Memanen padi memerlukan waktu berapa lama

Subang - Menteri Pertanian [Mentan] Amran Sulaiman senang para petani kini mulai menggunakan bantuan alat mesin pertanian [alsintan]. Alsintan modern seperti combina harvester bisa memangkas waktu kerja petani padi sangat signifikan dan mendorong anak muda mau jadi petani."Pakai alat ini bikin anak muda tertarik untuk bertani. Ini ada mahasiswa, ada siswa STM, SLTA, ada sarjana. Ini mereka senang sekali bertani kalau pakai alat ini. Kesannya medern," kata Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Kementerian Pertanian‎, Astu Unadi usai mendampingi Amran panen di Desa Gardumukti, Kecamatan Tampakdahan, Subang‎, Jawa Barat, Selasa [20/10/2015]Ia mengatakan, penggunaan combine harvester yang bisa dioperasikan hanya 1-2 orang sangat membantu petani, karena memangkas waktu masa panen dan menghemat jumlah tenaga kerja. Bila panen sudah selesai, petani bisa kembali menyiapkan masa tanam berikutnya sehingga produksi padi meningkat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

"Iya, ini kan namanya alat harvester, alat pemanen. Pakai ini, kalau alat yang besar itu satu hektar sawah cukup butuh waktu 3 ‎jam, yang ukuran sedang bisa 5-6 jam," katanya.Astu menambahkan penggunaan arit atau cara manual yaitu memotong tangkai padi dengan pisau kecil sangat lama. Perbandingan penggunaan arit dan combine harvester sangat jauh kecepatannya."Kalau arit pakai cara manual itu butuh 60 orang hari. Maksudnya, kalau dikerjakan 1 orang butuh 60 hari untuk panen satu hektar. Kalau mau dikerjakan hanya 1 hari berarti butuh pekerjakan 60 orang," katanya.Selain menghemat waktu, dan jumlah tenaga kerja, penggunaan combine harvester mengurangi biaya panen. "Ini hitungannya begini ya. Kan di sini biasanya untuk ongkos panen dibayarnya dengan sistem bagi hasil. Setiap panen 7 ton, pekerja yang memanen dibayar gabah kering 1 ton. Kalau 60 orang, 1 ton itu dibagi 60 orang.Ia menjelaskan biaya untuk proses panen dengan cara manual untuk satu hektar setara Rp 5,3 juta. Bila dalam satu hektar lahan ada 60 orang, maka biaya per orang mencapai Rp 88.000."Kalau pakai alat kan, 1 hektare cukup 3 jam panen pakai alat. Operator paling 2 orang untuk 1 alat," katanya.Biaya penggunaan combine harvester per orang mencapai Rp 200-300.000 atau 3 kali lipat untuk jasa panen manual. Hanya butuh Rp 600.000 untuk ongkos 2 tenaga kerja padahal bila manual biayanya Rp 5,3 juta. "Jadi buruh taninya senang dibayar lebih mahal, pemilik sawah untung karena lebih hemat. ‎ Ditambah ongkos sewa dan pemeliharaan alat pun masih lebih murah. Jadi semua ketawa [semua diuntungkan]," katanya.

Selain hemat ongkos produksi, penggunaan combine harvester juga menekan potensi kehilangan proses panen. Susut [losses] gabah bisa ditekan dari 10% menjadi hanya 10%.

"Misalnya kita panen 1 ton, kalau pakai manual kita losses, kehilangan 10% atau 100 kg.‎ Paka mesin kita tekan hanya 2% atau 20 kg. Artinya kita menyelamatkan 80 kg. Kalau harga sekarang Rp 5.200-5.300/kg berarti kita menyelamatkan Rp 424.000," katanya.

[hen/rrd]

Tanaman padi merupakan asal muasal dari beras. Beras merupakan kebutuhan utama masyarakat Indonesia untuk mencukupi kebutuhan karbohidrat. Begitu bergantungnya masyarakat akan kebutuhan beras atau nasi, menyebabkan beras atau nasi menjadi kebutuhan utama dan wajib untuk dipenuhi. Kecukupan dan keberhasilan budidaya tanaman padi menjadi penentu untuk mencukupi kebutuhan.

Tanpa tanaman padi maka manusia tidak dapat mengkonsumsi nasi lagi. Sehingga, budidaya tanaman padi harus terus dikembangkan oleh petani padi Indonesia. Inilah Cara menanam padi yang baik dan menguntungkan, Selain nilai kebutuhannya, tanaman padi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Seperti sudah diketahui oleh masyarakat, nilai jual beras sangatlah tinggi dan pasti laku tidak mungkin tidak laku. Oleh karena itu, diharapkan semakin bertambah para petani yang mengembangkan budidaya tanaman padi ini.

Cara Menanam Padi

Untuk mendapatkan tanaman padi yang berkualitas, tentu diperlukan cara tanam padi dan  proses penanaman yang baik dan benar, persiapan apa yang perlu di perhatikan dalam membudidayakan tanaman padi. Berikut ini beberapa langkah dalam cara menanam padi yang harus di perhatikan agar cara budidaya padi sampai panen berikut ini:

Persiapan media tanam

Media tanam untuk menanam padi haruslah disiapkan minimal dua minggu sebelum penanaman. Persiapan dilakukan dengan mengolah tanah sebagai media tanam. Tanah harus dipastikan bebas dari gulma dan rumput liar. Jangan sampai pertumbuhan tanaman padi terganggu karena harus berbagi nutrisi dan air dengan rumput-rumput liar. Jika sudah bebas dari tanaman liar, basahi tanah dengan air lalu lakukan pembajakan. Pembajakan dilakukan untuk mempersiapkan tanah dalam keadaan lunak dan gembur serta cocok untuk penanaman. Di zaman modern ini pembajakan tidak lagi dilakukan dengan mencangkul tetapi dengan menggunakan sapi ataupun traktor. Setelah melalui pembajakan, kembali genangi media tanam dengan air. Air diberikan dalam jumlah banyak untuk menutupi seluruh lahan dengan ketinggian hingga 10 cm. Biarkan air pada media tanam terus menggenang. Air yang menggenang selama dua minggu akan menyebabkan media tanam menjadi berlumbur dan racun pun dapat hilang karena ternetralisir.

Pemilihan bibit

Bibit pada tanaman padi harus melalui pengujian terlebih dahulu untuk menentukan kualitasnya. Pengujian dilakukan dengan merendam sekitar 100 butir benih padi dalam air. Setelah dua jam periksalah benih tersebut. Cara menanam benih padi yaitu dengan Pemeriksaan benih dilakukan dengan mengidentifikasi perubahan pada benih. Jika terdapat lebih dari 90 butir benih atau lebih dari 90% benih mengeluarkan kecambah, maka artinya benih tersebut berkualitas unggul dan bermutu tinggi. Tentu benih yang berkualitas unggul dan bermutu tinggi inilah yang layak untuk dibudidayakan. Sedangkan jika benih tidak menunjukkan tanda seperti yang disebutkan diatas, artinya benih tersebut tidak disarankan untuk dibudidayakan. Setelah menentukan benih yang akan dijadikan bibit, maka dapat dilakukan persemaian segera.

Persemaian

Persemaian dilakukan setelah menentukan bibit yang unggul. Bibit unggul tersebut kemudian akan disemai di wadah persemaian. Wadah persemaian terlebih dahulu harus disiapkan. Kebutuhan wadah semai diberikan dalam perbandingan sebesar 1 : 20. Misalkan akan menggunakan lahan sawah sebesar 1 hektar maka wadah persemaiannya sekitar 500 m2. Lahan pada wadah persemaian haruslah juga berair dan berlumpur. Berikan pupuk urea dan pupuk TSP pada lahan persemaian dengan dosis masing-masing 10 gr per 1 m2. Jika lahan persemaian sudah siap, sebarkan benih yang telah berkecambah dengan merata.

Penanaman

Proses penanaman dilakukan setelah benih pada proses persemaian telah tumbuh daun sempurna sebanyak tiga hingga empat helai. Jangka waktu dari persemaian ke bibit siap tanam umumnya sekitar 12 hingga 14 hari saja. Jika sudah siap tanam, pindahkan bibit dari lahan semai ke lahan tanam. Pemidahan dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak tanaman. Penanaman dilakukan pada lubang-lubang tanam yang telah disiapkan. Khusus untuk tanaman padi dalam satu lubang dapat ditanam dua bibit sekaligus. Penanaman dilakukan dengan memasukkan bagian akar membentuk huruf L agar akar dapat tumbuh dengan sempurna. Kedalaman bibit ditanam pun ditentukan berkisar pada rentang 1 cm hingga 15 cm. Masa penanaman padi lebih baik dilakukan dua kali dalam setahun berdasarkan masa penanamannya yang ideal.

Perawatan lahan

Perawatan dilakukan dengan tiga hal yaitu penyiangan, pengairan, dan pemupukan. Penyiangan dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dari tanaman pengganggu. Penyiangan harus dilakukan rutin setiap periode waktu tertentu. Bisa dilakukan dua minggu sekali atau tiga minggu sekali. Pengairan diberikan sesuai kebutuhan. Seperti pada tanaman lainnya, pastikan tidak ada kekurangan atau kelebihan air. Selanjutnya untuk pemupukan, dilakukan pertama kali setelah tanaman padi berusia satu minggu. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk urea dengan dosis 100 kg per hektar dan pupuk TPS dengan dosis 50 kg per hektar. Pemupukan selanjutnya dilakukan setelah 25 hari hingga 30 hari setelah penanaman. Diberikan kembali pupuk urea dengan dosis 50 kg per hektar dan pupuk Phonska dengan dosis 100 kg per hektar.

Pencegahan hama dan penyakit

Hama dan penyakit dapat dicegah dengan memberikan pestisida.

Pemanenan

Panen dilakukan dengan tanda-tanda padi yang sudah menguning dan merunduk. Gunakan sabit gerigi untuk memanen dan letakkan hasil panen pada tikar dengan merontokkan beras dari dalam bulir-bulir padi yang ada.

Demikianlah cara menanam padi yang benar secara berurutan. Jika dilakukan penanaman padi yang baik dan benar, maka hasilnya pun akan memuaskan dan menguntungkan. Untuk itu lakukanlah penanaman padi dengan tepat.

Sumber :

//carakumenanam.com/padi/ 

Panen merupakan kegiatan menumpuk atau mengumpulkan bulir padi yang telah matang dari sawah/ladang. Kegiatan panen meliputi kumpulan dari proses penuaian, penumpukan, perontokan, pembersihan, dan pengangkutan yang dilakukan secara bertahap. Dalam prosesnya penting sekali untuk menerapkan metode atau cara yang baik agar dapat memaksimalkan hasil gabah dan meminimalisir kerusakan selama proses pemanenan.

Adapun kegiatan dalam pemanenan antara lain:

A. PENENTUAN SAAT PANEN

Penentuan saat panen dapat dilakukan berdasarkan:

Pengamatan Visual : dengan cara melihat kenampakan padi pada hamparan sawah, umur panen optimal padi dicapai apabila 90 – 95 % butir padi pada malai sudah berwarna kuning atau kuning keemasan, pada kondisi ini akan menghasilakan gabah berkualitas baik sehingga menghasilkan rendeman giling yang baik.

Pengamatan Teoritis : dilakukan dengan melihat deskripsi varietas padi dan mengukur kadar air dengan moisture tester. Berdasarkan deskripsi varietas padi umur panen yang tepat adalah 30 – 35 hari setelah berbunga merata atau 135 – 145 HST, berdasarkan kadar air umur padi optimal dicapai setelahkadar air gabah mencapai 22 -23 % pada musim kemaraudan antara 24 – 26 % pada musim penghujan

B. PEMANENAN

1. Umur Panen Padi

Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. 90 -95 % gabah tampak sudah menguning.

b. Malai berumur 30 – 35 hari setelah bunga merata.

c. Kadar air gabah 22 – 26 % yang diukur dengan mouisture tester.

2. Alat Dan Mesin Pemanen Padi

Pemanenan padi harus menggunakan alat dan mesin yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan dan ekonomi. Alat dan mesin pemanen padi telah berrkembang dari ani – ani menjadi sabit bergerigi biasa kemudian sabit bergerigi dengan bahan baja yang sangat tajam,dan yang terakhir yang telah diproduksi adalah Reaper, striper, dan combine harvester.

3. Sistem Panen

Sistem pemanenan bervariasi dari satu daerah dengan daerah lain. Berbagai macam alat tradisional dan semi-mekanis, atau mekanis dapat digunakan. Berikut beberapa sistem pemanenen padi:

Pemanenan Dan Perontokan Manual

Menggunakan alat tradisional untuk memanen seperti sabit, dan pisau. Untuk perontokan menggunan perontok sederhana seperti batu, papan, rak perontok, bias dijuga dilakukan dengan cara dinjak-injak baik oleh petani maupun hewan. Pedal thresher sederhana mulai dikenal pada proses pemanenan ini.

Menuai Manual Dan Perontokan Mekanis

Pemanenan manual dilakukan dengan tangan. Penggunaan portable thresher/perontok stasioner mulai digunakan  menggantikan perontokan manual mengingat persyaratan tenaga kerjanya yang tinggi. Perontokan stasioner umumnya dilakukan di sawah, atau di dekat sawah.

Menuai Dan Merontok Dengan Mesin

Menggunakan mesin penuai [reaper], perontoka dengan mesin perontok, dan pembersihan dilakukan baik secara manual atau dengan mesin.

Mesin Pemanen Gabungan [Combine Harvester]              

 Menggabungkan semua proses: memotong tanaman, memasukkannya ke dalam mekanisme perontokan, perontokkan, pembersihan, dan pemasukkan padi ke dalam tangki curah atau langsung ke dalam kantong. Jerami biasanya dibuang dibelakang mekanisme.

C. PENUMPUKAN DAN PENGUMPULAN

Ketidaktepatan dalam penumpukan dan pengumpulan dapat menyebabkan kehilangan hasil yang sangat tinggi. Dengan menggunakan alas dan wadah pada saat penumpukan dan pengumpulan dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94 – 2,36 %

D. PERONTOKAN

Ketidaktepatan dalam melakukan perontokan bisa mengakibatkan kehilangan hasil sampai 5 % lebih, cara perontokan padi telah mengalami perkembngan dengan cara digebot ataupun diinjak dan dipukul –pukul telah beralih dengan menggunakan mesin perontok. 

E. PEMBERSIHAN

Kegiatan dari pembersihan yaitu membersihkan benih padi yang hampa, batang dan daun sisa perontokan, maupun benda lain selain padi. Hal ini penting dilakukan agar kualitas padi yang dipanen tetap baik.

F. PENGANGKUTAN 

Kegiatan memindahkan hasil panen dari sawah ketempat pengeringan untuk dilakukan penjemuran setelahnya.

Penulis : Aris Kinandar

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề