Langkah-langkah yang diambil Daendels dalam menjalankan pemerintahan kolonial di Indonesia

Cari soal sekolah lainnya

KOMPAS.com – Herman Willem Daendels ditugaskan untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Ia dikirim oleh Louis Napoleon untuk menjadi gubernur jenderal di Indonesia.

Saat ditugaskan ke Pulau Jawa, Daendels memiliki beberapa tugas penting yakni reorganisasi militer, sistem pembebasan kerja wajib serta penyerahan wajib, dan mengatasi berbagai masalah pergaulan, seperti perbudakan serta sistem sanitasi di Jakarta.

Namun, tugas dan peran utama Daendels dikirim ke Indonesia adalah untuk mempertahankan Pulau Jawa dari ancaman Inggris.

Menurut Ahmad Fakhri Hutauruk dalam Buku Sejarah Indonesia: Masuknya Islam Hingga Kolonialisme [2020], Daendels menerapkan beberapa langkah sebagai upaya mempertahankan Pulau Jawa, yaitu:

  1. Pembuatan dan pembangunan Jalan Anyer-Panarukan. Jalan ini digunakan untuk pertahanan serta perekonomian.
  2. Jumlah angkatan perang ditambah. Jika semula hanya 3 ribu prajurit, jumlahnya ditambah menjadi 20 ribu prajurit.
  3. Pembangunan pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Pembangunan ini dilakukan karena Daendels tidak bisa mengharapkan bantuan dari Eropa, terkait blokade yang dilakukan Inggris.
  4. Pembangunan pangkalan angkatan laut di Surabaya dan Ujung Kulon.
  5. Benteng pertahanan di berbagai lokasi dibangun. Contohnya Messter Comelis di Batavia serta Fort Lodewijk di Gresik.
  6. Kesejahteraan prajut lebih ditingkatkan.

Baca juga: Indonesia di Bawah Penjajahan Perancis

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [Kemdikbud], kebijakan Daendels tentang pembangunan jalan Anyer Panarukan sejauh 1.100 kilometer ini merupakan kebijakan paling kontroversional dari Daendels.

Agar pembangunan jalan berhasil, Daendels membuat kebijakan wajib kerja atau verplichte diensten yang diperuntukan bagi rakyat Indonesia.

Sebenarnya tujuan dari kebijakan Daendels ini ingin membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Namun, Daendels memimpin dengan tangan besi atau sangat kejam sehingga menimbulkan ketidaksukaan atau kebencian dari masyarakat Indonesia.

Banyak perlawanan yang dilakukan. Hingga pada akhirnya kabar tentang kekejaman Daendels ini didengar Napoleon. Pada 1811, Daendels dikembalikan ke Belanda dan posisinya digantikan oleh Jan Willem Jansens.

Setelah posisi Daendels digantikan, Jan Willem Jansens tidak bisa mempertahankan kekuasaan Belanda. Pada akhirnya, Inggris berhasil menguasai Indonesia pada 1811.

Kekuasaan Inggris di Indonesia tidak bertahan lama, karena Belanda kembali menguasai Indonesia pada 1814.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Cari soal sekolah lainnya

Sejarah Negara Com – Pada akhir abad ke-18 terjadi perubahan di Eropa yang berpengaruh terhadap jajahan Belanda di Indonesia. Atas bantuan Prancis, Partai Patriot Belanda berhasil merebut dan membentuk pemerintahan baru.

Pemerintahan baru itu disebut Republik Bataaf [Bataafsche Republiek]. Pemerintahan republik Bataaf menjadi bawahan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte.

Napoleon Bonaparte Berkuasa

Napoleon Bonaparte membentuk Koninkrijk Holland [Kerajaan Belanda] untuk menggantikan Republik Bataaf. Napoleon kemudian mengangkat adiknya yang bernama Louise Bonaparte untuk menjadi penguasa Belanda.

Untuk memperkuat kedudukan Belanda di Indonesia. Louise Bonaparte mengirimkan seorang ahli militer Belanda yang bernama Herman Willem Daendels ke Pulau Jawa sebagai Gubernur Jenderal.

Kedatangan Daendels ke Pulau Jawa bertujuan untuk mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris.

Langkah Daendels

Ahli militer Belanda Herman Willem Daendels atau yang akrab dipanggil Daendels mengambil langkah-langkah yang kontorversial. Adapun langkah-langkah yang diambil Daendels ada 5, yaitu sebagai berikut:

  1. Langkah Daendels Membuat Jalan Raya Pos dari Anyer sampai Panarukan.
  2. Langkah Daendels Mendirikan benteng-benteng pertahanan.
  3. Membangun pangkalan angkatan laut di Merak dan Ujung Kulon.
  4. Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
  5. Memperkuat pasukan yang anggotanya terdiri atas orang-orang Indonesia.

Langkah-langkah yang di ambil Daendels tersebut tentunya sangat menyengsarakan rakyat Indonesia kala itu. Karena untuk mewujudkan langkah-langkah tersebut banyak mengorbankan jiwa dan raga rakyat.

Misalnya pembangunan jalan raya dari Anyer, wilayah Jawa Barat bagian barat hingga Panarukan, wilayah Jawa Timur bagian timur. Tentunya pembangunan jalan sepanjang itu menggunakan tenaga dari rakyat, betapa lamanya, betapa jauhnya.

Pembangunan jalan raya dari Anyer sampai Panarukan

Namun, betapapun kuatnya kekuasaan Daendels di Indonesia, pada saatnya kekuasaannya pun berakhir. Mengapa? Berikut 3 penyebab utama berakhirnya kekuasaan Daendels di Indonesia:

  1. Kesewenangan Daendels terhadap raja-raja di Banten, Yogyakarta, dan Cirebon menimbulkan pertentangan dan perlawanan terhadap kekuasaannya.
  2. Penyelewengan kasus penjualan tanah kepada pihak swasta dan manipulasi penjualan Istana Bogor.
  3. Keburukan sistem administrasi pemerintahan yang dijalankan.

Pada tahun 1811, Louis Bonaparte menarik Daendels kembali ke Belanda. Kedudukan Daendels di Indonesia digantikan oleh Gubernur Jenderal Jan Willem Janssen.

Belanda menyerah kepada Inggris

Namun, kekuasaan Inggris di Indonesia saat itu semakin kuat. Janssen pun gagal menghadapi serangan Inggris. Akhirnya Belanda menyerah kepada Inggris yang ditandai dengan Perjanjian Tuntang [Kapitulasi Tuntang] pada tahun 1811.

carasederhana carasederhana

membuat jalan yang berguna untuk pengiriman hasil bumi indonesia.

Langkah-langkah yang diambil Daendels ada 5, yaitu sebagai berikut :1. Membuat Jalan Raya Pos dari Anyer sampai Panarukan.2. Mendirikan benteng-benteng pertahanan.3. Membangun pangkalan angkatan laut di Merak dan Ujung Kulon.4. Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.5. Memperkuat pasukan yang anggotanya terdiri atas orang-orang Indonesia.

Semoga bermanfaat:]

Herman Willem Daendels diangkat oleh Louis Napoleon sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda pada 1808-1811. Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris dan mengatur pemerintahan di Indonesia. Ia dikenal sebagai penguasa yang disiplin dan keras sehingga mendapatkan sebutan "Marsekal Besi" atau "Jenderal Guntur". Beberapa upaya yang dilakukannya untuk mempertahankan Pulau Jawa adalah.

  1. Melakukan pembangunan fisik berupa: membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya, membangun benteng pertahanan, menarik penduduk pribumi untuk menjadi tentara, membangun pangkalan armada laut di Merak dan Ujung Kulon, serta membangun jalan raya Anyer [Banten] sampai Panarukan [Jawa Timur] sepanjang 1.000 km, yang kemudian dikenal dengan "Jalan Raya Daendels". Upaya yang dilakukan tersebut memaksa rakyat untuk kerja rodi atau kerja paksa, akibatnya banyak rakyat meninggal karena kelaparan, kelelahan, dan terjangkit wabah penyakit.
  2. Melakukan pembangunan ekonomi berupa: memungut pajak hasil bumi dari rakyat [contingenten], menjual tanah negara kepada pihak swasta, mewajibkan rakyat Priangan untuk menanam kopi [preanger stelsel], dan mewajibkan rakyat menjual hasil panen kepada Belanda dengan harga murah [verplichte leverentie]. Akibatnya rakyat mengalami kemiskinan dan kerugian yang besar karena hasil perkebunan dimonopoli oleh Belanda.

Dengan demikian, langkah yang diambil Daendels dalam menjalankan tugas pemerintah kolonial di Indonesia meliputi pembangunan fisik berupa peningkatan militer dan pertahanan serta pembangunan jalan Anyer-Panarukan untuk memudahkan mobilisasi, dan pembangunan ekonomi berupa monopoli hasil perkebunan.

Video liên quan

Sejarah Negara Com – Pada akhir abad ke-18 terjadi perubahan di Eropa yang berpengaruh terhadap jajahan Belanda di Indonesia. Atas bantuan Prancis, Partai Patriot Belanda berhasil merebut dan membentuk pemerintahan baru.

Pemerintahan baru itu disebut Republik Bataaf (Bataafsche Republiek). Pemerintahan republik Bataaf menjadi bawahan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte.

Napoleon Bonaparte Berkuasa

Napoleon Bonaparte membentuk Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda) untuk menggantikan Republik Bataaf. Napoleon kemudian mengangkat adiknya yang bernama Louise Bonaparte untuk menjadi penguasa Belanda.

Untuk memperkuat kedudukan Belanda di Indonesia. Louise Bonaparte mengirimkan seorang ahli militer Belanda yang bernama Herman Willem Daendels ke Pulau Jawa sebagai Gubernur Jenderal.

Kedatangan Daendels ke Pulau Jawa bertujuan untuk mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris.

Langkah Daendels

Ahli militer Belanda Herman Willem Daendels atau yang akrab dipanggil Daendels mengambil langkah-langkah yang kontorversial. Adapun langkah-langkah yang diambil Daendels ada 5, yaitu sebagai berikut:

  1. Langkah Daendels Membuat Jalan Raya Pos dari Anyer sampai Panarukan.
  2. Langkah Daendels Mendirikan benteng-benteng pertahanan.
  3. Membangun pangkalan angkatan laut di Merak dan Ujung Kulon.
  4. Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
  5. Memperkuat pasukan yang anggotanya terdiri atas orang-orang Indonesia.

Langkah-langkah yang di ambil Daendels tersebut tentunya sangat menyengsarakan rakyat Indonesia kala itu. Karena untuk mewujudkan langkah-langkah tersebut banyak mengorbankan jiwa dan raga rakyat.

Misalnya pembangunan jalan raya dari Anyer, wilayah Jawa Barat bagian barat hingga Panarukan, wilayah Jawa Timur bagian timur. Tentunya pembangunan jalan sepanjang itu menggunakan tenaga dari rakyat, betapa lamanya, betapa jauhnya.

Langkah-langkah yang diambil Daendels dalam menjalankan pemerintahan kolonial di Indonesia
Pembangunan jalan raya dari Anyer sampai Panarukan

Penyebab Runtuhnya Kekuasaan Daendels

Namun, betapapun kuatnya kekuasaan Daendels di Indonesia, pada saatnya kekuasaannya pun berakhir. Mengapa? Berikut 3 penyebab utama berakhirnya kekuasaan Daendels di Indonesia:

  1. Kesewenangan Daendels terhadap raja-raja di Banten, Yogyakarta, dan Cirebon menimbulkan pertentangan dan perlawanan terhadap kekuasaannya.
  2. Penyelewengan kasus penjualan tanah kepada pihak swasta dan manipulasi penjualan Istana Bogor.
  3. Keburukan sistem administrasi pemerintahan yang dijalankan.

Pada tahun 1811, Louis Bonaparte menarik Daendels kembali ke Belanda. Kedudukan Daendels di Indonesia digantikan oleh Gubernur Jenderal Jan Willem Janssen.

Belanda menyerah kepada Inggris

Namun, kekuasaan Inggris di Indonesia saat itu semakin kuat. Janssen pun gagal menghadapi serangan Inggris. Akhirnya Belanda menyerah kepada Inggris yang ditandai dengan Perjanjian Tuntang (Kapitulasi Tuntang) pada tahun 1811.