Manula adalah kelompok manusia lanjut usia yang berada di atas usia

Dengan mengetahui klasifikasi umur menurut WHO, Anda dapat mengetahui faktor risiko kesehatan dan menyusun langkah pencegahannya. Apa saja yang bisa dilakukan?

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Ilustrasi orang dari berbagai kalangan usia

Beda usia, maka beda pula tantangan dan masalah kesehatan yang dihadapi. Untuk itulah, Anda perlu mengetahui klasifikasi umur menurut World Health Organization (WHO) demi mengetahui hal yang dapat Anda lakukan dalam menjalani pola hidup sehat sesuai golongan tersebut.Klasifikasi umur mungkin berbeda di setiap negara. Banyak faktor yang memengaruhi hal ini, mulai dari kesenjangan sosial yang terdapat di negara tersebut, tuntutan pekerjaan, hingga iklim politik dan ekonomi di negara tersebut.Untuk mengatakan bahwa seseorang sudah berusia lanjut usia, misalnya, bahkan bisa didasarkan atas gender. Mayoritas pria dikatakan tua ketika usianya berada pada rentang 55-75 tahun, namun wanita bisa dikatakan tua bahkan ketika ia masih berusia 45-55 tahun.

Pentingnya klasifikasi umur menurut WHO

Meski kategori yang digunakan bisa berbeda-beda, menentukan standar usia yang dapat digunakan oleh semua negara sangat diperlukan. Untuk itulah dibuat klasifikasi umur menurut WHO dengan menggunakan sebuah proses standardisasi usia baku atau penyesuaian usia tertentu.Dengan adanya klasifikasi baku ini, epidemiologi dan demografi kesehatan internasional akan terlihat dengan jelas. Pada akhirnya akan ada standar bagi dunia internasional dalam menyusun kebijakan kesehatannya masing-masing.

Bagaimana klasifikasi umur menurut WHO?

Klasifikasi umur menurut WHO sendiri adalah sebagai berikut:Masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada bayi adalah batuk, pilek, demam, dan muntah. Tidak jarang, bayi juga mengalami masalah kulit, seperti ruam popok dan cradle cap.Meskipun demikian, masalah kesehatan pada bayi biasanya tidak serius, apalagi jika Anda melindunginya dengan imunisasi dasar dan tambahan. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter bila menemukan gejala gangguan kesehatan yang menimpa bayi Anda.Anak-anak membutuhkan nutrisi dari makanan sehat, istirahat cukup, dan banyak beraktivitas. Masalah kesehatan yang paling sering muncul adalah penurunan berat badan, perubahan perilaku, demam, radang tenggorokan, dan lain-lain.Di usia ini, masalah kesehatan yang terjadi bisa kian kompleks. WHO sendiri mencatat kematian remaja paling banyak disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, bunuh diri, hingga infeksi penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS.Kondisi kesehatan mental remaja juga perlu menjadi perhatian, terutama mulai dari usia 14 tahun. Ketika itu, remaja mulai menunjukkan kelainan mental (bila ada) yang tidak jarang justru tidak terdeteksi apalagi mendapat penanganan yang memadai.Di usia produktif ini, sangat penting untuk menjaga pola hidup sehat agar bisa tetap bugar dan minim risiko penyakit saat tua. Masalah kesehatan yang bisa menghampiri sangat beragam, mulai dari kenaikan berat badan hingga kanker.Untuk itulah, Anda sangat disarankan melakukan screening kesehatan di rentang usia ini. Semakin dini penyakit terdeteksi, semakin besar kemungkinan Anda untuk sembuh dan menjalani usia tua dengan lebih berkualitas.Masalah kesehatan yang awam terjadi di usia tua adalah berkurangnya pendengaran, masalah mata seperti katarak, osteoarthritis, diabetes, dan demensia. Saat lanjut usia, Anda pun dapat merasakan berbagai penyakit dalam waktu bersamaan.

Baca Juga

Mengenal Frailty, Sindrom Kerapuhan Lansia yang Membuatnya Rentan Terhadap Tekanan dan PenyakitAir Putih untuk Bayi, Kenali Waktu Pemberian yang TepatMakanan Padat Bisa Mencegah Alergi pada Bayi, Benarkah?Setelah mengetahui klasifikasi umur menurut WHO di atas, Anda pun dapat mengetahui risiko kesehatan diri sendiri. Anda pun dapat menentukan langkah preventif untuk meminimalisir datangnya penyakit tersebut.Tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai pola hidup sehat. Bila perlu, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk menjaga kesehatan Anda.

lansiabayianak praremajaadv simas jiwa

WHO. https://www.who.int/healthinfo/survey/ageingdefnolder/en/
Diakses pada 23 April 2020
WHO. https://www.who.int/healthinfo/paper31.pdf
Diakses pada 23 April 2020
WHO. https://www.who.int/hiv/pub/guidelines/arv2013/intro/keyterms/en/
Diakses pada 23 April 2020
WHO. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ageing-and-health
Diakses pada 23 April 2020
WHO. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/adolescents-health-risks-and-solutions
Diakses pada 23 April 2020
Medline Plus. https://medlineplus.gov/commoninfantandnewbornproblems.html
Diakses pada 23 April 2020
Medline Plus. https://medlineplus.gov/childrenshealth.html
Diakses pada 23 April 2020
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/basics/staying-healthy/hlv-20049421
Diakses pada 23 April 2020

Galaktosemia adalah penyakit keturunan yang membuat seseorang tidak bisa mencerna galaktosa sejak lahir. Galaktosa merupakan gula sederhana yang juga membentuk laktosa. Diagnosis dini menjadi hal yang vital untuk mencegah komplikasi serius, diiringi dengan menerapkan pola makan yang bebas galaktosa dan laktosa.

Bayi baru lahir biasanya bernapas lebih cepat daripada orang dewasa. Saat tidur, kemungkinan napasnya pun melambat. Untuk mengetahui terjadi gangguan pernapasan atau tidak, orangtua wajib tahu frekuensi napas bayi yang normal per menit.

13 Jul 2020|Dina Rahmawati

Perhatikan frekuensi dan durasi bayi tidur sejak baru lahir hingga usia 12 bulan untuk menunjang tumbuh kembangnya, karena kekurangan tidur bisa berdampak buruk terhadap fisik dan mentalnya.

12 Jun 2020|Dina Rahmawati

Dijawab Oleh dr. Lizsa Oktavyanti

Dijawab Oleh dr. Elsinda Eka Sari

Dijawab Oleh Tim Dokter Sehatq