Kenapa waktu subuh bernafas tapi tidak bernyawa?

REPUBLIKA.CO.ID,

Dalam Alquran Allah SWT sering bersumpahdengan waktu, dari waktu fajar [subuh], dhuha, siang hari, sore, dan senja [ashar], hingga malam hari. Menurut para pakar tafsir, setiap benda atau sesuatu yang dijadikan objek sumpah oleh Allah terkandung di dalamnya dua makna.

Pertama, menunjukkan sesuatu itu penting atau terkandung kebaikan di dalamnya. Kedua, ia menjadi tanda atau penunjuk jalan bagi kekuasaan dan kebesaran Allah SWT yang mesti dipahami.

Dalam surah at-Takwir, Allah bersumpah dengan waktu subuh. “Dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.” [QS at-Takwir [81]: 18]. Sumpah ini menarik. Dalam Alquran tidak ada benda tidak bernyawa dinyatakan “bernapas” [hidup], kecuali waktu subuh. Apa maknanya?

Mutawalli Sya’rawi memahami ayat ini sebagai tasybih, yakni analogi kedatangan agama Islam dengan waktu subuh. Subuh merupakan permulaan hari ketika cahaya [fajar] mulai bersinar. Subuh juga menyemburkan udara segar yang sangat berguna bagi kesehatan manusia.

Seperti waktu subuh, kedatangan agama Islam memulai kehidupan baru, menyibak kegelapan kelam jahiliyah. Dengan Islam, kehidupan bisa dimulai kembali dan manusia bisa bernapas lega dengan bimbingan dan petunjuk Alquran.

Karena bercahaya dan mengeluarkan udara segar, waktu subuh dipandang sebagai makhluk hidup, bernapas [bernyawa]. Kalau pada malam hari pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan mengeluarkan racun [karbon dioksida], saat subuh [pagi hari], pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan mengeluarkan oksigen alias udara pagi yang bersih dan sejuk.

Napas waktu subuh itu berkah bagi manusia. Nabi Muhammad SAW pernah berdoa, “Allahumma barik li-ummati fi bukuriha” [Ya, Allah berikan keberkahan bagi umatku pada permulaan harinya.] [HR Abu Daud dan Thirmidzi].

Keberkahan waktu subuh itu berdimensi fisik dan nonfisik [spiritual]. Dari sisi spiritual, dua rakaat shalat [sunah] fajar disebut oleh Nabi SAW, “lebih baik dari dunia dan segala isinya.” [HR Muslim].

Orang-orang terbaik dari generasi sahabat dan tabi’in [al-salaf al-shalih] tidak pernah tidur lagi setelah melakukan shalat Subuh. Mereka berzikir dan membaca wirid-wirid hingga matahari terbit. Tak lama setelah itu, mereka melaksanakan shalat Dhuha, kemudian mereka memulai kerja dan aktivitas.

Dari sisi fisik [duniawi], keberkahan [napas] waktu subuh itu dikaitkan dengan kesehatan, kemajuan ekonomi, dan kesuksesan dalam hidup. Rasulullah SAW pernah mengingatkan Fatimah al-Zahra, putrinya, agar tidak tidur lagi setelah shalat Subuh. [HR Baihaqi].

Pada kesempatan lain, Rasul juga mengingatkannya agar bangun pagi dan giat mencari rezeki. Sebagaimana sabdanya, “Bangunlah pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya, pada pagi hari terdapat berkah dan keberuntungan.” [HR Thabrani dan Al-Bazzar].

Dalam banyak penelitian diketahui, orang yang rajin bangun pagi, beribadah, dan berolahraga, ia lebih sehat [bugar], lebih produktif, dan memiliki peluang lebih besar meraih kesuksesan. Bagi orang-orang yang tinggal di perkotaan, keberkahan waktu subuh itu sangat nyata. Tidak bangun pagi, berarti petaka. Telat pergi ke kantor, stres di jalan karena macet, dan banyak energi terbuang percuma. Wallahu a’lam.

Pengertian bernapas tapi tidak bernyawa ialah waktu subuh. Dimana waktu subuh memiliki keutamaan yang sangat besar.

Penjelasan

Dalam al quran tidak ada benda tidak bernyawa dinyatakan “bernafas” [hidup], kecuali waktu subuh. Dalam Islam, Waktu subuh mempunyai keutamaan menunaikan salat subuh yang mendatangkan pahala sangat besar dan mempunyai keberkahan yang luar biasa dibandingkan dengan waktu-waktu yang lainnya.

Rasulullah saw., bersabda “ Sesungguhnya salat yang paling berat bagi seorang munafik adalah salat isya dan subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak”. [HR.Bukhari dan Muslim].

Dalam surah at-Takwir, Allah bersumpah dengan waktu subuh. “Dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.” [QS at-Takwir [81]: 18].

Dalam tasyib yang dipahami oleh Mutawalli Sya’rawi yaitu analogi kedatangan agama Islam dengan waktu subuh. Subuh merupakan waktu dimulainya hari ketika cahaya matahari mulai bersinar. Udara segar yang sangat berguna bagi kesehatan manusia juga terdapat di waktu subuh. Kedatangan agama Islam memulai kehidupan baru, membasmi kejahiliyahan. Dengan Islam, kehidupan bisa dimulai kembali dan manusia bisa bernapas lega dengan bimbingan dan petunjuk Alquran.

Waktu subuh dipandang sebagai makhluk hidup karena bernapas [bernyawa]Karena bercahaya dan mengeluarkan udara segar. Kalau pada malam hari pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan mengeluarkan racun [karbon dioksida], saat subuh [pagi hari], pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan mengeluarkan oksigen alias udara pagi yang bersih dan sejuk.

Banyak keberkahan yang bisa didapatkan manusia di waktu subuh. Nabi Muhammad SAW pernah berdoa, “Allahumma barik li-ummati fi bukuriha” [Ya, Allah berikan keberkahan bagi umatku pada permulaan harinya.] [HR Abu Daud dan Thirmidzi].

Keberkahan waktu subuh itu berdimensi fisik dan nonfisik [spiritual]. Dari sisi spiritual, dua rakaat shalat [sunah] fajar disebut oleh Nabi SAW, “lebih baik dari dunia dan segala isinya.” [HR Muslim].

Bahkan setelah sholat subuh orang-orang terbaik dari generasi sahabat dan tabi’in [al-salaf al-shalih] tidak pernah tidur lagi. Mereka berzikir dan mengerjakan amalan sunnah lainnya hingga matahari terbit. Tak lama setelah itu, mereka melaksanakan shalat Dhuha, kemudian mereka memulai kerja dan aktivitas.

Dari sisi fisik [duniawi], keberkahan [napas] waktu subuh itu dikaitkan dengan kesehatan, kemajuan ekonomi, dan kesuksesan dalam hidup. Rasulullah SAW pernah mengingatkan Fatimah al-Zahra, putrinya, agar tidak tidur lagi setelah shalat Subuh. [HR Baihaqi].

Pelajari lebih lanjut

Waktu sholat subuh brainly.co.id/tugas/14975685

Keutamaan sholat 5 waktu brainly.co.id/tugas/16240183

Keutamaan sholat brainly.co.id/tugas/15074936

Detail jawaban

Kelas : Umum

Mapel : Bahasa Arab

Kata kunci : Waktu subuh, subuh, bernapas tapi tidak bernyawa

#AyoBelajar

Apa arti bernafas tapi tidak bernyawa?

Pengertian bernapas tapi tidak bernyawa ialah waktu subuh. Dimana waktu subuh memiliki keutamaan yang sangat besar. Dalam al quran tidak ada benda tidak bernyawa dinyatakan “bernafas” [hidup], kecuali waktu subuh.

Kenapa subuh bernafas tapi tidak bernyawa?

Waktu subuh juga dianggap sebagai benda yang bernafas karena memiliki cahaya dan udara segar. Dalam hukum alam, kita mengenal bahwa waktu pagi hari udaranya memang sangat segar. Oksigen alias udara yang ada di pagi hari juga masih sangat sejuk dan segar.

Kenapa waktu subuh disebut bernafas?

Karena bercahaya dan mengeluarkan udara segar, waktu subuh dipandang sebagai makhluk hidup, bernapas [bernyawa].

Bài mới nhất

Chủ Đề