Mengapa diperlukan strategi dalam proses belajar mengajar?

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan terjemahan kata instructionmengandung makna tidak hanya ada dalam konteks guru murid di kelas formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri oleh guru secara fisik, dan dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang paling penting dalam implementasi kurikulum. Untuk mengetahui apakah pembelajaran itu efektif atau efisien, dapat diketahui melalui kegiatan pembelajaran.Ciri utama kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik dengan guru, teman-temannya, tutor, media pembelajaran, dan sumber-sumber belajar lainnya. Ciri lain dari pembelajaran adalah merupakan suatu system, yang di dalamnya terdapat komponen-komponen sebagai berikut: tujuan, materi / bahan ajar, metode pengajaran, media, evaluasi, siswa dan guru. Strategi dan metode pengajaran merupakan salah satu komponen di dalam system pembelajaran, tidak dapat dipisahkan dari komponen lain yang dipengaruhi oleh factor-faktor, antara lain: tujuan pembelajaran, materi ajar, peserta didik / siswa, fasilitas, waktu dan guru.

Persoalan berikut ini adalah bagaimana melaksanakannya di dalam proses belajar mengajar atau proses pembelajaran agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan tercapai. Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih dan menentukan strategi pembelajaran atau strategi belajar mengajar (SBM). Strategi belajar mengajar menentukan jenis interaksi di dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang di gunakan harus menimbulkan aktivitas belajar yang baik, aktif, kreatif, efektif dan efesien, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan pemaparan di atas di temukan beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Apa pengertian strategi belajar mengajar ?
2. Mengapa strategi penting dalam proses pembelajaran ?
3. Komponen-komponen proses belajar mengajar ?

C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar mampu memahami apa itu strategi belajar mengajar, memahami pula seberapa pentingnya strategi belajar mengajar (SBM) dalam proses pembelajaran serta mengetahui komponen-komponen proses belajar mengajar.















BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Jika kita simak istilah strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang artinya suatu usaha untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan awalnya digunakan dalam lingkungan militer namun isilah strategi digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi dalam konteks pembelajaran yang dikenal dengan istilah strategi pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegitan guru anak didik dalam perwujudan kegitan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau bisa dikatakan strategi belajar mengajar merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Agar Anda memperoleh pemahaman yang medalam tentang makna dan hakikat strategi pembelajaran cermatilah pengertian strategi pembelajaran ( SBM ) sebagai berikut :
Adapun beberapa pengertian strategi belajar mengajar menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a) Hamzah B. Uno ( 2008:45)
Strategi pembelajaran adalah merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran.
b) Dick dan Carey (2005:7)
Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.

c) Suparman (1997:157)
Strategi pembelajaran adalah merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan,dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
d) Gerlach dan Ely (1990)
Strategi pembelajaran adalah merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
e) Kemp (1995)
Stategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
f) Hilda Taba
Strategi pembelajaran adalah pola atau urutan tongkah laku guru untuk menampung semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis.
g) Moedjiono (1993)
Strategi Pembelajaran adalah kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran, dimana untuk itu guru menggunakan siasat tertentu.
h) J.R David (1976) Strategi Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut :
a. Menidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasidan pandangan hidup masyarakat.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.
d. norma-norma Menetapkan dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegitan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balikbuat penyempurnaan yang bersangkutan secara keseluruhan.


B. Pentingnya Strategi dalam Proses Belajar Mengajar
Kegiatan mengajar seorang guru menghendaki hadirnya sejumlah anak didik berbeda dengan belajar yang tidak selamanya membutuhkan kehadiran guru. Mengajar merupakan kegiatan muthlak yang memerlukan keterlibatan individu anak didik. Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya merupakan suatu proses, yaitu : proses mengatur, menngelola kelas, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat mendukung siswa dalam melakukan proses belajar mengajar. Pada tahap selanjutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau arahan kepada anak didik dalam proses belajar-mengajar.
Peranan guru sebagai pembimbing bertolak karena banyaknya anak yang bermasalah. Dalam belajar ada anak yang cepat mencerna materi yang diberikan, sedang dan ada pula yang lamban, dengan ini seorang guru dituntut untuk mengatur strategi yang sesuai dengan keadaan anak didik. Jadi jika hakikat belajar adalah perubahan maka hakikat belajar mengajar adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh guru.
Media sumber belajar merupakan alat bantu yang berguna dalam proses belajar mengajar yang dapat mewakili sesuatu yang disampaikan guru. Keefektifan daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang rumit dapat tercapai dengan adanya alat bantu. Pengembangan variasi mengajar yang dilakukan oleh guru adalah satu-satunya dengan memanfaatkan variasi alat bantu. Dalam pengembanganvariasi mengajar tidak sembarangan, tetapi ada tujuan yang hendak dicapai yaitu meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses bbelajar mengajar.
Telah kita ketahui bahwa pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada peserta didik. Karena merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan strategi yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan.
Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan Setiap strategi pembelajaran (SBM) memiliki ranah pembelajaran tersebut ada 3, yaitu:
Ranah kognitif atau ranah perubahan pengetahuan mencakup unsur fakta, pemahaman, dan aplikasi.
Tingkat fakta adalah suatu konsep tunggal dan menggunakan kata kerja seperti mendefinisikan, mengidentifikasi, dan menyebutkan.
Tingkat pemahaman menempatkan dua konsep atau lebih kata kerja khas yang termasuk disini adalah menggambarkan, membandingkan, dan menyebutkan.
Tingkat pemahaman menempatkan dua konsepa atau lebih. Kata kerja khas yang termasuk disini adalah menggambarkan, membandingkan, dan mengkontaskan.
Tingkat aplikasi adalah menempatkan dua konsep atau lebih secara bersama untuk membentuk sesuatu yang baru kata kerja tipikal yang digunakan pada tingkat ini adalah menjelaskan, mengaplikasikan, dan menganalisis.
Ranah afektif atau rana perubahan sikap-perilaku didasarkan pada aspek perilaku dan dapat dilabelkan sebagai keyakinan atau kepercayaan. Tiga tingkat dari ranah afeksi adalah kesadaran, pembedaan dan integrasi.
Kata kerja untuk ranak afektif biasanya terbatas pada kata-kata seperti menampilkan, menunjukkan, dan menerima yang berlaku untuk semua tingkat.
Tingkat kesadaran dan pembedaan adalah level kognisi.
Integrasi adalah perilaku dan mensyaratkan pelajar untuk mampu mengevaluasi dan mensintesis.

Ranah psikomotorik atau ranah perubahan/peningkatan keterampilan. Tiga tingkat instruksional praktis mencakup peniruan, ranah psikomotorik menkerucutkan pada suatu demonstrasi penampilan.
Tingkat pertama, peniuan secara sederhana merupakan suatu demonstrasi di bawah bimbingan instuktur.
Tingkat praktek merupakan pengalaman pembentukan keterampilan yang mungkin dilakukan oleh karyawan tanpa bimbingan langsung dari instruktur.
Tingkat kebiasaan dicapai ketika keryawan dapat menampilkan keterampilan dua kali waktu juka dilakukan oleh instruktur atau seorang ahli penampilan demonstrasi dan pembentukan keterampilan bersifat alami. Penilaian akan berbentuk tes ekterampilan konten yang diperlukan untuk diketahui dalam melakukan keterampilan adalah kognisi dan harus dipelajari.

strategi belajar mengajar ini sangat penting dalam mencapai tujuan dari kegiatan belajar mengajar berupa adanya perubahan tingkah laku yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme.
Dan dari 4 (empat) dasar strategi belajar mengajar yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan satu kesatuan yang utuh, dan diantara dasar yang satu dengan yang lain saling mendukung dan tidak dapat dipisahkan.
Dari pelaksanaan strategi belajar mengajar yang tepat, tentunya diharapkan pembelajaran dapat mencapai tujuan pendidikan yang baik di suatu institusi pendidikan atau sekolah yang selanjutnya dapat mendukung tercapainya perwujudan tujuan pendidikan secara nasional. Semoga.
Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Ini berarti tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan metde yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri didalam suatu tujuan.

Oleh karena itu, SBM merupakan komponen terpenting dalam sistem pembelajaran yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengajar untuk memberi pemahaman peserta didik agar tujuan pembelajaran itu bisa tercapai. Akan tanpa tetapi dalam kegiatan strategi bila tidak di dampingi oleh komponen-komponen kurikulun seperti pendekatan, metode, model, tehnik, dan lain sebagainya, proses pembelajaran yang di lakukan oleh guru terhadap siswanya tidak akan berjalan efektif dan efesian.

C. Komponen-Komponen Proses Belajar Mengajar
Menurut Adrian ( 2000 : 25 ) dalam artikelnya yang berjudul metode mengajar berdasarkan tipologi belajar siswa, menjelaskan kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen yaitu guru (pendidik), peserta didik, tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi pembelajaran.

1) Guru ( Pendidik ) dijelaskan oleh H.A.R Tilaar yang dikutip oleh Suyanto (2001:31), memberikan empat ciri utama agar seorang guru terkelompok dalam guru yang professional, masing-masing itu adalah:
Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang (mature and developing personality),
Mempunyai keterampilan membangkitkan minat peserta didik,
Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat dan
Sikap profesionalnya berkembang secara bersinambungan.

Sedangkan menurut wardiman djojonegoro yang dikutip oleh suyanto (2001:33). Guru yang bermutu memiliki paling tidak empat kreteria utama, yaitu :
Kemampuan profesional, meliputi kemampuan intelegensi, sikap dan prestasi kerja;
Upaya profesional adalah upaya seorang guru untuk mentranspormasikan kemampuan professional yang dimilikinya kedalam tindakan mendidik dan mengjar secara nyata,
Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan professional, menunjukan intensitas waktu dari seorang guru yang dikonsentarsikan untuk tugas-tugas profesinya; dan 4) kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan, disini gur u dituntut untuk dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil.

Terkait dengan hal tersebut, maka fungsi dan tugas guru dalam situasi pendidikan dan pengajaran terjalin intraksi antara dan guru. Intraksi ini sesungguhnya merupakan intraksi antara dua kepribadian yaitu kepribadian guru sebagai seorang dewasa dan sedangkan berkembang mencari bentuk kedewasaan.


Sehubungan dengan itu sukmadinata ( 2004 : 252 ) menjelaskan fungsi / tugas seorang guru dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik Dan Pengajar Tugas utama sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak. Dewasa secara psikologis, sosial, dan moral. Dewasa secara psikologis berarti individu telah bisa berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain serta sudah mampu bertanggung jawab atas segala perbuatan dan mampu bersikap obyektif. Dewasa secara sosial berarti telah mampu menjalin hubungan sosial dan kerja sama dengan orang dewasa lainnya. Dewasa secara moral yaitu telah memiliki seperangkat nilai yang ia akui kebenarannya dan mampu berprilaku sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi pegangannya.
2. Tugas utama guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan intelektual, afektif dan psikomotorik, melalui penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah, latihan afektif dan keterampilan.
3. Guru Sebagai Pembimbing, selain sebagai pendidik dan pengajar guru juga sebagai pembimbing. Perkembangan anak tidak selalu mulus dan lancar, adakalanya lambat dan mungkin juga berhenti sama sekali. Dalam kondisi dan situasi seperti ini mereka perlu mendapatkan bantuan dan bimbingan. Sebagai upaya membantu anak mengatasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi dalam perkembangannya.
4. Sebagai pembimbing, guru perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang para siswanya, baik itu tentang segala potensi dan kelemahannya, masalah dan kesulitan-kesulitannya. Serta segala latar belakangnya agar tercapai kondisi seperti itu, guru perlu banyak mendekati siswa, membina hubungan yang lebih dekat dan akrap, melakukan pendekatan serta mengadakan dialog-dialog secara langsung.

Selain fungsi seorang guru/ pendidik dalam proses pembelajaran juga seorang guru dituntu memiliki sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru adlah sebagai berikut :
Fleksibel, seorang guru adalah seorang yang telah mempunyai pegangan hidup, telah punya prinsip, pendirian dan keyakinan sendiri, baik dalam nilai-nilai maupun dalam ilmu pengetahuan. Guru juga harus bisa bertindak bijaksana, terhadap orang yang tepat dalam situasi yang tepat.
Bersikap terbuka, seorang guru hendaknya memiliki sifat terbuka baik untuk menerima kedatangan siswa, untuk diminta bantuan, juga untuk mengoreksi diri.
Berdiri sendiri, seorang guru adlah seorang yang telah dewasa, ia telah sangup berdiri sendiri baik secara intelektual, sosial maupun emosional. Berdiri sendiri secara intelektual, berarti ia memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengajar juga telah memberikan pertimbangan-pertimbangan rasional dan mengambil suatu putusan atau pemecahan masalah.
Peka, seorang guru harus peka atau sensitif terhadap penampilan para siswanya.
Tekun, pekerjaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik didalam memrsiapkam, melaksankan, menilai maupun membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan yang akan datang,
Melihat kedepan, tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan yang akan dating.
Menerima diri, seorang guru selain bersikap realistis, ia juga harus mampu menerima keadaan dan kondisi dirinya ( sukmandinata, 2004 : 256-258 ).



Dimyati dan mudjiono (2006 : 41 ) mengatakan tugas seorang guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus harus mengunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar, prisnsip-prinsip belajar sebagai berikut :
Perhatian dan motivasi, perhatian dan motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar.
Keaktifan, anak memupunyai dorongan untuk berbuat sesuatu
Ketertiban langsung / pengalaman, belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa.
Pengulangan, melatih daya-daya jiwa dan membentuk respon yang benar dan bentuk kebiasaan-kebiasaan
Tantangan, dalam belajar siswa tentu memiliki hambatan yaitu mepelajari bahan belajar, maka timbulah motif yang mengatasi hambatan itu dengan belajar.

2) Peserta Didik
Dimyati dan Mudjiono ( 2006 : 22 ) dalam bukunya belajar dan pembelajaran, mendefenisikan peserta didik atau siswa adalah subyek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar disekolah. Sedangkan menurut Aminuddin Rasyad ( 2000 :105 ), peserta didik (siswa) adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku, pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.
3) Tujuan Pembelajaran
Pada hakekatnya tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti perubahan secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku ( over behavior ) yang dapat diamati melalui alat indra oleh orang lain baik tutur kata, motorik, dan gaya hidup.


4) Gaya Hidup
Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pembelajaran, maka kepala sekolah beserta guru-guru lainya untuk menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan oprasional kedalam program tahunan, semesteran, dan bulanan. Adapun program mingguan atau program satuan pelajaran wajib di kembangkan guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Berikut prinsip-prinsip yang harus diperhatikan :
Tujuan yang dikehendaki harus jelas, oprasional mudah terlihat, ketepatan program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan.
Program ini harus sederhana atau fleksibel.
Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah diterapkan
Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan jelas pencapaiannya
Harus ada koordinasi antara kompone pelaksana program disekolah (Mulyasa, 2006 : 41 ).

5) Metode Mengajar
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi peribahan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidup.





6) Media
Pengajaran yang baik perlu ditunjang oleh pengunaan media pengajaran. Berkenaan dengan media pengajaran ada yang mengartikan secara sempit, terbatas pada alat bantu pengajaran atau alat peraga. Tapi ada pula yang mengartikan secara luas termasuk juga sumber-sumber belajar selain buku, jurnal, adalah perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah, dan sebagainya.
7) Evaluasi
Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sampai bentuk akuntabilitas penyelengaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan ( UU Sisdiknas 2003, pasal 57 ). Sedangkan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk membantu aktivitas, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan ( pasal 58 ).

















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi merupakan kegiatan pembelajaran yang di harus dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran dan disertai oleh siswa agar tujuan pembelajaran dapat di capai secara efektif dan efesien. Sebab itu kedudukan strategi dalam proses pendidikan khususnya dalam dunia pendidikan dikatakan sangat penting . Oleh karena itu, SBM merupakan komponen terpenting dalam sistem pembelajaran yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengajar untuk memberi pemahaman peserta didik agar tujuan pembelajaran itu bisa tercapai. Akan tanpa tetapi dalam kegiatan strategi bila tidak di dampingi oleh komponen-komponen kurikulun seperti pendekatan, metode, model, tehnik, dan lain sebagainya, proses pembelajaran yang di lakukan oleh guru terhadap siswanya tidak akan berjalan efektif dan efesian. Oleh karena itu guru harus dan di wajibkan untuk menguasai hal-hal tersebut.
Proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan Setiap strategi pembelajaran (SBM) memiliki ranah pembelajaran tersebut ada 3, yaitu:
Ranah kognitif atau ranah perubahan pengetahuan;
Ranah afektif atau rana perubahan sikap-perilaku; dan
Ranah psikomotorik atau ranah perubahan/peningkatan keterampilan.








DAFTAR PUSTAKA
Anitah sri. 2007. Strategi Pembelajaran di SD . Jakarta : Universitas Terbuka
www.studyinphilippines.com
www.en.wikipilipinas.org/index.php?title=Philippine_Education_for_All