar dapat menyebabkan lengkung bilah dan merenggangnya sambungan. Kampuh Bilah Tunggal ada yang dikeling tunggal, dikeling 2 baris atau 3 baris.
Gambar 2.10 Kampuh Bilah Tunggal
c. Kampuh Bilah Ganda
Kampuh Bilah Ganda banyak ditemukan untuk sambungan yang menghendaki kekuatan dan kerapatan pada tekanan tinggi., misalnya sambungan memanjang badan ketel uap.Kampuh Bilah Ganda, ada yang dikeling 2 baris atau 3 baris.
Gambar 2.11 Kampuh Bilah Ganda
Bila paku keling dapat diputus geser pada suatu penampang
Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menyebutkan macam-macam sambungan balok arah memanjang. Siswa dapat menjelaskan ketentuan-ketentuan sambungan balok arah memanjang. Siswa dapat menyebutkan macam-macam sambungan papan arah melebar. Siswa dapat menyebutkan macam-macam sambungan sudut papan. Siswa dapat menyebutkan hubungan balok menyudut siku-siku. Siswa dapat menyebutkan hubungan balok menyudut tidak siku.
Siswa dapat menjelaskan ketentuanketentuan hubungan balok menyudut siku. Siswa dapat menyebutkan hubungan balok menyudut tidak siku. Siswa dapat membuat macam-macam sambungan kayu arah memanjang, melebar,menyudut siku, dan menyudut tidak siku.
Daftar PustakaSoegihardjo,BAE. 1978. Ilmu bangunan Gedung 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soetarman. 1977. Menggambar Teknik Bangunan 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Please donate to us. Your money will make a difference - improve the quality of our file sharing community to help more people.