Manakah pernyataan yang benar tentang bakteri

Irena Agustiningtyas

Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat :

  1. Menjelaskan definisi sterilisasi
  2. Menjelaskan jenis-jenis sterilisasi dan fungsinya
  3. Menjelaskan perbedaan sterilisasi dan desinfeksi
  4. Melakukan sterilisasi dan desinfeksi dengan benar

2.1 Pendahuluan

Sterilisasi di dalam laboratorium mikrobiologi menjadi bagian yang penting untuk menghindari hasil positif palsu. Sterilisasi terhadap alat dan bahan sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum mikrobiologi membantu hasil atau identifikasi yang akurat terhadap pemeriksaan mikrobiologi. Demikian pula proses desinfeksi dan teknik aseptik oleh praktikan juga tidak dapat dilupakan karena akan mempengaruhi hasil. Sehingga dalam materi ajar ini akan disampaikan mengenai sterilisasi, desinfeksi, dan teknik aseptik.

2.2 Sterilisasi dan Desinfeksi

Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya untuk membunuh mikroorganisme termasuk dalam bentuk spora. Desinfeksi merupakan proses untuk merusak organisme yang bersifat patogen, namun tidak dapat mengeliminasi dalam bentuk spora (Tille, 2017).

2.3 Jenis Sterilisasi dan Fungsinya

Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan metode fisika maupun kimia (Tille, 2017).
a. Sterilisasi dengan metode fisika dapat dilakukan dengan cara:

    1). Pemanasan
      A. Pemanasan kering
        i. Pemijaran
        Metode ini dengan memanaskan alat biasanya berupa ose di atas api bunsen sampai ujung ose memijar.

        Manakah pernyataan yang benar tentang bakteri

        Gambar 7. Pemijaran ose

        ii. Pembakaran Pembakaran dilakukan untuk alat-alat dari bahan logam atau kaca dengan cara dilewatkan di atas api bunsen namun tidak sampai memijar. Misalkan: a) melewatkan mulut tabung yang berisi kultur bakteri di atas api Bunsen; b) memanaskan kaca objek di atas api busnen sebelum digunakan; c) memanaskan pinset sebelum digunakan untuk meletakkan disk antibiotic pada cawan petri yang telah ditanam bakteri untuk pemeriksaan uji kepekaan antibiotik.

        iii. Hot air oven


        Sterilisasi dengan metode ini digunakan untuk benda-benda dari kaca/gelas, petri, tabung Erlenmeyer, tidak boleh bahan yang terbuat dari karet atau plastic. Oven Suhu 160-1800C selama 1.5-3 jam. Alat-alat tersebut terlebih dahulu dibungkus menggunakan kertas sebelum dilakukan sterilisasi.

Manakah pernyataan yang benar tentang bakteri

Gambar 8. Hot air oven

iv. Insinerator
Bahan-bahan infeksius seperti jarum bekas suntikan yang ditampung dalam safety box biohazard, darah, dilakukan sterilisasi dengan menggunakan insinerator. Hasil pemanasan dengan suhu 8700-9800 C akan menghasilkan polutan berupa asap atau debu. Hal ini yang menjadi kelemahan dari sterilisasi dengan metode insenerasi. Namun, metode ini dapat meyakinkan bahwa bahan infeksius dapat dieliminasi dengan baik yang tidak dapat dilakukan dengan metode lainnya.

B. Pemanasan basah Merupakan pemanasan dengan tekanan tinggi, contohnya adalah dengan menggunakan autoklav. Sterilisasi dengan metode ini dapat digunakan untuk sterilisasi biohazard (bakteri limbah hasil praktikum) dan alat-alat yang tahan terhadap panas (bluetip, mikropipet), pembuatan media, dan sterilisasi cairan. Pemanasan yang digunakan pada suhu 1210C selama 15 menit (Tille, 2017).

Pemanasan basah dapat menggunakan

    i. Autoklaf manual Metode ini menggunakan ketinggiian air harus tetap tersedia di dalam autoklaf. Sterilisasi menggunakan autoklaf manual tidak dapat ditinggal dalam waktu lama. Autoklaf manual setelah suhu mencapai 1210C setelah 15 menit, jika tidak dimatikan maka suhu akan terus naik, air dapat habis, dan dapat meledak. ii. Autoklaf digital/otomatis

    Alat ini dapat diatur dengan suhu mencapai 1210C selama 15 menit. Setelah suhu tercapai, maka suhu akan otomastis turun sampai mencapai 500C dan tetap stabil pada suhu tersebut. Jika digunakan untuk sterilisasi media, suhu ini sesuai karena untuk emmbuat media diperlukan suhu 50-700 C.

    Manakah pernyataan yang benar tentang bakteri
    Manakah pernyataan yang benar tentang bakteri

    Gambar 9. Autoklaf manual dan otomatis

2). Radiasi
Radiasi ionisasi digunakan untuk mensterilkan alat-alat berupa bahan plastic seperti kateter, plastic spuit injeksi, atau sarung tangan sebelum digunakan. Contoh radiasi ionisasi adalah metode pada penggunaan microwave yaitu dengan menggunakan panjang gelombang pendek dan sinar gamma high energy.

3). Filtrasi (penyaringan)
Metode ini digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan yang sensitive terhadap panas seperti radioisotope, kimia toksik.

    i. Filtarsi berupa cairan dengan menggunakan prinsip melewatkan larutan pada membran selulosa asetat atau selulosa nitrat.
    ii. Filtarsi berupa udara dengan menggunakan high-efficiency particulate air (HEPA) untuk menyaring organisme dengan ukuran lebih besar dari 0.3 µm dari ruang biology savety cabinet (BSCs)

b. Sterilisasi dengan metode kimiawi

    1). Uap formaldehide atau hydrogen peroksida digunakan untuk sterilisasi filter HEPA pada BSCs.
    2). Glutaraldehyde bersifat sporisidal, yaitu membunuh spora bakteri dalam waktu 3-10 jam pada peralatan medis karena tidak merusak lensa, karet, dan logam, contohnya adalah alat untuk bronkoskopi.

2.4 Jenis Desinfeksi dan fungsinya

  1. Desinfeksi dengan metode fisika dilakukan dengan 3 cara yaitu:
    • Merebus pada suhu 1000 C selama 15 menit dapat membunuh bakteri vegetative.
    • Pasteurisasi pada suhu 630C selama 30 menit atau 720C selama 15 detik yang berfungsi membunuh patogen pada makanan namun tidak mengurangi nutrisi dan rasa dari makanan tersebut.
    • Menggunakan radiasi non-ionisasi seperti ultraviolet (UV). Sinar ultraviolet memiliki panjang gelombang yang panjang dengan low energy. Contohnya adalah untuk membunuh bakteri yang ada di permukaan BSCs. Sehingga, sebelum menggunakan BSCs, sinar UV harus dinyalakan terlebih dahulu yaitu kurang lebih 30 menit sebelum penggunaan.
  2. Desinfeksi dengan metode kimiawi
    Desinfeksi dengan metode kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan desinfektan. Bahan yang termasuk dalam desinfektan yaitu:
    • Etil alcohol 70% lebih efektif dibandingkan dengan etil alcohol 95%, hal ini dikarenakan kemampuan air (H2O) dalam menghidrolisis ikatan protein dari mikroorganisme. Sehingga, proses membunuh mikroorganisme menjadi lebih efektif.
    • Aldehid yang berupa glutraldehid dan formaldehid memiliki kemampuan iritasi yang besar sehingga tidak digunakan sebagai antiseptic.
    • Halogen, seperti chlorin dan iodine merupakan desinfektan yang seringali digunakan. Persiapan sebelum dilakukan operasi seringkali menggunakan kombinasi etil alcohol 70% diikuti dengan povidon-iodine.
    • Logam berat, contohnya adalah air raksa. Karena logam ini sangat berbahaya bagi lingkungan, maka penggunaannya sebagai desinfektan tidak direkomendasikan. Namun dalam keadaan konsentrasi sangat rendah misalkan silver nitrat 1%, masih efektif digunakan dalam pengobatan konjungtivitis neonatorum karena Neisseria gonorrhoeae.

    Desinfektan yang digunakan pada kulit disebut sebagai antiseptik. Antiseptik didefinisikan sebagai bahan yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme yang menempel pada jaringan hidup, contohnya adalah kulit. Mekanisme kerja dari antiseptic sebagian besar adalah menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme (bakteriostatik) namun dapat juga membunuh bakteri (bakterisidal).

    Referensi
    Tille, P. M. (2017). Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. In Basic Medical Microbiology (fourteenth, p. 45). St. Louis Missouri: Elsevier.

© Copyright - [:id]Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta[:en]Faculty of Medicine Universitas Islam Indonesia Yogyakarta[:]

Halodoc, Jakarta – Dua jenis mikroba yang paling sering menyebabkan infeksi adalah virus dan bakteri. Karena menimbulkan gejala yang mirip, infeksi virus dan bakteri seringkali sulit dibedakan. Meski demikian, kedua jenis infeksi ini pada dasarnya sangat berbeda. 

Itulah sebabnya, infeksi bakteri memerlukan pengobatan yang berbeda pula dari infeksi virus. Namun, manakah yang lebih berbahaya, infeksi virus atau infeksi bakteri? Temukan jawabannya di sini.

1. Infeksi Virus

Virus adalah mikroba yang berukuran sangat kecil, bahkan lebih kecil dari bakteri. Mereka hidup dan berkembang biak dengan cara menempel pada sel atau jaringan hidup. Itulah mengapa mikroorganisme ini bisa dikatakan bersifat parasit, karena tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari inangnya.

Jadi, ketika virus masuk ke dalam tubuh, mereka akan menyerang sel-sel di dalam tubuh inangnya, menguasai sel-sel tersebut dan terus berkembang biak di dalam sel. Virus juga cenderung merusak, membunuh, dan mengubah sel dalam tubuh, misalnya di dalam hati, darah, atau saluran pernapasan. 

Virus juga sering menjadi pemicu terjadinya suatu penyakit. Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus, antara lain flu, herpes, dan cacar air, sampai penyakit yang lebih serius, seperti hepatitis B dan C, HIV/AIDS dan Ebola.

Pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi infeksi virus adalah dengan memberikan obat antivirus. Namun, beberapa penyakit akibat infeksi virus biasanya bisa sembuh dengan sendirinya, sehingga pengobatan hanya bertujuan untuk meringankan gejalanya saja. Perlu diketahui juga bahwa obat antibiotik tidak bisa membunuh virus di dalam tubuh.

Baca juga: 4 Penyakit Kulit Ini Dipicu oleh Virus

2. Infeksi Bakteri

Sementara bakteri adalah mikroorganisme yang bisa hidup di berbagai jenis lingkungan, termasuk di dalam tubuh manusia. Bakteri jahat yang bisa menjadi penyebab munculnya penyakit pada tubuh manusia disebut juga bakteri patogen. Sejumlah penyakit yang bisa disebabkan oleh infeksi bakteri patogen, antara lain tuberkulosis, radang tenggorokan, atau infeksi saluran kemih.

Namun, tidak semua bakteri itu jahat dan berbahaya, karena ada beberapa jenis bakteri yang secara alami hidup di dalam tubuh manusia dan berperan untuk melindungi tubuh dari serangan bakteri patogen. Jenis bakteri ini disebut flora normal. 

Pengobatan untuk infeksi bakteri berbeda dengan pengobatan untuk infeksi virus. Untuk mengobati infeksi bakteri, dokter biasanya akan memberikan obat antibiotik. Namun, obat tersebut tidak tepat untuk infeksi virus. Antibiotik bermanfaat untuk menghambat proses perkembangan dan metabolisme bakteri di dalam tubuh manusia.

Meski begitu, penggunaan antibiotik tidak selalu efektif untuk membunuh bakteri, karena bakteri dapat beradaptasi dengan sangat cepat. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat justru akan membuat bakteri menjadi kebal atau resisten terhadap antibiotik tersebut. Akibatnya, obat antibiotik jadi tidak mempan untuk membunuh bakteri. Itulah sebabnya penggunaan antibiotik sebaiknya dilakukan sesuai anjuran dokter.

Baca juga: Ini Jenis-Jenis Penyakit yang Memerlukan Antibiotik

Manakah yang Lebih Berbahaya?

Sampai saat ini, sebenarnya belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa salah satu dari infeksi virus dan bakteri lebih berbahaya bagi kesehatan. Keduanya bisa menjadi sangat berbahaya, tergantung pada jenis dan seberapa banyak jumlahnya di dalam tubuh.

Akan tetapi, bila dilihat dari sifat dan tingkat keparahan dampak yang ditimbulkannya, virus cenderung lebih susah untuk disembuhkan atau membutuhkan waktu yang lama. Ukuran virus bisa mencapai 10 hingga 100 kali lebih kecil daripada bakteri. 

Hal ini membuat virus bisa memasukkan DNA yang dimilikinya ke dalam sel tubuh atau mengambil alih sel-sel tubuh. Ketika sel-sel tersebut membelah diri, maka ‘lahirlah’ sel yang sudah terinfeksi virus. Inilah yang membuat infeksi virus lebih susah untuk disembuhkan.

Selain itu, virus juga bisa mengambil alih sel yang sedang berkembang. Dengan kata lain, ia bisa menginfeksi bakteri di mana kondisi ini disebut juga dengan Bacteriophages. Karena itu, infeksi virus cenderung lebih berbahaya daripada bakteri. 

Namun, hal ini bukan berarti infeksi bakteri tidak berbahaya. Sebab, bakteri juga bisa menjadi “bandel” dan sulit untuk diatasi bila sudah kebal dengan antibiotik. 

Baca juga: Antibiotik yang Tidak Dihabiskan Picu Resistensi Penyakit

Jadi, jangan menyepelekan baik infeksi bakteri maupun infeksi virus. Segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu juga bisa membeli obat-obatan yang kamu butuhkan dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Caranya sangat mudah, tinggal order saja lewat fitur Buy medicines dan pesananmu akan tiba dalam waktu satu jam. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Manakah pernyataan yang benar tentang bakteri