Kenapa perut bawah keras dan buncit?

BEBERAPA minggu lalu sebuah foto di media sosial mendapatkan banyak respons dari netizen. Foto itu menampilkan seorang balita berpipi amat gembul menggemaskan. Keterangan di bawah foto itu menyatakan, di Bulukumba, Sulawesi Selatan, sedang marak penggunaan vitamin gemuk atau penambah nafsu makan untuk anak yang dapat dibeli bebas secara daring.

Ternyata, produk yang diklaim sebagai vitamin/suplemen oleh penjual itu mengandung zat aktif kimia obat deksametason.

Deksametason merupakan salah satu obat keras golongan kortikosteroid yang telah lama digunakan untuk penanganan alergi serta penyakit autoimun seperti rematik dan lupus eritematosus sistemik (LES), kanker, nyeri- mual muntah setelah operasi, penyakit insufisiensi adrenal (addison’s disease), dan cushing syndrome.

Baca juga: Mengenal Deksametason yang Diklaim Ampuh Kurangi Angka Kematian Covid-19

Saat pandemi Covid-19, deksametason juga sering digunakan sebagai terapi pendamping untuk pengananan kasus gejala infeksi berat.

Obat- obat jenis kortikosteroid umumnya bertahan lama di dalam tubuh. Khusus untuk deksametason bertahan jauh lebih lama yaitu hingga 54 jam.

Jika digunakan dalam waktu jangka panjang, atau dalam dosis yang besar, deksametason dapat menimbulkan efek samping metabolik dan katabolik pada tulang, otot, jaringan ikat, saraf, saluran pencernaan, pertumbuhan dan paru-paru.  - (Ika Puspitasari/2020/Deksametason, Harus dalam Pengawasan Dokter).

Dalam kasus anak berpipi gembul di atas, efek samping yang timbul adalah penumpukan jaringan lemak di wajah atau sering disebut moon face.

Menurut Prof Dr Zullies Ikawati, Apt, Ketua Prodi Magister Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM),  efek samping moon face dari deksametason dapat muncul pada penggunaan lebih dari satu bulan setiap hari pada dosis orang dewasa.

Terlepas dari pertanyaan lawas tentang pengawasan distribusi obat keras sampai dapat diperjualbelikan secara bebas, ada hal lain yang menarik dari beberapa komentar para netizen di bawah unggahan konten tersebut. Tidak sedikit yang mengaitkan kasus vitamin penambah nafsu makan itu dengan perilaku bullying pada ibu atau lebih popular dengan istilah mom-shaming.

Mom-shaming adalah mengkritik atau mempermalukan seorang ibu terkait dengan pola asuhnya. Hal itu kemudian membuat si ibu merasa bersalah, malu, atau menimbulkan perasaan tidak nyaman tentang pengasuhan yang digunakannya - (Dawenan, F Nurhayati, and Pravissi Shanti, 2021, “The Correlation Between Husbands’ Social Support and Anxiety in Mothers Who Have Experienced Mom-Shaming in Malang City”).

KOMPAS.com - Sakit saat buang air besar (BAB) tentu membuat sebagian orang merasa tak nyaman. Terlebih, feses yang keras dapat menyebabkan luka di area anus.

BAB yang terasa menyakitkan merupakan kondisi umum akibat gaya hidup tak sehat. Umumnya, buang air besar dapat sembuh dengan sendirinya dengan mengubah gaya hidup, terutama pola makan.

Baca juga: 3 Manfaat Kita Buang Air Besar untuk Kesehatan

Demi mencegah rasa sakit saat buang air besar, ada baiknya kita mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan kondisi tersebut.

Berikut 5 hal yang dapat menyebabkan buang air besar terasa sakit.

1. Kurang minum air

Diketahui, feses terdiri dari limbah yang berasal dari makanan dan air. Tubuh membutuhkan sejumlah air untuk diserap sebelum menghilangkan kelebihan tinja yang dikeluarkan melalui anus.

Jadi, apabila Anda tidak minum cukup air feses atau tinja akan mengeras dan sulit dikeluarkan.

Kondisi ini lantas mengakibatkan buang air besar terasa sakit dan gejala umum sembelit, termasuk mengejan, kram, sakit perut, dan kembung.

Karena itu, Anda dianjurkan untuk minum 8 gelas air putih per hari dan pastikan untuk menghindari alkohol, kopi, dan minuman manis yang bersifat diuretik.

2. Intoleransi makanan

Terkadang ketidaknyamanan perut dan rasa sakit saat buang air besar juga bisa disebabkan oleh intoleransi makanan, seperti laktosa, fruktosa, atau gluten.

Beberapa intoleransi makanan dapat didiagnosis melalui pemeriksaan. Dokter atau ahli gizi biasanya akan menyarankan diet untuk menghindari makanan-makanan yang mengakibatkan masalah pencernaan.

KOMPAS.com - Olahraga atau latihan fisik secara berlebihan tanpa meluangkan waktu untuk istirahat dapat memberi dampak buruk dan menyebabkan kondisi yang disebut sebagai sindrom overtraining.

Latihan berlebihan dapat menyebabkan penurunan performa atletik hingga efek psikologis berupa perubahan suasana hati, gejala kecemasan, hingga depresi.

Baca juga: 5 Manfaat Pendinginan Setelah Olahraga yang Pantang Dilewatkan

Simak penjelasaan berikut untuk mengetahui apa itu sindrom overtraining, gejala, dan pencegahannya.

Apa itu sindrom overtraining?

Dilansir dari Verywell Fit, sindrom overtraining adalah suatu kondisi saat seseorang merasa sangat lelah, kinerja menurun, perubahan suasana hati, gangguan tidur, dan masalah lain akibat terlalu banyak berolahraga dan kurang istirahat.

Overtraining atau latihan berlebihan adalah hal umum di kalangan atlet, terutama saat sedang menyiapkan kompetisi atau perlombaan olahraga.

Atlet sering berolahraga atau latihan lebih lama dan keras untuk mencapai performa terbaiknya.

Kendati demikian, olahraga atau latihan tanpa istirahat atau pemulihan yang cukup, latihan berlebihan justru bisa menjadi bumerang bagi mereka.

Terlalu banyak beban atau jadwal latihan memberi efek fisik dan psikologis bagi atlet atau binaragawan.

Untuk itu, diperlukan istirahat dan masa pemulihan, termasuk dengan hidrasi dan nutrisi yang tepat.

Baca juga: Manfaat dan Jenis Olahraga yang Cocok untuk Penderita Diabetes

Gejala sindrom overtraining

Ada sejumlah gejala sindrom overtraining yang harus diwaspadai agar Anda tahu batas kemampuan fisik dan tidak lupa untuk beristirahat.