Mengapa erupsi eksplosif menyebabkan ledakan besar?

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia kembali dilanda bencana dengan meletusnya Gunung Semeru pada Sabtu sore, 4 Desember 2021 lalu. Selain menyebabkan kerugian materil, letusan gunung berapi juga memakan korban jiwa.

Gunung berapi umumnya diklasifikasikan berdasarkan ukuran dan bentuknya, tetapi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan letusannya. Melansir dari laman nature.com, secara garis besar terdapat dua jenis letusan gunung berapi, yaitu letusan gunung berapi eksplosif dan letusan gunung berapi efusif.

Letusan gunung berapi eksplosif dapat menghancurkan populasi di sekitarnya, seperti hujan abu, merusak tanaman, membunuh ternak, dan menyebabkan hilangnya banyak nyawa manusia. Letusan eksplosif juga dapat menyebabkan efek global, dengan potensi berdampak pada lalu lintas udara, kualitas udara, suhu global, dan siklus biogeokimia.

Sementara letusan efusif [letusan aliran lava atau pembentukan kubah] umumnya kurang berbahaya, meskipun letusan aliran lava mafik besar dapat merusak properti dan mungkin memiliki efek buruk pada kualitas udara regional.

Erupsi efusif melibatkan pencurahan magma basaltik yang viskositasnya relatif rendah dan kandungan gasnya. Erupsi eksplosif umumnya melibatkan magma yang lebih kental dan memiliki kandungan gas yang lebih tinggi. Magma tersebut sering hancur menjadi fragmen piroklastik oleh ekspansi gas eksplosif selama letusan.

Melansir britannica.com, dalam skema klasifikasi yang lebih rinci berdasarkan karakter letusan, aktivitas gunung berapi dan wilayah gunung berapi umumnya dibagi menjadi enam jenis utama, yakni:

1. Islandia

Tipe islandia memiliki ciri efusi lava basaltik cair yang mengalir dari celah paralel yang panjang. Pencurahan seperti itu sering membangun dataran tinggi lava.

2. Hawaii

Jenis hawaii mirip dengan varietas Islandia. Aliran lava cair dari puncak gunung berapi dan celah radial untuk membentuk gunung berapi perisai, yang cukup besar dan memiliki lereng yang landai.

3. Strombolian

Letusan strombolian melibatkan semburan dari gas dan gumpalan lava pijar yang meluas dalam siklus atau letusan kecil yang hampir terus menerus. Karena letusan kecil yang sering terjadi, gunung berapi Stromboli, yang terletak di Pulau Stromboli di lepas pantai timur laut Italia disebut sebagai mercusuar Mediterania.

4. Vulkanian

Jenis vulcanian umumnya melibatkan ledakan moderat gas sarat dengan abu vulkanik. Campuran ini membentuk awan letusan yang gelap dan bergejolak yang dengan cepat naik dan mengembang dalam bentuk seperti awan bergumpal.

5. Pelean

Letusan Pelean dikaitkan dengan ledakan eksplosif yang menghasilkan aliran piroklastik, campuran padat fragmen vulkanik panas dan gas bahaya lainnya. Letusan Pelean dinamai untuk letusan destruktif Gunung Pelée di pulau Karibia Martinique pada tahun 1902. Bubur terfluidisasi yang dihasilkan oleh letusan ini lebih berat daripada udara tetapi memiliki viskositas rendah dan mengalir ke lembah dan lereng dengan kecepatan tinggi.

6. Plinian

Jenis plinian adalah jenis letusan gunung berapi yang sangat ganas yang dicontohkan oleh letusan Gunung Vesuvius di Italia pada 79 Masehi yang membunuh sarjana Romawi terkenal Pliny the Elder. Letusan jenis ini, gas yang mendidih dari magma yang kaya akan gas menghasilkan ledakan yang sangat besar dan hampir terus menerus yang mengeluarkan inti dari saluran magma dan merobeknya.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Kenali 4 Status Gunung Berapi di Indonesia

Gunung BerapiletusanLedakan Abu VulkanikGunung Semeru


Penelitian menunjukkan tidak ada satu pun kasus kebakaran di SPBU yang disebabkan ponsel. Lantas apa alasan larangan penggunaan ponsel di SPBU?

Baca Selengkapnya

Sebuah fabrik kimia di Lanzhou, China, meledak menyebabkan enam orang hingga Jumat sore belum diketahui nasibnya

Baca Selengkapnya

Candi Borobudur pernah mengalami aksi teror bom pada 1985. Inilah detik-detik teror bom berdasarkan reportase majalah Tempo.

Baca Selengkapnya

Wali Kota ibu kota Ukraina, Vitali Klitschko, melaporkan Kyiv diguncang beberapa ledakan. Akibatnya satu orang dilaporkan terluka

Baca Selengkapnya

Wapres Ma'ruf Amin mengunjungi para penyintas erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Hunian tetap untuk pengungsi korban erupsi Gunung Semeru ini sudah selesai 100 persen.

Baca Selengkapnya

Gunung Dempo di Sumatera Selatan erupsi pada Selasa dinihari, 31 Mei 2022. Ini adalah peristiwa meletus ke-122 sejak 1818.

Baca Selengkapnya

Gunung Dempo menunjukkan aktivitas dengan memuntahkan abu vulkanik dan menimbulkan getaran kecil.

Baca Selengkapnya

Kelompok perlawanan Myanmar dan junta militer saling tuding sebagai pelaku peledakan di Yangoon yang menyebabkan satu orang tewas

Baca Selengkapnya

Terdakwa penendang sesajen di Gunung Semeru menyatakan menerima vonis yang dijatuhkan tersebut.

Baca Selengkapnya



KONTAN.CO.ID - Vulkanisme merupakan salah satu fenomena alam yang memiliki pengaruh yang penting dalam kehidupan di Bumi.  Bersumber dari Modul Geografi Paket C Kemendikbud Ristek, vulkanisme adalah peristiwa pembentukan gunung api yang disebabkan oleh pergerakan magma dari dalam litosfera ke lapisan yang lebih atas atau hingga permukaan Bumi.  Kuat tidaknya gerakan magma dipengaruhi oleh kedalaman dan besar dapur magma yang terdapat di lapisan bawah Bumi.  Umumnya, dapur magma yang terletak jauh dari permukaan Bumi atau lebih dalam memiliki daya letusan yang lebih kuat daripada dapur magma yang dangkal. Terdapat dua bentuk gerakan magma yang berhubungan dengan fenomena vulkanisme: intrusi dan ekstrusi magma.  Baca Juga: Cek Jurusan Sepi Peminat di IPB, Unpad, dan Undip jalur UTBK-SBMPTN

Instrusi dan ekstrusi magma

Instrusi magma adalah terobosan atau dorongan magma ke dalam lapisan-lapisan litosfera, namun tidak sampai ke permukaan Bumi.  Mengutip dari Modul Geografi Kelas X Kemendikbud Ristek, intrusi magma dibedakan menjadi lima kelompok:
  • Batholit atau dapur magma.
  • Intrusi datar [sill atau lempeng intrusi]: magma yang menyusup di antara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut.
  • Lakolit: magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas sehingga bentuknya seperti lensa cembung.
  • Gang [korok] merupakan batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela-sela lipatan [korok].
  • Diatrema: lubang [pipa] di antara dapur magma dan kepundan gunung api yang bentuknya seperti silinder memanjang.
Sedangkan ekstrusi merupakan proses keluarnya magma dari dalam hingga ke atas permukaan Bumi. Hasil dari ekstrusi magma: 
  • Lava: magma yang keluar sampai ke permukaan bumi dan mengalir ke permukaan bumi.
  • Lahar: material campuran yang terdiri atas lava dengan materi-materi yang ada di permukaan bumi berupa pasir, kerikil, debu, dan lain-lain dengan air sehingga membentuk lumpur.
  • Eflata dan piroklastika: material padat berupa bom, lapili, kerikil, dan debu vulkanik.
  • Ekhalasi atau gas: Material berupa gas asam arang seperti fumarole [sumber uap air dan zat lemas], solfatar [sumber gas belerang], dan mofet [gas asam arang].

Tipe erupsi dan bentuk gunung api

Lebih lanjut, ekstrusi identik dengan letusan atau erupsi gunung api. Erupsi tersebut dibagi menjadi dua: erupsi efusi dan eksplosif.  Erupsi efusif merupakan erupsi yang mengeluarkan lelehan lava melalui retakan, rekahan, atau lubang kawah gunung.  Sedangkan erupsi eksplosif berupa ledakan dengan keluarnya material atau bahan padat [eflata/piroklastika] seperti bom, kerikil, lapili, dan debu vulkanik, bersamaan dengan gas dan fluida.  Baca Juga: Bayar Biaya Pendaftaran UTBK 2022 Lewat Aplikasi BRImo Bank BRI, Ini Caranya Untuk tempat keluarnya magma dibedakan menjadi tiga:
  • Erupsi linear: magma keluar melalui celah atau retakan yang memanjang, sehingga membentuk deretan gunung api.
  • Erupsi areal: letusan yang terjadi jika letak dapur magma dekat dengan permukaan bumi, kemudian magma membakar dan melelehkan lapisan batuan yang berada di atasnya sehingga membentuk lubang yang besar di permukaan bumi.
  • Erupsi sentral: letusan yang terjadi keluar melalui sebuah lubang yang membentuk gunung api yang terpisah-pisah.
Erupsi jenis sentral menghasilkan tiga bentuk gunung api:
  • Gunung api perisai [shield Volcanoes]: gunung api yang beralas luas dan berlereng landai, merupakan hasil erupsi efusif magma yang cair, seperti gunung api di kepulauan Hawaii yakni Gunung Kilauea, Gunung Mauna Loa, dan Gunung Mauna Kea.
  • Gunung api maar: gunung yang terbentuk dari erupsi eksplosif yang tidak terlalu kuat dan hanya terjadi sekali saja, bentuknya hanya berupa tanggul di sekeliling kawah. Contohnya, Gunung Lamongan di Jawa Timur dengan kawahnya Klakah.
  • Gunung api strato atau kerucut: hasil campuran antara letusan efusif dan eksplosif yang berulang kali. Gunung api ini berbentuk kerucut dan badannya berlapis-lapis. Gunung api di Indonesia sebagian besar merupakan gunung jenis ini, contohnya, Gunung Kerinci, Merapi, Ciremai, Semeru, Batur, Tangkuban Perahu, dan Gunung Fujiyama di Jepang.


Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề