Mengapa jika seseorang terluka dan mengeluarkan darah darah tersebut tidak mengalir

Grace Eirin Sabtu, 11 Desember 2021 | 08:30 WIB

Proses pembekuan darah ketika tubuh mengalami luka. [kjpargeter/freepik]

Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu mengalami luka hingga berdarah namun lukanya kering dalam beberapa hari? 

Ya, luka yang mengeluarkan darah akan kering dalam beberapa waktu, tergantung seberapa parah dan dalam lukanya.

Ini merupakan peran proses pembekuan darah, sehingga darah berhenti mengalir keluar dari kulit. 

Baca Juga: Contoh Hewan yang Memiliki Peredaran Darah Terbuka dan Tertutup

Nah, kali ini kita akan memahami proses pembekuan darah berdasarkan urutan lengkapnya. 

Yuk, simak dari penjelasan berikut ini!

Proses Pembekuan Darah

1. Terjadinya luka

Ketika kita terjatuh atau tergores benda keras, kulit kita bisa mengeluarkan darah.

Nah, saat terjadinya luka tersebut, pembuluh darah di dekat kulit akan rusak, sehingga darah keluar dari dalam tubuh.

Page 2

Page 3

kjpargeter/freepik

Proses pembekuan darah ketika tubuh mengalami luka.

Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu mengalami luka hingga berdarah namun lukanya kering dalam beberapa hari? 

Ya, luka yang mengeluarkan darah akan kering dalam beberapa waktu, tergantung seberapa parah dan dalam lukanya.

Ini merupakan peran proses pembekuan darah, sehingga darah berhenti mengalir keluar dari kulit. 

Baca Juga: Contoh Hewan yang Memiliki Peredaran Darah Terbuka dan Tertutup

Nah, kali ini kita akan memahami proses pembekuan darah berdasarkan urutan lengkapnya. 

Yuk, simak dari penjelasan berikut ini!

Proses Pembekuan Darah

1. Terjadinya luka

Ketika kita terjatuh atau tergores benda keras, kulit kita bisa mengeluarkan darah.

Nah, saat terjadinya luka tersebut, pembuluh darah di dekat kulit akan rusak, sehingga darah keluar dari dalam tubuh.

Proses pembekuan darah atau koagulasi merupakan mekanisme alami tubuh untuk menghentikan perdarahan saat terjadi luka atau cedera. Proses ini terbilang kompleks dan melibatkan berbagai elemen dalam darah.

Saat terjadi luka atau cedera, pembuluh darah dapat rusak dan terjadilah perdarahan. Untuk menghentikan perdarahan tersebut, tubuh secara alami akan menjalankan mekanisme untuk menyembuhkan luka melalui proses pembekuan darah.

Ada beberapa fase penting dalam proses pembekuan darah, di antaranya fase pembentukan sumbatan oleh platelet atau keping darah dan fase pembekuan darah.

Proses pembekuan darah merupakan proses yang kompleks, di mana darah membentuk gumpalan atau bekuan darah guna menutup dan memulihkan luka, serta menghentikan perdarahan.

Unsur-Unsur Proses Pembekuan Darah

Proses pembekuan darah tidak akan terjadi tanpa peran dari beberapa “aktor”. Dalam hal ini, koagulasi melibatkan trombosit dan komponen faktor pembekuan. Berikut ini adalah penjelasannya:

Trombosit

Trombosit atau keping darah adalah elemen berbentuk cakram di dalam darah dan kerap digolongkan sebagai sel darah. Padahal, trombosit sebenarnya merupakan bagian dari sel-sel sumsum tulang yang disebut dengan megakaryocytes.

Trombosit berperan untuk membentuk bekuan darah guna memperlambat atau menghentikan perdarahan serta mempercepat proses penyembuhan luka.

Faktor koagulasi [faktor pembekuan]

Faktor koagulasi merupakan sejumlah protein yang berperan penting dalam reaksi pembekuan darah dan sebagian besar diproduksi di organ hati. Ada 13 faktor koagulasi dalam darah dan jaringan tubuh manusia, yaitu:

  • Faktor I: Fibrinogen
  • Faktor II: Protrombin
  • Faktor III: Trombokinase
  • Faktor IV: Kalsium
  • Faktor V: Proakselerin
  • Faktor VII: Prokonvertin
  • Faktor VIII: Plasmokinin
  • Faktor IX: Protromboplastin beta
  • Faktor X: Protrombinase
  • Faktor XI: Faktor PTA
  • Faktor XII: Faktor Hageman
  • Faktor XIII: Fibrinase

Proses Pembekuan Darah

Proses pembekuan darah normal melewati serangkaian interaksi yang kompleks. Berikut ini adalah proses pembekuan darah dari awal hingga akhir.

1. Trombosit membentuk sumbatan

Trombosit atau keping darah akan bereaksi ketika pembuluh darah rusak atau terdapat luka. Trombosit akan menempel pada dinding area tubuh yang luka dan bersama-sama membentuk sumbatan.

Sumbatan bertujuan untuk menutup jaringan kulit yang rusak, sehingga darah yang keluar pun dapat dihentikan. Trombosit juga dapat melepaskan bahan kimia untuk menarik lebih banyak trombosit dan sel-sel lain untuk melanjutkan proses koagulasi ke tahap berikutnya.

2. Pembentukan bekuan darah

Faktor-faktor pembekuan memberi sinyal satu sama lain untuk melakukan reaksi berantai yang cepat. Reaksi ini dikenal sebagai kaskade koagulasi.

Pada akhir tahap ini, faktor koagulasi yang disebut trombin mengubah fibrinogen menjadi helai-helai fibrin. Fibrin bekerja dengan cara menempel pada trombosit untuk membuat jaring yang dapat memerangkap lebih banyak trombosit dan sel. Gumpalan atau bekuan pun menjadi lebih kuat dan lebih tahan lama.

3. Penghentian proses pembekuan darah

Setelah bekuan darah terbentuk dan perdarahan terkendali. Protein-protein lain akan menghentikan faktor pembekuan agar gumpalan tidak berlanjut lebih jauh dari yang diperlukan.

4. Tubuh perlahan-lahan membuang sumbatan

Ketika jaringan kulit yang rusak sembuh, sumbatan secara alami tidak diperlukan lagi. Helai fibrin pun akan hancur dan darah mengambil kembali trombosit dan sel-sel dari bekuan darah.

Kelainan Proses Pembekuan Darah

Tidak semua orang mengalami proses pembekuan darah yang normal. Kelainan dalam proses pembekuan darah dapat menyebabkan perdarahan berlebih. Kondisi ini dikenal juga dengan hemofilia, di mana terdapat kekurangan faktor koagulasi VIII atau IX. Pada penyakit ini, perdarahan yang terjadi sulit berhenti.

Sebaliknya, gangguan proses pembekuan darah juga dapat menyebabkan pembekuan darah berlangsung secara berlebihan sehingga dapat mengganggu sirkulasi darah. Kondisi ini disebut juga darah kental.

Pembekuan darah juga bisa terbentuk walaupun tidak diperlukan. Kondisi ini dapat menyebabkan kondisi medis berat, seperti serangan jantung, emboli paru, dan stroke.

Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya pembekuan darah yang abnormal dianjurkan untuk rajin bergerak dan berolahraga, tidak merokok, dan menerapkan pola hidup sehat.

Jika terdapat keluhan berupa mudah memar, perdarahan sulit berhenti ketika terjadi luka, sering mimisan, atau terdapat lebam pada persendian, kemungkinan proses pembekuan darah terganggu. Anda dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter agar dapat segera dilakukan penanganan.

Jawaban:

Trombosit bereaksi ketika pembuluh darah rusak atau ada luka. Mereka menempel pada dinding daerah yang luka dan bersama-sama membentuk sumbatan.

Proses pembekuan darah berperan penting dalam memperbaiki pembuluh darah yang rusak, sehingga pendarahan bisa berhenti. Prosesnya sendiri melibatkan penyempitan pembuluh darah untuk membatasi aliran darah. Kemudian, trombosit akan membentuk sumbatan pada pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Selanjutnya, fibrin akan menempel dan membentuk gumpalan yang akan menutup luka, kemudian larut ketika luka sudah sembuh.

Halodoc, Jakarta – Mengalami luka berdarah adalah hal yang umum yang bisa terjadi baik karena cedera ataupun kecelakaan. Kondisi tersebut biasanya lebih sering dialami oleh anak-anak mengingat tingkat aktivitas mereka yang tinggi, tetapi orang dewasa pun juga bisa mengalaminya.

Meskipun darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka tampak mengerikan, tetapi kamu tidak perlu khawatir. Bila luka berukuran kecil, perdarahan yang terjadi biasanya ringan dan bisa berhenti dengan sendirinya. Hal itu karena tubuh memiliki kemampuan untuk menghentikan darah secara alami dengan cara membekukannya. Proses pembekuan darah dikenal juga sebagai koagulasi. Agar lebih jelas, yuk ketahui proses pembekuan darah yang terjadi saat luka di sini.

Baca juga: Luka Susah Sembuh, Ini Penyebab Darah Sulit Membeku

Apa Itu Pembekuan Darah?

Jantung memompa darah ke seluruh tubuh dengan bantuan arteri, dan pada gilirannya, darah kembali ke jantung melalui vena. Darah mengalir melalui pembuluh darah untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan ke berbagai sel dalam tubuh. Namun, bila pembuluh darah rusak atau robek, maka proses pembekuan darah akan terjadi.

Pembekuan darah atau koagulasi berperan penting dalam memperbaiki pembuluh darah. Dengan cara tersebut, tubuh bisa memperbaiki kerusakan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi. Misalnya, ketika kamu terluka dan terjadi kerusakan pada lapisan pembuluh darah, trombosit akan membentuk sumbatan awal di area yang terkena. Sel darah tersebut kemudian akan memulai proses pembekuan darah dengan bantuan faktor pembekuan tertentu yang diproduksi di dalam tubuh.

Baca juga: Sumber Makanan yang Dapat Menambah Jumlah Trombosit

Apa Saja Faktor Pembekuan Darah?

Faktor pembekuan adalah komponen yang ditemukan dalam plasma yang terkait dengan proses pembekuan darah. Faktor-faktor ini diberi nama dan nomor berdasarkan penemuannya.

Faktor pembekuan adalah Faktor I [fibrinogen], Faktor II [protrombin], Faktor III [tromboplastin jaringan atau faktor jaringan], Faktor IV [kalsium terionisasi], Faktor V [faktor labil atau proakselerin], Faktor VII [faktor stabil atau prokonvertin], dan Faktor VIII [faktor antihemofilik]. Selain itu, faktor koagulasi juga meliputi Faktor IX [komponen tromboplastin plasma atau faktor Natal], Faktor X [faktor Stuart-Prower], Faktor XI [anteseden tromboplastin plasma], Faktor XII [faktor Hageman], dan Faktor XIII [faktor penstabil fibrin].

Vitamin K diperlukan organ hati untuk menghasilkan beberapa faktor, seperti Faktor II, VII, IX, dan X. Kamu bisa mendapatkan asupan vitamin K dari makanan sumber nabati dan hewani. Flora normal usus juga memproduksi vitamin K.

Bagaimana Prosesnya?

Perlu diketahui, pembekuan darah adalah bagian dari hemostasis sebagai cara tubuh untuk menghentikan pendarahan dari pembuluh darah yang terluka. Setelah proses pembekuan darah selesai, tubuh memiliki mekanisme kendali untuk mengontrol dan membatasi pembekuan. Hal itu termasuk melarutkan kelebihan gumpalan darah yang tidak diperlukan lagi. Bila ada kelainan di bagian mana pun dari sistem yang mengontrol pendarahan, maka pendarahan atau pembekuan yang berlebihan bisa terjadi. Kondisi tersebut berpotensi mengancam jiwa.

Misalnya, bila pembekuan darah terjadi secara berlebihan, hal itu bisa menyebabkan stroke dan serangan jantung, karena gumpalan darah bisa berjalan dan menyumbat pembuluh darah di organ tersebut. Sedangkan bila pembekuan darah tidak berjalan dengan baik, bahkan hanya sedikit cedera pada pembuluh darah saja bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah.

Hemostasis memiliki tiga proses utama, yaitu penyempitan pembuluh darah, aktivitas trombosit, dan aktivitas protein yang terdapat dalam darah [faktor pembekuan].

Berikut ini proses pembekuan darah:

1.       Cedera

Fase pertama dari proses pembekuan darah adalah ketika cedera terjadi atau ketika pembuluh darah rusak. Cedera ini bisa berupa robekan kecil pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan.

2.       Penyempitan Pembuluh Darah

Tubuh kemudian akan mempersempit pembuluh darah untuk mengontrol kehilangan darah. Hal ini akan membatasi aliran darah ke daerah yang terkena.

3.       Sumbatan Trombosit

Sebagai respons terhadap cedera yang terjadi, tubuh mengaktifkan trombosit. Pada saat yang sama, sinyal kimia dilepaskan dari kantong kecil di trombosit untuk memanggil sel lain ke area yang terluka tersebut. Kemudian, mereka akan membuat sumbatan trombosit dengan membentuk gumpalan bersama-sama. Protein yang disebut faktor von Willebrand [VWF] membantu trombosit untuk saling menempel.

4.       Gumpalan Fibrin

Selanjutnya, faktor pembekuan darah memicu produksi fibrin, yaitu zat kuat seperti untai yang mengelilingi sumbat trombosit dan membentuk gumpalan fibrin. Selama berhari-hari atau berminggu-minggu, gumpalan fibrin menguat dan kemudian larut saat dinding pembuluh darah yang terluka menutup dan sembuh.

Baca juga: Hilangkan Bekas Luka dengan 7 Cara Alami Ini

Itulah proses pembekuan darah yang terjadi ketika kamu terluka. Bila luka berdarah kamu tidak kunjung sembuh, segera bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, dokter yang ahli dan terpercaya bisa memberi kamu saran kesehatan untuk mengatasinya sebelum kondisi bertambah parah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga sebagai teman penolong untuk menjaga kesehatan kamu sehari-hari.

Referensi: News Medical Life Sciences. Diakses pada 2021. Blood Clotting Process.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề