Kata hubung yang digunakan sebagai penanda penegasan ulang tesis dalam teks eksposisi di atas adalah

PENGERTIAN

Eksposisi adalah teks untuk mengusulkan pendapat pribadi mengenai sesuatu yang di dalamnya terdapat argumen-argumen untuk memperkuat pendapat. Eksposisi berupa (pendapat) yang dikuatkan dengan argumen-argumen yang logis, rasional, dan faktual untuk mendukung pendapat.

STRUKTUR TEKS EKSPOSISI

a.Pembukaan

b.Tesis (pendapat)

c.Argumen-argumen

d.Penutup

PEMBUKAAN

Merupakan bagian awal yang berisi pandangan awal untuk menempatkan (memosisikan) objek/ topik/ masalah dalam suatu konteks yang relevan apakah teknologi, politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, agama, alam, dsb. Pandangan awal ini bersifat opsional, maksudnya boleh ada dan boleh tidak.

*Akan tetapi, kalau ada akan lebih baik

Tesis (pendapat)

Bagian yang berisi pernyataan pendapat/ pendirian penulis tentang suatu objek/ topik/ masalah, apakah penulis setuju atau tidak setuju, memang perlu atau tidak, halal atau haram, boleh atau tidak boleh, optimis, atau pesimis, positif atau negatif, konstruktif atau destruktif, dan sejenisnya.

*penulis harus memiliki pendirian yang kuat dan berpihak pada salah satu dari dua sisi tersebut.

Argumen-argumen

Berupa alasan data/ fakta/ fenomena sebagai bukti atau contoh, untuk mendukung tesis penulis. Dalam mengemukakan argumen, sebaiknya penulis berdiri pada satu posisi saja apakah posisi setuju atau tidak , mendukung atau tidak mendukung, menilai baik atau buruk, dan sejenisnya. Jika memakai model ini, tulisannya disebut eksposisi satu sisi.

Meskipun demikian, boleh juga penulis mengunakan dua posisi, dalam arti dia memasukan unsur pro(setuju) maupun kontra(tidak setuju), namun pada akhirnya ia tetap berada pada salah satu posisi akhir.

Penutup

Berupa penegasan kembali tesis atau pendapat yang dikemukakan di awal. Biasanya menggunakan redaksi (kalimat) yang agak berbeda.

Ciri bahasa teks eksposisi

Bahasa teks eksposisi secara umum bersifat formal/baku. Bahasa baku yaitu bahasa yang sesuai dengan kaidah kebahasaan, baik struktur kalimatnya, pilihan kata, pengunaan ungkapan, pengunaan kata penghubung, ejaan, maupun pengunaan tanda baca.

Didalam teks eksposisi sering digunakan pronomina persona. Pronomina persona adalah kata ganti yang menunjukan orang, seperti saya , kita, engkau, kamu, dia, mereka.

Penulis eksposisi atau karangan ilmiah tidak boleh mengunakan pronomina saya, aku, atau hamba karena terkesan sombong dan egoistis.

Teks eksposisi juga mengunakan berbagai macam kata penghubung. Baik kata penghubung intrakalimat, antarkalimat, dan antarparagraf.

Penghubung yang digunakan bisa menyatakan hubungan perbandingan, syrat, pengandaian, pilihan, dan penegasan.

Kata penghubung perbandingan

Digunakan untuk membandingkan hal yang sama dan hal yang berbeda.

Untuk membandingkan hal yang sama digunakan kata sebagaimana, hal yang sama, seperti halnya, sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan hal itu, dsb.

Untuk menghubungkan hal yang berbeda digunakan kata hal yang berbeda, sebaliknya, berbeda dengan itu, sedangkan, berbeda halnya dengan, tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, dsb.

Kata penghubung pengandaian

Adalah kata penghubung yang menyatakan pengandaian. Misalnya: seandainya, andaikata, andaikan, sekiranya. Sedangkan, kata pengubung syarat adalah kata penghubung yang menyatakan syarat. Misalnya: jikalau, jika, kalau, asalkan.

kata penghubung pengandaian dan kata hubung syarat tersebut juga digunakan sebagai konjungsi pilihan yang berfungsi menyatakan pilihan.

Contoh:

Jika laju pertumbuhan penduduk terkendali, pertumbuhan ekonomi baru akan ada artinya.(syarat)

Indonesia tentu akan lebih cepat keluar dari krisis jika/seandainya indonesia berani menolak resep IMF. (pengandaian)

Jika bunga bank terlalu rendah, uang yang beredar akan naik dan inflasi cenderung naik, tetapi jika bunga bank tinggi, pertumbuhan sektor rill akan terhambat. (pilihan)

Kata penghubung penegasan

Adalah kata penghubung yang menyatakan penegasan. Misalnya: memang, demikianlah, begitulah, dengan demikian, dengan begitu, jelaslah bahwa, dsb.

Kata penghubung ini banyak digunakan untuk menghubungkan antarparagraf.

Letaknya di awal paragraf dan diakhiri tanda koma (,). Misalnya:

Dengan demikian,.

Memang,..

Jelaslah,

Dengan begitu,..dsb.

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Lagi
  • Klik untuk mengirim ini lewat surel kepada seorang teman(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...