Kayu memiliki sifat akustik yaitu

  • Pencarian sederhana adalah pencarian koleksi hanya menggunakan satu kriteria pencarian
  • Ketik kata kunci pencarian, misalnya. "Komunitas sosial"
  • Pilih segmen yang Anda cari, misalnya. "Judul"
  • Pilih jenis koleksi misalnya "Monograf[buku]", atau biarkan pada pilihan "Semua Jenis Bahan"
  • Klik tombol "Cari" atau tekan tombol Enter pada keyboard

Penggunaan bahan baku kayu alternatif dalam industri pembuatan alat musik memiliki potensi yang besar dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas sifat akustik dan kestabilan dimensi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat akustik empat jenis kayu cepat tumbuh modifikasi panas. Bahan yang digunakan dari empat jenis pohon yaitu sengon, jabon, mangium, dan jati berupa papan tangensial dan papan radial dengan tebal, lebar, dan panjang [3 x 20 x 130] cm3. Proses perlakuan panas dilakukan pada suhu 150 ○C dan 180 ○C untuk kontrol, 2, dan 6 jam pada setiap papan di setiap jenis kayu untuk sampel uji akustik dan MOEd. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat akustik cenderung meningkat dengan perlakuan panas. Hasil koefisien serap bunyi dengan tabung impedansi, dengan perlakuan panas dan frekuensi tinggi tidak mempengaruhi hasil koefisien serap bunyi. Sifat mekanik MOEd meningkat pada kayu sengon, jabon, dan jati. Kayu mangium mengalami penurunan MOEd setelah diberi perlakuan pemanasan. Keempat jenis kayu tersebut memenuhi sifat akustik dan dapat digunakan sebagai bahan peredam suara

Kayu berasal dari berbagai jenis pohon dengan sifat yang berbeda. Bahkan kayu dari pohon yang sama memiliki sifat yang sangat berbeda, jika dibandingkan dengan ujung dan pangkalnya. Sehubungan dengan itu, ada baiknya jika kayu diketahui terlebih dahulu sifat-sifatnya, sebelum kayu tersebut digunakan sebagai bahan bangunan, industri kayu atau untuk pembuatan mebel. Sifat-sifat yang dimaksud berkaitan dengan sifat anatomi kayu, sifat fisik, sifat mekanik dan sifat kimia. Selain banyaknya sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum pada semua kayu yaitu
  1. Semua batang pohon memiliki susunan vertikal dan simetri radial
  2. Kayu tersusun atas sel-sel yang memiliki berbagai jenis dan struktur dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa [suatu unsur karbohidrat] dan berupa lignin [suatu unsur nonkarbohidrat].
  3. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu menunjukkan sifat yang berbeda ketika diuji menurut tiga arah utamanya [longitudinal, tangensial dan radial]. Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa pada dinding sel, bentuk sel kayu yang memanjang dan susunan sel terhadap sumbu vertikal dan horizontal batang pohon.
  4. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat kehilangan atau meningkatkan kelembapannya akibat perubahan kelembapan dan suhu udara di sekitarnya.
  5. Kayu dapat diserang oleh organisme perusak kayu, juga dapat terbakar, apalagi jika kayu tersebut dalam keadaan kering


Ketika sebuah pohon ditebang secara horizontal dan permukaan potongan horizontal dihaluskan, maka akan muncul gambar elemen kayu yang disusun dalam pola melingkar dengan pusat di tengah batang dan deretan sel kayu dengan arah yang mirip dengan jari-jari roda ke permukaan bagasi. Sebuah sumbu dapat dibayangkan melewati pusat dan merupakan salah satu sumbu arah utama yang disebut sumbu longitudinal; . Selanjutnya, tegak lurus terhadap jari-jari kayu, tetapi tidak memotong sumbu longitudinal, disebut sumbu arah tangensial. Ketiga arah utama ini sangat penting karena kebutuhan untuk mengetahui sifat-sifat khusus kayu. Yaitu antara lain sifat anisotropik yang telah disebutkan, perbedaan kekuatan kayu, muai dan susut kayu serta aliran zat cair dalam kayu.



Selain mengetahui kekuatan kayu yang menahan beban, ternyata arah sumbu membujur lebih besar daripada arah lainnya. Demikian juga, cairan lebih cepat dan lebih mudah dalam arah memanjang daripada arah sumbu radial dan tangensial. Sedangkan penyusutan kayu terbesar terdapat pada arah tangensial.

Sifat fisik kayu

Beberapa hal yang termasuk dalam sifat fisik kayu adalah. Gravitasi Spesifik, Daya Tahan Alami, Warna, Higroskopis, Berat, Kekerasan dan lain-lain


Tambahkan ILMU Kayu Anda >>> ILMU TEKNIS. Jenis - Jenis Kayu Yang Biasa Digunakan Pada Bangunan Di Indonesia


Berat spesifik


Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, mulai dari 0,20 hingga 1,28. Berat jenis merupakan indikator penting dari berbagai sifat kayu. Semakin berat kayu, umumnya semakin kuat kayu tersebut. Semakin ringan suatu jenis kayu, maka akan semakin kurang kuat. Berat jenis kayu diperoleh dari perbandingan antara berat volume kayu tertentu dengan volume air yang sama pada suhu standar.



Daya Tahan Kayu Alami


Ternyata berbeda. Yang dimaksud dengan keawetan alami adalah ketahanan kayu terhadap serangan unsur perusak kayu dari luar seperti. jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan makhluk lainnya yang diukur dengan periode tahunan. Keawetan kayu tersebut dikarenakan adanya suatu zat di dalam kayu yang merupakan bagian dari racun bagi hama kayu, sehingga hama tidak masuk dan berdiam di dalam serta merusak kayu tersebut. Misalnya kayu jati memiliki tectoquinone, kayu ulin memiliki silika dan lain-lain



Warna Kayu


Jenisnya banyak sekali, antara lain kuning, keputihan, coklat muda, coklat tua, hitam kehitaman, kemerahan dan lain-lain. Ini karena pengisi warna yang berbeda pada kayu. Warna suatu jenis kayu dapat dipengaruhi oleh letak di batang, umur pohon dan kelembaban udara.



Hidroskopis


Kayu memiliki sifat higroskopis, artinya dapat menyerap atau melepaskan air atau uap air. Selanjutnya keluar masuknya air dari kayu menyebabkan kayu menjadi basah atau kering, akibatnya kayu akan mengembang atau menyusut.



Tekstur


Tekstur adalah ukuran relatif dari sel-sel kayu. Apa yang terdiri dari sel kayu adalah serat kayu. Jadi dapat dikatakan bahwa tekstur merupakan ukuran relatif dari serat kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu dapat diklasifikasikan menjadi

  • Kayu bertekstur halus, mis. giam, lara, kulim dll
  • Kayu bertekstur sedang, mis. jati, sonokeling dll
  • Kayu bertekstur kasar, mis. meranti, kempa dll



Serat


Bagian ini terutama menyangkut sifat kayu, yang menunjukkan arah sel-sel kayu di dalam kayu dalam kaitannya dengan sumbu batang pohon tempat potongan dibuat. Arah serat dapat ditentukan oleh alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu. Kayu dikatakan berbutir lurus, jika arah sel-sel kayu sejajar dengan sumbu batang. Jika arah sel menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang, maka kayu dikatakan terpilin. Serat bengkok dapat dibagi lagi menjadi

  • Serat kohesif; . kulim, renghas, kapur
  • Serat bergelombang; . rengha, merbau dan lain-lain
  • Serat bengkok; . bintangur, kapur, damar dan lain-lain
  • Serat diagonal;

Tambahkan ILMU Kayu Anda >>> ILMU TEKNIS. Jenis - Jenis Kayu Yang Biasa Digunakan Pada Bangunan Di Indonesia

Berat kayu


Berat jenis kayu tertentu tergantung dari jumlah zat kayu yang menyusunnya, rongga sel atau jumlah pori, jumlah air yang terkandung dan zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dijadikan sebagai patokan berat kayu. Berdasarkan berat jenisnya, jenis-jenis kayu diklasifikasikan ke dalam kelas-kelas berikut

  • Sangat berat = lebih besar dari 0,90
  • Berat = 0,75 – 0,90
  • Cukup berat = 0,60 – 0,75
  • Cahaya = lebih kecil dari 0,60


Misalnya jenis kayu yang termasuk kelas sangat berat adalah kayu giam, balau, dll. Pada kelas berat seperti kulim, sedangkan yang tergolong berat seperti bintangur dan yang termasuk ringan seperti pinus dan balsa



Kekerasan


Secara umum, ada hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu. Kayu keras juga termasuk kayu berat. Di sisi lain, kayu ringan juga merupakan kayu lunak. Berdasarkan kekerasannya, jenis-jenis kayu diklasifikasikan sebagai berikut

  • Kayu sangat keras, misalnya. balau, giam, dan lain-lain
  • Kayu keras, misalnya. kulim, pilang dan lain-lain
  • Kayu keras sedang, misalnya. mahoni, meranti, dll
  • Kayu lunak, misalnya. pinus, balsa, dll


Cara untuk menentukan kekerasan kayu adalah dengan memotong kayu secara mendatar dan mencatat atau mengevaluasi pengaruh ketahanan kayu pada saat pemotongan dan kilap area pemotongan yang dihasilkan. Kayu yang sangat keras akan sulit dipotong dengan pisau. Pisau akan meleset dan hasil pemotongan akan meninggalkan bekas mengkilat pada kayu. Kayu lunak akan mudah patah, dan hasil pemotongan horizontal akan memberikan hasil yang kasar dan suram.

Tambahkan PENGETAHUAN Kayu Anda >>>ILMU TEKNIS. Jenis - Jenis Kayu Yang Biasa Digunakan Pada Bangunan Di Indonesia


Efek sentuhan


Efek taktil suatu jenis kayu adalah efek yang didapat saat kita menyentuh permukaan kayu tersebut. Beberapa kayu jika disentuh memberikan kesan kasar, halus, halus, dingin dan sebagainya. Efek sentuhan yang berbeda untuk setiap jenis kayu tergantung. tekstur kayu, jumlah air yang dikandungnya, dan jumlah zat ekstraktif dalam kayu. Efek sentuhannya halus, bila tekstur kayunya halus dan permukaannya mengandung lilin. Sebaliknya jika tekstur kayunya kasar. Sentuhan dingin berpengaruh pada kayu yang teksturnya halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya akan terasa panas bila teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah. Jati terasa agak berminyak atau seperti lilin saat disentuh;


Bau dan Rasa


Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu disimpan di udara luar dalam waktu lama. Untuk mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau sayatan baru pada kayu tersebut atau dengan cara membasahi kayu tersebut. Karena beberapa jenis kayu memiliki bau yang cepat hilang, atau memiliki bau yang merangsang. Sifat bau kayu dapat digambarkan menurut bau yang umum dikenal. Untuk mengungkapkan bau kayu yang kita jumpai, kita sering menggunakan bau dari sesuatu yang umum dikenal, misalnya. bau bawang putih [kulim], bau keasaman [ulin], bau zat penyamak [teh], bau kapur barus [jeruk nipis] dan sebagainya. Sentuhan dan efek bau tidak jauh berbeda. Kemiripan antara efek penciuman dan rasa disebabkan oleh hubungan yang erat antara indera penciuman dan indera perasa kita


Nilai dekoratif .


Umumnya menyangkut jenis kayu yang akan dibuat untuk tujuan tertentu yang hanya mementingkan nilai keindahan tertentu pada kayu tersebut. Nilai dekoratif suatu jenis kayu tergantung pada sebaran warna, arah serat kayu, tekstur dan kenampakan tumbuh-tumbuhan yang secara bersama-sama muncul dalam suatu pola atau bentuk tertentu. Pola gambar inilah yang membuat suatu jenis kayu memiliki nilai dekoratif. Kayu yang memiliki nilai dekoratif antara lain. sonokeling, sonokembang, renghas, kayu hitam, dll


Properti lainnya .


Properti lainnya termasuk properti pembakaran. Semua jenis kayu dapat terbakar, digolongkan menjadi arang dan abu. Sifat mudah terbakar ini di satu sisi menguntungkan, misalnya jika kayunya akan digunakan sebagai bahan bakar. Di sisi lain, ada kerugiannya, misalnya jika kayunya digunakan sebagai furnitur atau bahan bangunan. Meski begitu, kayu tidak bisa ditinggalkan, karena kayu memiliki sifat menguntungkan yang lebih besar jika dibandingkan dengan sifat logam. Proses pembakaran sangat dipengaruhi oleh faktor fisik, kimia dan anatomi kayu. Jenis kayu dengan urat besar lebih mudah terbakar daripada jenis kayu berat. Selain itu, kandungan aspal yang banyak mempercepat pembakaran. Dengan sifat tersebut, maka jenis kayu yang dapat digolongkan ke dalam kelas tahan api, misalnya kayu. merbau, ulin, jati dan sebagainya. Tahan api kecil, misalnya kayu. balsa, sengon, pinus dan sebagainya. Ketahanan api kayu dapat ditingkatkan dengan membuat kayu tahan api [ tahan api ] antara lain.

  • Melapisi kayu dengan bahan pelapis yang tidak mudah terbakar, yang berfungsi untuk melindungi lapisan kayu di bawahnya dari api. [Asbes, pelat logam, dll.]
  • Menutupi kayu dengan bahan kimia yang mencegah kayu terbakar, misalnya. jenis cat tahan api, senyawa garam antara lain amoniun dan boor zuur
  • Dengan menghamili kayu dengan berbagai bahan kimia yang mengurangi pembakaran kayu. Ada juga bahan lain yang menghasilkan gas yang dapat mencegah kebakaran

Tambahkan ILMU Kayu Anda >>> ILMU TEKNIS. Fungsi dan Manfaat Bagian Kayu dalam Proyek Konstruksi


Properti kayu terhadap suara .

  1. Properti akustik. sifat akustik kayu sangat penting dalam kaitannya dengan alat musik dan konstruksi bangunan. Prinsip akustik menunjukkan bahwa kemampuan meneruskan atau tidak meneruskan bunyi sangat erat kaitannya dengan kekenyalan kayu. Jadi sebatang kayu dapat bergetar bebas, jika dipukul akan mengeluarkan suara bernada tinggi tergantung frekuensi alami getaran kayu tersebut. Frekuensi ini ditentukan oleh kerapatan/elastisitas dan ukuran kayu. Kayu yang sudah kehilangan kekenyalannya, misalnya karena serangan jamur, jika dipukul akan mengeluarkan suara keruh, sedangkan kayu yang sehat akan mengeluarkan suara yang nyaring.
  2. Properti resonansi. yaitu juga bergetar dengan gelombang suara, karena kayu memiliki sifat elastisitas. Kualitas tone yang dihasilkan kayu ini sangat bagus. Oleh karena itu, kayu banyak digunakan untuk alat musik. kulintang, piano, biola, gitar, dll. Kemampuan benda menyerap bunyi tergantung pada waktu dan sifat akustik permukaan benda, yaitu dapat atau tidaknya permukaan benda menyerap bunyi atau memantulkan bunyi. Struktur kayu memiliki sifat sedemikian rupa sehingga jika kayu tidak dapat bergetar dengan mudah, permukaannya memiliki sifat meredam gelombang suara. Oleh karena itu, jenis kayu ini bagus jika digunakan sebagai lantai atau parket.

·          Sifat mekanik kayu


Sifat mekanis atau kekuatan kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan beban dari luar. Yang dimaksud dengan beban dari luar adalah gaya-gaya di luar benda yang mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk dan ukuran benda. Kekuatan kayu memainkan peran penting dalam penggunaan kayu untuk bangunan, peralatan, dan penggunaan lainnya. Padahal, di hampir semua penggunaan kayu, dibutuhkan kekuatan. Dalam hubungan ini dibedakan beberapa jenis kekuatan sebagai berikut


Daya tarik


Kekuatan atau kekuatan tarik suatu jenis kayu adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang mencoba menarik kayu tersebut. Kekuatan tarik terbesar pada kayu sejajar dengan arah serat. Kuat tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kuat tarik sejajar arah serat dan kuat tarik ini berhubungan dengan ketahanan kayu terhadap belah.



Kekuatan tekan


Kuat tekan suatu jenis kayu adalah kekuatan kayu tersebut untuk menahan beban jika kayu tersebut digunakan untuk keperluan tertentu. Dalam hal ini dibedakan dua jenis tekan yaitu tekan tegak lurus arah serat dan tekan sejajar arah serat. Kekuatan tarik serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban. Seperti halnya bobot rel kereta api oleh bantalan di bawahnya. Kekuatan ini juga terkait dengan kekerasan kayu dan kekuatan geser. Kuat tekan tegak lurus arah serat pada semua kayu lebih kecil daripada kuat tekan sejajar arah serat



Kekuatan geser


Yang dimaksud dengan kuat geser adalah ukuran kekuatan kayu ditinjau dari kemampuannya menahan gaya-gaya yang menyebabkan suatu bagian kayu bergeser atau tergeser dari bagian lain yang berdekatan. Dalam hubungan ini terdapat 3 macam yaitu kuat geser sejajar arah serat, kuat geser tegak lurus arah serat dan kuat geser miring. Kuat geser tegak lurus arah serat jauh lebih besar daripada kuat geser sejajar arah serat



Kekuatan lentur [lentur].


Adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang mencoba membengkokkan kayu atau menahan beban mati atau beban hidup selain beban tumbukan yang harus ditanggung oleh kayu tersebut, misalnya. Dalam hal ini, stabilitas kurva statis dan stabilitas kurva impak dibedakan. Yang pertama menunjukkan kekuatan kayu untuk menahan gaya yang menerpa secara perlahan, sedangkan kekuatan tembakan adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya yang menerpa secara tiba-tiba seperti pukulan.



Kekakuan


Kekakuan kayu, baik digunakan sebagai tiang maupun tiang, merupakan ukuran kekuatannya untuk dapat menahan perubahan bentuk atau kelengkungan. Kekakuan dinyatakan dengan istilah modulus elastisitas yang diturunkan dari uji kestabilan kurva statik



Kegigihan


Keuletan adalah istilah yang biasa digunakan untuk lebih dari satu sifat kayu. Misalnya kayu yang sulit dibelah dikatakan keras. Ada juga pengertian bahwa kayu tangguh adalah kayu yang tidak akan patah sebelum bentuknya berubah akibat beban yang sama atau mendekati kekuatan maksimalnya, atau kayu yang sudah patah dan bengkok maju mundur tanpa ada kayu yang patah. Dalam uraian ini, ketangguhan kayu didefinisikan sebagai kemampuan kayu untuk menyerap energi dalam jumlah yang relatif besar atau menahan guncangan atau tegangan berulang yang melebihi batas proporsional dan mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian. Keuletan adalah kebalikan dari kerapuhan kayu dalam artian kayu yang ulet akan pecah secara bertahap dan memberikan bunyi peringatan akan kerusakannya. Keuletan terutama merupakan faktor penting untuk menentukan kepastian jenis kayu tertentu untuk digunakan sebagai pegangan alat pemukul, alat olah raga dan kegunaan lain sebagai bagian dari alat untuk melakukan sesuatu.



Kekerasan


Yang dimaksud dengan kekerasan kayu adalah ukuran kekuatan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan di atasnya. Dapat juga diartikan sebagai kemampuan kayu untuk menahan abrasi. Dalam pengertian terakhir, kekerasan kayu, bersama dengan ketangguhannya, adalah ukuran ketahanannya terhadap keausan kayu. Hal ini menjadi pertimbangan dalam menentukan jenis kayu yang akan digunakan sebagai lantai rumah, balok pengeras, pelicin sumbu, dll. Kekerasan pada arah sejajar serat umumnya melebihi kekerasan kayu pada arah lainnya



h. Membagi ketegasan


Sifat ini digunakan untuk menyatakan kekuatan kayu untuk menahan gaya yang mencoba membelah kayu. Tegangan belah adalah tegangan yang terjadi karena adanya suatu gaya yang berperan sebagai ganjalan. Sifat kekuatan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirup atau pembuatan kayu bakar. disisi lain stabilitas belahnya yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukiran [patung]. Contoh. kayu ulin bagus untuk membuat sirup, kayu sawo bagus untuk membuat patung atau alat peraga senjata dan sebagainya. Perlu diketahui bahwa kebanyakan kayu lebih mudah dibelah sepanjang radius [arah radial] dibandingkan pada arah yang sejajar dengan lingkaran tahun [tangensial]. Pengukuran yang digunakan untuk menggambarkan sifat kekuatan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu



Faktor eksternal [eksternal] antara lain. pelestarian kayu, inersia lingkungan, pemuatan dan cacat yang disebabkan oleh jamur dan serangga perusak kayu. Faktor kedua adalah faktor kayu [internal] yang bersangkutan, antara lain. dan seterusnya. Kekuatan tiap jenis kayu berbeda-beda. Berdasarkan kekuatannya, jenis kayu digolongkan menjadi 5 kelas kuat yaitu. kelas kuat I sampai kelas kuat V. kayu dari kelas kuat I lebih kuat dari pada kayu dari kelas II, dan seterusnya. Untuk penggunaan konstruksi berat, disarankan menggunakan jenis kayu dengan kelas kekuatan I. Untuk perumahan, tipe dari kelas II dapat digunakan. Kesimpulannya adalah setiap penggunaan harus disesuaikan dengan kelas kekuatannya. Fungsi dan Manfaat Bagian Kayu dalam Proyek Konstruksi

Tambah ILMU Kayu kalian >>> ILMUTEKNIK : Fungsi dan Manfaat Bagian-Bagian Kayu dalam Proyek Konstruksi 

·          Sifat Kimia Kayu

Komponen kimiawi kayu pada kayu mempunyai arti penting, karena menentukan kegunaan suatu jenis kayu tertentu. Selain itu dengan mengetahuinya, kita bisa membedakan jenis-jenis kayu. Komposisi kimiawi kayu digunakan sebagai indikator ketahanan kayu terhadap serangan hama kayu. Selain itu juga dapat menentukan pengerjaan dan pengolahan kayu, sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Secara umum komponen kimia kayu daun lebar dan kayu daun jarum terdiri dari 3 unsur

  • Unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa
  • Unsur non-karbohidrat terdiri dari lignin
  • Unsur-unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan disebut zat ekstraktif

Distribusi komponen kimia tersebut pada dinding sel kayu tidak merata. Selulosa dan hemiselulosa tingkat tinggi ditemukan di dinding sekunder. Sedangkan lignin melimpah di dinding primer dan lamela tengah. Zat ekstraktif ditemukan di luar dinding sel kayu. Komposisi unsur kimia dalam kayu adalah

  • Karbon 50%
  • Hidrogen 6%
  • Nitrogen 0,04 – 0,10%
  • Abu 0,20 – 0,50%
  • Sisanya adalah oksigen


Bidang orientasi kayu

  1. Bidang tangensial . luas yang diperoleh dengan memotong kayu tegak lurus salah satu jari kayu, searah serat, bukan melalui sumbu kayu.
  2. Bidang radial. luas yang diperoleh dengan memotong kayu searah serat melalui sumbu kayu.
  3. Bidang aksial/ kepala kayu. luas yang diperoleh dengan memotong kayu tegak lurus sumbu kayu.

Komponen kimiawi kayu sangat bervariasi, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tempat tumbuh, iklim dan letaknya di batang atau cabang.

Selulosa.
Merupakan bahan kristal untuk membangun dinding sel. Bahan dasar selulosa adalah glukosa, gula beranggota enam, dengan rumus C6H12O6. Molekul glukosa dihubungkan menjadi molekul besar, panjang, berbentuk rantai dalam urutan selulosa. Selulosa merupakan bahan dasar penting untuk industri yang menggunakan selulosa sebagai bahan baku misalnya. pabrik kertas, pabrik sutra buatan dan sebagainya.
Lignin.
Ini adalah bagian non-karbohidrat, sebagai senyawa kimia yang jauh dari bentuk sederhana, tidak terstruktur, amorf. Dinding sel tersusun atas kerangka molekul selulosa, antara lain juga terdapat lignin. Kedua bagian ini merupakan kesatuan yang erat, yang menyebabkan dinding sel menjadi kuat seperti beton bertulang besi. Selulosa seperti batang besi dan lignin seperti semen beton. Lignin terletak terutama di lamella tengah dan dinding primer. Kadar lignin pada kayu gubal lebih tinggi dibandingkan kayu teras. [Tingkat selulosa sebaliknya].
Hemiselulosa.
Selain kedua bahan di atas, kayu masih mengandung sejumlah zat lain hingga 15-25%. Antara lain hemiselulosa, sejenis selulosa yang berupa senyawa dengan molekul besar yang merupakan karbohidrat. Hemiselulosa dapat tersusun dari gula beranggota lima dengan rumus C5H10O5 yang disebut pentosan atau gula beranggota enam C6H12O6 yang disebut heksosan. Zat ini ditemukan sebagai bahan bangunan untuk dinding sel serta zat cadangan.
Bahan ekstraktif.
Umumnya merupakan zat yang mudah larut dalam pelarut seperti. eter, alkohol, bensin dan air. Jumlah rata-rata adalah 3 - 8% dari berat kayu kering kiln. Termasuk minyak, resin, lilin, lemak, tanin, gula, esens dan lilin. Zat ekstraktif bukan merupakan bagian dari struktur dinding sel, tetapi terdapat di dalam rongga sel. Zat ekstraktif mempunyai arti penting dalam kayu karena.

Bài mới nhất

Chủ Đề