Kehadiran virus HIV dalam tubuh akan menyebabkan

Kehadiran virus HIV dalam tubuh akan menyebabkan

Jawaban:

b. defisiensi

e. melakukan seks bebas diluar nikah

c. menumbuhkan rasa keimanan yang lebih kuat

Kehadiran virus HIV dalam tubuh akan menyebabkan

Jawaban:

B.defisien(kekurangan) system' imun

E.

C.

KOMPAS.com – Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

Virus HIV dapat masuk ke dalam sel darah putih dan merusaknya, sehingga jumlah sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi akan menurun.

Sebagai akibat dari kondisi tersebut, sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderitanya mudah terkena berbagai penyakit. Kondisi inilah yang disebut sebagai Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS).

Baca juga: Jadi Penyakit Menakutkan, Benarkah HIV/AIDS Tidak Bisa Diobati?

Jadi, AIDS adalah kumpulan penyakit (sindrom) yang muncul akibat penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.

Melansir Buku Bahan Ajar AIDS pada Asuhan Kebidanan (2015) oleh Yulrina Ardhiyanti, SKM., M.Kes., dkk., ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh, maka semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh dengan mudah (infeksi oportunistik).

Oleh karena sistem kekebalan tubuh penderita AIDS menjadi lemah, maka penyakit yang tadinya tidak berbahaya bisa menjadi sangat berbahaya.

AIDS biasanya disertai adanya bermacam-macam penyakit, seperti penyakit konstitusional, penyakit saraf, hingga penyakit infeksi sekunder.

Tahapan infeksi HIV berkembang jadi AIDS

Seseorang yang terinfeksi HIV pada umumnya tak langsung menyadari terpapar virus berbahaya tersebut.

HIV kira-kira membutuhkan waktu 2-15 tahun hingga menimbulkan gejala.

Melansir Buku HIV & AIDS: Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis, dan Sosial Edisi 2 (2014) oleh Nasronudin, perjalanan infeksi HIV, jumlah virus dan gejala klinis melalui 3 fase ditambah 1 periode (4 tahap).

Baca juga: Lawan Stigma, Pengidap HIV Bukan untuk Dijauhi

Berikut tahapan infeksi HIV berkembang menjadi AIDS:

1. Periode masa jenderla

Periode masa jendela yaitu periode di mana pemeriksaan tes antibody HIV masih menunjukkan hasil negatif walaupun virus sudah masuk ke dalam darah pasien dengan jumlah yang banyak.

Antibodi yang terbentuk belum cukup terdeteksi melalui pemeriksaan laboratorium karena kadarnya belum memadai.

ANtibodi terhadap HIV biasanya baru muncul dalam 3-6 minggu hingga 12 minggu setelah infeksi primer.

Baca juga: 16 Penyakit pada Manusia yang Disebabkan oleh Virus

Periode jendela sangat penting diperhatikan karena pada periode jendela ini pasien sudah mampu dan potensial menularkan HIV kepada orang lain.

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada periode ini sebaiknya yang mampu mendeteksi antigen p18, p24, p31, p36, gp120, gp41.

2. Fase infeksi akut

Setelah HIV menginfeksi sel target, terjadi proses replikasi yang menghasilkan virus-virus baru (virion) dengan jumlah hingga berjuta-juta virion.

Viremia dari begitu banyak virion tersebut dapat memicu munculnya sindrom infeksi akut dengan gejala yang mirip penyakit flu atau infeksi mononukleosa.

Diperkirakan bahwa sekitar 50-70 persen orang yang terinfeksi HIV mengalami sindrom infeksi akut selama 3-6 minggu setelah terinfeksi virus dengan gejala umum, yakni:

  • Demam
  • Faringitis
  • Limfadenopati
  • Artralgia
  • Mialgia
  • Letargi
  • Malaise
  • Nyeri kepala
  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Anoreksia
  • Penurunan berat badan

Baca juga: Waspadai 4 Cara Penularan Virus Corona

HIV juga sering menimbulkan kelainan pada sistem saraf meski paparan HIV baru terjadi pada stadium infeksi yang masih awal.

Kondisi itu, antara lain bisa menyebabkan:

  • Meningitis
  • Ensefalitis
  • Neuropati perifer
  • Mielopati

Sementara, gejala pada dematologi atau kulit, yaitu ruam makropapuler eritematosa dan ulkus mukokutan.

Baca juga: 4 Cara Penyebaran Penyakit Menular

3. Fase infeksi laten

Pembentukan respons imun spesifik HIV dan terperangkapnya virus dalam sel dendritik folikuler (SDF) di pusat germinativum kelenjar limfa dapat menyebabkan virion dapat dikenalikan, gejala hilang, dan mulai memasuki fase laten.

Pada fese ini jarang ditemukan virion di plasma sehingga jumlah virion di plasma menurun karena sebagian besar virus terakumulasi di kelenjar limfa dan terjadi replikasi di kelenjar limfa.

Fase infeksi laten berlangsung rata-rata sekitar 8-10 tahun (dapat 3-13 tahun) setelah terinfeksi HIV.

Pada tahun ke-8 setelah terinfeksi HIV, penderita mungkin akan mengalami berbagai gejala klinis, berupa:

  • Demam
  • Banyak berkeringat pada malam hari
  • Kehilangan berat badan kurang dari 10 persen
  • Diare
  • Lesi pada mukosa dan kulit berulang
  • Penyakit infeksi kulit berulang

Gejala ini merupakan tanda awal munuculnya infeksi oportunistik. Pembengkakan kelenjar limfa dan diare secara terus-menerus termasuk gejala infeksi oportunistik.

Baca juga: Dokter: Pasien Covid-19 yang Sembuh Bisa Alami Sesak Napas Menetap

4. Fase infeksi kronos (AIDS)

Selama berlangsungnya fase ini, di dalam kelenjar limfa terus terjadi replikasi virus HIV yang diikuti kerusakan dan kematian SDF karena banyaknya virus.

Fungsi kelenjar limfa adalah sebagai perangkap virus menurun atau bahkan hilang dan virus dicurahkan ke dalam darah.

Pada fese ini terjadi peningkatan jumlah virion secara berlebihan di dalam sirkulasi sistemik.

Respons imum tidak mampu meredam jumlah virion yang berlebihan tersebut.

Sementara, limfosit semakin tertekan karena intervensi HIV yang kian banyak.

Penurunan limfosit ini mengakibatkan sistem imun menurun dan penderita semakin rentan terhadap berbagai penakit infeksi sekunder.

Baca juga: Dapatkah Gejala Demam Berdarah (DBD) Disertai Batuk Pilek?

Perjalanan penyakit kemudian semakin progresif yang mendorong ke arah AIDS.

Infeksi sekunder yang sering menyertai, di antaranya adalah:

  • Pneumonia yang disebabkan oleh Pneumocytis carinii
  • Tuberkulosis
  • Sepsis
  • Toksoplasmosis ensefalitis
  • Diare akibat kriptisporidiasis
  • Infeksi virus sitomegalo
  • Infeksi virus herpes
  • Kandidiasis esophagus
  • Kandidiasis trachea
  • Kandidiasis bronchus atau paru-paru
  • Infeksi jamur jenis lain, misalnya histoplasmosis, koksidiodomikosis

Kadang-kadang juga ditemukan beberapa jenis kanker, yakni kanker kelenjar getah bening dan kanker sarcoma Kaposi’s.

Pada tahap ini, penderita HIV/AIDS harus segera dibawa ke dokter dan menjalani terapi anti-retroviral virus (ARV).

Terapi ARV bakal mengandalikan virus HIV di dalam tubuh sehingga dampak infeksi bisa ditekan.

Meski demikian, HIV sebenarnya dapat dikenalikan sedini mungkin sehingga bisa menekan peluang timbulnya AIDS.

Baca juga: Kanker Hati: Gejala, Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Mengobati

Maka dari itu, sangat dianjurkan bagi masyarakat yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS untuk melakukan cek darah sedini mungkin.

Masyarakat yang termasuk berisiko tinggi, di antaranya yakni pengguna narkoba dengan jarum suntik, kerap berganti pasangan dan berhubungan seks tanpa kondom.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Oleh : IRMANSYAH, S.ST., M.Si

WIDYAISWARA AHLI MUDA – BBPPKS REGIONAL V SULAWESI

HIV AIDS telah menjadi penyakit yang membuat yang paling menakutkan bagi dunia. Penyakit menular ini disebabkan oleh infeksi virus yaitu Human Immunodeficiency. Virus akan menyebabkan tubuh penderita memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah. Ada beberapa tahapan atau fase sebelum HIV berubah menjadi AIDS dalam tubuh. Selama virus telah masuk ke dalam tubuh maka HIV akan berkembang dengan berbagai proses.

Bagian yang paling menakutkan adalah apabila HIV berkembang menjadi AIDS. Penderita akan mengalami berbagai masalah kesehatan dari tahap ringan hingga berat. Butuh waktu yang lama dari perubahan infeksi HIV menjadi AIDS, tapi pada dasarnya tidak ada waktu pasti untuk setiap penderita. Penderita dengan sistem kekebalan tubuh yang bagus mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama dari infeksi HIV ke AIDS. Mengapa penyakit HIV AIDS sangat ditakuti? Pada dasarnya penyakit ini memang sangat berbahaya. Bahaya HIV AIDS tidak hanya mengancam nyawa penderita sendiri tapi juga orang lain dari potensi penularan yang besar. Berikut ini adalah beberapa macam bahaya HIV AIDS dilihat dari berbagai aspek.

A. Bahaya HIV AIDS Aspek Kesehatan

Kondisi kesehatan menjadi hal yang paling diperhatikan dari penderita HIV AIDS. Meskipun hingga saat ini obat untuk penyakit ini belum ditemukan, maka sebenarnya jenis obat tertentu dikembangkan untuk menjaga kondisi penderita. Dibawah ini adalah beberapa macam bahaya HIV AIDS dari aspek kesehatan.

1. Infeksi TBC (Tuberkolosis)

Salah satu penyebab kematian terbesar dari penderita HIV AIDS adalah penyakit TBC atau tuberkolosis. Penyakit ini bisa diderita oleh penderita HIV AIDS karena terkena infeksi dari bakteri tuberkolosis. Tubuh penderita akan mengalami demam, batuk berdarah, lemah dan kekurangan daya untuk melakukan aktifitas ringan. Ini adalah jenis infeksi yang paling banyak ditemukan dari penderita HIV AIDS.

Tipes mudah menyerang penderita HIV AIDS. Penyakit ini disebabkan karena infeksi dari bakteri Salmonella yang tinggal di dalam air atau makanan yang kurang bersih. Kondisi penyakit ini memang sangat umum tapi pada penderita HIV AIDS maka penyakit bisa berkembang lebih cepat dan menyebabkan infeksi yang lebih parah. Beberapa gejala tipes yang sering ditemukan adalah sakit perut, diare, demam, batuk, mual, dan muntah. Perawatan diperlukan untuk penderita HIV AIDS apabila sudah terkena penyakit ini.

Penyakit herpes memang sangat umum tapi pada penderita HIV AIDS maka kondisi penyakit ini bisa menjadi lebih parah. Virus akan tinggal dalam tubuh penderita sehingga ketika sistem kekebalan tubuh lemah maka infeksi dapat menyerang kapan saja. Infeksi ditunjukkan pada herpes yang muncul pada kulit dan alat kelamin. Namun penderita HIV AIDS bisa menghadapi kondisi yang serius bila virus sudah menyerang bagian mata, paru-paru, jantung dan saluran pencernaan.

Radang kulit adalah salah satu infeksi yang sangat umum untuk penderita HIV AIDS. Kulit mereka menjadi sangat sensitif sehingga mudah terkena infeksi virus candida. Penyakit ini menyebabkan infeksi yang serius pada bagian selaput lendir, lidah, tenggorokan dan vagina. Penyakit ini bisa sangat menyakitkan terutama jika virus sudah menginfeksi bagian dalam tubuh.

5. Meningitis (Radang Selaput Otak)

Meningitis menjadi ancaman bahaya yang sangat serius untuk penderita HIV AIDS. Peradangan akan terjadi pada bagian selaput dan cairan yang berada di bagian sum-sum tulang belakang dan juga otak. Infeksi ini dapat menyebabkan pusing dan sakit kepala yang sangat hebat. Seringkali penderita HIV AIDS tidak dapat tertolong karena infeksi meningitis.

Penderita HIV AIDS juga menghadapi resiko terkena penyakit kanker. Penyakit ini bisa menyerang tubuh karena infeksi dari berbagai bakteri dan virus yang terus berkembang dalam tubuh dan berbagai organ dalam tubuh. Salah satu jenis kanker yang sangat aktif pada penderita HIV AIDS adalah sarkoma Kaposi (penyakit kanker yang muncul pada bagian pembuluh darah. Penyakit ini ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi ungu, merah atau merah muda. Penyakit ini juga akan menyerang organ lain sepeti paru-paru dan semua saluran pencernaan.

Semua jenis penyakit yang berhubungan dengan sistem syaraf menjadi ancaman bagi penderita HIV AIDS. Penyakit ini ditandai dengan melemahnya sistem saraf karena infeksi bakteri dan virus dalam tubuh penderita. Beberapa tanda awal dari penyakit ini adalah seperti lupa ingatan, cemas, tidak bisa berjalan dan perubahan kondisi mental. Bahkan beberapa penderita juga bisa mengalami penyakit demensia.

Penderita HIV AIDS juga mudah terkena penyakit yang terjadi karena infeksi bakteri atau peradangan pada organ ginjal. Penyakit ginjal ini dapat menyebabkan penderita mengalami gangguan pada sistem kemih. Terkadang penyakit ini juga ditemukan pada penderita HIV yang masuk dalam fase sedang atau fase pengembangkan virus dalam tubuh.

B.   Bahaya HIV AIDS Aspek Sosial Ekonomi

Ada berbagai tekanan berat yang selalu dihadapi oleh penderita HIV AIDS. Kondisi sosial ekonomi selalu menjadi ancaman yang sangat serius. Perawatan untuk mendapatkan obat HIV AIDS memang tidak mudah dilakukan. Dibawah ini adalah beberapa ancaman bahaya yang dilihat dari aspek sosial ekonomi :

Tidak banyak lapangan pekerjaan yang khusus dibuka untuk penderita HIV AIDS. Penyakit ini masih dianggap sebagai penyakit yang mudah menular lewat udara atau proses yang lain.Selain itu, penderita HIV AIDS tidak mudah mendapatkan pekerjaan karena mungkin sulit untuk lolos dalam tes kesehatan. Banyak penderita HIV AIDS yang akhirnya harus keluar dari pekerjaan dan tidak mampu melanjutkan perawatan.

2. Tidak Mampu Beraktivitas

Berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus menjadi kendala kesehatan yang besar untuk penderita HIV AIDS. Mereka mudah menjadi sakit dan tidak bisa melakukan berbagai macam aktivitas dengan mudah. Karena itulah penderita HIV AIDS akan merasa sangat terbatas dalam menjalankan pekerjaan dan aktifitas lain.

3. Tidak Diterima Lingkungan

Lingkungan sosial memang mengakui bahwa penyakit HIV AIDS itu memang ada. Tapi sikap sosial terhadap penderita HIV AIDS memang masih sangat minim. Banyak penderita yang akhirnya harus hidup terisolasi karena tidak diterima oleh lingkungan. Bahkan banyak penderita HIV AIDS yang merasa sulit untuk kembali ke keluarga atau lingkungan awal. Meskipun sikap ini tidak benar tapi masih banyak hambatan besar bagi penderita HIV AIDS untuk kembali ke lingkungan yang baik.

C.   Bahaya HIV AIDS Aspek Psikologis

Mental menjadi masalah yang cukup serius untuk penderita HIV AIDS. Pada dasarnya tidak ada penderita yang mudah menerima kenyataan jika memang terkena penyakit ini. Ancaman yang paling serius adalah tekanan mental berat yang bisa menyebabkan kondisi tubuh semakin lemah. Hal ini juga memicu depresi dan bunuh diri yang sangat besar bagi penderita HIV AIDS. Jadi dukungan dari keluarga dan lingkungan bisa membantu penderita HIV AIDS agar mendapatkan kehidupan yang layak.

D. Fakta Penyakit HIV AIDS

Banyak orang yang pada awalnya menganggap bahwa penyakit ini bisa menular dengan mudah dari udara maupun sentuhan. Tapi ilmu pengetahuan terus berkembang dan menemukan bahwa bahaya HIV AIDS hanya bisa menular lewat kontak cairan atau darah. Beberapa penyebab yang membuat penularan HIV AIDS adalah seperti kontak seksual atau hubungan seksual, pemakaian jarum suntik yang berganti dari penderita HIV AIDS ke orang normal, transfusi darah dan semua kegiatan yang melibatkan kontak cairan dari tubuh penderita HIV AIDS ke orang sehat.

Terdapat bebrapa fakta tentang HIV AIDS yang belum banyak diketahui seperti :

·      HIV adalah tahap pertama ketika penderita mendapatkan infeksi dari HIV yang menjadi penyebab awal dari AIDS. Penderita bisa membutuhkan waktu dalam jangka yang sedang hingga panjang agar HIV berkembang menjadi AIDS.

·    Ketika penderita mendapatkan infeksi HIV maka bisa menggunakan beberapa obat-obatan khusus yang mencegah agar perkembangan virus tidak terlalu cepat. Obat-obatan juga digunakan untuk melawan infeksi penyebab kerusakan kekebalan tubuh.

·     AIDS adalah bentuk dari kelanjutan sindrom awal yang disebut HIV. Penderita yang tidak menjalani program pengobatan bisa mengalami tahap HIV menjadi AIDS dalam waktu yang lebih cepat.

·      Penularan HIV AIDS biasanya akan bertahap mulai dari positif HIV hingga menjadi AIDS. Bahkan beberapa penderita harus melakukan tes berulang untuk memastikan adanya infeksi virus HIV.

·    Ibu hamil bisa menularkan HIV kepada janin karena proses transfer darah dari plasenta ibu hamil. Namun ibu hamil bisa mencegah penularan dengan mengkonsumsi obat dan tidak memberikan air susu kepada bayi yang sudah lahir.

https://www.honestdocs.id

https://www.doctorshare.org