Mengapa dibutuhkan pengelolaan komunikasi di dalam kelas?

Pengelolaan Hubungan Komunikasi Guru dan Siswa

12:51:00 pm | Labels: PENDIDIKAN
PENGELOLAAN HUBUNGAN
KOMUNIKASI GURU DAN SISWA

A. Hakikat komunikasi, guru dan siswa
1. Komunikasi
Secara terminologis komunikasi itu adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak ke pihak lain. Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan yang dapat dimengerti oleh kedua pihak. Jika tidak ada bahasa verbal yang dimengerti oleh kedua belah pihak maka dapat juga melalui komunikasi nonverbal. Dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu sehingga membuat lawan bicara mengerti apa yang disampaikan.
2. Guru
Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas sehingga guru memiliki peran yang sangat vital dan fundamental dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Imam Musbikin peran guru selain mengajar sangat banyak diantaranya yaitu :
a. Sebagai korektor
Seorang guru harus bisa membedakan nilai yang baik dan yang buruk.
b. Sebagai inspirator
Seorang guru harus dapat memberikan ilham yang baik untuk kemajuan anak didik.
c. Sebagai informator
Seorang guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Sebagai pengelola kelas
Seorang guru harus bisa membuat siswanya betah tinggal di dalam kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.
e. Sebagai organisator
Seorang guru harus memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib sekolah, dan sebagainya.
f. Sebagai inisiator
Seorang guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pengajaran.
3. Siswa
Siswa adalah manusia yang perlu diperlakukan apa adanya. Sebagai manusia, siswa memiliki instink, pembawaan, sifat-sifat, dan aspek kejiwaan yang menjadi dasar pengembangannya. Hal tersebut harus dipertimbangkan oleh guru karena sangat menunjang keberhasilan siswa.
Proses belajar mengajar yang terjadi di kelas merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Komunikasi yang lancar mempunyai andil yang besar dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Guru yang menguasai materi pembelajaran secara tuntas tidak selalu menjadi tolak ukur proses pembelajaran tersebut berhasil. Tetapi hal sesungguhnya yang sangat berperan adalah bagaimana komunikasi pendidikan tersebut dijalankan, bagaimana proses transfer pengertahuan dan keterampilan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
B. Hubungan Komunikasi Guru dan Siswa
Dua unsur terpenting dalam proses pembelajaran adalah guru dan siswa. Semua usaha yang diperuntukkan bagi pengelolaan pengajaran selalu diarahkan pada unsur siswa. Sukses atau tidaknya pengajaran tergantung pada guru dalam mempertimbangkan unsur siswa. Dengan pertimbangan itulah siswa perlu dipahami secara lebih mendalam, khususnya hal yang berhubungan dengan kejiwaannya sebagai bagian yang terkait dengan kegiatan belajar.
Hubungan guru dengan siswa di dalam proses pembelajaran merupakan faktor yang sangat menentukan. Dalam hubungan ini, salah-satu caranya adalah adanya contact hours di dalam hubungan guru dan siswa. Contact hours atau jam-jam bertemu antara guru dan siswa, pada hakikatnya merupakan kegiatan di luar jam-jam belajar di muka kelas seperti biasanya. Perlu digarisbawahi kegiatan belajar mengajar tidak hanya melalui presentasi di depan kelas saja tetapi juga dapat melalui contact hours tadi. Dalam saat-saat semacarn itu dapat dikembangkan komunikasi dua arah. Guru dapat menanyai dan mengungkap keadaan siswa dan sebaliknya siswa mengajukan berbagai persoalan-persoalan dan hambatan yang sedang dihadapi. Terjadilah suatu proses interaksi dan komunikasi yang humanistik.
Hal ini jelas akan sangat membantu keberhasilan studi para siswa. Berhasil dalarn arti tidak sekedar tahu atau mendapatkan nilai baik dalam ujian, tetapi akan menyentuh pada soal sikap mental dan tingkah laku atau hal-hal yang intrinsik. Namun demikian harus diakui bahwa kegiatan informal semacam itu belum banyak dikernbangkan. Disamping itu perlu juga diingat adanya hambatan-hambatan tertentu. Misalnya, kadang-kadang masih adanya sikap otoriter dari guru, sikap tertutup dari guru, siswa yang pasif, jumlah siswa yang terlalu besar dan latar belakang guru sendiri maupun para siswanya.
Untuk mengatasi itu sernua perlu dikembangkan sikap demokratis dan terbuka dari para guru. Apabila hal-hal tersebut dapat terpenuhi maka akan terciptalah suatu kornunikasi yang selaras antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
C. Ciri-ciri Hubungan yang Baik antara Guru dan Siswa
Menurut Thomas Gordan, hubungan guru dan siswa dapat dikatakan baik apabila hubungan itu memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Keterbukaan, sehingga guru maupun siswa saling bersikap jujur dan membuka diri satu sama lain.
2. Saling menjaga, saling membutuhkan serta saling berguna bagi pihak lain.
3. Adanya saling ketergantungan antara satu dengan yang lain.
4. Kebebasan, yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan mengembangkan keunikannya, kreativitasnya dan kepribadiannya.
5. Saling memenuhi kebutuhan, sehingga tidak ada kebutuhan satu orang pun yang tidak terpeuhi.
Hasil dari realisasi hubungan antara guru dan siswa yang ditandai oleh terbentuknya pribadi seutuhnya dengan aspek-aspek kepribadian yang serasi dan seimbang. Apabila kondisi yang diharapkan ini telah tercapai, maka perilaku yang ditunjukan oleh siswa berangsur-angsur menjadi perilaku yang diterima.
D. Pengelolaan kelas yang efektif
Kelas merupakan suatu tenpat yang terdiri dari sekelompok orang yang belajar bersama dan mendapatkan pengajaran dari guru, maka di dalamnya terdapat orang-orang yang melakukan kegiatan belajar dengan karakteristik mereka masing-masing yang bebeda satu dengan yang lainnya.
Perbedaan tersebut perlu dipahami guru agar mudah dalam melakukan pengelolaan kelas secara efektif. Menurut Made Pidarta untuk mengelola kelas yang efektif perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu yang dilengkapi dengan tugas-tugas dan diarahkan oleh guru.
2. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tetapi bagi seluruh anak.
3. Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku masing-masing individu dalam kelompok itu. Kelompok mempengaruhi individu dalam hal bagaimana belajar dan memandang dirinya sendiri.
4. Kelompok-kelompok dalam kelas tersebut akan menyisipkan pengaruhnya kepada anggota lainnya.
5. Keterampilan mengajar guru sangat mempengaruhi hubungan antara guru dan siswa tersebut di dalam kelas.
Organisasi kelas tidak hanya berfungsi sebagai dasar terciptanya interaksi guru dan siswa, tetapi juga menambah terciptanya efektifitas, yaitu interaksi yang bersifat kelompok. Dari hasil riset telah disimpulkan beberapa yang perlu diperhatikan agar kelas terkelola dengan efektif yaitu :
1. Bila situasi kelas memungkinkan anak-anak belajar secara maksimal maka fungsi kelompok diminimalkan.
2. Manajemen kelas harus memberi fasilitas untuk mengembangkan kesatuan dan kerjasama.
3. Anggota-anggota kelompok harus diberi kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang memberi efek kepada hubungan dan kondisi belajar.
4. Anggota-anggota kelompok harus dibimbing dalam menyelesaikan ketegangan dan perasaannya yang tertekan
5. Perlu diciptakan persahabatan dan kepercayaaan yang kuat antar sesama siswa
Keharmonisan hubungan guru dan siswa mempunyai efek terhadap pengelolaan kelas. Guru yang apatis terhadap siswa membuat siswa menjauhinya. Siswa lebih banyak menolak kehadiran guru itu. Rasa benci yang tertanam di dalam diri siswa menyebabkan bahan pelajaran sukar diterima dengan baik. Kecendrungan sikap siswa yang negatif lebih dominan. Sifat kemunafikan ini menciptakan jurang pemisah antara guru dan siswa.
Lain halnya dengan guru yang selalau memperhatikan siswa, selalu terbuka, selalu tanggap terhadap keluhan siswa, selalu bersedia mendengarkan saran dan kritikan dari siswa, dan sebagainya, adalah guru yang disenangi oleh siswa. Siswa rindu akan kehadirannya, siswa senang mendengarkan nasihatnya, siswa ,erasa aman di sisinya, dan siswa merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari diri guru tersebut. Itulah fiur seorang guru yang baik. Figur guru yang demikian biasanya jarang menemui kesulitan dalam mengelola kelas.
Berikut ada beberapa cara mengajar kreatif dan efektif bagi seorang guru, diantaranya :
1. Mengusahakan iklim di dalam kelas yang dapat menggugah kreativitas siswa
2. Menghargai keunikan pribadi dan potensi setiap siswa dan tidak perlu selalu menuntut dilakukannya hal-hal yang sama
3. Pada waktu tertentu siswa diberi kebebasan untuk melakukan atau membuat sesuatu yang disenangi oleh siswa.
Menurut Spalding dalam studinya terhadap interaksi guru dan siswa dalam kelas, ada 2 cara mengajar yang cenderung menghilangkan fleksibelitas dan originalitas pada siswa yaitu:
a. Membentuk
Dalam hal ini guru menciptakan kondisi yang terstruktur dengan mengawasi hal-hal yang bersifat memalukan, tertawaan/ejekan, atau memberi peringatan.
b. Merespon
Guru cenderung merespon kualitas sosial-emosional dari siswa, daripada performansi kognitifnya. Ciri-cirinya tindakan guru yang membebaskan siswa, namun kurang perhatian terhadap prestasi dan perfomansi siswa. Kuncinya adalah kebebasan saja tidak cukup, guru harus memperhatikan bahwa teman-teman di kelas dari siswa yang kreatif mungkin tidak toleran dengan cara berfikir divergen. Mereka bahkan akan menganggap siswa yang kreatif sebagai orang yang memiliki ide yang gila.
  • Mengapa dibutuhkan pengelolaan komunikasi di dalam kelas?
  • Mengapa dibutuhkan pengelolaan komunikasi di dalam kelas?
  • Mengapa dibutuhkan pengelolaan komunikasi di dalam kelas?
  • Mengapa dibutuhkan pengelolaan komunikasi di dalam kelas?
  • Mengapa dibutuhkan pengelolaan komunikasi di dalam kelas?
Posted by KURNIA RAMADHANI
Mengapa dibutuhkan pengelolaan komunikasi di dalam kelas?
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook