Kota-kota yang menjadi pembentuk peradaban di Mesopotamia ditunjukkan oleh angka

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions [MCQ] Easily at Belajar.dhafi.link. with Accurate Answer. >>

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. 1],2], dan 3
  2. 1],3],dan 4
  3. 2],3], dan 4
  4. 2],4], dan 5
  5. 3],4], dan 5
Klik Disini Untuk Melihat Jawaban

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions [MCQ] Easily at Belajar.dhafi.link. with Accurate Answer. >>

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. Bangsa Sumeria mendapat serangan dari bangsa Akkadia yang berasal dari Irak
  2. keberhasilan bangsa Sumeria membangun kota baru yang terbebas dari bencana
  3. Penguasa Sumeria membentuk sebuah badan bernama patesi yang dipimpin raja
  4. Bangsa Sumeria memindahkan pusat pemerintahan dari Kota Lagas ke kota Uruk.
  5. Bangsa Sumeria membendung Sungai Eufrat dan Tigris untuk pembangunan ibu kota Baru
Klik Disini Untuk Melihat Jawaban

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Lihat Foto

Wikimedia Commons

Ziggurat, sebuah monumen besar yang dibangun di lembah Mesopotamia Kuno.

KOMPAS.com - Mesopotamia adalah wilayah bersejarah di Asia Barat yang terletak di antara dua sungai besar, yaitu Sungai Eufrat dan Tigris.

Wilayah yang sekarang dikenal sebagai Republik Irak ini memiliki tanah yang subur.

Kesuburan tanahnya itulah yang akhirnya menjadi faktor pendukung bagi tumbuhnya peradaban suatu bangsa.

Bahkan peradaban kuno yang tumbuh di Mesopotamia dikenal sebagai peradaban paling awal di Asia Barat dan salah satu yang tertua di dunia.

Bangsa yang pertama kali menguasai wilayah Mesopotamia ialah Bangsa Sumeria.

Selain Sumeria, bangsa-bangsa yang pernah mengembangkan peradabannya di Mesopotamia adalah Akkadia, Babilonia, Assyria, dan Babilonia Baru.

Sebagian besar peradaban yang berkembang di Mesopotamia bergantung pada hasil pertanian.

Mereka mengairi tanah pertaniannya dengan membuat saluran air dari Sungai Eufrat dan Tigris.

Hal ini dapat dilihat dari hasil penggalian arkeolog di kota-kota Sumeria.

Baca juga: Bangsa Dravida: Asal-usul, Ciri-ciri, dan Hasil Kebudayaan

Letak Mesopotamia

Mesopotamia berasal dari Bahasa Yunani, yaitu mesos yang artinya tengah dan potamus yang berarti sungai.

Jadi, Mesopotamia dapat diartikan sebagai daerah di antara sungai-sungai.

Mesopotamia terletak di antara Sungai Eufrat dan Sungai Tigris, yang sekarang dikenal sebagai Irak.

Wilayah ini berbatasan dengan Teluk Persia dan Iran di sebelah timur dan timur laut, Iran dan Turki di sebelah utara, Syria dan Yordania di sebelah barat, sedangkan pada bagian selatan berbatasan dengan Saudi Arabia dan Kuwait.

Karena Mesopotamia berada di antara dua sungai, bentuk wilayahnya melengkung, menyerupai bulan sabit.

Hal inilah yang membuat sejarawan Amerika, Breasted, menyebut Mesopotamia sebagai daerah bulan sabit yang subur.

Baca juga: Revolusi Neolitik: Pengertian, Teori Pendukung, dan Hasil Kebudayaan

Sejarah Peradaban Mesopotamia

Mesopotamia adalah situs perkembangan paling awal Revolusi Neolitik yang berlangsung dari sekitar 10.000 SM.

Di sekitar tahun 5000 SM, di wilayah ini telah terlihat adanya teknologi irigasi yang ikut menentukan sistem pertanian kuno.

Bangsa Ubaid merupakan bangsa pertama yang tinggal di Mesopotamia, tetapi tidak banyak keterangan dari bangsa ini.

Pada masa itu, penduduk Mesopotamia telah hidup makmur karena daerahnya sangat subur untuk bercocok tanam.

Hal itulah yang mendorong bangsa-bangsa lain datang menyerbu untuk menguasai air irigasi dan tanah yang subur.

Bangsa yang pertama kali melakukan invasi adalah Bangsa Sumeria, yang datang dari gurun dan pegunungan di luar Mesopotamia pada 4000 SM.

Setelah itu, datang pula Bangsa Semit, yang telah mengenal dasar-dasar kehidupan politik dan ekonomi pertanian, untuk bergabung dengan Bangsa Sumeria.

Munculnya Peradaban Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya peradaban oleh Bangsa Sumeria ini.

Masyarakat Sumeria hidup dengan cara bertani, mereka mengairi tanah garapan dengan membuat saluran air dari Sungai Eufrat dan Tigris.

Hasil pertanian terpenting mereka adalah gandum, jemawut, dan jelai, yang kemudian diangkut menggunakan kereta atau gerobak yang diberi roda.

Oleh karena itu, Bangsa Sumeria terkenal sebagai bangsa yang pertama kali mengenal roda dan gandum.

Baca juga: Peradaban Romawi Kuno dan Yunani Kuno, Apa Bedanya?

Bangsa Sumeria kemudian membangun beberapa kota kuno yang terkenal, seperti Ur, Sumer, Ereck, Kish, dan lain-lain.

Kota Ur yang terletak di dekat muara Sungai Eufrat merupakan pusat pengembangan pemerintahan Bangsa Sumeria.

Penguasa mereka mempunyai dua kekuasaan, yaitu sebagai kepala pemerintahan dan kepala raja atau Patesi [Pendeta Raja].

Masyarakatnya menganut kepercayaan Politeisme, dengan Marduk sebagai dewa utamanya.

Selain itu, Bangsa Sumeria telah mengembangkan beberapa penemuan di bidang matematika, tulisan paku, dan membangun Ziggurat [banguan yang tinggi seperti gunung untuk tempat pemujaan].

Memasuki tahun 2350 SM, kekuasaan Bangsa Sumeria berakhir setelah diserang oleh Bangsa Akkadia yang dipimpin oleh Raja Sargon.

Walaupun berada di bawah banyak pemerintahan yang berbeda, kebudayaan Mesopotamia dapat bertahan dan berkembang selama ribuan tahun.

Bahkan Peradaban Mesopotamia kemudian mengilhami beberapa perkembangan paling penting dalam sejarah manusia.

Referensi:

  • Irfanto, Ari. [2018]. Peradaban Kuno di Dunia. Yogyakarta: Istana Media.
  • Nurhayati, Dewi. [2019]. Peradaban Mesopotamia. Semarang: ALPRIN.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

  • Alastair Sooke
  • BBC Culture

Sumber gambar, RMN-Grand Palais/Musée du Louvre/Stephane Olivier

Keterangan gambar,

Wilayah Mesopotamia kira-kira sama dengan Irak kini, tapi juga mencakup bagian dari Suriah dan Turki.

Ide akan Mesopotamia telah memabukkan Barat selama berabad-abad. Alastair Sooke melihat peradaban yang menjadi sumber terbentuknya budaya modern.

"Semua orang sudah mendengar Taman Gantung Babilonia, Menara Babel, Nebukadnezar dan Banjir," kata Ariane Thomas, seorang kurator di bagian benda antik Timur Tengah di Louvre. "Jadi, Anda lihat sendiri, kita sudah sangat familiar dengan Mesopotamia, lebih dari apa yang disangka orang."

Kami sedang berdiri di depan pameran Sejarah Dimulai di Mesopotamia, sebuah pameran yang menampilkan hampir 500 objek di cabang Louvre di kota di utara Prancis, Lens.

Pameran ini mencakup 3.000 tahun sejarah Mesopotamia [sebuah kawasan yang luasnya kira-kira sama dengan Irak hari ini], dimulai dari penemuan tulisan di akhir abad 4 SM, dan berakhir pada 331 SM, dengan penaklukkan Iskandar yang Agung atas Babilonia.

Ada banyak artefak sejarah menarik selain juga karya seni, seperti patung pualam dari sekitar 2250 SM yang menampilkan seorang pejabat yang sedang duduk, mengenakan rok dengan motif rumit, dengan jenggot, kepala yang tercukur, dan mata berwarna biru memukau dari lapis lazuli.

Galeri pertama dalam pameran itu menandai 'penemuan ulang' Mesopotamia pada abad 19, ketika para arkeolog mulai melakukan penggalian di Timur Tengah.

Mereka ingin menemukan bukti lebih jauh akan kekaisaran Assyria dan Babilonia di Mesopotamia, yang saat itu, lebih banyak diketahui lewat referensi dari Injil atau teks-teks klasik.

Sumber gambar, RMN-Grand Palais/Musée du Louvre/Raphael Chipault

Keterangan gambar,

Ebih-Il yang sedang berdoa adalah patung dari periode Sumeria yang menggambarkan seorang pria dari batu pualam sedang duduk dengan mata yang terbuat dari lapis lazuli.

Tak hanya mereka menemukan lokasi ibu kota Assyria, Khorsabad, beberapa kilometer di timur laut Mosul di Irak utara, mereka juga menemukan peradaban Sumeria yang terlupakan, yang dulunya mendominasi bagian selatan kawasan tersebut.

Ide akan Mesopotamia kemudian dengan cepat memabukkan Barat.

"Mesopotamia menjadi bahan imajinasi Eropa karena orang melihat kekuatan kekaisaran yang ditampilkan lewat pencitraan yang bisa mereka pahami," kata Paul Collins dari Museum Ashmolean Oxford, yang buku barunya, Mountains and Lowlands: Ancient Iran and Mesopotamia, diterbitkan November lalu.

"Dan tentu saja, Mesopotamia seperti mencerminkan dunia di Injil, maka ada kesan seperti dunia yang asing dan eksotis, tapi juga dengan karakteristik dasar yang familiar; kekaisaran, kota-kota, raja-raja."

Sebuah proyeksi video di galeri kedua di pameran di Lens menunjukkan bagaimana kegilaan akan Mesopotamia telah merasuk ke budaya kita.

Pada abad 20, Mesopotamia menjadi titik pencapaian bagi semua orang, mulai dari seniman dan arsitek [contohnya ada pada dekorasi Gedung Fred F French Building, sebuah pencakar langit gaya Art Deco di New York], sampai ke pengiklan dan pembuat film [contohnya ada pada setan Mesopotamia Pazuzu yang muncul pada film horor The Exorcist pada 1973].

Kini, Mesopotamia kembali muncul dalam budaya pop, berkat kesuksesan video games Civilisation dan kehadiran Pazuzu di jagat Marvel Comics.

Sumber gambar, RMN-Grand Palais/Musée du Louvre/Philippe Fuzeau

Keterangan gambar,

Model ini menunjukkan jembatan pertama dalam sejarah; Mesopotamia berarti 'tanah di antara sungai-sungai' dalam bahasa Yunani Kuno.

Dengan banyaknya referensi ini, maka menarik untuk bertanya apakah peradaban kuno di daerah yang luas ini, yang lokasinya sama dengan sebagian besar Irak tapi juga mencakup bagian dari Suriah dan Turki, membentuk dunia kita dengan cara yang penting.

Seperti kata Monty Python, apa yang telah dibuat orang-orang Mesopotamia untuk kita?

Jawabannya ternyata, banyak. Tapi sebelum sampai ke bagian intinya, penting untuk memahami apa yang kami maksud dengan Mesopotamia.

Istilah ini berawal dari orang Yunani Kuno, yang artinya 'tanah di antara sungai-sungai'. Mereka merujuk pada daerah alluvial yang datar antara sungai Eufrat dan Tigris, atau 'tempat lahirnya peradaban', di mana manusia pertama meninggalkan gaya hidup berburu meramu dan mendirikan masyarakat yang menetap dan berbasis pada pertanian, sekitar 6000 SM.

Pada satu titik, di kawasan Sumer [yang kini menjadi Irak dan Kuwait], pengairan kemudian diciptakan sebagai cara untuk mengeksploitasi tanah yang subur di selatan Mesopotamia.

Untuk mengatur jaringan saluran irigasi dan kanal-kanal, sistem administratif kemudian dibuat, dan ini memicu berdirinya negara kota pertama, seperti Uruk, kemudian kerajaan-kerajaan, dan akhirnya, kekaisaran.

Yang menghubungkan berbagai fase dari sejarah panjang Mesopotamia adalah serangkaian kebiasaan, tradisi, mitos dan legenda, serta sistem kepercayaan — dengan kata lain, budaya yang unik dan maju.

Mengikuti perkembangan itu, pada sekitar 3200 SM, lewat Kuneiform — sistem penulisan yang mengambil namanya dari kata cuneus [ganjal] dalam bahasa Latin atau 'huruf paku', yang ditekan oleh stylus ke tablet tanah liat lembek kemudian dijemur di bawah sinar matahari — bangsa Sumeria mengabadikan tradisi dan kepercayaan tersebut dalam teks tertulis. Banyak tablet resmi yang juga dicap dengan stempel silinder, salah satu temuan teknologi yang khas Mesopotamia.

Sumber gambar, RMN-Grand Palais/Musée du Louvre/Thierry Ollivier

Keterangan gambar,

Iblis atau setan Pazuzu yang muncul di film The Exorcist dan di permainan video Civilisation.

"Ide akan Mesopotamia berasal dari kebiasaan penulisan," kata Collins.

"Dengan cara ini, kita bisa terhubung ke 3.000 tahun lalu lewat teks tertulis. Ada banyak pencatat dan birokrat yang mempertahankan tradisi ini, meski ada kekaisaran yang jatuh dan bangun, dan kehadiran orang-orang atau ide-ide baru. Mesopotamia itu seperti spons. Ketika ada orang baru hadir di daerah tersebut, mereka menyerap tradisi panjang Mesopotamia. Kita melihat ada banyak kontinuitas dari sisi sistem kepercayaan dan praktik administrasi."

Saking tuanya Mesopotamia, maka mereka menciptakan banyak hal untuk pertama kalinya.

Arkeolog menyebut adanya penemuan teknis, seperti alat putar keramik, selain juga kemajuan luar biasa pada matematika, pengobatan dan astronomi.

Cara kita menghitung waktu, membagi setiap jam menjadi 60 menit, adalah sesuatu yang kita warisi dari Mesopotamia. Bahkan konsumsi bir pertama yang tercatat berasal dari Mesopotamia, di mana produk susu serta tenun juga dikembangkan.

Sumber gambar, RMN-Grand Palais/Musée du Louvre/Raphaël Chipault

Keterangan gambar,

Mesopotamia mengembangkan sistem penulisan menggunakan stylus di atas tablet tanah liat yang lembek.

Menurut Ariane Thomas, lokasi Mesopotamia adalah faktor penting dalam kesuksesannya, yang ditekankan oleh lahan pertanian yang luar biasa kaya.

"Mesopotamia berada tepat di pusat Timur Tengah," jelasnya. "Tanah keringnya sangat subur dengan irigasi, tapi kawasan itu juga harus terbuka ke luar, karena mereka tak memiliki sumber daya penting, seperti kayu atau hutan, bebatuan dan logam."

Ini artinya peradaban Mesopotamia selalu melihat ke luar dan dinamis.

Dalam buku barunya, Paul Collins menelusuri interaksi antara Mesopotamia dan orang-orang di dataran tinggi Iran masa kini.

Pegunungan Zagros kaya akan tembaga, yang bisa digunakan untuk berbagai peralatan dan senjata, selain juga kaya akan timah, perak dan emas.

"Monumen-monumen penting Mesopotamia sering terbuat dari atau dihias dengan material yang datang dari Iran," kata Collins, merujuk pada ziggurat dari batu bata lumpur, yang tingginya beberapa ringkat, dan menjadi ciri khas kota-kota Mesopotamia [terutama Babylonia] dan menjadi inspirasi Menara Babel. [Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, kelompok yang menyebut dirinya Negara Islam telah melakukan kerusakan permanen pada banyak monumen serta situs Mesopotamia.]

Sumber gambar, Musée du Louvre/Raphaël Chipault et Benjamin Solig

Keterangan gambar,

Catatan dari pencatat dan birokrat yang memberi gambaran akan masyarakat Mesopotamia dipesan dan diubah sepanjang waktu.

Namun Collins percaya bahwa mencatat apa-apa saja temuan masyarakat Mesopotamia bisa menimbulkan pandangan yang salah akan sejarah.

"Orang-orang Sumeria diakui sebagai pencipta segalanya," katanya, mencemooh. Namun kini, katanya, arkeolog merasa lebih berharga untuk fokus melihat "kekuatan" yang membentuk Mesopotamia dari luar.

"Mesopotamia adalah tempat percampuran, dengan populasi penduduk yang bercampur," katanya.

"Orang berbicara dengan bahasa-bahasa yang berbeda dan diperkirakan memiliki tradisi budaya yang berbeda. Seringkali, orang menyederhanakan dengan mengatakan 'orang Sumeria' atau 'Assyria', saat sebenarnya kita membahas masyarakat yang jauh lebih kompleks."

Sumber gambar, The Trustees of the British Museum

Keterangan gambar,

Laporan pertama akan bir yang dikonsumsi — disiapkan menggunakan alat seperti cawan emas ini — berasal dari Mesopotamia.

Bagi Collins, sumbangan terpenting Mesopotamia pada dunia modern adalah kota, tempat di mana interaksi dinamis ini bisa terjadi.

"Dalam beberapa abad, kita melihat perkembangan dari pusat-pusat urban yang luar biasa, dengan ribuan orang hidup bersama," katanya.

"Apa yang mendorong mereka untuk datang bersamaan, kita belum tahu. Ada banyak faktor lain, seperti lingkungan, atau kebutuhan untuk mengelola sumber daya. Pada intinya kita bisa berbicara tentang individu penting yang menggugah atau mendorong orang untuk mendukungnya. Maka faktor-faktor yang sama yang kita lihat ada di politik modern bisa berada di balik generalisasi yang kita lihat ada di arkeologi."

Sumber gambar, RMN-Grand Palais/Musée du Louvre/Martine Beck-Copp

Keterangan gambar,

Sistem administratif memunculkan negara kota pertama disusul kerajaan dan kemudian kekaisaran.

Dia melanjutkan, "Tapi setelah kota-kota berdiri, ini tak berhenti. Mesopotamia menyediakan bukti terawal yang kita miliki akan banyak pertanyaan yang sampai sekarang masih kita cari jawabannya."

"Bagaimana Anda mengatasi masalah sejumlah besar orang tinggal di satu tempat secara bersama-sama? Bagaimana Anda menyediakan makanan buat mereka? Bagaimana Anda mengatasi kepadatan penduduk? Dan teknologi apa — seperti alat administratif penulisan dan stempel silindir — yang memungkinkan Anda memunculkan hierarki dan makna dalam masyarakat, sehingga ada rasa identitas kolektif? Dan karena itulah kota, seperti yang kita lihat sekarang, adalah warisan terbesar Mesopotamia."

Konten tidak tersedia

  • {{promo.headlines.shortHeadline}}

  • Video yang berhubungan

    Bài Viết Liên Quan

    Bài mới nhất

    Chủ Đề