Latar belakang Pangeran Mangkubumi dan Mas Said melawan VOC

Latar belakang Pangeran Mangkubumi dan Mas Said melawan VOC

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at Belajar.dhafi.link. with Accurate Answer. >>

Latar belakang Pangeran Mangkubumi dan Mas Said melawan VOC

This is a List of Available Answers Options :

  1. Pakubuwana II mendukung VOC
  2. Tidak terima VOC memiliki kerjasama dengan kerajaan
  3. Tidak ditepatinya janji Pakubuwana II kepada Pangeran Mangkubumi
  4. VOC membohongi perjanjiannya dengan Pangeran Mangkubumi


The best answer is C. Tidak ditepatinya janji Pakubuwana II kepada Pangeran Mangkubumi.

Reported from teachers around the world. The correct answer to ❝Latar Belakang perlawanan Pangeran Mangkubumi terhadap VOC adalah❞ question is C. Tidak ditepatinya janji Pakubuwana II kepada Pangeran Mangkubumi.
I Recommend you to read the next question and answer, Namely Latar belakang perlawanan Raden Mas Said terhadap VOC with very accurate answers.

Click Here to See Answer

Dhafi Quiz Is an online learning educational site to provide assistance and insight to students who are in the learning stage. they will be able to easily find answers to questions at school.We strive to publish Encyclopedia quizzes that are useful for students. All facilities here are 100% Free. Hopefully, Our site can be very useful for you. Thank you for visiting.

Latar belakang Pangeran Mangkubumi dan Mas Said melawan VOC

Perlawanan bangsa Indonesia kepada bangsa Barat pertama kali digeluti pada tahun 1511. Pada masa itu bangsa Indonesia berjuang melawan kekuasaan Portugis dalam aktivitas perdagangan dalam kawasan Malaka.

Pada abad-17 (XVII) VOC mulai mendirikan kekuasaannya di Indonesia. Walaupun hanya dalam suatu kongsi dagang, VOC melakukan tindakan seperti suatu negara yang mengintimidasi kedaulatan raja-raja di Indonesia.

Keberadaan VOC itu mendorong timbulnya perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said sebagai berikut.

Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said

Latar Belakang 

Sepeninggal Sultan Agung pada tahun 1645, Kerajaan Mataram Islam jutru menjalin hubungan dekat dengan VOC. Akibatnya, VOC memiliki pengaruh dalam pemerintahan kerajaan.

Sebagian besar bangsawan Mataram juga melakukan kerja sama dengan VOC. Keadaan ini menyebabkan rakyat menderita, sebab parabangsawan hanya mementingkab dirinya sendiri.

Akibanya, muncul beberapa pemberontakan seperti pemberontakan Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi.

Proses Peperangan

Pasukan Mataram yang dibantu oleh VOC merasa kewalahan mengatasi perlawanan Raden Mas Said. Untuk mengatasi pemberontakan tersebut, Pakuwibowo II menjanjikan hadiah tanah di Sukowati bagi siapapun yang dapat menumpas pemberontakan Raden Mas Said.

Pemberontakan Raden Mas Said akhirnya berhasil dipadamkan oleh Pangeran Mangkubumi, saudara Pakubuwono II. Akan tetapi, Pakubuwono II mengingkari janjinya untuk memberikan sebidang tanah di Sukowati.

Oleh karena itu, Pangeran Mangkubumi akhirnya bergabung dengan Raden Mas Said untuk melancarkan pemberontakan.

Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said berhasil menguasai sebagian besar wilayah Mataram. Pangeran Mangkubumi mendapat dekungan dari rakyat dan bupati di daerah pesisir utara Jawa yang wilayahnya dikuasai VOC.

Akhir Peperangan

Setelah mengalami banyak kekalahan, VOC berusaha berdamai dengan Pangeran Mangkubumi melalui perundingan.

Dalam perundingan itu VOC menawarkan apabila Pangeran Mangkubumi bersedia mengakhiri perlawanannya, Ia akan mendapat setengah dari wilayah kerajaan Mataram.

Akhirnya, pada tanggal 13 Februari 1755 Pangeran Mangkubumi, Pangeran Pakubuwono II, dan VOC menandatangani Perjanjian Giyanti yang isinya membagi wilayarah Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu

  1. Kasunanan Surakarta 
  2. Kasultanan Yogyakarta

Pangeran Mangkubumi kemudian menjadi raja Kasultanan Yogyakarta dengan gelar Sultan Hamengku Buwono. Setelah menjadi raja Kasultanan Yogyakarta, Pangeran Mangkubumi tidak lantas tunduk kepada VOC.

Pangeran Mangkubumi terus melakukan perlawanan terhadap VOC dan mencegah VOC ikut campur dalam pemerintahan Kasultanan Yogyakarta.

Sementara itu, melalui perjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757, Raden Mas Said diangkat menjadi Adipati Mangkunegara dan berhak atas wilayah Karanganyar, Wonogiri, dan Ngawen (Kadipaten Mangkunegaran).   

Semoga Bermanfaat!

Perlawanan terhadap VOC tidak hanya dilaksanakan oleh rakyat, namun juga para petinggi kerajaan di Nusantara. Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi adalah keturunan dari raja Mataram yang melawan kesewenang-wenangan VOC di kawasan Mataram.

Kedua tokoh tersebut merupakan keturunan dari Amangkurat IV yang memerintah Mataram 1719-1726. Raden Mas Said adalah cucu dari Amangkurat IV dan Pangeran Mangkubumi merupakan putra keduanya.

Baca juga:Perang Melawan Kolonialisme Dan Imperialisme: Orang-Orang Cina Berontak Melawan VOC

Latar belakang perlawananRaden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi

Dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (1981) karya M.C Ricklefs, perlawanan yang dilakukan oleh Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi dilatarbelakangi oleh :

1. Intervensi dan campur tangan VOC terhadap urusan internal keraton Mataram

2. Sikap Pakubuwono II yang sewenang-wenang terhadap bangsawan Mataram dan tunduk terhadap VOC

3. Keinginan Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi untuk mengambil hak atas kekuasaan beberapa daerah Mataram

Jalannya perlawananRaden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi

Raden Mas Said adalah putra dari Arya Mangkunegara yang merupakan adik dari Pakubuwono II.

Pada umur remaja, Raden Mas Said resah karena karena sikap Pakubuwono II yang menempatkannya sebagai Gandhek Anom (Bangsawan Rendahan) di Mataram. Padahal seharusnya ia mendapat kedudukan sebagai Pangeran Sentana.

Raden Mas Said memutuskan keluar dari istana dan melakukan pemberontakan di berbagai daerah Mataram bersama para bangsawan yang merasa kecewa dengan pemerintahan Pakubuwono II seperti Sutawijaya dan Suradiwangsa.

Baca juga:Perang Melawan Kolonialisme Dan Imperialisme: Rakyat Riau Angkat Senjata

Pemberontakan yang dilakukan oleh RM Said dan pasukannya sangat meresahkan Pakubuwono II, sehingga ia membuat sayembara untuk mengatasi pemberontakan tersebut.

Oleh karena itu, pada tahun 1745 Pakubuwana II mengumumkan barang siapa yang dapat memadamkan perlawanan Mas Said akan diberi hadiah sebidang tanah di Sukowati (di wilayah Sragen sekarang).

Mendengar adanya sayembara itu, Pangeran Mangkubumi (adik dari Pakubuwana II) ingin mencoba sekaligus menakar seberapa jauh komitmen dan kejujuran Pakubuwana II.

Pangeran Mangkubumi dan para pengikutnya berhasil memadamkan perlawanan Mas Said.Namun setelah mampu meredam perlawanan RM Said, Mangkubumi dikecewakan dengan pelanggaran janji Pakubuwono II yang telah dihasut oleh VOC sebelumnya.

VOC menganggap hadiah tanah seluas 3.000 hektar terlalu berlebihan dan menyuruh Pakubuwono II untuk menyerahkan hanya 1000 hektar kepada Mangkubumi.

Peristiwa pengingkaran janji dan tindakan semena-mena Pakubuwono serta VOC menyebabkan Mangkubumi berbalik arah melawan mereka. Mangkubumi bergabung dengan perlawanan Raden Mas Said pada 1746.

Baca juga:Perang Melawan Kolonialisme Dan Imperialisme: Perlawanan Gowa-Tallo Makassar Terhadap VOC

Mangkubumi dan Mas Said sepakat untuk membagi wilayah perjuangan. Raden Mas Said bergerak di bagian timur, Daerah Surakarta ke selatan terus ke Madiun, Ponorogo dengan pusatnya Sukowati.

Sedangkan Mangkubumi konsentrasi dibagian barat Surakarta terus ke barat dengan pusat di Hutan Beringin dan Desa Pacetokan, dekat Pleret (termasuk daerah Yogyakarta sekarang). Diberitakan pada saat itu Pangeran Mangkubumi membawahi sejumlah 13.000 prajurit, termasuk 2.500 prajurit kavaleri.

Perlawanan Mangkubumi dan RM Said meluas di seluruh wilayah Mataram hingga Jawa Timur dan Jawa Tengah. Mereka mampu memenangkan pertempuran di Juwana, Grobogan dan sempat membakar sejujlah rumah dan mengancam keraton.

Akhir perlawananRaden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi

Perlawanan Pangeran Mangkubumi berakhir setelah tercapai Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755. Isi dari perjanjian Giyanti mengatur tentang pembagian wilayah dan kedudukan Mataram menjadi 2, yaitu Kasunanan dan Kasultanan.

Mangkubumi memperoleh gelar Sultan dan memerintah wilayah Kasultanan Yogyakarta, sedangkan Kasunanan Surakarta tetap dipimpin oleh Pakubuwono.

Sementara perlawanan Mas Said berakhir setelah tercapai Perjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757 yang isinya Mas Said diangkat sebagai penguasa di sebagian wilayah Surakarta dengan gelar Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.