Masyarakat adat mengalami perubahan sosial yang berjalan lebih lambat daripada masyarakat modern

tirto.id - Bentuk-bentuk perubahan sosial masyarakat bisa terjadi secara cepat (revolusi) atau lambat (evolusi), besar atau kecil, dan dikehendaki atau tidak.Perubahan sosial adalah salah satu hal yang pasti akan dihadapi oleh masyarakat. Perubahan bisa terjadi karena adanya suatu hal baru ataupun adanya anggapan bahwa sesuatu yang lama tidak berfungsi lagi. Selain itu, kebutuhan manusia yang tidak terbatas akan membuatnya melakukan suatu hal untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Meskipun pasti akan terjadi, perubahan sosial pada masyarakat tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya masyarakat yang mengalami perubahan cepat dibandingkan dengan masyarakat lain.



Mengutip dari Baharudin dalam "Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Kebudayaan" di Jurnal Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, terdapat tiga jenis perubahan sosial, antara lain;

1. Perubahan Evolusi dan Revolusi

Evolusi merupakan bentuk perubahan sosial yang terjadi dalam waktu yang lambat atau membutuhkan waktu lama. Perubahan ini biasa terjadi tanpa adanya kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Adanya dorongan masyarakat untuk menyesuaikan diri serta pemenuhan hidup dalam waktu tertentu menjadi penyebab mengapa evolusi terjadi.

Salah satu contoh dari evolusi adalah perubahan sistem transportasi serta sistem perbankan.

Sedangkan revolusi merupakan perubahan yang terjadi secara cepat serta tidak direncanakan. Karena tidak adanya rencana inilah yang akhirnya membuat revolusi dapat memicu adanya ketegangan atau konflik di awal mulainya revolusi. Contoh dari peristiwa revolusi yang akhirnya membuat banyak perubahan besar adalah Revolusi Industri di Inggris.

2. Perubahan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki

Perubahan yang dikehendaki atau juga dikenal dengan perubahan yang direncanakan merupakan perubahan yang terjadi karena adanya perkiraan atau perencanaan yang dilakukan oleh pihak yang menginginkan adanya perubahan (agen of change).

Contoh dari perubahan yang dikehendaki adalah perubahan undang-undang yang dilakukan oleh pemerintah. Perubahan tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi diluar keinginan serta pengawasan masyarakat. Perubahan ini akhirnya dapat memicu pertentangan yang merugikan masyarakat yang bersangkutan. Contoh dari perubahan tidak direncanakan adalah kecenderungan mempersingkat prosesi adat pernikahan yang memerlukan waktu serta biaya tidak sedikit. Hal ini dapat dilihat dari prosesi acara pernikahan masyarakat Jawa modern.

3. Perubahan Kecil dan Besar

Perubahan kecil merupakan perubahan yang terjadi pada unsur struktur sosial, namun tidak membawa pengaruh secara langsung bagi masyarakat. Contohnya adalah perubahan mode pakaian, rambut serta lainnya. Meskipun terjadi perubahan, namun tidak menimbulkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan. Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang akhirnya memberi dampak langsung untuk masyarakat. Contoh dari perubahan besar adalah penggunaan traktor untuk menggantikan bajak tradisional dalam pertanian. Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat akan memberikan dampak secara positif serta negatif. Dampak positif tersebut bisa dirasakan oleh masyarakat apabila masyarakat mampu menyesuaikan diri dengan gerakan perubahan. Sedangkan dampak negatif terjadi apabila masyarakat tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang telah terjadi.

Baca juga: Pengertian Perubahan Sosial, Ciri-ciri, dan Faktor Penyebabnya

tirto.id - Adat dan kebiasaan dapat menjadi faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial. Secara keseluruhan, terdapat 9 faktor yang menghambat perubahan sosial.Perubahan sosial tidak dapat dihindari dari kehidupan bermasyarakat. Meski begitu, perubahan tersebut dapat berjalan lambat, karena sejumlah faktor yang mempengaruhinya.

Perubahan sosial memiliki 4 ciri khas yang paling umum diketahui, menurut sosiolog, Selo Soemardjan. Pertama, masyarakat merasakan perubahan sosial dalam lingkungannya, baik itu berjalan lambat atau cepat. Perubahan ini terus-menerus tanpa henti.



Kedua, saat perubahan dialami oleh lembaga kemasyarakatan, akan terjadi perubahan pula di lembaga-lembaga sosial lain. Ketiga, disorganisasi dapat terjadi jika perubahan sosial berlangsung sangat cepat dalam suatu kelompok masyarakat. Akan tetapi, sifat disorganisasi ini hanya sementara. Keempat atau yang terakhir, perubahan dapat terjadi di bidang kebendaan (materi) maupun spiritual. Kedua bidang ini memiliki kaitan timbal-balik.

Pengertian Perubahan Sosial

Secara etimologi, perubahan sosial berarti perubahan pada berbagai lembaga kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosial masyarakat, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap, pola, perilaku di antara kelompok dalam masyarakat.
Priotr Sztompka menguraikan perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial, dengan penjelasan adanya perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam waktu yang berlainan. Konsep dasar tentang perubahan sosial berkaitan dengan tiga kriteria meliputi:
  1. Studi tentang perbedaan, dalam arti dapat melihat adanya perbedaan atau perubahan kondisi objek yang menjadi fokus studi. Studi tersebut harus dilakukan dalam waktu yang berbeda, dalam arti dilakukan studi komparatif dalam dimensi waktu yang berbeda.
  2. Pengamatan pada sistem sosial yang sama, dalam arti objek yang menjadi studi komparasi tersebut haruslah objek yang sama. Sehingga pembahasan perubahan sosial selalu terkait dengan dimensi ruang dan waktu.
  3. Dimensi ruang menunjuk pada wilayah terjadinya perubahan sosial serta kondisi yang melingkupinya. Tentunya dimensi ini tidak terlepas dari aspek historis yang terjadi pada wilayah tersebut. Dimensi waktu dalam arti perubahan sosial melihat dari masa lampau (past), sekarang (present), dan masa depan (future). Dari masa ke masa akan dibandingkan sehingga dapat diketemukan perubahan sosial yang terjadi.
Di dalam proses perubahan sosial juga terdapat pendorong (penguat) dan penghambat perubahan sosial. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pendorong membuat proses perubahan sosial budaya menjadi lebih cepat sedangkan faktor penghambat membuat proses perubahan sosial menjadi lebih lambat bahkan gagal.

Masyarakat adat mengalami perubahan sosial yang berjalan lebih lambat daripada masyarakat modern

Infografik sc faktor yang menghambat perubahan sosial. (tirto.id/fuad)

Faktor Penghambat Perubahan Sosial


Berikut ini adalah faktor penghambat perubahan sosial budaya, seperti dikutip Sumberbelajar Kemendikbud.

1. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain

Masyarakat yang kurang berhubungan dengan masyarakat lain mengalami perubahan yang lamban. Hal ini dikarenakan masyarakat tersebut tidak mengetahui perkembangan masya rakat lain yang dapat memperkaya kebudayaan sendiri. Mereka terkukung dalam kebudayaan mereka dan polapola pemikiran yang masih sederhana. Contohnya suku-suku bangsa yang masih tinggal di pedalaman.

2. Masyarakat yang Bersikap Tradisional

Umumnya masyarakat tradisional memegang kuat adat istiadat yang ada. Mereka menolak segala hal baru yang berkenaan dengan kehidupan sosial. Adat dan kebiasaan diagung-agungkan. Sikap ini menghambat masyarakat tersebut untuk maju.

3. Pendidikan yang Rendah

Masyarakat yang berpendidikan rendah umumnya tidak dapat menerima hal-hal baru. Pola pikir dan cara pandang mereka masih bersifat sederhana. Mereka umumnya enggan mengikuti gerak perubahan yang ada. Artinya, masyarakat statis dan tidak mengalami perubahan yang berarti.

4. Adanya Kepentingan Yang Tertanam Kuat pada Sekelompok Orang (vested interest)

Adanya vested interest yang kuat dalam suatu kelompok menyebabkan perubahan sulit terjadi. Hal ini dikarenakan setiap kelompok yang telah menikmati kedudukannya akan menolak segala bentuk perubahan.

Mereka akan berusaha mempertahankan sistem yang telah ada. Mereka takut adanya perubahan akan mengubah kedudukan dan statusnya dalam masyarakat.

5. Ketakutan Akan Terjadinya Kegoyahan Integrasi

Terciptanya integrasi merupakan harapan dan cita-cita masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, integrasi merupakan sesuatu yang dilindungi oleh masyarakat. Segala hal baru ditolak untuk menghindari kegoyahan dalam integrasi masyarakat.

6. Prasangka Buruk Terhadap Unsur Budaya Asing

Sikap demikian sering dijumpai pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa asing. Pengalaman-pengalaman tempo dahulu menyebabkan mereka senantiasa berprasangka buruk terhadap budaya asing. Akibatnya, mereka menolak segala hal baru terutama berasal dari bangsa asing, walaupun akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

7. Hambatan Ideologis

Perubahan yang bersifat ideologi sangat sulit dilakukan. Mengapa demikian? Setiap orang memandang ideologi sebagai sebuah pedoman hidup yang paling mendasar. Oleh karena itu, perubahan yang bersifat ideologis tidak mungkin terjadi terlebih pada masyarakat tradisional ketika ideologi dipegang kuat dalam kehidupan sosial.

Sementara, dalam Modul Mata Pelajaran Sosiologi SMA, terdapat dua faktor lain yang dapat menghambat perubahan sosial, yaitu:

8. Adat dan Kebiasaan yang Mendarah Daging

Kebiasaan merupakan pola-pola perlaku bagi anggota masyrakat untuk memenuhi kebutuhannya pokoknya. Apabila kemudian pola-pola perilaku tersebut tidak efektif lagi dalam memenuhi kebutuhan, maka akan terjadi krisis. Misalnya dalam adopsi inovasi yang kemudian dapat menggantikan tenaga manusia, tidak selalu mudah terjadi karena disisi tertentu teknologi dapat menggantikan keberadaan tenaga manusia sehingga terjadi efektivitas dan penghematan. Di sisi lain justru memunculkan masalah baru yakni terjadi pengangguran.

9. Nilai Bahwa Hidup Ini pada Hakikatnya Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki

Nilai ini dimiliki oleh sebagian individu yang berlatar belakang mengalami kegagalan sehingga merasa bahwa pada hakikatnya hidup itu buruk dan tidak mungkin diperbaiki. Rasa putus asa dan menyerah lebih menguasai daripada ingin bangkit dan mencoba yang baru lagi. Sehingga nilai ini penghambat terjadinya perubahan sosial.


Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan menarik lainnya Maria Ulfa