Kenapa kalau sakit harus makan bubur?

Orang yang sedang sakit biasanya dianjurkan untuk mengonsumsi bubur. Bubur memiliki tekstur yang lunak atau encer, mengandung cukup air sehingga mudah dicerna dalam tubuh, zat gizi di dalam bubur juga  mudah diserap tubuh. Bubur memiliki aroma yang tak terlalu menyengat dan memiliki rasa yang tak terlalu gurih sehingga dapat mengurangi risiko mual saat di makan.

Tapi, tahukah Anda bahwa tak semua orang sakit harus makan bubur? Makan bubur hanya diperuntukkan bagi orang sakit dengan gangguan pencernaan.

Bubur Untuk Penderita Gangguan Pencernaan

Setelah penjelasan di atas, kita mengetahui alasan mengapa bubur dikonsumsi oleh orang yang sedang sakit.  Namun, pemberian bubur rupanya hanya diprioritaskan untuk orang yang sakit gangguan pencernaan, seperti sakit perut, mual, muntah, diare, magh, atau setelah melakukan bedah wasir.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan mengapa bubur sebaiknya tidak diberikan pada orang sakit tanpa gangguan pencernaan, yakni:

  1. Bubur merupakan jenis makanan dengan indeks glikemik tinggi sehingga gula darah akan cepat meningkat.  Kemudian, bisa cepat menurun kembali. Bila frekuensi makan tidak sering, gula darah orang yang sakit  akan rendah dan membuat mudah cepat lapar.
  2. Bubur jarang dilengkapi oleh lauk bersumber protein dan lemak, sehingga gizi yang terkandung didalamnya tidak mencukupi. Oleh sebab itu jangan andalkan bubur untuk waktu yang lama.  Sebab, akan terjadi kekurangan nutrisi yang justru dapat melemahkan sistem imun.
  3. Bubur memiliki rasa yang tawar sehingga orang yang sakit semakin kehilangan nafsu makannya. Orang yang sakit secara alami akan kehilang nafsu makannya, jangan sampai karena mengonsusmis bubur denga rasa yang tawar semakin kehilangan nafsu makannya.

Konsumsi bubur dianjurkan hanya untuk awal-awal sakit bukan untuk jangka panjang. Untuk meningkatkan rasa nafsu makan dan menambah gizi pada bubur, Anda dapat menambahkan ayam, telur, sayuran, daging, atau ikan.

Mencegah Masalah Gangguan Cerna

Sebelum Anda mengalami masalah gangguan pencernaan, mulailah menjaga pola gaya hidup yang sehat dan hindari penyebab gangguan pencernaan.

TRIBUNJABAR.CO.ID - Tahukah Anda bahwa tidak semua orang yang sakit harus memakan bubur? Selain itu, bila seseorang yang sedang sakit tidak memiliki masalah dengan nafsu makan maupun saluran pencernaannya, justru mereka tidak perlu memakan bubur.

Dilansir klikdokter.com selain itu ketahuilah bahwa bila dapat dihindari, bubur sebaiknya tidak menjadi makanan utama untuk sang penderita sakit selama berhari-hari.

Tapi, jangan langsung meninggalkan bubur! Mari kita simak penjelasan berikut.

Bubur adalah makanan lunak yang sering disajikan untuk orang yang sedang mengalami sakit. Hal itu disebabkan oleh beberapa alasan berikut:

- Tekstur bubur yang lunak tidak memberikan beban yang begitu berat untuk dicerna tubuh

- Selain mudah dicerna, zat gizi didalam bubur mudah diabsorpsi tubuh

- Mengandung cukup banyak air, karena penderita sakit seringkali kehilangan cairan tubuh lebih banyak (lewat muntah, demam, diare)

Tidak mengandung bahan yang merangsang dan beraroma tajam, sehingga mudah diterima

Pemberian bubur hanya diprioritaskan pada pasien penderita gangguan saluran pencernaan. Berikut penjelasannya.

Pemberian Bubur Pada Penderita Gangguan Pencernaan

Banyak manfaat yang diperoleh dari penggunaan bubur sebagai makanan untuk penderita sakit, oleh sebab itu semua orang menyetujui bubur menjadi pilihan utama dalam merawat orang sakit.

Namun, utamakan pemberian bubur hanya pada penderita gangguan saluran pencernaan, misalnya dengan keluhan perut sakit, mual, muntah, dan diare. Hal tersebut disebabkan oleh alasan berikut ini:

- Bubur merupakan jenis makanan dengan indeks glikemik tinggi. Berarti, gula darah akan cepat meningkat, kemudian cepat menurun kembali.

Sonora.ID - Orang sakit biasanya memiliki saluran pencernaan kurang baik sehingga cenderung susah untuk menerima asupan makanan.

Banyak orang yang berusaha membujuk penderita sakit untuk bisa makan meskipun sedikit, salah satunya dengan memakan bubur.

Teksturnya yang lunak dan mudah dicerna oleh tubuh membuat makanan ini menjadi pilihan utama untuk diberikan kepada orang sakit.

Namun, tahukah Anda bahwa tak semua orang sakit bisa memakan bubur loh.

Bubur tak baik untuk menjadi makanan utama bagi sang penderita sakit selama berhari-hari.

Baca Juga: Tes Kepribadian, Anda Tim Mana? Bubur Diaduk atau Tidak Diaduk?

Meski begitu bukan berarti Anda langsung meninggalkan bubur ya!

Pemberian bubur rupanya hanya diprioritaskan untuk mereka yang menderita gangguan pencernaan seperti keluhan perut sakit, mual, muntah dan diare.

Bubur merupakan jenis makanan yang indeks glikemik tinggi. Sehingga gula darah akan cepat meningkat dan akan cepat menurun kembali.

Bila frekuensi makan tak sering, maka gula darah sang penderita sakit akan rendah dan mudah untuk cepat lapar.

Selain itu, bubur juga jarang dilengkapi dengan lauk bersumber protein dan lemak. Sehingga gizi yang terkandung di dalam tak mencukupi.

Apakah kalau sakit harus makan bubur?

Orang yang sakit tanpa gangguan pencernaan sebaiknya tidak diberi makan bubur, karena bubur terlalu mudah dicerna dan diserap. Hal itu bisa membuat orang yang sedang sakit jadi mudah kenyang dan mudah lapar. Gizi di dalam bubur juga tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi orang yang sedang sakit.

Kenapa makan bubur saat sakit?

Tapi, bubur punya keunggulan yaitu punya kadar air yang lebih banyak daripada nasi. Kalau Beauty sedang sakit di bagian pencernaan seperti mual, muntah, atau diare makan bubur adalah pilihan yang tepat. Bubur bisa menggantikan cairan yang hilang saat sakit.

Apa manfaat makan bubur?

Kadar air dan kandungan serat yang tinggi dalam bubur dapat membantu pertumbuhan bakteri usus serta melunakan tinja. Selain itu, mengkonsumsi bubur juga dapat mengurangi rasa sakit perut yang disebabkan oleh sembelit.

Kenapa makan bubur bikin lemas?

Bubur terdiri dari banyak karbohidrat dan akan dirombak tubuh menjadi glukosa yang masuk ke dalam aliran darah dan menaikkan level gula dalam darah. Nah,Ini yang membuat lapar dan tubuh lemas tak bertenaga.