Mengapa industri perhotelan dikatakan padat modal dan padat karya jelaskan
Padat Karya Vs Padat Modal Kamu pilih mana nih antara padat karya atau padat modal, nah menurut kamu mana yang lebih baik ? Padat Karya adalah pekerjaan yang berasaskan pemanfaatan tenaga kerja yang tersedia (dalam jumlah yang besar). Kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia jika dibandingkan dengan modal atau mesin. Kesimpulan dari semuanya, padat karya itu adalah pendekatan yang kita pakai untuk berkreasi atau berprestasi (pengembangan-diri) yang berbasis pada Pengandalan Diri (mengasetkan SDM) lebih dulu. Nah pastinya sebuah padat karya atau padat modal memiliki kekurangan atau kelebihan. Keunggulan dan kelemahan dari industri padat karya itu sendiri misalnya:
Bisnis padat modal adalah bisnis yang menggunakan modal dalam jumlah besar, baik modal untuk kegiatan operasional ataupun pengembangan bisnis. Namun, tidak hanya itu saja. Teknologi yang digunakan dalam keberlangsungan bisnis juga terbilang canggih dan mutakhir. Jadi, bisnis padat modal cukup berbeda dengan bisnis padat karya yang cenderung menitikberatkan pada jumlah besar tenaga kerja dalam pengoperasian dan pengembangannya. Dalam skala industri, industri padat modal termasuk industri dasar misalnya industri elektronik, mesin, dan logam dasar. Oleh karenanya, proses produksi sangat bergantung dengan penggunaan mesin-mesin daripada penggunaan tenaga kerja atau sumber daya manusia.Industri padat modal biasanya hanya dijalankan oleh perusahaan besar saja. Hal ini mengingat modal awal yang dibutuhkan amat banyak. Sementara perusahaan kecil atau skala rumah tangga sangat jarang atau malah tidak mampu menjalankan bisnis skala besar seperti industri padat modal. Bisnis rumahan pun seperti katering atau bisnis rumahan lain pada umumnya termasuk dalam bisnis padat karya dan bukan bisnis padat modal.
Industri padat modal dimanfaatkan sebagai alat untuk mendukung pertumbuhan industri dan ekonomi tinggi. Hal ini berlaku terutama bagi para perancang dan pelaksana seperti halnya industri besar. Dalam industri padat modal, penghematan energi perlu diupayakan untuk efisiensi industri. Hal ini wajar saja karena mesin-mesin berukuran besar beroperasi dengan menggunakan energi. Adapun untuk negara berkembang seperti halnya Indonesia, teknik yang cocok diaplikasikan yaitu teknik produksi padat karya. Pasalnya di negara berkembang ketersediaan tenaga kerja manusia lebih banyak dibanding modal. Mempekerjakan banyak tenaga kerja sekiranya pun akan lebih menghemat biaya operasional dibanding dengan menggunakan banyak mesin besar. Sementara di negara maju lebih cocok diterapkan teknik produksi padat modal. Hal ini karena di negara maju lebih banyak tersedia modal dibanding tenaga kerja. Selain itu, tenaga kerja di negara maju biasanya menginginkan upah atau gaji yang relatif lebih mahal. Gimana cara pandang yang pas terhadap kedua jenis industri tersebut ? Perlukah industri padat modal dibatasi untuk memeratakan kesejahteraan, dengan asumsi bahwa industri padat karya akan jauh berkembang jika industri padat modal dibatasi? Akankah kita perlu mengadakan peraturan khusus untuk meningkatkan industri padat modal tapi mengorbankan industri padat karya ? menurut saya cara pandang terhadap kedua jenis industri ini yaitu yang pertama adalah Industri padat karya,industri ini lebih cenderung berorientasi ke komoditi (pertanian, perkebunan, sepatu, tekstil, rokok, dll). Industri semacam ini sangat rawan terhadap perubahan harga. Jika harga buruh di Indonesia lebih mahal daripada Vietnam, industri padat karya Indonesia akan terpukul berat, kecuali ada yang bersedia jadi buruh dengan upah semurah-murahnya atau gratisan. Selanjutnya adalah industri padat modal, industri tersebut justru sebaliknya. Industri semacam ini sangat bergantung pada keahlian SDMnya. Jarang terjadi industri padat modal kolaps karena ada perubahan harga di pasar. Tapi yang jelas, industri ini akan hancur, jika tidak ada SDM berkualitas yang mampu mengembangkan teknologi. Bagaimana cara mengembangkan keduanya dari industri padat modal dan industri padat karya? Menurut saya langkah yang paling tepat adalah mengembangkan keduanya secara bersamaan. Industri padat modal cenderung lebih susah dikembangkan, dan membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum bisa dipanen. Selama tahun-tahun itu (sebelum industri padat modal berbuah), industri padat karya mestinya bisa digunakan untuk mensupport kegiatan pemerintah. Jika industri padat modal telah tumbuh, teknologi yang dipanen dari industri tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan level produksi industri padat karya. Kita sebagai warga indonesia yang baik seharusnya wajib untuk mensupport kedua jenis industri ini, pemerintah harusnya bisa membangun spiral kesejahteraan (makin lama, rakyat makin sejahtera). Kl hanya berpegang pada salah satu industri, nasib kita mah ga akan beranjak jauh dari sekarang (harga minyak naik, harga barang naik, investor kabur ke Vietnam, PHK dimana-mana. Contoh Industri Padat Modal dan Industri Padat Karya : Industri merupakan suatu usaha atau bisnis dengan kegiatan utama mengelola bahan mentah ataupun setengah jadi menjadi produk jadi yang bernilai tambah dan bisa memberikan keuntungan. Berdasarkan ketersediaan modalnya industri dibedakan menjadi 2 yaitu industri padat modal dan industri padat karya yang mana perbedaan keduanya sudah sekilas diberikan di atas. Industri atau bisnis padat modal memproduksi barang atau jasa menggunakan input modal dengan porsi lebih besar dan jumlah tenaga kerja relatif kecil. Berbeda dengan industri padat karya, kalau industri padat karya tidak harus memiliki mesin yang canggih untuk memproduksi suatu barang, lebih menggunakan SDM namun tentu saja SDM yang digunakan adalah yang berkualitas. Jadi perlu digarisbawahi, industri padat modal memang lebih menitikberatkan penggunaan mesin dibanding tenaga kerja, tetapi tidak lantas berarti industri padat modal tidak menggunakan tenaga kerja sama sekali. Berikut adalah contoh-contoh usaha industri padat modal dan industri padat karya: v Industri Padat Modal: 1. Industri sepeda motor 2. Industri mobil 3. Industri alat-alat pertambangan 4. Industri Elektronik 5. Industri pesawat 6. Industri minyak dan gas bumi v Industri Padat Karya: 1. Industri Tempe 2. Industri sepatu 3. Industri Tas 4. Industri Dompet Kulit 5. Industri makanan dan minuman 6. Organisasi ibu-ibu PKK RAFID ADHI PRAMANA 155020101111023/ EP 2015 PEREKONOMIAN INDONESIA (AE) Page 2
|