Masa remaja bagi wanita berlangsung antara...

Batasan usia remaja menurut WHO adalah 10-19 tahun, sedangkan terkini penelitian menunjukkan batasan ini bisa naik menjadi 24 tahun. Perubahan Fisik atau masa pubertas pada laki-laki dan perempuan di usia remaja bisa terjadi pada rentang waktu yang berbeda. Laki-laki pada usia 9-14 tahun sedangkan perempuan pada usia 8-13 tahun.

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Batasan usia remaja menurut WHO adalah 10-19 tahun

Batasan usia remaja sampai saat ini masih banyak menjadi pertanyaan bagi orangtua. Remaja adalah masa transisi bagi seorang anak menuju dewasa. Bagi orangtua, mengetahui batasan usia dari anak-anak menjadi remaja serta perubahan yang terjadi pada buah hati dapat menjadi dasar untuk mendampingi mereka untuk melalui fase yang terasa seperti roller coaster ini.

Batasan usia remaja berdasarkan riset

Definisi mengenai batas usia remaja sendiri sangat beragam. Menurut organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO), batas usia remaja adalah 10-19 tahun, tapi juga ada istilah ‘anak muda’ dengan rentang usia 15-24 tahun.Sementara itu menurut penelitian yang diterbitkan jurnal The Lancet, batas usia remaja adalah 10-24 tahun atau setara dengan anak muda versi WHO. Kesimpulan riset ini berdasarkan kriteria bahwa remaja adalah orang yang berada pada masa transisi, dan belum menikah atau memiliki tanggungan hidup apapun.Remaja juga dapat dibagi menjadi early (10-14 tahun), middle (15-17 tahun), dan late (18-19-tahun).

Perubahan fisik pada remaja

Berapapun batasan usia remaja yang Anda jadikan patokan, para peneliti sepakat bahwa anak akan mengalami perubahan hormon alias pubertas di masa ini. Kondisi fisik maupun cara berpikir mereka akan berubah dalam tahapan tertentu.Perubahan yang paling terlihat terjadi pada alat vital remaja laki-laki dan perempuan, seperti berikut ini.Pada usia berapa seorang laki-laki mengalami pubertas? Pubertas muncul pada usia 9-14 tahun ditandai dengan membesarnya testis yang diikuti oleh penis sekitar satu tahun kemudian, dan bulu kemaluan pada usia 13 tahun. Anak laki-laki yang mulai memasuki batas usia remaja juga akan mengalami mimpi basah, yakni keluarnya air mani saat tidur di malam hari.Pada usia berapa seorang perempuan mengalami pubertas? Pubertas pada perempuan muncul pada usia 8-13 tahun, ditandai dengan membesarnya payudara dan tumbuhnya bulu kemaluan di saat yang sama. Remaja perempuan juga akan mengalami menstruasi pada usia 10-16 tahun, serta mulai memiliki bulu ketiak di umur 12 tahun.Baik remaja laki-laki dan perempuan juga akan mengalami perubahan pada karakteristik seks sekunder, yakni ciri khas gender yang tidak berhubungan dengan organ reproduksi.Perubahan yang dimaksud misalnya suara yang semakin halus (bagi perempuan) atau berat (bagi laki-laki), bentuk tubuh, persebaran bulu kemaluan yang bisa hingga bagian paha dan perut, maupun rambut wajah (kumis dan jenggot) dan jakun bagi laki-laki.

Baca Juga

Memahami Pengertian Remaja dan Tahap Perkembangannya12 Ciri Anak dengan Kemampuan Indigo dan Langkah Penting OrangtuaTerapi Bermain untuk Mengatasi Masalah Mental Anak

Perubahan mental ketika anak masuk usia remaja

Anak mulai mencari privasi ketika beranjak remaja

Selain perubahan fisik, anak yang mulai memasuki batasan usia remaja juga akan mengalami perubahan dari segi emosional maupun pola pikir. Beberapa perubahan itu misalnya:Anak akan mulai bertanya mengapa payudaranya tumbuh atau penisnya membesar, maupun mencari tahu penyebab keluarnya darah dari vagina atau cairan lengket dari penisnya.Pola pikir remaja akan berkutat pada hal yang dianggapnya benar atau salah dan cenderung tidak bisa dibantah. Karena ini pula, mereka mulai menyadari penampilan dan kerap merasa insecure dengan perubahan fisik yang ia alami, misalnya berjerawat.Anak-anak yang mulai memasuki batasan usia remaja mulai ingin punya kamar sendiri atau tidak ingin lagi ikut jalan-jalan ke mal dengan orangtua. Di usia 14-17 tahun, remaja bahkan sudah bisa beradu argumen dengan orangtua untuk mendapatkan privasi ini.Di usia 14 tahun, para remaja mulai menunjukkan ketertarikan dengan lawan jenis. Birahi mereka juga mulai terbentuk dan tidak jarang melampiaskannya dengan masturbasi.Pola pikir anak-anak yang masuk batasan usia remaja belum terlalu matang. Mereka biasanya lebih senang bertindak impulsif (spontan) dan tidak memikirkan dampak jangka panjang.Di sinilah peran orangtua untuk selalu mengawasi dan mengarahkan remaja agar tidak melakukan perbuatan menyimpang atau bahkan melanggar hukum.

Pola parenting pada anak yang memasuki masa remaja

Bangun komunikasi terbuka dengan anak

Menurut Akademi Dokter Anak Amerika (AAP), pola parenting yang dapat dilakukan oleh orangtua saat anak memasuki masa remaja adalah sebagai berikut ini.
  • Menjelaskan perubahan fisik pada anak. Berikan pengertian bahwa perubahan fisik dan non-fisik yang dialaminya adalah hal lumrah pada semua anak yang sedang beranjak remaja.
  • Berkomunikasi secara terbuka. Berikan kesempatan anak untuk bertanya dan menjelaskan sudut pandangnya dan jangan menghakimi.
  • Tetap suportif. Selalu dukung keinginan anak untuk menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Namun, ingatkan juga bahwa Anda selalu membuka diri jika anak butuh bantuan.
  • Memberi rambu-rambu. Jelaskan perilaku sebaiknya dihindari remaja, seperti seks bebas dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
  • Bersikap realistis. Setiap anak yang masuk ke fase remaja punya karakteristik masing-masing. Tidak perlu membanding-bandingkan anak Anda dengan teman-temannya.
Ketika anak-anak memasuki batasan usia remaja, hubungan mereka dengan orangtua juga akan berubah. Di satu sisi, orangtua ingin memberi kebebasan pada anak untuk mengeksplorasi dunianya sendiri. Namun di sisi lain, anak harus tetap didampingi agar tidak salah mengambil keputusan yang akan berdampak buruk pada masa depannya.Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang perubahan fisik dan psikis anak yang beranjak remaja, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

tips parentingtumbuh kembang anakanak praremajagaya parenting

WHO. https://www.who.int/southeastasia/health-topics/adolescent-health
Diakses pada 13 Oktober 2020
The Lancet. https://www.thelancet.com/journals/lanchi/article/PIIS2352-4642(18)30096-8/fulltext
Diakses pada 13 Oktober 2020
Stanford Children. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=the-growing-child-adolescent-13-to-18-years-90-P02175
Diakses pada 13 Oktober 2020
Healthy Children. https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/teen/Pages/Stages-of-Adolescence.aspx
Diakses pada 13 Oktober 2020
WHO. https://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/pdfs/9241591269_op_handout.pdf
Diakses pada 13 Oktober 2020

Terlalu protektif dan suka menghukum secara berlebihan adalah beberapa contoh kesalahan dalam mendidik anak yang harus dihindari orangtua. Kenapa?

20 Mei 2019|Dina Rahmawati

Anak sering menangis mungkin dapat membuat bingung hingga frustasi orang tua. Apalagi jika ia belum mampu berbicara dan memberitahu alasannya. Kira-kira, apa sebabnya?

Apa dampak buruk anak kecanduan game? Kemampuan sosial mereka akan terganggu dan membuat mereka lebih tertarik dengan dunia virtual.

Dijawab Oleh dr. Farahdissa

Dijawab Oleh dr. Stasya Zephora