Mengapa ada obat yang diminum sebelum makan?

apt.Wildan Salsabila, S.Farm

Apoteker RS JIH

Pada saat kita mengkonsumsi obat, tentu kita berharap obat yang diminum dapat bekerja maksimal membantu penyembuhan penyakit yang sedang diderita. Efek terapi yang maksimal dapat dicapai jika obat dikonsumsi dengan tepat, salah satunya tepat waktu minum obat.

Waktu minum obat yang tepat harus memperhatikan beberapa hal, seperti kosong atau isinya lambung, makanan apa yang sebaiknya tidak dikonsumsi sebelumnya, atau menyesuaikan dengan kondisi metabolism tubuh yang sesuai dengan cara kerja obat. Oleh karena itu ketika kita menerima obat dari fasilitas kesehatan, waktu minum obat juga dituliskan secara jelas; sebelum makan, sesudah makan, atau bersama makanan.  Lalu mengapa ada pembagian waktu tersebut? Yuk kita pelajari ‘alasan’ dibalik waktu minum obat yang berbeda-beda.

Obat diminum setelah makan

Sebagian besar obat diminum setelah makan karena penyerapan obat akan meningkat bila terdapat makanan di dalam saluran cerna, serta untuk meminimalisir potensi efek samping seperti iritasi lambung. Makanan yang dimaksud disini tidak harus makanan atau nasi berporsi besar, namun dapat berupa roti dalam porsi kecil atau makanan-makanan ringan lainnya. Istilah “setelah makan” berlaku kurang lebih sampai satu jam setelah makan. Obat jenis ini jangan dikonsumsi lebih dari dua jam setelah makan, karena setelah dua jam, makanan sudah selesai diolah di lambung sehingga lambung akan kosong.

Obat diminum sebelum makan

Sebagian obat justru akan berkurang efeknya jika dikonsumsi bersama makanan. Adanya makanan justru akan mengurangi kemampuan tubuh menyerap obat tersebut sehingga manfaatnya justru berkurang. Jika kita menerima obat jenis ini, obat dapat diminum dengan jeda minimal dua jam setelah makan yang terakhir untuk memastikan lambung kita sudah kosong, dan sekitar 30 – 60 menit sebelum waktu makan berikutnya supaya lambung dapat menyerap obat terlebih dahulu.

Obat diminum saat makan

Obat jenis ini diminum segera setelah makan tanpa ada jeda waktu atau bisa diminum di pertengahan makan. Obat-obat diabetes biasanya diminum saat makan atau segera setelah makan. Jika dikonsumsi dengan jarak yang lama dengan waktu makan, dikhawatirkan kadar gula darah akan sangat rendah dan terjadi keadaan hipoglikemia yang berbahaya.

Waktu minum obat sesuai frekuensi yang benar

Jika kita menerima obat dengan aturan minum tiga kali sehari, dua kali sehari, atau empat kali sehari, sebaiknya kita menggunakan patokan jam untuk menentukan waktu minum berikutnya. Sehingga pembagian waktu minum obat tidak sekadar dibagi menjadi waktu obat pagi, siang, atau malam, tetapi berdasar jeda waktu sesuai hitungan jam. Misalnya obat tiga kali sehari, artinya kita minum obat tesebut setiap 8 jam sekali. Obat dua kali sehari diminum setiap 12 jam, dan seterusnya. Dengan demikian, waktu minum obat dapat lebih spesifik dan kadar obat di dalam tubuh dapat terjaga.

Pentingnya minum Obat tepat Waktu

Supaya bisa memberikan efek, obat harus mencapai kadar tertentu di dalam tubuh. Kadar tersebut berbeda-beda antara satu obat dengan obat yang lainnya dan dapat dicapai jika obat diminum tepat waktu dan kontinyu, sehingga kadar obat di dalam tubuh dapat stabil dalam dosis yang ditentukan. Jangan lupa, Tanya Obat? Tanya Apoteker!

Ilustrasi obat yang diminum sebelum makan. /Pexels.com/Karolina Grabowska

PORTAL JEMBER - Pernahkah mendapat obat yang harus diminum sebelum makan atau saat perut kosong?

Lalu, apa sebenarnya alasan di balik aturan minum obat sebelum makan? Apakah ada bahaya jika obat tersebut diminum setelah makan?

Secara umum, aturan minum obat sebelum makan sangat berkaitan dengan pengaruh makanan terhadap efektivitas obat.

Baca Juga: SPOILER One Piece Chapter 1014 Terbaru, Pertempuran Sengit Kid vs Big Mom Pecah di Lantai Bawah Onigashima

Dilansir PORTAL JEMBER dari laman NHS, berikut penjelasan tentang aturan obat yang harus diminum sebelum makan.

>

Mengapa ada obat yang harus diminum sebelum makan atau saat perut kosong?

Alasannya adalah karena terdapat beberapa jenis makanan atau minuman yang dapat berpengaruh pada kinerja obat.

Sebagai contoh, obat yang diminum bersamaan dengan makanan akan mencegah perut untuk menyerapnya. Karena obat tidak terserap dengan baik, maka efektivitasnya bisa menurun.

Pengaruh makanan pada obat juga bisa meningkatkan atau menurunkan kadar obat dalam darah.

Makan dulu, baru minum obat. Begitu pesan orangtua ketika mengingatkan anak yang akan mengonsumsi obat. Padahal, jika diperhatikan, resep obat dari dokter itu berbeda-beda. Ada yang bertuliskan obat dikonsumsi sebelum, setelah, dan pada saat makan. Apa maksud dari keterangan-keterangan tersebut?

Obat yang bertuliskan dikonsumsi setelah makan biasanya merupakan obat-obatan yang bersifat asam. Jika lambung belum terisi makanan, obat jenis ini dikhawatirkan bisa menganggu saluran pencernaan.

Selain itu, mengonsumsi obat setelah makan juga bertujuan untuk mengurangi efek samping.  Pasalnya, ada beberapa obat yang menyebabkan efek mual jika diminum dalam kondisi perut kosong. Jeda waktu minum obat yang bertuliskan dikonsumsi setelah makan kira-kira 1 hingga 2 jam setelah makan.

Sementara itu, obat yang bertuliskan dikonsumsi sebelum makan biasanya merupakan obat-obatan yang sifatnya tak mengiritasi lambung. Jeda waktu mengonsumsi obat ini adalah saat perut dalam keadaan kosong sekitar 30 hingga 60 menit sebelum makan. Jika Anda mengonsumsi obat ini setelah makan, dikhawatirkan efek penyerapan obat ke tubuh menjadi kurang maksimal.

Bagaimana jika sudah terlanjur makan? Tak perlu khawatir, Anda bisa menunggu kira-kira 1 hingga 2 jam sebelum mengonsumsi obat tersebut. Hal ini bertujuan agar makanan yang masuk mulai tercerna sehingga penyerapan obat bisa lebih maksimal. Obat yang diminum sebelum makan ini biasanya memiliki sifat tak mengiritasi lambung.

Lain lagi halnya dengan obat yang bertuliskan dikonsumsi pada saat makan. Hal ini mungkin jarang Anda temui. Namun, obat-obatan yang dikomsumi pada saat makan bertujuan agar penyerapan obat menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan, obat-obatan jenis ini penyerapannya membutuhkan bantuan makanan.

Beberapa obat tertentu ada yang menjadi tak berfungsi ketika kontak langsung dengan asam lambung. Selain itu, ada juga obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi makanan. Nah, obat-obat dengan sifat dan tujuan penggunaan tersebut sebaiknya dikonsumsi pada saat makan. [*/INO]

Foto dokumen Shutterstock.

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 4 Maret 2014

Saat kamu sakit dan berobat ke dokter, kadang kamu akan mendapatkan obat yang harus diminum. Namun, mungkin kamu heran, kenapa sih ada obat yang hanya boleh diminum sebelum makan dan ada juga yang setelah makan? Gimana kalau aturan tersebut diabaikan? Berikut ini penjelasannya, dilansir dari Hello Sehat!

1. Konsumsi makanan dan obat-obatan punya keterkaitan

Obat dan makanan sama-sama dikonsumsi dan masuk dalam sistem pencernaanmu. Karena itu, wajar saja jika perlu aturan untuk mengonsumsi keduanya. Makanan yang dicerna akan diproses oleh organ dan jaringan dalam tubuh.

Beberapa contohnya, seperti aliran darah yang bekerja memecah makanan; hati yang melepaskan empedu; dan sel-sel pada dinding lambung yang melepaskan asam lambung untuk bisa memecah makanan.  Nah, proses mencerna makanan ini nantinya akan mendukung atau menghambat kerja obat. Karena itu, perlu dibuat aturan apakah perlu diminum sebelum atau sesudah makan. 

2. Minum obat setelah makan berguna untuk mengurangi efek samping dan mendukung kerja obat

Minum obat sebelum makan berguna untuk mengurangi efek samping. Adapun, efek samping yang terjadi adalah mual dan muntah, seperti pada obat allopurinol, bromocriptine dan madopar. Ada juga efek samping iritasi lambung, gangguan pencernaan dan radang lambung dalam obat-obatan, seperti pada aspirin, ibuprofen dan steroid.

Minum obat sebelum makan juga berguna untuk mendukung kerja obat. Salah satu contohnya seperti obat antasida yang berguna untuk mencegah refluks, heartburn dan gangguan pencernaan. Begitu pula dengan obat HIV yang perlu diminum setelah makan agar obat dapat terserap dengan baik dalam aliran darah.

Ada juga obat yang bersifat cepat keluar, seperti obat kumur, gel miconazole dan nystatin cair. Beberapa obat diabetes pun perlu diminum setelah makan untuk mengurangi kadar gula darah dalam tubuh. Biasanya, aturan minum obat setelah makan berjarak 30 menit setelah makan.

Baca Juga: 7 Cara Mengobati Batuk dan Pilek dalam Semalam, Gak Perlu Obat Lagi!

3. Sementara obat perlu diminum sebelum makan karena makanan dapat menghambat kerja obat

Beberapa obat bisa terhambat kerjanya saat perut terisi makanan. Itu karena makanan dan obat sama-sama dicerna oleh tubuh. Makanan juga dapat membuat obat dipecah terlalu cepat sebelum diserap aliran darah. Ada juga obat yang bekerja lebih baik saat lambung kamu kosong. Itu sebabnya kamu sebaiknya mengonsumsi obat sebelum makan. 

4. Selain aturan makan, kamu pun perlu menaati aturan-aturan minum obat yang lain

Gak hanya aturan makan, kamu juga perlu memerhatikan aturan minum obat yang lain loh! Sebelum minum obat, perhatikan dengan saksama instruksi dari dokter. Agar lebih yakin periksa petunjuk pemakaian pada kemasan obat.

Perhatikan juga makanan atau minuman tertentu yang perlu dihindari ketika mengonsumsi obat. Buatlah jadwal minum obat. Usahakan konsisten ya! Terakhir, sebaiknya minumlah obat dengan segelas air putih.

Aturan minum obat jangan sampai diabaikan! Itu semua agar kamu cepat sembuh. Karenanya, pastikan kamu mengerti dengan benar aturan minum obat yang tepat sebelum meninggalkan dokter atau apoteker.

Baca Juga: 5 Efek Luar Biasa Jamu Tradisional yang Bisa Mengalahkan Obat Kimia!

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề