Kapan terjadinya Relays ball dalam permainan softball?

Dalam permainan softball khususnya regu bertahan, pemain-pemainnya dibagi dalam 2 kelompok besar sesuai dengan daerahnya masing-masing yakni infielder di daerah infield (daerah bujur sangkar yang dibatasi oleh garis-garis penghubung antara home base ke fist base, second base, third base dan kembali ke home base) dan outfielder di daerah outfield (daerah yang dibatasi oleh garis-garis perpanjangan dari home base ke first base dan dari home base ke third base dan pagar belakang).
Masing-masing kelompok mempunyai system teknik pertahanan sendiri-sendiri sesuai dengan daerahnya masing-masing serta kebutuhannya. Sehingga dalam permainan softball kita jumpai adanya dua macam strategi pertahanan yaitu strategi pertahanan infield dan outfield. Walaupun demikian mereka saling membantu dalam mempertahankan atau mematahkan serangan lawan. Ini berarti bahwa diantara mereka harus selalu ada kerja sama yang rapid an kompak sehingga bias saling menutup kekurangan masing-masing selama permainan/pertandingan berjalan. Dengan demikian mereka akan merupakan satu kestuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan atau dengan kata lain walaupun nampaknya terdiri dari dua kelompok akan tetapi pada hakekatnya atu.
Secara keseluruhan system pertahanan ini dapat dikelompokkan menjadi 3 macam system seperti berikut:
1. System pertahanan pendek (close system atau disingkat C-system)
2. System pertahanan medium (medium system atau disingkat M-system)
3. System pertahanan jauh/dalam (deep system atau disingkat D-system)

Penggunaan system pertahanan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Close system atau biasa disebut C-position, digunakan bila ada pelari di base ke III yang menentukan kemenangan atau keadaan sama/draw (tie game) dan dalam keadaan kurang dari dua mati (out).
2. Medium system atau M-position, merupakan posisi agak lebih aman, terutama jika menghadapi lawan yang suka melakukan pukulan pendek (bunting) dan untuk mencegah pelari di base tidak dapat maju ke base berikutnya atau digunakan untuk melakukan double play artinya mematikan 2 pelari sekaligus dalam waktu dan moment yang bersamaan dan berurutan. Misalnya ada pelari di base I dan hendak menuju ke base II sementara temannya memukul. Jika bolanya (hasil pukulan) dapat dikuasai oleh pemain lapangan, dengan cepat bola tersebut dilemparkan kea rah base II untuk mematikan pelari dari base I kemudian sekaligus mematikan pelari yang menuju ke base I. inilah yang dimaksudkan dengan double play.
3. Deep system atau D-position, untuk menghadapi situasi tanpa/tidak ada pelari satupun di base sedangkan pemukulnya adalah pemukul jauh dan akurat (slugger), atau bias juga untuk menghadapi bila ada pelari di base II dan III dalam keadaan 2 mati (out), sehingga kemungkinan lawan untuk mendapatkan nilai sangat kecil atau sebaliknya besar kemungkinan bagi regu lapangan untuk mematikan lawan. Sebab dalam keadaan seperti ini pihak lawan ada kecenderungan untuk memukul bola sejauh mungkin.

Mengingat keadaan yang begitu aneka ragam dan perubahan situasi permainan yang begitu cepat, maka menurut hemat kami sebaiknya dari ketiga posisi pertahanan tersebut selalu dikombinasikan selama pertandingan berlangsung. Sebab bagaimanapun juga setiap system pertahanan tersebut mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat dan mudah ditembus oleh lawan yang akan mempergunakan setiap kesempatan yang ada untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Oleh karena itu setiap pelatih harus jeli dalam mengamati lawan (kelemahan dan kekuatannya) sehingga kita dapat menentukan dengan tepat kapan kita harus menggunakan system C,D,M untuk mematahkan serangan lawan dengan tepat dan cepat, atau kapan kita harus mengkombinasikan di antara system-sistem tersebut, maksudnya apakah hanya dua saja yang dikombinasikan ataukah ketiga-tiganya, itu semua tergantung dari situasi dan kondisi lawan yang kita hadapi.

A. Strategi dan Taktik Infielders
Seperti telah diuraikan di muka bahwa permainan softball terdapat 2 macam pola (pattern) pertahanan ialah untuk pola pertahanan di daerah infield (daerah segi empat) dan daerah outfield (daerah perpanjangan garis-garis penghubung antara home base ke 1st base dan dari home base ke third base dan dibatasi garis belakang). Namun kedua macam pola tersebut merupakan satu kesatuan pertahanan secara keseluruhan. Artinya bahwa infield dan outfield merupakan satu regu dalam permainan ini, tetapi keduanya mempunyai ciri-ciri khusus dan berbeda dalam mempertahankan diri terhadap serangan lawan.

Tugas-tugas bagi infielders
Setiap pemain di daerah infield tidak hanya berfungsi sebagai pemain yang hanya mempertahankan daerahnya sendiri saja, akan tetapi dia juga harus mempertahankan daerah lain di lapangan infield. Artinya dia harus membantu kawan yang lain atau dengan kata lain harus bekerja sama dengan kawan lainnya dalam menahan/mematahkan serangan lawan. Mereka masing-masing harus mematahkan serangan lawan dapat berhasil dengan baik. Disamping itu juga untuk mengurangi terjadinya kesalahan (error) yang tidak perlu terjadi yang dapat diexploitir oleh pihak lawan untuk mendapatkan keuntungan, misalnya menghasilkan nilai.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi biasanya disebabkan oleh beberapa factor yang antara lain karena salah pengertian diantara para pemain, salah dalam mengambil posisi jaganya, kurang cepat menanggapi situasi yang dihadapinya, dan sebagainya. Dalam dunia softball kesalahan yang demikian ini biasa disebut mental error dan keadaan yang demikian ini dapat menimbulkan terjadinya physical error (melempar/menangkap bola tidak tepat dan tidak benar).
Seperti dikemukakan di atas bahwa dalam permainan softball, terutama regu pertahanan terdapat dua kelompok pemain yakni infielders dan outfielders, maka antara kelompok tersebut harus selalu bekerja sama agar pertahanan yang mereka bangun menjadi lebih rapih, teratur dan rapat. Jadi disatu pihak outfielders harus dapat menahan bola-bola hasil pukulan yang menerobos pertahanan infielders ataupun bola hasil pukulan yang menerobos pertahanan infielders ataupun bola hasil pukulan langsung ke arah outfielders untuk segera dilempar kembali ke arah sasaran di daerah infield dengan cepat, dan dilain pihak infielders harus dapat menguasai bola yang dilempar oleh outfielders kea rah infield. Dalam hal ini pemain infield yang lain (yang sedang tidak menerima bola lemparan) harus segera menempatkan diri ditempat-tempat yang rawan untuk menahan bola muntah atau bola liar agar bola tidak jatuh atau berhenti di daerah luar lapangan.
Sebagai contoh misalnya, bola dipukul menerobos pertahanan shortstop / menuju kearah center fielder, sementara itu pemukul tersebut berusaha lari kearah 2nd base, maka center fielder melempar ke shortstop sebagai relay man untuk segera melemparkan kepada second base man yang sudah siap di second base. Ini adalah salah satu contoh permainan yang mempergunakan system/pola relay man. Kemudian ada pola lain yang dinamakan cut-off man yakni untuk mematikan pelari yang menuju ke home base. Misalnya, ada pelari di 2nd base dan salah seorang kawannya mendapat giliran memukul. Dengan sendirinya pemukul berusaha memasukkan kawannya dengan jalan memukul bola sejauh left fielder harus segera menguasai bola dan segera melemparkan bola tersebut kearah home base, sementara itu first base man harus sudah menempatkan dirinya di antara third base dan home base untuk menyongsong bola yang datang dari left fielder dan meneruskannya kea rah home base supaya dapat menggagalkan usaha pelari tersebut untuk menciptakan nilai karena berhasil melewati home base dengan selamat.
Strategi/taktik untuk first base-man
1. Situasi : situasi bunt dengan pelari di 1st base.
Strategi/taktik :
· Berdiri pada posisi agak menjauhi first base kearah home ase.
· Bergeraklah secepatnya kearah bola begitu melihat batter melakukan pukulan tumbuk (bunt).
2. Situasi : pelari di 1st base, tetapi bukan situasi bunt.
Strategi/taktik :
· Mengambil posisi agak dekat 1st base
· Segera mengambil posisi berdiri mengkangkangi first base pada setiap lemparan pitcher.
· Bila mungkin matikan pelari di 2nd base sesudah mengambil bola
· Bila bola dipukul jauh kearah outfield sebaiknya segera kembali ke first base.

Strategi /taktik untuk second base-man
1. Situasi : situasi bunt, belum ada yang mati (out) pelari ada di 1st base.
Strategi/taktik :
· Waspada terhadap macam-macam lemparan pitcher dan siap menutup 1st base untuk mematikan pelari yang menuju ke base tersebut (sebab 1st base-man harus mengambil bola bunt)
· Melakukan back-up (menjaga) daerah di belakang 1st base jika first base-man kembali ke basenya.
· Segera sesudah mematikan pelari di 1st base memperhatikan keadaan di 3rd base bila perlu bola dilempar ke daerah tersebut untuk mencegah pelari dari arah second (yang semula ada di first) untuk melanjutkan ke 3rd base.
· Harus mengambil posisi yang tepat disesuaikan dengan keadaan pemukul (kidal atau tidak).
2. Situasi : pelari di 1st base, bola dipukul ke arah outfield
Strategi/taktik :
· Bila bola dipukul kearah right fielder, maka dia harus keluar dari base untuk menerima bola dari right fielder, sementara itu shortstop menutup 2nd base.
· Jika bola kearah center fielder atau left fielder,maka dia harus membantu.
· Shortstop dengan menempatkan dirinya di belakang shortstop.
3. Situasi : pelari di 2nd base, bola dipukul kea rah outfield (melambung)
Strategi/taktik :
· Menutup 2nd base jika bola kearah left fielder atau center fielder, tetapi jika bolanya kearah right fielder dan jauh ke belakang, maka dia harus segera merelay bola untuk dilempar ke second yang diisi oleh shortstop.

Strategi/taktik untuk third base-man
1. Situasi : pelari di 1st base, situasi bunt belum ada mati atau baru satu mati (out)
Strategi/taktik :
· Mengambil posisi lebih dekat kearah home base dan bersiap-siap untuk mengambil bola pendek (bunt) secepatnya.
· Jika bola tidak diambil oleh pitcher atau 1st base-man maka dia harus kembali ke 3rd base secepatnya.
· Apabila pemukul sudah mempunyai 2 strikes, maka dia harus mengambil posisi dekat 3rd base.
· Jika bola dipukul kearah outfield, maka dia harus mengambil pposisi di luar 3rd base kearah outfielder kurang lebih 5 feet dari 3rd base.
· Usahakan menangkap bola dari outfield sebelum bola memantul atau jika terpaksa supaya bola diambil pada pantulan pertama.
2. Situasi : pelari di 2nd base.
Strategi/takti :
· Bermain dengan mengambil posisi hamper sama dengna situasi permainan dimana ada pelari di 1st base dan dalam situasi bunt.
· Hendaknya tetap waspada dan jangan terlambat kembali ke basenya untuk menjaga jika pelari 2nd lari ke 3rd base.
· Apabila sesudah menangkap bola ground (menggulir ditanah) kea rah dia, segeralah berputar kea rah 2nd base untuk menekan pelari supaya kembali ke 2nd, kemudian bola supaya segera dilempar ke 1st base untuk mematikan pelari disitu.
· Yang penting harus mengambil keputusan dengan cepat untuk mematikan salah satu pelari di antara mereka, dengan sendirinya pilihlah jalan yang paling mudah untuk melakukan hal tersebut.
3. Situasi : pelari di 2nd dan 1st base
Strategi/taktik :
· Ambil posisi kearah home base kurang lebih 5-7 feet dan siap mengambil bola bunt terutama di daerah dekat pitcher kearah 3rd base.
· Cepat kembali ke 3rd base jika tidak mengambil bola
· Shortstop harus menutup 3rd base jika 3rd base-man sedang mengambil bola pukul (ground atau pantulan)
· Secepatnya bola dilempar kearah shortstop yang menutup 3rd base sebelum pelari sampai di 3rd base.
· Dari 3rd base bola segera dilempar ke 2st base untuk mematikan pelari disitu (double play), tetapi jika sudah terjadi 2 mati (out) cukup dimatikan di 1st saja sebab selain mudah dan resikonya lebih kecil dan lagi lebih cepat.

4. Situasi : pelari di 1st base
Strategi/taktik :
· Harus menutup 2nd base untuk setiap bola pukulan kearah sebelah kanan (baik infield ataupun outfield), dan juga untuk bola bunt didekat home.
· Harus menutup 3rd base manakala 3rd base-man sedang mengambil bola pelan/bunt
· Melakukan back-up di daerah 2nd jika bola dilempar dari arah outfield
· Lemparkan bola ke 2nd untuk main double play ke 1st base jika keadaan baru satu mati, lempar kearah 1st atau 2nd saja, jika sudah 2 mati.

B. Strategi dan Taktik Outfielders
Semua pemain di daerah outfield harus mampu bergerak/berlari cepat untuk mengejar dan menangkap bola pukul, untuk itu mereka harus memiliki daya antisipasi dan penetrasi yang tinggi, sehingga dapat memperkirakan dengan tepat kemana dan dimana arah jatuhnya bola tersebut. Dengan demikian mereka akan mampu menempatkan diri mereka dengan cepat dan tepat, artinya cepat waktunya dan tepat posisinya. Untuk itu maka pemain-pemain outfield harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
a. Memilki kemampuan lari dengan cepat
b. Memiliki kemampuan memperkirakan arah bola melambung dengan tepat
c. Memiliki kemampuan melempar dengan kuat dan tepat.
Dari pemain outfield biasanya yang menjadi pemimpinnya/coordinator pertahanannya adalah center fielder, sebab pemain inilah yang harus mengatur pertahanan di daerah ini. Dia yang paling memungkinkan untuk mengatur dua kawannya (leftfielder dan right fielder) untuk menutup daerahnya atau untuk mengambil bola. Hal ini disebabkan dia mempunyai daerah pandangan lebih luas dari pada kedua kawannya.
Pemain-pemain outfield harus memiliki mental baja artinya memiliki kesabara dan ketabahan yang tinggi serta memiliki daya tahan yang prima, mengingat daerahnya yang luas dan frekuensi datangnya bola agak rendah jika dibandingkan dngan di daerah infield. Seperti halnya pemain-pemain infield, maka pemain outfield juga harus selalu beekerja sama dengan kawan-kawannya dalam mempertahankan daerahnya artinya mereka masing-masing tidak boleh hanya terpancang ditempatnya masing-masing sehingga memudahkan lawan untuk menerobos pertahanan mereka. Di samping itu mereka juga harus selalu membangun kerja sama dengan kawan-kawan di daerah infield. Mereka harus rajin menutup daerah di sekitar base terutama jika terjadi serangan didaerah atau disekitar base tersebut. Jadi jika ada bola yang terlepas dari infielder dapat dikuasai oleh pemain outfield. Dengan demikian pertahanan akan menjadi lebih rapat dan rapi.
Lebih lebih jika terjadi run down, yakni usaha mematikan pelari diantara dua base oleh para pemain infield, maka para pemain outfield harus membantu usaha kawan mereka agar pelari dapat dimatikan dengan segera antara lain dengan menutup base yang kosong. Jadi dalam hal ini prinsipnya jangan sampai ada daerah /bagian lapangan permainan yang kosong atau berlubang yang dapat diexploitir lawan. Oleh karena itu kerja sama diantara mereka adalah sangat penting dan mutlak diperlukan demi keberhasilan mereka dlam menahan dan mematahkan serangan lawan dengan cepat.

Strategi/taktik outfield
1. Situasi : tidak ada pelari di base.
Strategi/taktik :
· Jika bola pukulan melambung, sehabis menangkap bola agar dilemparkan ke 2nd base.
· Begitu juga bola ground lemparkan bola ke 2nd atau 3rd.
· Pemain right field harus selalu waspada terhadap bola pukul kearahnya.

2. Situasi : ada pelari di 1st base
Strategi/taktik :
· Jika bola pukul melambung maka bolanya harus dilempar 1 base di depan pelari, tetapi jika ground supaya dilempar 2 base di depan pelari.
· Right fielder harus siap membantu 1st base-man jika bola dimainkan di daerah itu, lebih-lebih kalau keadaan sudah 2 mati (out)
· Pada pukulan pendek/tanggung kea rah center atau di sebelah kanannya sedikit,maka bola supaya dilemparkan kearah 2nd untuk menahan supaya pelari tetap berada disitu. Atau kalau pelari sudah terlanjur berada di antara 2nd dan 3rd base (karena terlambat kembali ke 2nd) maka pelari supaya dimatikan di 2nd base.
· Pada pukulan bunt maka right fielder harus menutup daerah di belakang 1st untuk menghadang bola lepas yang dilemparkan kearah 1st base, sedangkan center fielder menutup daerah di belakang 2nd base dan yang menutup 3rd ase adalah left fielder (terutama jika 3rd base-man sedang mengambil bola bunt disekitar depan home atau yang kearahnya)

3. Situasi : pelari di 2nd base saja atau di 2nd dan 1st base.
Strategi/taktik :
· Jika bolanya melambung, lemparkan bola kearah 1 base di depan pelari dan lemparkan 2 base di depan pelari jika bola ground (menggulir).
· Center fielder harus selalu waspada terhadap kemungkinan permainan di daerah 2nd base,karena adanya pukulan pendek dan tajam (single hit).
· Left fielder harus waspada terhadap kemungkinan permainan di daerah 3rd base terutama jika pelari 2nd terlambat startnya ke 3rd base.
· Pada pukulan bunt, center fielder secepatnya mengambil posisi di belakang 2nd, bahkan kalau perlu bertindak sebagai 2nd baseman untuk mematikan pelari yang menuju ke 2nd, sedangkan left dan right fielder masing-masing menutup daerah 1st dan 3rd base.

4. Situasi : pelari di 3rd base.
Strategi/taktik :
· Jika bola melambung lemparkan bola ke home base, tetapi jika menggulir lemparkan ke 1st atau 2nd base, right fielder siaga menghadapi kemungkinan permainan di 1st base.

5. Situasi : pelari di 1st dan 3rd
Strategi/taktik :
· Jika bola melambung lemparkan bola kearah home base, jika pukulan pendek lemparkan bola ke 2nd base dan 3rd base jika bola menggulir. Tetapi hati-hati jika bola dipukul kearah center field atau sedikit di sebelah kanannya, sebab pemain lawan berusaha menerobos pertahanan daerah 2nd base.


Hartono. 1983. Softball untuk Pemula. Yogyakarta: Yayasan Satuhu Tresno Olahraga