Jika terdapat albumin dalam urine seseorang maka orang tersebut terkena penyakit

Jika urine seseorang ditemukan protein maka orang tersebut menderita penyakit Albuminuria

Albuminuria, yaitu penyakit yang ditandai dengan adanya protein albumin di dalam urine akibat kerusakan glomerulus.

PEMBAHASAN

Berikut beberapa gangguan sistem ekskresi lainnya yang menganggu organ ginjal maupun sistem urinaria.

  • Diabetes Insipidus, yaitu penyakit banyak kencing (pilulusan) yang terjadi akibat kekurangan hormon Antidiuretik (ADH).
  • Diabetes Melitus, yakni penyakit yang ditandai tingginya kadar glukosa di dalam darah sehingga urine yang dihasilkan pun juga mengandung glukosa.
  • Nefritis atau Radang ginjal merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada bagian nefron, pada umumnya bakteri ini yaitu Streptococcus. Sesuai dengan namanya, struktur bakteri ini berbentuk coccus atau bulat dan tidak tidak bergerombol (strepto).
  • Edema, yaitu penyakit yang disebabkan oleh penimbunan air di ruang interselular.
  • Uremia, kondisi dimana terdapat penimbunan urea dalam darah.
  • Poliuria, yakni kondisi urine yang sangat encer dan berjumlah banyak karena kegagalan nefron untuk melakukan proses Reabsorpsi.
  • Batu ginjal, kondisi dimana terdapat endapan garam kalsium di dalam rongga ginjal atau kandung kemih.
  • Anuria, suatu kondisi dimana urine tidak dapat keluar sama sekali.
  • Gagal ginjal, kegagalan ginjal dalam menjalankan fungsinya sebagai sistem ekskresi.

Sistem ekskresi sangatlah penting, karena membuang senyawa - senyawa berbahaya dan yang tidak diperlukan oleh tubuh karena jika berada di dalam tubuh terlalu lama, senyawa tersebut dapat bersifat racun. Untuk itu, kita harus menerapkan pola hidup sehat seperti :

  1. Tidak terlalu sering menahan buang air kecil
  2. Sering minum air putih
  3. Mengurangi mengkonsumsi minuman beralkohol
  4. Tidak merokok
  5. Menjaga pola makan
  6. Sering Berolahraga

[tex] \bold{.}[/tex]

Semoga Membantu :D

.

PELAJARI LEBIH LANJUT

  • Proses yang terjadi pada bagian huruf X adalah A. masuknya udara bersih B. keluarnya udara kotor C. penyaringan udara k... https://brainly.co.id/tugas/40333330
  • Mengapa pada saat melakukan olahraga atau pada cuaca yang panas tubuh kehilangan air lebih banyak melalui kulit dari pad... https://brainly.co.id/tugas/40064372
  • Tubuh kita mengeluarkan zat sisa yang sudah tidak diperlukan tubuh, berupa asam urat, urea, bilirubin, CO), air, garam m... https://brainly.co.id/tugas/40105894
  • Perhatikan gambar organ ekskresi berikut 1.Bagian mana nama bagian organ ekskresi yang ditunjuk pada gambar 2.bagian org... https://brainly.co.id/tugas/40157268
  • Berikut ini adalah hubungan yang tepat antara osmoregulasi dengan sistem ekskresi : Pilih salah satu jawaban a. Ekskresi... https://brainly.co.id/tugas/8326242
  • macam-macam sistem ekskresi.. https://brainly.co.id/tugas/3050033

-----------------------------------------------------------------------------

DETAIL JAWABAN

Mapel : Biologi

Kelas : XI / 11 SMA

Materi : Bab 2 - Sistem Ekskresi Pada Manusia

Kode Soal : 4

Kode Kategori : 11.4.2

Kata Kunci : Aktivitas eksresi, organ ekskresi, sistem ekskresi, kelainan sistem ekskresi, protein albumin pada urine

#SemangatBelajar

Jika terdapat albumin dalam urine seseorang maka orang tersebut terkena penyakit
Ilustrasi sakit perut. ©Shutterstock.com/Lucky Business

JATENG | 17 November 2020 11:45 Reporter : Jevi Nugraha

Merdeka.com - Ginjal merupakan sepasang organ ekskresi dalam vibreta yang memiliki bentuk seperti kacang di area punggung bagian bawah. Ginjal memiliki beberapa fungsi, seperti menyaring kotoran serta membuangnya bersama air dalam bentuk urine. Apabila ginjal tidak berfungsi dengan baik maka dapat menyebabkan beberapa gangguan, salah satunya ginjal bocor.

Dalam dunia medis, istilah ginjal bocor ini lebih dikenal dengan albuminuria atau proteinuria. Kondisi ini bisa terjadi ketika urine mengandung jumlah protein terlalu banyak dan menyebabkan kebocoran. Biasanya, bocornya protein ke dalam urine disebabkan oleh rusaknya pembuluh dari kecil pada ginjal.

Penderita albuminuria biasanya akan mengalami beberapa gejala seperti urine yang dikeluarkan berbusa atau berbuih dan muncul pembengkakan di bagian tubuh. Lantas, apa saja penyebab albuminuria dan bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari Healthline berikut ini.

2 dari 4 halaman

Jika terdapat albumin dalam urine seseorang maka orang tersebut terkena penyakit

©iStockphoto

Seperti yang sudah diketahui, protein dengan jumlah sedikit dalam urine merupakan suatu yang umum terjadi. Akan tetapi, jumlah protein dalam urine yang terlalu banyak atau albuminuria bisa menjadi salah satu gejala penyakit ginjal. Pasalnya, kondisi ini bisa memicu datangnya berbagai macam penyakit.

Albuminuira adalah kondisi ginjal yang mengeluarkan terlalu banyak protein di dalam urine. Gangguan pada ginjal ini kerap disebabkan oleh rusaknya pembuluh darah kecil, sehingga tidak bisa menyaring darah dengan baik. Seseorang yang mengalami albuminuira berat, urine yang dikeluarkan bisa mengandung jumlah protein sebanyak 2-3 gram per hari.

Salah satu penyebab albuminuira adalah terjadinya infeksi ginjal. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya perpindahan bakteri dari saluran kemih bagian bawah menuju ginjal. Selain itu, ada beberapa penyebab albuminuira lainnya, di antaranya sebagai berikut:

Lupus Nefritis

Lupus merupakan salah satu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari virus dan bakteri, justru menyerang balik sel dan organ tubuh. Adapun lupus nerfritis adalah peradangan pada ginjal akibat adanya pengaruh dari penyakit systemic lupus ertthematosus (SLE). Kondisi ini bisa menganggu fungsi ginjal dan menyebabkan adanya darah dan protein di dalam urine.

Preeklamsia

Salah satu gangguan yang kerap menjadi penyebab albuminuira adalah preeklamsia. Gangguan kompilkasi kehamilan ini ditandai dengan adanya tekanan darah tinggi serta kadar protein dalam urine yang terlalu banyak. Biasanya, wanita hamil yang mengalami gangguan ini akan merasakan gejala nyeri pada perut dan sakit kepala parah.

3 dari 4 halaman

Jika terdapat albumin dalam urine seseorang maka orang tersebut terkena penyakit
© Thevarsity.ca

Seseorang yang mengalami gangguan albuminuria biasanya akan merasakan beberapa gejala, seperti mengeluarkan urin lebih sering, sesak napas, dan mudah lalah. Selain itu, ada beberapa gejala albuminuria lainnya, di antaranya seperti berikut:

• Kehilangan nafsu makan

• Mata bengkak

• Urine berbusa

• Pembengkakan di beberapa bagian tubuh, seperti wajah, perut, kaki, dan sekitar pergelangannya

• Kram otot pada malam hari

Di samping itu, ada beberapa faktor risiko yang bisa membuat seseorang mengalami albuminuira, di antaranya obesitas, usia di atas 65, dan riwayat keluarga terhadap penyakit ginjal. Adapun beragam kondisi yang bisa memicu peningkatan kadar protein dalam urine, antara lain kanker sel plasma, penyakit jantung dan penyakit autoimun.

4 dari 4 halaman

Albuminuria adalah salah satu penyakit yang tidak spesifik. Dengan kata lain, perawatannya juga tergantung dengan identifikasi dan penanganan penyebab. Ada beberapa jenis obat yang biasa digunakan untuk menangani albuminuria seperti ACE (angiotensin converting enzyme) dan ARB (angiotensin receptor blockers).

Di samping itu, ada beberapa cara mengatasi albuminuria secara alami, seperti menjaga pola makan, olahraga rutin, dan mengurangi jumlah asupan garam. Meski begitu, jika Anda merasakan beberapa gejala albuminuria segara berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.

(mdk/jen)

Protein yang sangat sedikit dalam urin merupakan sesuatu yang umum terjadi dari waktu ke waktu, tetapi jumlah protein dalam urin yang banyak atau albuminuria adalah sesuatu yang abnormal dan mungkin merupakan tanda awal penyakit ginjal.

Pengertian Albuminuria

Albuminuria adalah suatu kondisi di mana urin mengandung protein albumin yang banyak. Albumin adalah protein utama yang terdapat dalam darah, sehingga albuminuria disebut juga sebagai proteinuria. Protein merupakan senyawa kompleks yang terdapat di hampir semua bagian tubuh, termasuk otot, tulang, rambut, dan kuku.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Jika terdapat albumin dalam urine seseorang maka orang tersebut terkena penyakit

Protein yang berada dalam aliran darah juga melakukan sejumlah fungsi penting seperti melindungi tubuh dari infeksi, membantu pembekuan darah, dan menjaga keseimbangan cairan di seluruh tubuh.

Bagaimana mekanisme terjadinya albuminuria?

Saat darah melewati ginjal yang sehat, maka ginjal akan menyaring produk limbah dan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh lalu membuangnya melalui urin. Sedangkan albumin dan protein lain merupakan zat yang masih diperlukan oleh tubuh sehingga tidak dikeluarkan. Namun, ketika ginjal mengalami kerusakan dalam menyaring, maka protein dari darah dapat bocor ke dalam urin.

Jika proteinuria tidak terkontrol, peningkatan jumlah protein dalam urin dapat menyebabkan kerusakan ginjal menjadi lebih berat. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal.

Penyebab Albuminuria

Dua faktor risiko yang paling umum yang dapat menyebabkan albuminuria adalah sebagai berikut:

  • Diabetes
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Keduanya dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, sehingga menyebabkan albuminuria atau proteinuria.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Jika terdapat albumin dalam urine seseorang maka orang tersebut terkena penyakit

Contoh penyebab albuminuria selain darah tinggi dan diabetes meliputi:

    gt;obatan
  • Trauma atau cedera
  • Racun
  • Infeksi
  • Gangguan sistem kekebalan tubuh
  • Peningkatan produksi protein di dalam tubuh dapat menyebabkan proteinuria. Contoh termasuk multiple myeloma dan amiloidosis .

Faktor risiko lainnya termasuk:

Gejala Albuminuria

Albuminuria tidak memiliki tanda-tanda atau gejala pada tahap awal. Banyaknya protein dalam urin dapat ditandai dengan urin yang berbusa. Disamping itu, karena protein telah meninggalkan tubuh, darah tidak bisa lagi menyerap cukup cairan, sehingga dapat terjadi pembengkakan di tangan, kaki, perut, atau wajah.

Pembengkakan ini disebut edema. Ini adalah tanda-tanda hilangnya protein (proteinuria) dalam jumlah besar dan menunjukkan bahwa penyakit ginjal telah berkembang.

Pemeriksaan laboratorium adalah satu-satunya cara untuk mengetahui seseorang mengalami albuminuria atau tidak dan apakah protein dalam urine menunjukkan adanya kerusakan ginjal yang luas.

Diagnosis dan Pemeriksaan

Pemeriksaan Proteinuria (Albuminuria)

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Jika terdapat albumin dalam urine seseorang maka orang tersebut terkena penyakit

Dalam rangka melakukan pemeriksaan skrining terhadap penyakit ginjal, dokter akan memeriksa sampel urin acak untuk mendeteksi adanya proteinuria. Protein ini mudah dan cepat ditemukan dengan pengujian dipstick urin (lihat gambar di bawah).

Jika tes skrining ini negatif, tes urine yang lebih akurat dapat dilakukan untuk mengukur rasio disebut rasio albumin : kreatinin. Rasio albumin-kreatinin terhadap sampel urin pagi dianggap akurat, tapi kadang-kadang koleksi urin 24 jam dapat dilakukan untuk mengukur albuminuria. Albuminuria juga dapat diukur dengan menggunakan dipstick-albumin spesifik pada sampel urin acak.

Siapa yang harus melakukan pemeriksaan albuminuria dan seberapa sering?

Semua orang dengan diabetes tipe I dan tipe 2 yang berusia antara 12 dan 70 tahun harus menjalani tes urine untuk memeriksa albuminuria setidaknya sekali setahun. Pedoman saat ini menyarankan skrining untuk albuminuria pada pasien dengan faktor risiko penyakit ginjal kronis, termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit sistemik, usia lebih dari 60 tahun, dan riwayat keluarga gagal ginjal. Jika positif, hasilnya harus dikonfirmasi dengan tes urine kedua.

Pengobatan Albuminuria

Jika seseorang memiliki diabetes, hipertensi, atau keduanya, tujuan pertama pengobatan albuminuria adalah mengontrol glukosa darah atau gula darah, dan tekanan darah.

Orang dengan diabetes harus tes glukosa darah dengan rutin, mengikuti rencana makan yang sehat, mengambil obat yang diresepkan, dan melakukan olahraga atau latihan yang direkomendasikan oleh dokter Seseorang dengan diabetes dan tekanan darah tinggi mungkin juga memerlukan obat darah tinggi seperti ACE inhibitor atau angiotensin receptor blocker (ARB). Obat ini telah diketahui dapat melindungi fungsi ginjal yang lebih baik dibanding obat sarah tinggi lainnya. Banyak pasien dengan proteinuria tapi tanpa hipertensi juga dapat mengambil manfaat dari ACE inhibitor atau ARB.

Orang yang memiliki tekanan darah tinggi dan albuminuria, tetapi tidak diabetes, juga dianjurkan menggunakan obat darah tinggi ACE inhibitor atau ARB. Para ahli kesehatan merekomendasikan bahwa orang dengan penyakit ginjal harus menjaga tekanan darah nya di bawah 140/90 mmHg. Untuk menjaga target ini, seseorang mungkin perlu untuk mengambil kombinasi dua atau lebih obat tekanan darah. Dokter mungkin juga meresepkan diuretik dikombinaskan dengan ACE inhibitor atau ARB. Diuretik juga disebut "pil kencing" karena akan membantu seseorang buang air kecil dan menyingkirkan kelebihan cairan dalam tubuh.

Selain glukosa darah dan mengontrol tekanan darah, National Kidney Foundation merekomendasikan agar membatasi diet garam dan protein. Seorang dokter dapat merujuk pasien ke ahli gizi untuk membantu untuk merencanakan menu makanan yang sehat.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.