Mengapa dalam sebuah penelitian harus dilakukan secara objektif bukan subjektif

Tahukah kamu, Teman Grameds? Secara umum, subjektif adalah suatu pandangan dan perasaan yang masih bersifat opini lho. Sebab, opini datang dari pemikiran pribadi bukan dari fakta. Hal ini tentu saja membuat topik yang dibahas terkadang menjadi tidak valid karena kalimat subjektif sendiri tidak berdasarkan fakta.

Lalu, apa yang harus kita lakukan supaya tahu bahwa sebuah tulisan itu adalah opini penulis? Teman Grameds bisa membedakannya dari memilih mana yang hanya dugaan dan mana yang berdasarkan bukti-bukti yang ada.

Kedua hal itu harus kita ketahui saat melakukan penjelasan dari sebuah kejadian yang sudah terjadi ataupun yang sedang terjadi. Inilah mengapa dalam acara maupun siaran berita harus bersifat objektif.

Selain itu, sikap subjektif dan objektif adalah sesuatu yang harus dipahami dalam kehidupan sosial. Tidak ada suatu batasan yang jelas mengenai penilaian secara subjektif maupun objektif. Maka dari itu, kita perlu memahami definisi dari subjektif dan objektif terlebih dahulu.

Subjektif biasanya menggunakan beberapa kata pendukung seperti ‘menurut saya’, ‘umumnya’, ‘sepertinya’, ‘biasanya’, dan lain sebagainya. Hal ini menjelaskan bahwa kalimat subjektif tidak memiliki kepastian dan dapat membuat seseorang berpikir dua kali untuk mempercayai kalimat tersebut.

Maka dari itu, pernyataan atau ide yang subjektif biasanya berupa keyakinan, rumor, asumsi, opini, dan kecurigaan yang dipengaruhi oleh sudut pandang.

Biar Teman Grameds semakin paham. Yuk, kita pelajari tentang subjektif dan objektif. Mulai dari pengertian, jenis, ciri-ciri, hingga contohnya.

Pengertian Subjektif Menurut Para Ahli

KBBI

Subjektif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan sesuatu mengenai atau menurut pandangan (perasaan) sendiri, tidak langsung mengenai pokok atau halnya.

Collins Dictionary

Subjektif menurut Collins Dictionary adalah sesuatu hal yang didasarkan pada pendapat dan perasaan pribadi daripada fakta.

Subjektif menurut Cambridge Dictionary adalah sesuatu yang dipengaruhi oleh atau berdasarkan pada keyakinan atau perasaan pribadi, bukan berdasarkan pada fakta.

Oxford Dictionary

Subjektif menurut Oxford Dictionary adalah sesuatu yang berdasarkan ide atau pendapat sendiri daripada fakta. Subjektif merupakan (gagasan, perasaan, atau pengalaman) yang ada dipikiran seseorang dan tidak dari luar.

BSM Impact

Menurut BSM Impact, subjektif merupakan pernyataan yang didasarkan atau dipengaruhi oleh perasaan, selera atau opini pribadi.

Ginger Software

Definisi subjektif menurut Ginger Software merupakan kata sifat yang terjadi karena adanya pengaruh oleh perasaan atau pun emosi pribadi.

Ciri-Ciri Kalimat Subjektif

Selanjutnya, setelah kita mengetahui definisi subjektif dari para ahli. Sekarang kita akan membahas, apa saja ciri-ciri kalimat subjektif?

1. Tidak Disertai Fakta

Kalimat subjektif biasanya tidak disertai fakta dan tidak bersifat formal. Kalimat subjektif tidak dapat digunakan dalam karya ilmiah ataupun sebuah sidang. Selain itu, kalimat subjektif juga tidak dapat digunakan dalam sebuah tulisan pengetahuan seperti sejarah.

2. Berdasarkan Asumsi

Kalimat subjektif adalah kalimat yang didasari pada asumsi. Asumsi dapat menjadikan sesuatu memiliki nilai yang beragam dan bisa menimbulkan positif maupun negatif.

3. Perasaan Pribadi

Perasaan pribadi merupakan hal yang membuat topik menjadi perbincangan hangat. Namun, banyak pula perbincangan-perbincangan berdasarkan pandangan pribadi ini menjurus ke pembicaraan negatif.

Hal ini membuat hasil yang tidak konsisten, karena emosi manusialah yang dijadikan tolak ukur. Oleh sebab itu, perasaan pribadi disarankan untuk perbincangan yang tidak formal.

4. Tidak Terdapat dalam Berita

Ciri paling umum dari kalimat subjektif adalah tidak terdapat dalam sebuah berita. Hal itu dikarenakan sebuah berita harus memberikan informasi berdasarkan fakta yang akurat.

Kalimat subjektif justru biasanya terdapat pada acara televisi yang bersifat tidak formal. Seseorang dapat mengutarakan pendapatnya sesuai dengan apa yang ia rasakan.

Jenis Kalimat Subjektif

Pada bagian ini kita masuk ke jenis-jenis kalimat subjektif, ya Teman Grameds. Ada lima jenis kalimat subjektif, antara lain.

Acara kuliner biasanya ditemui di televisi dan media sosial. Acara kuliner menyuguhkan berbagai macam makanan dan komentar atau pendapat si pembawa acara mengenai makanan tersebut.

Biasanya pembawa acara akan memadukan antara pendapatnya dan fakta. Untuk fakta biasanya adalah harga dari setiap menu makanan. Sedangkan pendapat biasanya berupa nilai rasa dari makanan tersebut dan hal ini termasuk dalam pemikiran pribadi.

2. Karya Seni

Kalimat subjektif biasa juga ditemukan dalam sebuah penilaian terhadap suatu karya seni. Bagi seseorang dengan ketertarikan terhadap warna biru, melihat lukisan langit dan laut yang sangat menawan, dapat menimbulkan perasaan senang.

Namun, bagi yang memiliki ketertarikan terhadap warna merah, mungkin lukisan laut dan langit terkesan tidak begitu indah. Bisa saja, bagi yang tertarik terhadap warna merah, akan lebih menyukai lukisan bunga mawar yang cantik. Hal ini merupakan contoh pemikiran pribadi.

3. Artikel

Meskipun artikel ditulis berdasarkan fakta, tetapi banyak pula artikel yang ditulis berdasarkan pemikiran penulis itu sendiri. Misalnya, penulis memberikan penilaian terhadap suatu objek. Namun, biasanya ini hanya digunakan sebagai pelengkap artikel saja. Contoh ini merupakan sesuatu dari pemikiran pribadi.

4. Hubungan

Kalimat subjektif juga akan ditemui dari suatu hubungan pasangan, keluarga, dan sahabat. Misalnya, dalam suatu hubungan salah satunya menuduh pasangannya tidak setia, hanya karena tidak diberitahu kunci ponsel. Kalimat subjektif dalam hal ini bisa terjadi karena pasangan mengutarakan perkataan tanpa adanya sebuah bukti.

5. Kecantikan

Kalimat subjektif juga dapat dengan jelas ditemukan dalam hal kecantikan. Menurut si A orang yang dilihatnya itu nampak sangat cantik dan menarik perhatian. Namun, lain halnya dengan si B yang melihat orang itu tidak cantik, bahkan terkesan biasa saja. Sifat relatif inilah yang membuat kedua pendapat tersebut tidak bisa disalahkan. Karena hal ini merupakan contoh dari pemikiran pribadi saja.

Contoh Kalimat Subjektif

Mengapa dalam sebuah penelitian harus dilakukan secara objektif bukan subjektif
Mengapa dalam sebuah penelitian harus dilakukan secara objektif bukan subjektif
Sumber: Pixabay

Nah, karena kalimat subjektif kerap ada dalam kehidupan sehari-hari kita. Berikut, contoh kalimat subjektif yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita.

Contoh 1

Pertama, penilaian mengenai kemampuan seseorang bisa dikatakan suatu kalimat subjektif. Hal itu dikarenakan tidak adanya parameter yang cukup jelas untuk menilai atau pun membandingkan dengan kemampuan orang lain, dan penilaian tersebut bisa jadi hanyalah dugaan sendiri atau malah hanya hasil dari pengamatan si penilai saja.

Contoh 2

Contoh kalimat subjektifnya, dapat berbentuk sebagai berikut, “Menurut saya perusahaan ini tidak memiliki kepedulian dengan apa yang dipikirkan pelanggan tentang mereka. Dari pengalaman saya, perusahaan ini bukanlah perusahaan yang terbaik”. Pernyataan tersebut tentu sangat jelas dibuat dari pendapat si pembicara itu sendiri, dan berdasarkan pengalaman pribadinya.

Contoh 3

Contoh dari pernyataan subjektif lainnya misal, “Donald Trump mungkin saja beruntung memenangkan pemilihan presiden AS 2016”. Pernyataan ini termasuk dalam pernyataan subjektif, karena mungkin agak faktual, atau tidak faktual. Hal ini dikarenakan kalimat tersebut adalah interpretasi pribadi yang terbuka untuk diperdebatkan.

Sejauh ini, kita sudah mengenal apa itu subjektif. Teman Grameds, kita kenalan juga yuk dengan objektif.

Pengertian Objektif Menurut Para Ahli

Mengapa dalam sebuah penelitian harus dilakukan secara objektif bukan subjektif
Mengapa dalam sebuah penelitian harus dilakukan secara objektif bukan subjektif
Sumber: Pixabay

Objektif merupakan keadaan yang sebenarnya tanpa ada pengaruh pendapat atau pun pandangan pribadi. Sikap objektif biasanya merupakan sikap yang lebih pasti dan bisa diyakini keabsahannya.

Sikap objektif ini biasanya dimiliki oleh seorang peneliti. Hal ini dikarenakan objektif diartikan sebagai sebuah sikap yang harus mampu memisahkan antara sebuah fakta dan pendapat pribadi.

Jadi, peneliti dapat menghasilkan sebuah kesimpulan yang lebih baik dan sesuai fakta, serta tidak bercampur dengan pendapat pribadi yang bersifat subjektif.

Objektif dalam keilmuan merupakan upaya dalam menanggapi sikap ilmiah (empiris) dari objek yang diteliti. Hal ini dilakukan dengan cara tidak bergantung pada fasilitas apapun mengenai subjek yang menyelidikinya.

Keobjektifan pada dasarnya dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini dikarenakan objektif merupakan sesuatu yang tidak berpihak.

Sebab, pernyataan yang diberikan bukanlah sebuah asumsi, atau sesuatu yang dikira-kira. Untuk lebih jelasnya, berikut pengertian objektif menurut para ahli.

KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, objektif adalah suatu hal mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi atau merupakan lensa pada peralatan optik dan terletak paling dekat dengan benda yang diamati.

Cambridge Dictionary

Menurut Cambridge Dictionary, objektif merupakan sesuatu hal yang direncanakan untuk dicapai atau pun dilakukan. Hal ini berdasarkan fakta dan juga nyata, tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi.

Collins Dictionary

Menurut Collins Dictionary, objektif adalah sesuatu yang sedang seseorang capai. Informasi yang didapat pun berdasarkan fakta. Hal itu lebih berdasarkan fakta daripada pendapat pribadi.

Ciri-ciri Kalimat Objektif

Objektif biasanya mengacu dengan pandangan ataupun tulisan seseorang yang menyatakan hal sebenar-benarnya. Berikut ini merupakan ciri dari kalimat objektif.

1. Menilai dari Sudut Pandang Objeknya

Pernyataan objektif hanya fokus menilai dari sisi objeknya saja dan tidak mempedulikan subjektivitas seperti perasaan, penilaian atau pendapat dari luar. Pernyataan yang bersifat objektif biasanya cenderung lebih lugas dan tidak bertele-tele, sehingga hal itu dapat mudah ditangkap oleh pembaca atau pendengar.

2. Sesuai dengan Fakta

Selain menilai melalui sudut pandang objeknya, ciri berikutnya adalah sesuai dengan fakta yang ada. Dalam hal ini, dapat menggunakan indra penglihatan dalam menilai apa yang terjadi di lapangan. Dapat juga dengan meminta sebuah pendapat subjek untuk menghasilkan sebuah data yang sesuai dengan fakta.

Mengapa dalam sebuah penelitian harus dilakukan secara objektif bukan subjektif
Mengapa dalam sebuah penelitian harus dilakukan secara objektif bukan subjektif
Sumber: Pixabay

Dalam sebuah penelitian, contoh objektif adalah dengan menyelidiki suatu masalah terlebih dahulu, kemudian baru menentukan metode yang akan digunakan. Misalnya, jika terjadi suatu masalah di tempat kerja, dimana salah satu karyawan mengeluhkan bahwa dirinya sulit untuk berkembang di perusahaan.

Untuk dapat mengatasi masalah itu, maka perusahaan biasanya melakukan metode objektif dan membuktikan kebenaran dari keluhan tersebut, yaitu dengan cara mengenali serta mengkategorikan antara fakta dan perasaan, sehingga dapat memudahkan proses penyelidikan.

Penyelidikan ini dapat dimulai dengan mengumpulkan sebuah informasi dan data-data pekerjaan dari sang karyawan serta informasi dari karyawan yang lainnya. Hasil data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dikaji menjadi sebuah keputusan yang adil tanpa memihak subjek manapun. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mendapatkan hasil dari penelitian.

Aspek Berpikir Objektif

1. Pemahaman Masalah

Dalam hal ini dilakukan secara menyeluruh dan merata. Selain itu, masalah yang diambil sesuai dengan cara melihat fakta secara keseluruhan dan fokus pada objek.

2. Pengumpulan Data

Maksud dari hal ini adalah data dibutuhkan untuk mencukupi semua jawaban, sehingga akhirnya tuntas sesuai dengan rumusan masalah yang ada.

3. Pengujian Data

Pengujian data biasanya dilakukan dengan mencari konsistensi data. Hal ini dilakukan dengan membandingkan setiap sumber yang ada hingga akhirnya menguji tiap-tiap materi hingga valid. Data yang diperoleh dalam hal ini harus kredibel atau diperoleh dari sumber yang bertanggung jawab.

4. Etika Berpikir

Dalam sebuah penelitian, etika berpikir sangat dibutuhkan oleh seseorang ataupun setiap subjek. Hal ini perlu dilakukan agar setiap hasil data yang dikumpulkan valid. Subjek dapat memberikan kebenaran adalah salah satu etika berpikir yang dibutuhkan. Karena pada dasarnya subjek harus bersifat objektif dan tidak memihak pada pihak manapun.

5. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan sendiri diambil dengan memberikan suatu penilaian yang tidak ada pengaruhnya dengan kepentingan subjek. Selain itu, jawaban harus diambil dengan teliti sesuai dengan prosedur yang digunakan.

6. Analisis Data

Dalam menganalisis suatu data, ada beberapa hal beberapa teknik yang umumnya digunakan, yaitu

  • Induktif: Teknik ini merupakan teknik yang digunakan untuk menemukan kecenderungan konsistensi dari sebuah data. Hal itu akan menjadikan data yang memiliki pola sama (data jenuh) sampai akhirnya menghasilkan sebuah premis atau proposisi.
  • Kausalitas: teknik ini digunakan agar mendapatkan suatu hubungan yang signifikan setiap variabelnya. Pada penelitian kuantitatif umumnya menggunakan sebuah pengujian regresi dan akhirnya menghasilkan proposisi.
  • Deduktif: Deduktif biasanya dilakukan dengan membangun sebuah wacana konstruktif dari semua premis yang inheren.

7. Implikasi Kesimpulan

Implikasi kesimpulan dilakukan untuk mendeskripsikan sebuah fenomena secara objektif. Tujuan lain dari hal ini yaitu untuk mengetahui sebab dan akibat dari satu fenomena atau beberapa kasus secara aktual maupun faktual, sehingga menghasilkan suatu jawaban yang adil.

Nah, jadi jelas beda sekali ya subjektif dengan objektif itu. Namun, ada beberapa hal lain yang perlu Teman Grameds ketahui tentang perbedaan keduanya.

Perbedaan Subjektif dan Objektif

  • Sikap subjektif landasan pemikirannya berdasarkan opini dari seseorang, yang kemudian akan dijadikan sebagai tolak ukur terhadap sebuah peristiwa yang diinformasikan. Sementara sikap dari objektif memiliki landasan pemikiran yang realistis dan sesuai dengan fakta yang terjadi.
  • Subjektif merupakan sikap yang cenderung akan memihak terhadap suatu hal. Sementara objektif mengambil keputusan dengan dengan tujuan keputusan yang telah diambil adalah yang benar-benar tepat dan tidak akan merugikan siapapun.
  • Subjektif biasanya memiliki sudut pandang secara pribadi tentang sebuah peristiwa yang diinformasikan, sehingga keakurasiannya terkadang tidak terjamin. Sementara objektif biasanya memiliki sudut pandang melalui kondisi asli yang terjadi atas peristiwa, sehingga hal tersebut sudah pasti bisa dipertanggung jawabkan.
  • Dampak dari pernyataan yang subjektif adalah tergantung kondisi, yang positif bisa membawa manfaat, dan yang negatif bisa membawa masalah. Sementara pernyataan objektif dapat membuat semakin bertambahnya wawasan tentang suatu hal.
  • Objektif biasanya identik dengan kata pendukung seperti ‘benar’, ‘pasti’, ‘tidak benar’, dan kata-kata lain sebagai penegas. Hal ini tentu sangat berbeda dengan subjektif yang menggunakan kata pendukung.
  • Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak hal berkaitan dengan sesuatu yang subjektif dan objektif. Mungkin, secara tidak sadar kita juga pernah melakukan hal itu, karena, contoh dari subjektif dan objektif pun memiliki hal yang berbeda-beda.

Memahami perbedaan subjektif dan objektif itu sangat diperlukan. Mengapa? Karena keduanya berkaitan dengan sikap dan dapat membentuk kerangka atau pola pikir yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sosial.

Sikap Subjektif dan Objektif dalam Ilmu Sosial

Dalam konteks sosiologi, subjektif dan objektif merupakan dua hal yang penting. Berikut sikap subjektif dan objektif yang dapat dilihat dari kehidupan keseharian kita.

  • Elemen Subjektif merupakan sikap yang berkaitan dengan keyakinan terhadap kondisi sosial tertentu yang berbahaya bagi masyarakat, dan hal itu penting untuk diatasi.
  • Elemen Objektif merupakan sikap dimana kita menyadari bahwa keberadaan kondisi sosial adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pengalaman hidup manusia itu sendiri.

Kesimpulan

Dari penjelasan mengenai subjektif dan objektif yang telah kita bahas, dapat kita simpulkan bahwa subjektif lebih condong pada keadaan dimana seseorang berpikiran relatif, hasil dari sebuah dugaan, berdasarkan perasaan atau selera orang. Sedangkan objektif adalah sikap yang lebih pasti, bisa diyakini keabsahannya, tapi bisa juga melibatkan perkiraan dan asumsi dengan didukung oleh fakta atau data.

Sikap objektif adalah sikap yang harus dijunjung tinggi bagi seseorang untuk memandang suatu masalah terutama bagi para jurnalis. Akan tetapi, sampai saat ini tidak ada suatu batasan yang jelas antara penilaian secara subjektif dengan objektif.

Buat Teman Grameds yang masih penasaran tentang subjektif dan objektif. Kalian bisa banget baca buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia yang ada di Gramedia maupun Gramedia.com. Jadikan hidupmu menjadi #LebihDenganMembaca bersama Gramedia.

Penulis: Indah Utami

Baca juga:

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien