Manfaat kerjasama Indonesia dengan Malaysia

Pertemuan Konsultasi Tahunan Indonesia-Malaysia adalah mekanisme bilateral tingkat Kepala Pemerintahan untuk memberikan arahan bagi pengembangan hubungan kedua negara ke depan agar semakin kuat, kokoh, dan progresif. 

Presiden Yudhoyono menggarisbawahi pentingnya upaya peningkatan kerja sama perdagangan bilateral kedua negara, dengan nilai perdagangan tahun 2012 USD 23 miliar yang ingin ditingkatkan menjadi USD 30 miliar pada akhir tahun 2015. Sedangkan di bidang investasi, Indonesia-Malaysia sepakat untuk terus menggalakkan investasi dua arah yang berimbang dan berkelanjutan.

Terkait Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang ada di Malaysia, Presiden Yudhoyono mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada Pemerintah Malaysia atas kebijakan dan regulasi pengaturan TKI yang semakin baik dan berkembang ke arah yang positif. Presiden Yudhoyono juga menyampaikan usulan terkait pendirian Community Learning Center (CLC) agar terdapat sarana bagi anak-anak TKI di Malaysia mengenyam pendidikan lebih lanjut. Usulan tersebut telah dikabulkan oleh Pemerintah Malaysia yang ditandai dengan pendirian CLC di negara bagian Sabah.

Isu perbatasan kedua negara turut menjadi salah satu fokus pembahasan dalam pertemuan tersebut. Kedua Kepala Pemerintahan sepakat meningkatkan negosiasi secara khusus yang dilaksanakan dengan cara yang bersahabat dan damai, supaya terdapat percepatan dan konklusi dalam waktu yang diharapkan.

Dalam bidang people-to-people contact, Indonesia dan Malaysia sepakat meningkatkan kerja sama dalam hubungan pemuda dan olahraga melalui penandatanganan Nota Kesepahaman terkait kerja sama di bidang tersebut, serta penandatanganan Nota Kesepahaman di bidang pendidikan tingkat tinggi. 

Pada isu kabut asap, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia sepakat menjalin kerja sama untuk mengelola masalah asap guna menginvestigasi apakah masalah asap berkaitan dengan apa yang dilakukan para pekerja kebun di Indonesia, atau  suhu dan cuaca yang memang sangat tinggi.

Terakhir, namun tak kalah penting, adalah mengenai isu intelijen. Kedua Kepala Pemerintahan sepakat mengajak ASEAN untuk bersatu dalam menolak kegiatan mata-mata, tentunya antara negara lain dan ASEAN, dan sesama negara ASEAN.  (dukjak-humas setneg)


KOMPAS.com – Indonesia dan Malaysia memiliki hubungan diplomatik dan menjalin banyak kerja sama. Contoh kerja sama di bidang keamanan antara Indonesia dengan Malaysia, berupa kerja sama menumpas gerombolan komunis di malaysia timur, dan latihan militer bersama.

Hubungan diplomatik antara Indonesia Malaysia dimulai sejak Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Malaysia. Selain contoh tersebut, berikut adalah kerja sama di bidang keamaan antara Indonesia dan Malaysia!

Pada masa Orde Baru ketika keluarnya Ketetapan Pemerintah 12 Maret 1966, Indonesia melarang penyebaran paham komunis dan melarang organisasinya. Pada saat itu ada gerakan komunis bernama PGRS/PARAKU di Kalimantan Barat dan Sarawak.

Menurut Rucinawati dalam tesis berjudul Pasukan Geriliya Rakyat Sarawak/Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (PGRS/PARAKU): Kemunculan dan Penumpasannya 1963-1970 (2011), Indonesia dan Malaysia kemudian bekerja sama belakukan pembersihan karena komunis dianggap sebagai musuh bersama.

Baca juga: Bentuk Kerja Sama ASEAN di Bidang Pendidikan

Konsultasi tahunan tingkat kepala pemerintahan

Konsultasi tahunan tingkat kepala pemerintahan adalah bentuk kerja sama Indonesia dan Malaysia di bidang keamanan.

Dilansir dari Kementerian Sekretariat Negara RI, kedua pemerintah bertemu untuk memberikan arahan bagi pengembangan hubungan antar dua negara agar semakin kuat, kokoh, dan progresif.

General Border Committee (GBC)

Dilansir dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, GBC merupakan wadah kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Malaysia di bidang militer pertahanan.

GBC membentu menjalin dan mengambangkan hubungan baik antara Indonesia dan Malaysia untuk meningkatkan militer juga pertahanan kedua negara.

Baca juga: Tujuan dan Bentuk Kerja Sama ASEAN Bidang Ekonomi

Pemberantasan narkoba

Melalui GBC, Indonesia dan Malaysia melakukan pemberantasan narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya yang masuk ataupun ke luar wilayah kedua negara.

Menurut Ade Priangani, dkk dalam jurnal Kerja sama Indonesia-Malaysia dalam Menangani Peredaran Narkoba di Perbatasan (2020), untuk memberantas narkoba dan memotong jalur perdagangganya kerja sama dilakukan dengan cara mengadakan razia gabungan, peningkatan sumber daya manusia, dan pertukaran informasi.

DPC adalah kerja sama dalam bidang pertahanan keamanan TNI dan militer Malaysia untuk menghadapi ancama luar terutama dari segi maritim.

DPC melakukan kerja sama degan cara pengembangan SDM bersama, pengadaan seminar penjagaan perdamaian, penelitian di bidang pertahanan, patrol maritim bersama, juga latihan militer bersama seperti Latihan Albatros, Latihan Cakrawala Baru, dan juga latihan Kartika-Kangaro.

Baca juga: Mengapa Setiap Negara Perlu Menjalin Hubungan Internasional?

Pemberantasan teroris

Indonesia dan Malaysia juga bekerja sama di bidang keamanan untuk pemberatasan terorisme antara Kepolisian Republik Indonesia dengan Keoplisian Diraja Malaysia.

Kerja sama tersebut dilakukan dengan cara kerja sama operasi bersama, pertukaran informasi intelijen, pengembangan SDN dan peralatan.

Mencegah dan menanggulangi perdagangan manusia

Menurut Chazizah Gusnita dalam jurnal Kerja sama Indonesia-Malaysia dalam Penegakan Hukum Kejahatan Transnasional Khususnya Perdagangan Manusia (2016), perdagangan manusia dari waktu ke waktu semakin canggih dan terorganisir, sehingga menjadi ancaman serius bagi stabilitas negara.

Dilatar belakangi hal tersebut juga besarnya angka perdagangan manusia dari Indonesia ke Malaysia, kedua negara bekerja sama untuk memberantas perdagangan manusia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

HM.4.6/350/SET.M.EKON.3/10/2021

Bahas Penguatan Kerjasama Bilateral, Indonesia-Malaysia Fokus Pada Kolaborasi di Bidang Kelapa Sawit

Jakarta, 25 Oktober 2021 
 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia Zuraida Binti Kamaruddin di Jakarta, Minggu (24/10). Pertemuan tersebut diadakan dalam rangka membahas mengenai penguatan kerjasama bilateral kedua negara, khususnya berdiskusi terkait kebijakan kelapa sawit ke depannya.

Bagi Indonesia, Malaysia merupakan salah satu mitra ekonomi utama dalam hal investasi dan perdagangan. Selama semester I tahun 2021, Penanaman Modal Asing (PMA) yang berasal dari Malaysia mencapai US$ 706,8 juta dan tersebar di 1.324 proyek.

Dari sisi perdagangan barang, volume perdagangan bilateral antar negara telah mencapai US$15,03 juta pada tahun 2020 dan US$13,43 juta selama Januari hingga Oktober 2021. Hal tersebut menunjukkan intensnya hubungan bilateral kedua negara.

Berdasarkan hasil serah terima jabatan ketua pada Pertemuan Tingkat Menteri ke-8 Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) yang diselenggarakan pada 26 Februari 2021 secara virtual, Indonesia saat ini ditunjuk menjadi Ketua CPOPC pada tahun 2021.

“Hal penting yang ingin kami tekankan adalah pentingnya negara-negara anggota CPOPC mengintensifkan upaya untuk memastikan harga minyak sawit berkelanjutan. Kami menggarisbawahi tren positif atas pertumbuhan permintaan minyak sawit dan tren kenaikan minyak sawit secara umum,” jelas Airlangga.

Negara produsen harus mengantisipasi kemungkinan terjadinya siklus harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) melalui peningkatan konsumsi domestik sebagai alat manajemen permintaan. Pengelolaan harga minyak sawit berkelanjutan dapat dicapai dengan melaksanakan program mandat B30 di Indonesia dan B20 di Malaysia. Strategi ini penting untuk menyeimbangkan pasokan dengan permintaan, yang akan menjaga harga CPO global.

Menanggapi maraknya kampanye negatif terhadap produk kelapa sawit, sebagai negara penghasil kelapa sawit, Indonesia-Malaysia perlu melakukan kampanye positif terhadap kelapa sawit secara efektif, efisien dan tepat sasaran.

Indonesia mengapresiasi kemajuan program Countering Anti Palm Oil Campaign yang dilakukan CPOPC berdasarkan persetujuan negara anggota (Indonesia-Malaysia). Program-program ini termasuk kampanye advokasi di Uni Eropa, kampanye media sosial di negara-negara anggota, serta strategi komunikasi dan promosi di negara-negara konsumen minyak sawit.

Dalam waktu dekat, program kampanye positif diharapkan dapat dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan minyak nabati lainnya, tidak hanya fokus pada kelapa sawit. Publikasi kontribusi minyak nabati untuk memenuhi Sustainable Development Goals (SDGs) harus lebih sering disebarluaskan.

Indonesia juga mengapresiasi pembentukan CPOPC Scientific Committee untuk fokus pada penyusunan proposal penelitian yang tepat, mengkaji proposal penelitian, mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan guna memberikan temuan penelitian dalam memperkaya pengetahuan terkait sektor kelapa sawit.

“Kami berharap komite dapat bekerja untuk kepentingan terbaik negara-negara anggota termasuk upaya melawan kampanye negatif terhadap minyak sawit,” ungkap Airlangga.

Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia-Malaysia perlu memperkuat ikatan, juga memantapkan kolaborasi dan kerja sama di bidang kelapa sawit. Kedua negara harus terus bekerja sama secara aktif untuk lebih memperkuat CPOPC sebagai satu-satunya organisasi komoditas minyak sawit di dunia.

“Saya ingin mengakhiri dengan menegaskan kembali komitmen kuat Pemerintah Indonesia untuk terus bekerja sama dengan Malaysia. Saya percaya bahwa terlepas dari pandemi yang sedang berlangsung, ada banyak peluang yang harus dimanfaatkan kedua negara di tahun-tahun mendatang,” pungkas Airlangga. (map/fsr)

***


Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Haryo Limanseto

Website: www.ekon.go.id Twitter, Instagram, Facebook, & Youtube: @PerekonomianRI Email:

LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia