Kenapa sekolah online lebih baik dari sekolah offline?

Hari ini, sekitar 610 sekolah yang berada di Ibukota akan memulai aktivitas sekolah tatap muka secara perdana sejak pandemi. Kebijakan ini diambil setelah melihat tren kasus harian Covid-19 yang sudah mulai melandai dan diturunkannya status Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 ke Level 3.

Namun bukan berarti kegiatan sekolah langsung berjalan normal seperti sebelum adanya pandemi Kegiatan belajar mengajar secara tatap muka ini tetap harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat, mulai dari adanya batasan jumlah siswa yang ada di dalam kelas, menggunakan masker serta batasan waktu kegiatan belajar mengajar setiap harinya.

Mekanisme belajar mengajar secara tatap muka diatur dalam Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nomor 882 Tahun 2021 tentang Teknik Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Masa Pandemi Covid-19.

Sekolah yang bisa memulai aktivitas ini harus lolos dari assesmen terlebih dahulu, dan ketika ditemukan ada 1 kasus positif dalam di warga sekolah, maka kegiatan belajar mengajar secara tatap muka akan langsung dihentikan. Nah berikut merupakan Beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh penyelenggara sekolah dan juga peserta didiknya diantaranya adalah.

(Baca juga: Pilih-Pilih Lembaga Pinjol, Biar Jiwa Tetap Aman!)

1. Metode Blended Learning

Metode pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan bukanlah murni secara tatap muka dan meninggalkan sistem online, melainkan gabungan antara keduanya. Jadi siswa akan menempuh sekolah offline dan juga online.

Hal itu dilakukan untuk bisa memberikan pendidikan yang lebih lengkap kepada peserta didik. Sehingga mampu mengurangi dampak negatif pandemi terhadap psikologi perkembangan anak.

2. Waktu pembelajaran terbatas

Jika sebelum pandemi sekolah berlangsung selama 8 jam setiap harinya, dalam sekolah tatap muka terbatas jam belajar para siswa akan dibuat bergantian.

Dimana untuk siswa tingkat SMA/SMK, maksimal adalah 35 menit yang dilakukan selama 5 kali atau sekitar 175 menit dalam satu minggu. Lalu untuk siswa tingkat SMP maksimal 35 menit yang dilakukan 4 kali atau 140 menit dalam satu minggu.

Untuk adek-adek yang berada di tingkat Sekolah Dasar (SD), jam belajar maksimal adalah 35 menit yang dilakukan 3 kali atau 150 menit dalam 1 minggu. Sedangkan bagi peserta didik PAUD maksimal 30 menit yang dilakukan 2 kali atau 6 menit dalam satu minggu. Meskipun terbatas, tetapi paling tidak bisa mengobati rasa kangen si buah hati akan suasana sekolah yang menyenangkan.

Lebih enak mana si, sekolah online atau tatap muka?

Disini sebenarnya bukan membicarakan hal itu, tetapi lebih penting dari itu adalah perihal kualitas pendidikan peserta didik. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menjelaskan alasan mengapa dirinya terus menggenjot penerapan sekolah tatap muka, beberapa diantaranya adalah banyaknya anak yang kehilangan kesempatan belajar dan menurunnya angka capaian belajar.

Selain itu, dengan adanya pembelajaran jarak jauh juga ternyata membuat kasus putus sekolah menjadi semakin tinggi, khususnya untuk anak perempuan.

Memang untuk bisa menyelenggarakan sekolah online ada banyak hal yang harus dipersiapkan, mulai dari koneksi internet, ponsel pintar dan juga kuota harian yang harus dipenuhi. Hal itu kerap menjadi kendala bagi masyarakat untuk bisa mengikuti sekolah secara online.

Untuk yang berada di luar Pulau Jawa, berdasarkan data KPAI, 50% siswa sulit mendapatkan untuk bisa bersekolah secara online. Apalagi berdasarkan data McKinsey, efektivitas rata-rata sekolah online hanya mencapai 4,8 dengan skor maksimal 10. Semoga dengan dimulainya sekolah secara tatap muka ini, dapat menjadi jembatan untuk bisa terus meningkatkan pendidikan siswa di Indonesia.

(Baca juga: Ini Daftar Pinjaman Online Syariah yang Terdaftar di OJK. Udah Coba?)

Nikmati kemudahan akses pendanaan di Finpedia

Kamu yang saat ini membutuhkan dana cepat untuk ragam kebutuhan, bisa mengakses Finpedia.id. Katalog finansial itu menyediakan ragam produk keuangan dari lembaga perbankan, pembiayaan maupun peer to peer lending.

Mulai dari kartu kredit, kredit tanpa agunan, pinjaman modal usaha, pinjaman instan, pinjaman dana darurat, pinjaman dengan agunan sampai program cicilan biaya pendidikan bisa didapatkan dengan mudah di Finpedia.id.

Disana kamu bisa melihat informasi mulai dari suku bunga yang diberikan, jangka waktu, syarat yang dibutuhkan sampai pengajuan bisa dilakukan di Finpedia.

Dengan begitu, kamu tidak perlu repot untuk mengumpulkan informasi dari produk keuangan yang dibutuhkan dari ragam lembaga keuangan, seperti Easycash yang menyediakan pinjaman untuk semua keperluan kamu mulai dari Rp200 ribu sampai Rp10 juta. Akses sekarang dan penuhi kebutuhan darurat kamu segera!

Hingga saat ini wabah COVID-19 masih belum mereda, akibatnya banyak aktivitas di luar rumah yang masih dibatasi. Walaupun begitu, bukan berarti kegiatan belajar sepenuhnya berhenti. Saat ini adalah kesempatan emas Anda untuk meningkatkan pengetahuan dan skill Anda sebagai modal kemajuan karir Anda.

Berikut ini merupakan alasan mengapa belajar online lebih baik dari belajar offline.

1.       Praktis dan nyaman

           Lebih mudah bagi Anda untuk duduk di kamar atau ruang tamu Anda, dan menemukan materi yang diinginkan hanya dengan laptop atau smartphone Anda. Tidak perlu khawatir akan terjebak kemacetan, lama mencari parkir, atau berdesak-desakkan di transportasi umum, apalagi di kondisi pandemi seperti ini, tentu beraktivitas di rumah lebih aman dan nyaman. لعبة فرانكي

2. Waktu dan Tempat yang Fleksibel

        Anda dapat mengakses materi secara online  tanpa harus keluar rumah,kapan saja dan di mana saja. Mudahnya akses hingga 24 jam nonstop bisa disesuaikan dengan waktu luang yang tersedia. كيف اعمل ايميل كونكر Anda juga dapat mengaksesnya di mana pun yang Anda mau, dari kamar tidur Anda atau mungkin cafe terdekat di rumah Anda.

3. Banyak Pilihan dan Variasi

     Tersedia berbagai bidang dan ilmu sesuai dengan goals Anda, mulai dari kemampuan bahasa Inggris, finance, marketing, atau soft skill pun bisa Anda temukan cukup di satu platform saja. Contohnya, pada website EZtudia yang menyediakan banyak pilihan kursus dari berbagai bidang berbeda.

4. Hemat dan terjangkau

Coba Anda bandingkan biaya kursus offline  yang membutuhkan biaya tempat, biaya transportasi, juga biaya makan. Tentu biaya kursus online akan lebih murah, bukan? Selain itu, banyak penyedia online learning yang memberikan promo atau diskon, bahkan tanpa biaya alias gratis.

5. Privasi dan melatih disiplin diri

Apakah Anda orang yang mudah terganggu dan sulit fokus di lingkungan sibuk dan ramai? Belajar online menawarkan keleluasaan bagi Anda yang menyukai privasi. Belajar online juga melatih disiplin diri dan tanggung jawab, serta mendorong untuk Anda lebih mandiri.

EZtudia selaku penyedia layanan online learning berkualitas, menawarkan kenyamanan dan kemudahan untuk pengalaman belajar online Anda. Anda dapat mengakses EZtudia 24 jam setiap hari dari rumah cukup dengan gadget Anda.

Image cedit:

https://www.freepik.com/free-photos-vectors/technology’>Technology photo created by freepik – www.freepik.com

Berdasarkan survei, 90 persen mahasiswa lebih memilih pembelajaran luring.

Dok UBSI

Adi Supriyatna, Kaprodi Sistem Informasi Akuntansi UBSI.

Red: Irwan Kelana

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Adi Supriyatna

Munculnya Pandemi Corona Virus Disease (Covid)-19 bermula dari kota Wuhan Negara Tiongkok pada akhir tahun 2019 dan kemudian menjalar ke beberapa negara di dunia salah satunya adalah Indonesia. Sampai saat ini virus tersebut masih belum hilang.

Salah satu dampak pandemi Covid-19 bagi dunia pendidikan adalah terhambatnya proses kegiatan belajar-mengajar Semua institusi pendidikan khususnya pendidikan tinggi harus melaksanakan pembelajaran secara dalam jaringan (daring/online). Namun infrastuktur untuk mendukung pembelajaran secara daring, belum tersedia secara memadai dan merata.

Berdasarkan hasil survei tentang evaluasi pembelajaran jarak jauh yang dilakukan oleh Ditjen Dikti Kemendikbud, 90 persen mahasiswa lebih memilih kuliah luring (luar jaringan) atau tatap muka di kelas dibandingkan dengan kuliah dalam jaringan (daring) atau kuliah online. Hal tersebut disebabkan karena mahasiswa tidak siap dalam melaksanakan kuliah daring, salah satunya yang paling umum adalah kendala jaringan.

Pembelajaran daring memang kurang efektif dilakukan karena sebagian besar menimbulkan masalah baik dari sisi peserta didik, pendidik maupun institusi pendidikan. Banyak faktor yang menyebabkan pembelajaran daring kurang efektif. Yang pertama adalah infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang belum siap mendukung pembelajaran jarak jauh.  Contoh kecilnya hal ini disebabkan  di Indonesia fasilitas internet belum mencakup semua wilayah di Indonesia khususnya wilayah terpencil.

Yang kedua,  transfer pengetahuan yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar oleh pendidik (dosen/guru) kepada peserta didik (mahasiswa/siswa) yang dilakukan secara daring tidak berjalan sebagaimana mestinya.  Misalnya peserta didik hanya melakukan presensi kehadiran saja tanpa melakukan interaksi kepada pendidik. Ada juga pendidik yang hanya menyampaikan materi pembelajaran hanya berupa bahan ajar dalam bentuk dokumen tanpa adanya penjelasan secara mendalam.

Faktor yang ketiga adalah dengan pembelajaran daring berdampak kurangnya pengawasan terhadap peserta didik dikarenakan tidak ada interaksi secara langsung.

Faktor yang keempat adalah pembiayaan pembelajaran yang membutuhkan biaya yang cukup banyak untuk melaksanakan proses belajar-mengajar seperti biaya pembelian kuota internet dan pembelian perangkat komputer/laptop. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait pembelajaran daring selain ke empat faktor tersebut, masih ada beberapa faktor lainnya yang mengakibatkan pembelajaran daring dianggap kurang efektif.

Meskipun demikian, pembelajaran secara daring tidak semua menimbulkan efek negatif dalam proses belajar-mengajar, namun salah satu tujuan utama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh saat ini adalah untuk menekan bahkan memutus rantai penularan Covid-19. Pembelajaran daring dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien tentu saja dibutuhkan dukungan penuh dari pemerintah dan institusi pendidikan.

*) Penulis adalah Kaprodi Sistem Informasi Akuntansi UBSI.

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...