Ketika mencari ide berkarya dari manakah seorang seniman mendapatkan sumber inspirasi

ARTIKEL ILMIAH STRATA 1 (S1)

GERAK TUBUH MANUSIA SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM BERKARYA SENI LUKIS

Oleh I Made Adi Putra Sentana NIM : 2009.04.015

PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI (SENI LUKIS) FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013

ABSTRAK GERAK TUBUH MANUSIA SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM BERKARYA SENI LUKIS Oleh : I Made Adi Putra Sentana Skrip karya ini merupakan deskripsi dan uraian tentang penciptaan seni lukis dengan judul Gerak Tubuh Manusia Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Berkarya Seni Lukis. Berangkat dari pengalaman pribadi pencipta hingga observasi langsung, melihat, memperhatikan dan memaknai setiap gerak tubuh manusia yang muncul dan mencari unsur estetisnya berupa ekspresi gerak, yang didalamnya termasuk lekuk-lekukan otot, dan ekspresi wajah. Gerak tubuh merupakan ketertarikan pencipta dalam mendapatkan inspirasi serta menentukan ide dalam berkarya untuk menuangkan perasaan serta ekspresi jiwa pencipta dalam pengembangan kreativitas di atas media kanvas. Dengan mewujudkan karakter gerak tubuh manusia yang mampu mewakili ide-ide pencipta, seperti halnya gerak tubuh manusia ketakutan, kegelisahan, marah, sedih, senang, kepenatan, kebebasan, dan lain sebagainya yang diciptakan ke dalam karya seni lukis yang menggambarkan kehidupan pribadi serta permasalahan lingkungan sekitar pencipta. Penciptaan ini dilakukan melalui tinjauan kepustakaan dan pengalaman estetik dalam upaya mewujudkan berbagai karakter gerak tubuh manusia. Dimana dalam proses penciptaan ini terdiri dari beberapa tahapan yakni, tahap penjelajahan (eksplorasi), tahap improvisasi, dan tahap pembentukan (forming). Hingga terujud dua belas karya seni lukis yang mengandung aspek ideoplastis yaitu menyangkut wilayah ide/gagasan dan fisioplastis yang meliputi teknik penggarapan elemen visual atau perujudan fisik karya. Pada hasil akhirnya terciptalah karya terkait dengan judul yang diangkat yaitu Gerak Tubuh Manusia Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Berkarya Seni Lukis, dan diharapkan dengan tercapainya karya ini dapat berguna bagi khalayak dan dapat memberikan kesadaran bagi kita tentang makna dari gerak tubuh manusia dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

Kata Kunci: Gerak Tubuh, Inspirasi, Seni Lukis.

i

ABSTRACT HUMAN BODY GESTURES AS PAINTING INSPIRATION By: I Made Adi Putra Sentana This script is about me creation of Human Body Gestures as Painting Inspiration. It comes from painters own experience by straight observation and finding the meaning of each human bodys gesture aesthetically from its muscles and fall expressions as seen from surronding. Painter present each beautiful body gestures thought creativity on canvas as its medium. Body gestures have been painters interest to being up in his painting such as revealing its characters. This creation was done based on literatures and aesthetic experiences. Its process including exploration, improvisation, forming. This produced twelve pinting artworks that contain ideoplastic connecting to ideas and physical aspect or physioplastic that involves visualisation techniques. In the end result creates works associated with the elevated title of " Human Body Gestures as Painting Inspiration ", and the achievement of this work is expected to be useful for the audience and for us to provide awareness of the meaning of human gestures and care for the environment around.

Keywords: Body Gestures, Inspiration, Painting

ii

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Untuk bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya, manusia memerlukan suatu komunikasi. Manusia tidak selalu berkomunikasi dengan kata-kata atau dengan ucapan, namun secara sadar atau tidak gerak tubuh dapat digunakan untuk menyampaikan suatu informasi atau pesan yang termasuk dalam jenis komunikasi non verbal (Sumarna, 2013: 10). Gerak tubuh merupakan suatu pengungkapan ekspresi perasaan yang paling jujur, karena juga dapat mencerminkan suasana hati seseorang, seperti halnya gerak tubuh kegelisahan, marah, sedih, dan lain sebagainnya. Dalam pengertiannya tubuh manusia merupakan keseluruhan jasad manusia yang terlihat dari bagian ujung kaki sampai ujung kepala yang di dalamnya tedapat berbagai macam jaringan otot, sel, darah,tulang, serta daging (Kamisa, 2013: 626). Namun tubuh manusia bukan hanya sekedar gumpalan daging yang didalamnya terdapat darah, tulang, jaringan otot dan lainnya. Tetapi, dalam konteks karya seni tubuh telah berubah menjadi inspirasi, dengan mengeksplorasi gerak tubuh untuk mendistribusikan ide/gagasan. Banyak peristiwa yang telah terjadi sebagai bagian dari pergerakan tubuh. Pada tataran karya seni rupa, perubahan-perubahan makna atas gerak tubuh amat terasa dalam perkembangan sejarah seni rupa itu sendiri. Sejak awal manusia mengenal aktivitas menggores, gerak tubuh telah menjadi objek yang selalu menjadi perhatian. Zaman prasejarah, manusia saat itu menggunakan visual gerak tubuh sebagai perangkat atas tujuan-tujuan religi dan kerjanya untuk berburu. Mereka tidak menggambarkan secara nyata, namun mereka mencoba berbicara mengenai makna kerja gerak tubuh yang sedemikian berkesan, baik kesan gerak tubuh kesakitan akibat serangan binatang maupun kesan berbahayanya kerja berburu saat itu. Di zaman Renaissance makna gerak tubuh seringkali dihadirkan dalam pemaknaan yang lebih mengarah pada fungsi pencapaian karakter ideal-rasionalistik. Dimana

keanggunan,

keserasian,

keplastisan, 1

keperkasaan,

menjadi

pencapaian yang utama, kebaikan digambarkan dengan tubuh yang segar, kokoh atau molek, sedang keburukan dimanifestasikan dengan tubuh termutasi. Eksplorasi

gerak

tubuh

sangat

terkait

erat

dengan

sejarah

perkembangan seni, gerak tubuh manusia selalu memiliki daya tarik yang kuat bagi para seniman yang ingin hadir dalam karya-karya mereka. Gerak tubuh manusia telah memberi banyak inspirasi bagi seniman dari masa ke masa. Hal tersebut yang juga menjadikan gerak tubuh manusia dipilih pencipta sebagai sumber inspirasi dalam berkarya seni lukis, karena dalam gerak tubuh manusia sudah terdapat keindahan bentuk dalam gerakan tersebut (Djelantik, 2008: 3). Gerak tubuh juga dapat mencerminkan suasana hati dan ekspresi jiwa seseorang, dimana dengan melukisan gerak tubuh, pencipta dapat menuangkan suasana hati serta ekspresi jiwa pada saat melukis. Ditambah dengan adanya suatu wacana atau pesan yang ingin disampaikan melalui gerakan tubuh. Hal-hal tersebut menjadi alasan pencipta dalam memilih gerak tubuh manusia sebagai sumber ispirasi dalam berkarya seni lukis serta menjadikan gerak tubuh manusia sebagai subject matter dalam lukisan pencipta. Visualisasi karya akan dilukiskan di atas bidang dua dimensi, dengan menggunakan media kanvas, serta acrylic, dan cat minyak sebagai warna dalam lukisan. Karya-karya yang diungkapkan ke dalam bahasa visual cenderung mendekati bentuk aslinya atau real namun dengan teknik pewarnaan yang sedikit berbeda dari aslinya. Elemen-elemen visual titik, garis, bidang, warna, bentuk, volume, serta tekstur disusun secara harmonis sehingga tercipta karya lukis yang diinginkan. Berangkat dari gerak tubuh manusia maka munculah ide-ide yang mempengaruhi gerak tubuh manusia itu sendiri yang kemudian dilukiskan di atas kanvas. Seperti halnya gerak tubuh ketakutan, kegelisahan, terjepit, kebebasan dan lain sebagainnya.

Seperti ide tentang salah satu lukisan

pencipta yaitu karya yang berjudul Makin Terjepit dimana ide tersebut berawal dari inspirasi gerak tubuh manusia saat menghadapi situasi yang 2

hampir terjepit dan tertindih oleh suatu benda. Maka dalam visualisi karya ini, dilukiskan seorang laki-laki yang berusaha mempertahankan dirinya agar tidak terjepit dan tertindih dari benda yang digambarkan sebagai gedunggedung beton dalam karya tersebut. Pemanfaatan tekstur serta teknik lelehan dan cipratan warna menambah kesan dramatis dalam pengekspresian karya lukis pencipta. Karya ini menggambarkan lingkungan alam sekitar pencipta yang saat ini semakin terjepit oleh pembangunan gedung-gedung besar yang semakin gencar. Adapun beberapa karya seniman yang menjadi inspirasi bagi pencipta antara lain karya seniman seperti Putu Sutawijaya yang berjudul Mikir Banyak Aku Tinggal (2005), di mana pencipta tertarik pada goresan garis, bentuk dan komposisi gerak tubuh manusia yang menarik. Serta karya Ida Bagus Putu Purwa yang berjudul Sign 14 (2009), pencipta tertarik pada gerak tubuh yang ditampilkan dengan otot-otot yang dilukiskan secara detail. Pencipta secara sadar mengambil semua itu hanya sebagai refrensi, secara ide dan pengolahan estetik serta bahasa ungkap tetap menjadi kreativitas pencipta sendiri. Begitu juga dalam wujud visual pencipta tidak mentah-mentah memindahkan refrensi tersebut kedalam karya, namun hanya menjadikan panduan atau landasan dalam proses berkarya seni. Dalam berkarya pencipta ingin menampilkan karya-karya yang berbeda dari karya seniman-seniman di atas, agar memiliki suatu ciri khas karya yang membedakan, sehingga diharapkan dari penciptaan ini akan menemui nilainilai baru dalam karya seni lukis. B. Ide penciptaan Ide dalam penciptaan karya lukis ini berawal dari inspirasi gerak tubuh manusia. Dimana dalam keseharian pencipta setiap saat melihat gerak tubuh manusia. Dalam penciptaan karya lukis ini pencipta tertarik dengan gerak tubuh manusia, yang menampilkan karakter ekspresi wajah serta lekak lekuk otot-otot tubuh manusia. Dengan observasi ke lapangan dengan melihat secara langsung baik dalam pergerakan tubuh manusia sehari-hari, tempat 3

pertunjukan tari, serta tempat olahraga pembentukan otot-otot tubuh. Pencipta tertarik pada pergerakan tubuh manusia karena menyiratkan suatu pesan dan makna. Berdasarkan inspirasi tersebut maka muncul ide dari karakter-karakter gerak tubuh tersebut, seperti halnya gerak tubuh manusia ketakutan, kegelisahan, kemarahan, terjepit, kebebasan, dan lain sebagainya. Dalam karya pencipta lebih banyak menggambarkan tentang kehidupan pribadi serta lingkungan sekitar pencipta. Dimana dalam kehidupan pribadi serta lingkungan sekitar, pencipta sering rasakan seperti rasa takut, marah, sedih, senang, kegelisahan, kebebasan, kepenatan, dan lain sebagainya yang merupakan suasana hati dan ekspresi jiwa pencipta, yang dituangkangkan lewat gerak tubuh dan dilukiskan di atas kanvas. Dalam visualisasinya, gerak tubuh manusia diwujudkan dengan mendekati bentuk aslinya, dengan menampilkan ekspresi wajah dan ekspresi gerak lekukan otot tubuh manusia yang dibuat semenarik mungkin sehingga mencerminkan karakter yang jelas. Kemudian dikombinasikan dengan goresan tekstur

yang ekspresif sehingga membuat kesan lebih dinamis,

pewarnaan yang impresif dengan memanfaakan kesan cahaya, ditambah lelehan, serta cipratan warna agar tercapai gagasan yang ingin diwujudkan. Namun ide tersebut tetap sebagai suatu penyampaian pesan, baik kritik maupun intropeksi dalam kehidupan sehari-hari sebagai manusia. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dalam mengwujudkan karya seni lukis, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : a. Bagaimanakah mewujudkan karakter gerak tubuh manusia dalam karya seni lukis ? b. Bagaimana teknik yang ditepat dalam mewujudkan ide-ide tersebut kedalam proses berkarya seni lukis ? c. Bagaimana memaknai gerak tubuh manusia dalam karya seni lukis yang diciptakan ? 4

D. Tujuan Penciptaan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penciptaan karya seni lukis ini adalah : a. Ingin mengungkapkan karakter serta keindahan gerak tubuh manusia dalam karya seni lukis. b. Ingin memenuhi dorongan kreativitas

dalam mengeksplorasi elemen-

elemen seni rupa kedalam karya seni lukis. c. Ingin mengungkapkan makna dan pesan yang disampaikan melalui gerak tubuh manusia yang divisualisasikan melalui karya seni lukis. E. Manfaat Penciptaan Besar harapan pencipta dari proses penciptaan karya seni lukis ini dapat bermanfaat bagi diri pencipta, masyarakat, dan instansi akademik. Adapun manfaat yang diperoleh pencipta dalam proses penciptaan sebagai berikut : a. Dapat mewujudkan karakter gerak tubuh manusia sebagai objek dalam karya seni lukis b. Dapat mengembangkan kreativitas diri dengan mengeksplorasi teknik serta elemen-elemen seni rupa didalam karya seni lukis c. Dapat memberikan pemaknaan tentang gerak tubuh manusia, serta informasi atau pesan yang ingin disampaikan melalui gerak tubuh manusia yang divisualisaikan dalam karya seni lukis. d. Agar proses penciptaan karya pencipta yang bertajuk gerak tubuh manusia ini dapat menjadi refrensi bagi instansi akademik dalam pembuatan skrip maupun karya pada jenjang berikutnya.

5

METODE PENCIPTAAN

Penciptaan sebuah karya seni lukis diperlukan sebuah proses, dimana pada proses penciptaan karya seni lukis ini sebenarnya memerlukan rentang waktu yang cukup lama, namun dengan terbatasnya waktu yang diberikan, pencipta berusaha mewujudkan beberapa lukisan sesuai dalam persyaratan Tugas Akhir ini, dengan beberapa pengalaman yang diperoleh, serta persiapan dan pemikiran yang cukup matang sehingga sebuah karya seni dapat diwujudkan. Dalam proses kreatif memiliki unsur-unsur pendorong seperti sarana, ketrampilan, orisinalitas, karya, apresiasi, lingkungan, identitas dan seniman itu sendiri. Mereka berpadu saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk menjalankan proses-proses / fase-fase dalam membentuk karya seni, antara lain fase persiapan ke fase pengeraman selanjutnya fase inspirasi dan fase pengelolaan serta penyelesaian (Susanto, 2011: 320). Secara garis besar proses penciptaan karya seni terdiri dari beberapa tahapan yaitu : tahap penjelajahan (eksplorasi), tahap improvisasi, dan tahap pembentukan (forming) (Hadi, 2003: 24,29,40). Eksplorasi yang dimaksud dalam hal ini adalah sebagai langkah awal dari suatu penciptaan karya seni. Tahap ini termasuk berfikir, berimajinasi, merasakan dan merespon objek yang dijadikan sumber penciptaan. Tahap improvisasi, dimana dalam ide kreatif dari tahap eksplorasi. Dalam tahap ini memungkinkan untuk melakukan berbagai maçam percobaan-percobaan (eksperimen) dengan berbagai seleksi material dan penemuan hal-hal yang kreatif dan artistik untuk mencapai integritas dari hasil percobaan yang telah dilakukan. Forming, tahap ini adalah suatu proses perwujudan (eksekusi) dari bebagai percobaan yang telah dilakukan. Tahap ini merupakan proses penyusunan dengan menggabungkan elemen-elemen seni seni rupa yang dihasilkan dari berbagai percobaan yang berdasarkan pada pertimbangan harmoni, kerumitan, intensitas, dan lain sebagainya.

6

A. Proses Penjelajahan (Eksplorasi) Proses penjelajahan (eksplorasi) merupakan proses yang paling awal dilakukan dalam proses kreatif untuk membuat sebuah karya seni lukis. Proses ini dilakukan untuk memberi pertimbangan dalam persiapan melukis. Pertimbangan proses ekplorasi ini mencakup pengamatan dan penggalian ide atau gagasan dengan suatu tema yang diangkat. Adapun proses penjelajahan (eksplorasi) yang pencipta lakukan sebagai berikut : a. Pengamatan objek secara langsung, setiap hari pencipta melakukan pengamatan objek yang dilakukan secara langsung, dengan memperhatikan setiap gerakan tubuh manusia yang kita jumpai dalam keseharian yang memberikan pesan-pesan tertentu secara disadari maupun tidak disadari. Bahkan kadang kala pencipta menyaksikan langsung suatu pertunjukan yang menampilkan seni gerak tubuh seperti tari-tarian dimana didalamnya terdapat ekspresi gerak tubuh yang sangat menarik untuk disaksikan. Dan tempattempat pusat kebugaran untuk melatih otot manusia, disana dapat dilihat bagaimana lekak lekuk otot tubuh manusia ketika bergerak. Dari hal tersebut muncul rangsangan pencipta untuk memvisualkannya kedalam karya seni lukis. b. Pengamatan melalui karya seni, pada proses ini pencipta melakuan pengamatan terhadap karya seni lukis yang dibuat oleh seniman lainnya, yang dijumpai di museum-museum, gallery fine art, maupun ruang publik yang menapilkan karya-karya seni rupa. Hal ini dilakukan oleh pencipta untuk mencari ide yang dapat mendukung tema ciptaan, atau sebagai perbandingan karya pencipta dengan karya seniman lukis yang lebih senior, agar karya pencipta kedepannya dapat lebih baik. Melalui proses ini pencipta banyak mendapat masukan-masukan berupa ide-ide dan teknik-teknik baru yang berguna dalam proses kreatif pencipta. c.

Pengamatan melalui foto-foto gerak tubuh manusia yang terdapat melalui buku-buku, majalah, katalog pameran, dan media lainnya untuk memperkaya imajinasi serta ide, yang akhirnya dituangkan kedalam karya seni lukis.

7

B. Improvisasi Improvisasi, suatu tahapan proses kreatif dimana pencipta mencoba mengolah hasil dari eksplorasi tersebut dan menerjemahkannya ke dalam sketsa pada suatu media dengan mempertimbangkan jenis elemen apa yang akan digunakan, serta pengambilan objek yang tepat guna terwujudnya pesan yang ingin disampaikan didalam karya lukis

yang diwujudkan.

Improvisasi

memberikan kesempatan yang lebih besar bagi imajinasi, seleksi, dan mencipta dari pada tahap eksplorasi, karena dalam tahap ini terdapat kebebasan yang lebih sehingga jumlah keterlibatan diri dapat dikembangkan (Hadi, 2003: 29). Proses percobaan yang dilakukan pencipta berupa eksperimen dengan mencoba berbagai macam alat dan teknik, guna menunjang karya seni lukis yang berkualitas. Objekobjek foto yang akan dipilih tidak mutlak dipindahkan langsung untuk diwujudkan diatas kanvas, dengan pertimbangan ide, estetik, dan artistik, dengan pengolahan-pengolahan objek oleh pencipta, ditambah dengan sketsa-sketsa yang mendukung penciptaan karya. Tahapan seperti ini sangat dibutuhkan dalam berproses seni lukis, sebagai salah satu bagian dari proses eksperimentasi, karena sketsa-sketsa yang telah dibuat dapat memberikan suatu gambaran yang dapat memberikan dorongan dan imajinatif untuk mendapatkan ide-ide yang kreatif. Berikut ini adalah beberapa contoh sketsa-sketsa yang menjadi gagasan pencipta.

8

Sketsa 2

Freedom. 30cm x 21cm. Pulpen di atas kertas. 2013. Sketsa 3

Overioad. 30cm x 21cm. Pulpen di atas kertas. 2013. 9

C. Pembentukan (Forming) Tahap ini merupakan suatu tahap pembentukan dari suatu ide/ gagasan awal pencipta. Dari sketsa yang terbaik dan pas dengan tema, kemudian pencipta wujudkan di atas kanvas, namun dalam mewujudkan sketsa tersebut menjadi suatu karya seni lukis, pencipta kerap kali melakukan pengolahan-pengolahan demi pencapaian estetik baik itu dari segi warna dan besarnya bidang yang akan dipakai. Dalam melakukan proses pembentukan hal pertama yang dilakukan pencipta adalah mencari objek yang akan dilukis , objek itu disimpan dengan alat dokumentasi (kamera), kemudian objek dicetak sesuai keinginan pencipta agar mudah dalam mewujudkannya. Pencipta tidak menjiplak secara mutlak objek foto tersebut melainkan melakukan suatu pengolahan-pengolahan warna dan lain sebagainya untuk mencapai kesan estetik. Tahap berikutnya memindahkan objek dan sketsa yang telah dipilih kedalam media kanvas yang telah ditekstur terlebih dahulu. Tekstur dibuat dengan menggunakan campuran lem fox dan zinc white serta ditambah sedikit ultraproof yang kemudian dibuatkan tekstur yang menyerupai goresan-goresan garis yang bergerak liar dengan alat pisau palet bergerigi. Sketsa dipindahkan dengan menggunakan charcoal, digoreskan secara global dengan penekanan kontur objek tersebut. Setelah selesai sketsa diatas kanvas pencipta mengamati hal-hal yang sekiranya tidak sesuai dengan keinginan pencipta, misalnya pada komposisi, proporsi pada objek tersebut. Tidak menutup kemungkinan nantinya terjadi pengembangan atau pengolahan pada sketsa awal yang pencipta tuangkan diatas kanvas, karena adanya suatu pertimbangan pada penyusunan elemen-elemen seni lukis yang ada, tanpa mengubah maksud sketsa awal tersebut. Setelah sekiranya dianggap selesai, maka tahap berikutnya memberikan warna. Pencipta biasanya memulai tahapan warna dari proses pengerjaan latar belakang/background, kemudian baru dilanjutkan dengan memberikan warna yaitu cat acrylic dengan menggunakan kuas pipih dengan ukuran besar, dan pada bagian-bagian tertentu pencipta memberikan kesan lelehan dengan menggunakan warna background tersebut. Jika background sudah selesai, dilanjutkan dengan penciptaan objek dalam lukisan. Objek manusia dengan fokus gerak tubuhnya 10

tersebut diblok dengan warna acrylic titanium white dengan teknik transparan. Setelah itu objek utama didrawing dengan menggunakan charcoal untuk mencari bagian gelap dari objek. Kemudian objek dibasahi dengan oil painting dan dihisap dengan menggunakan kain kering untuk mencari bagian terang daripada objek tersebut. Setelah itu objek diwarnai dengan menggunakan cat minyak untuk bagian yang terkena sinar sebagai kesan-kesan cahaya serta agar warna objek terlihat lebih matang, berbagai jenis warna dimasukan dalam pewarnaan objek dengan teknik goresan kuas pipih. Proses berikutnya memblok-blok bagian paling gelap terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan warna yang lebih terang hingga paling terang. Tahap pewarnaan menggunakan kuas pipih yang ukurannya relative atau menyesuaikan dengan kebutuhan, sehingga tercipta teknik menggores seperti kesan pisau palet. Disini pencipta memberikan warna objek pada karya tidak sesuai dengan warna objek aslinya/ real, namun dengan warnawarna berbeda sesuai dengan suasana hati pencipta dan hanya sebagai kesankesan cahaya serta estetika karya. Warna-warna tersebut pencipta tidak tuangkan begitu saja, namun juga memperhatikan ritme warna agar terkesan harmonis. Tahap berikutnya adalah tahapan mencari detail pada objek lukisan, yang dimana proses pengerjaannya lebih berhati-hati dan teliti agar detail lukisan dapat terlihat jelas. Pada objek utama pencipta juga memberikan kesan lelehan dengan menggunakan cat minyak yang menghasilkan suatu efek lelehan yang menarik. Setelah lukisan total diwarnai dan ada beberapa bagian yang memang sengaja tidak didetail namun hanya diwakilkan oleh goresan yang lebih impresif. Tahap terakhir, yaitu evaluasi dilakukan berdasarkan atas rasa estetik dan kemampuan untuk menjadikan ide-ide sebagai tujuan visualnya. Segala unsur dari subject matter, komposisi, pusat perhatian, kesatuan serta bentuk-bentuk yang telah dicapai diteliti kembali. Sehingga lukisan pencipta sesuai dengan harapan dan dapat memuaskan hati pencipta. Terakhir pencipta memberikan lapisan perlindungan pada lukisan pencipta disertai dengan memberikan nama atau tanda tangan pada pojok bawah lukisan sebagai bentuk pertanggung

jawaban

terhadap

karya

yang

identitas pencipta dan

diciptakan.

Pencipta

juga

menambahkan bingkai (frame) pada beberapa karya demi perhitungan keserasian 11

serta tercapainya keharmonisan dalam berkarya. Dengan demikian proses berkarya pencipta telah selesai, dan selanjutnya siap untuk diberikan masukan guna terciptanya karya karya yang lebih baik dan inspiratif. Berikut ini pencipta tampilkan beberapa foto bahan dan alat dalam proses penciptaan karya lukis pencipta serta tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses hingga terwujudnya karya lukisan pencipta. Foto Alat dan Bahan

Cat minyak dan acrylic sebagai bahan pewarna, painting oil sebagai pencair cat minyak, charcoal untuk drawing, dan kuas dari berbagai ukuran.

12

Foto Pencipta

Pencipta dalam proses berkarya di atas kanvas.

13

WUJUD KARYA

Penciptaan suatu karya seni dilakukan melalui beberapa tahapan yang sangat mendasar dan merupakan sebagian dari proses kreatif. Begitu juga dalam penciptaan suatu karya seni lukis yang melalui beberapa proses tahapan hingga mencapai suatu wujud karya yang diinginkan. Dalam hal ini pencipta mencoba memindahkan inspirasi yang muncul ketika melihat kesederhanaan, keunikan bentuk serta eksistensi gerak tubuh manusia kedalam suatu karya seni lukis dengan kemampuan melukis yang pencipta miliki. Wujud karya dalam skrip karya ini merupakan penjelasan dari karya seni lukis pencipta, untuk dapat memahami tentang hubungan antara ide dengan wujud karya. Pencipta berusaha mewujudkan karya seni lukis yang memberikan suatu gambaran tentang gerak tubuh manusia yang menjadi inspirasi dalam menciptakan suatu karya seni lukis. Dimana dalam setiap gerak tubuh manusia memiliki suatu pesan yang ingin disampaikan. Dalam wujud karya, ada dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu aspek ideoplastis dan aspek fisioplastis. Berikut adalah beberapa contoh karya pencipta.

14

Foto Karya Tugas Akhir

Judul

: Freedom

Ukuran : 120cm x140cm Bahan : Mixed Media di atas Kanvas Ukuran : 2013

15

Terinspirasi dari gerak tubuh manusia yang sedang meloncat dengan melebarkan kedua tangannya disertai teriakan kebebasan, maka terciptalah karya yang mengambil judul Freedom ini, yang berarti suatu kebebasan atau kemerdekaan. Kata kebebasan menggambarkan pada suatu kondisi yang memungkinkan seseorang tidak terikat pada sesuatu hal yang lain. Kebebasan merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, namun terkadang kebebasan dimaknai sebagai perilaku seenaknya. Padahal kebebasan melahirkan tanggung jawab yang mengandaikan adanya hak dan kewajiban manusia itu sendiri. Pada segi lain, manusia dengan bebas mempunyai dan menetapkan suatu tujuan. Tujuan dari hidup manusia adalah meraih sebuah kebahagiaan, sedangkan kebahagian tidak dapat dicapai ketika sesorang tidak mengaktualisasikan dalam sebuah tindakan, dalam bentuk kebebasan manusia. Karya ini berawal dari ide kegelisahan yang dimiliki oleh pencipta akan peraturan formalitas yang mengikat selaku mahasiswa. Ide tersebut pencipta visualisasikan dengan gerakan tubuh seorang laki-laki yang meloncat, merentangkan kedua tangannya, dan berteriak seakan-akan melepaskan luapan emosinya lepas dari keterikatan. Dengan dukungan background kesan-kesan beberapa orang yang berkutat dengan rantai menggambarkan suatu keterikatan. Dalam pewarnaan, pencipta masih dominan menggunakan warna biru sebagai kesan-kesan cahaya pada objek. Sedangkan background disini pencipta lukiskan dengan beberapa teknik, yakni teknik hisap, lelehan, serta cipratan.

16

Foto Karya Tugas Akhir

Judul

: Overload

Ukuran : 120cm x 140cm Bahan : Mixed Media di atas Kanvas Ukuran : 2013

17

Overload merupakan sebuah kata yang diambil sebagai judul dalam karya ini, yang berarti kepenuhan, melebihi daripada yang seharusnya. Karya ini terinspirasi dari gerak tubuh manusia dalam situasi terjepit, tergencet, dan terdesak. Berawal dari ide kepenatan dan kepadatan yang sudah mulai dirasakan pencipta di Bali saat ini. Dalam karya ini pencipta memvisualisasikan tujuh tubuh manusia dalam keaadaan yang saling terdesak satu dengan yang lainnya dalam satu ruang. Dengan ekspresi dan mimik wajah yang seakan-akan tersiksa berada dalam posisi tersebut. Pewarnaan objek pada karya ini diterapkan dengan beberapa warna agar tekesan variatif. Pada karya ini pencipta menggambarkan situasi atau kondisi Bali yang tejadi saat ini. Seperti yang kita ketahui kondisi atau situasi di Bali saat ini sangat gencar akan pembangunan gedung-gedung, hotel dan pembangunan lain sebagainya, membuat Bali ini semakin sempit akan ruang bebas. Ruang yang awalnya kosong, hijau, untuk menghirup udara bebas kini penuh dan sesak dengan pembangunan yang melebihi batas tersebut. Ditambah dengan masuknya kendaraan-kendaraan pribadi dari luar yang tanpa kontrol, sehingga membuat kemacetan yang tak terhindarkan, semakin membuat Bali ini menjadi penat dan padat. Bila kondisi seperti ini terus berkembang, sangatlah tidak baik untuk Bali kedepan. Mengingat Bali merupakan kawasan pariwisata bahkan menjadi salah satu tujuan wisata dunia, dimana para wisatawan yang datang berlibur ke Bali selain untuk melihat seni budaya Bali, namun juga untuk mencari ketenangan serta kenyamanan.

18

PENUTUP

A. Kesimpulan Dari uraian diatas maka dapat pencipta simpulkan beberapa hal sebagai berikut : Karya divisualisaikan dengan melakukan observasi ke lapangan dengan melihat, memperhatikan dan memaknai setiap gerak tubuh manusia yang muncul dan mencari unsur estetisnya berupa ekspresi gerak, lekuk-lekukan otot, serta ekspresi wajah merupakan ketertarikan pencipta dalam menentukan ide maupun inspirasi dalam berkarya, namun dalam hal ini pencipta tetap memaknainya kedalam kehidupan pribadi serta lingkungan sekitar pencipta. Media dua dimensi yang menggunakan cat minyak dan pengolahan teknik yang digunakan untuk mendukung ide yang ingin divisualisasikan oleh pencipta antara lain teknik drawing, teknik hisap, lelehan dan cipratan. Adapun maksud menggunakan beberapa teknik tersebut antara lain agar lukisan terlihat lebih variatif dan bebas. Untuk mewujudkan gerak tubuh manusia yang merupakan inspirasi pencipta dalam melukis, dilalui dengan melakukan tiga tahapan yaitu : Tahap Penjelajahan (eksplorasi), tahap Improvisasi, dan tahap pembentukan (Forming). Elemen-elemen visual seperti garis, warna, bentuk, ruang dan tekstur serta penyusunan prinsip-prinsip seni rupa seperti komposisi, proporsi, pusat perhatian, kontras, keseimbangan (balance), irama merupakan faktor yang mendukung dalam penciptaan karya seni demi terciptanya karya yang harmonis, dinamis yang mempunyai nilai artistik dan estetik.

19

B. Saran Sebelum mengakhiri tulisan ini pencipta ingin memberikan saran - saran lain sebagai berikut: Bagi rekan-rekan mahasiswa program studi seni lukis Institut Seni Indonesia Denpasar, hendaknya menambah kreatifitas dan wawasan dalam berkarya, rajin membaca, bereksperimen, berdiskusi, dan membuat suatu gebrakan yang akan mampu menjadikan pencipta yang lebih baik kedepannya. Berbagai fenomena dalam lingkungan kita merupakan sumber inspirasi dan ide yang tak akan pernah abis untuk diungkap dan diperjuangkan melalui karya seni lukis. Bagi lembaga Institut Seni Indonesia Denpasar hendaknya mengusahakan buku-buku tentang perkembngan seni rupa terbaru baik itu berupa katalog pameran seni rupa maupun majalah yang akan bisa merangsang kreativitas berkarya dan juga sebagai penunjang proses belajar mengajar di Institut Seni Indonesia Denpasar.

20

UCAPAN TERIMA KASIH Om Swastyastu Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNyalah Artikel Ilmiah Strata 1 (S1) yang berjudul Gerak Tubuh Manusia Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Berkarya Seni Lukis ini selesai tepat pada waktunya. Pengantar karya ini merupakan persyaratan mengikuti Tugas Akhir Program Studi Seni Rupa Murni, Minat Seni Lukis, Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar tahun akademik 2013/2014. Pencipta menyadari sepenuhnya bahwa skrip karya ini jauh dari sempurna. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki pencipta. Untuk lebih sempurnanya skrip karya ini maka pencipta mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Dalam kesempatan baik ini pencipta mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum., selaku Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar. 2. Ibu Dra. Ni Made Rinu, M.Si., selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar. 3. Bapak Drs. I Wayan Kondra, M.Si., selaku Ketua Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar. 4. Bapak Drs. A.A Ngr Gede Surya Buana, M.Sn., Selaku Ketua Minat Seni Lukis, Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar. 5. Bapak Drs. I Wayan Karja, M.FA., selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penyelesaian Skrip Karya dan Karya Seni Tugas Akhir. 6. Bapak Drs. I Nyoman Nirma, selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penyelesaian Skrip Karya dan Karya Seni Tugas Akhir. 7. Bapak Drs. I Wayan Mudana, M.par., selaku Pembimbing Akademik pencipta selama masa perkuliahan. 21

8. Ibu/Bapak Dosen Seni Rupa Institut Seni Indonesia Denpasar yang telah banyak membimbing tugas-tugas akademik selama masa perkuliahan. 9. Staf Kepegawaian Perpustakaan dan seluruh Civitas Akademik Institut Seni Indonesia Denpasar atas bantuan peminjaman buku dan dorongan moril dalam proses belajar. 10. I Nyoman Lempod dan Ni Ketut Sumiati selaku orang tua pencipta yang telah setia memberikan dukungan yang sangat besar baik moril maupun materil. 11. Teman-teman serta semua pihak yang sangat membantu kelancaran Tugas Akhir ini yang pencipta tidak bisa sebutkan satu persatu atas bantuan dan kerjasamanya selama pencipta dalam proses belajar.

Akhirkata, pencipta persembahkan artikel ilmiah ini dengan segala kekurangannya, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Om Santi, Santi, Santi Om

22

DAFTAR RUJUKAN

Arsana, Nyoman dan Supono. 1983. Dasar-dasar Seni Lukis. Denpasar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Darmawan, Agus. T. Sumarji dan Sri Warso Wahono. 1985. Apresiasi Seni. Jakarta: Badan Pelaksana Pembangunan Proyek Ancol. Djelantik, A.A.M. 2008. Estetika Sebuah Pengantar. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI). Hadi. Y, Sumandiyo. 2003. Mencipta Lewat Tari. Yogjakarta: Manthili. Kamisa. 2013. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika. Katalog Gesticulation Putu Sutawijaya 2010. Katalog I B. Putu Purwa Sign Session 2009. Soedarso, Sp. 2000. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Yogyakarta: CV. Studio Delapan Puluh Enterprise. Kartika, Dharsono Sony. 2004. Seni Rupa Modern. Yogyakarta: Rekayasa Sains. Rahyubi, Heri. 2012. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media. Sumarna, Saleem Hardja. 2013. Jago Membaca Pikiran & Perasaan Orang Lain Lewat Bahasa Tubuh. Klaten: Galmas Publisher Susanto, Mikke. 2002. Diksi Seni Rupa. Yogyakarta: Kanisius. . 2011. Diksi Rupa. Yogyakarta: DictiArt Lab & Djagad Art House.

Website: http://club.doctissimo.fr/linda-moni/claudia-rogge-552251/photo/claudia-roggeorbitale-19223527.html#photo-19223515-cb6-4027442-jpg http://famousartistsandpainting.com/2011/03/biography-of-putu-sutawijaya-b1973/ www.bodybulding.com