- Youtube
- LINE
- Perpustakaan Fakultas Geografi UGM
- Departemen Geografi Lingkungan UGM
- Universitas Gadjah Mada
- Tentang EGSA
- Profil
- Sejarah EGSA UGM
- Struktur Organisasi
- Pengurus Harian
- Divisi Pengkajian Isu Global
- Divisi Pengabdian Lingkungan dan Masyarakat
- Divisi Media Informasi Jaringan
- Divisi Penelitian dan Pendidikan
- Divisi Pengembangan Kepribadian dan Organisasi
- EGSA Today
- Artikel Mahasiswa
- Berita EGSA
- Ekspedisi 2020
- Galeri EGSA
- Portal EGSA
- Podcast EGSA
- Greatbank EGSA
- Kontak Kami
- EGSA FAIR 2021
Darurat Kesehatan Mental bagi Remaja
Published by egsaugm on November 27, 2020
Kesehatan mental atau jiwa menurut undang undang nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Hal itu juga berarti kesehatan mental mempunyai pengaruh terhadap fisik seseorang dan juga akan mengganggu produktivitas. Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Ganguan mental atau kejiwaan bisa dialami oleh siapa saja. Data Riskesdas [riset kesehatan dasar] 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang.
Pada usia remaja [15-24 tahun] memiliki persentase depresi sebesar 6,2%. Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri [self harm] hingga bunuh diri. Sebesar 80 90% kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan. Kasus bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri. Menurut ahli suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh diri. Pada kalangan mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri sedangkan 3% lain pernah melakukan percobaan bunuh diri. Depresi pada remaja bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti tekanan dalam bidang akademik, perundungan[bullying], faktor keluarga, dan permasalahan ekonomi.
Depresi terjadi dengan salah satu ciri adalah dengan stres dan kecemasan berkepanjangan yang menyebabkan terhambatnya aktivitas dan menurunya kualitas fisik. Pencegahan depresi dapat dilakukan dengan pengelolaan stres. Pengelolaan stres masing masing individu berbeda, ada yang mengelola stres dengan melakukan kegiatan yang disukai seperti hobi, melakukan kegiatan refreshing, mendekatkan diri dalam konteks spiritual keagamaan, hingga bercerita kepada orang lain untuk mengurangi beban stres. Terlepas dari stigma masyarakat, keberanian diri untuk terbuka terhadap orang lain dan berobat merupakan salah satu langkah yang tepat. Di era digital seperti sekarang banyak platfrorm yang meyediakan layanan konsultasi secara daring dengan biaya maupun gratis. Selain itu, beberapa puskesmas telah menyediakan layanan konsultasi psikologi dengan biaya gratis maupun berbayar dengan harga terjangkau.
Akan tetapi pemahaman akan kesehatan mental di Indonesia cenderung rendah. Hal ini dibuktikan dengan tingkat pemasungan orang dengan gangguan jiwa sebesar 14% pernah pasung seumur hidup dan 31,5% dipasung 3 bulan terakhir. Selain itu sebesar 91% masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan jiwa tidak tertangani dengan baik dan hanya 9% sisanya yang dapat tertangani. Tidak ditangani dengan baik bisa menjadi indikasi akan kurangnya fasilitas kesehatan mental ditambah kurangnya pemahaman akan kesehatan mental. Masyarakat cenderung memberi stigma negatif terhadap orang dengan gangguan mental atau jiwa yaitu dengan mencela dan menganggapnya sebagai aib, anggapan akan orang gila. Selain itu masyarakat yang kurang paham akan tanda tanda gangguan mental seperti depresi, yang mana depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling sering ditemukan. Hal ini menyebabkan orang dengan kesehatan mental yang terganggu cenderung susah terbuka akan pengobatan dan malah merasa lebih tertekan akan stigma masyarakat. Hendaknya masyarakat lebih terbuka dan peka akan gangguan kesehatan mental disekitarnya. Masyarakat bisa menjadi pendengar bagi orang yang mengalami depresi maupun stres sebagai upaya meringankan beban mental.
Penulis:
Alfina Ayu Rachmawati
19/445007/GE/09114
2 Comments
Ingrid · May 9, 2021 at 3:57 pm
Thank you! This really helps my research.
Laiqa alya m · October 8, 2021 at 4:34 pm
Ya betul, kadang banyak remaja terkena kasus yg mengganggu kesehatan mental dia seperti bullying tapi tanpa tahu bagaimana mengatasi dan mrk pendam tdk di share, akhirnya berakibat buruk terhadap diri mrk tanpa disadari
Leave a Reply Cancel reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.
Δ
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
- TREND BUDAYA K-POP DI KALANGAN REMAJA INDONESIA: BTS MEAL HINGGA FANATISME
- LOMBA ESAI NASIONAL EGSA ESSAY COMPETITION 2021
- NEGARA AGRARIS, KOK BERAS MAHAL?
- Pendakian Gunung: Ikuti Tren
- Pariwisata Indonesia di Tengah Pandemi
Related Posts
TREND BUDAYA K-POP DI KALANGAN REMAJA INDONESIA: BTS MEAL HINGGA FANATISME
Globalisasi merupakan sebuah fenomena dimana terjadi keterkaitan dan ketergantungan antarnegara dan manusia di seluruh dunia melalui berbagai bentuk, seperti perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan juga dalam bentuk-bentuk interaksi lain yang menyebabkan hilangnya atau menyempitnya Read more
NEGARA AGRARIS, KOK BERAS MAHAL?
Sebagai negara agraris, pertanian tentu menjadi salah satu sektor yang paling penting dan menjanjikan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Iklim yang cocok dan berpengaruh terhadap kesuburan tanah menjadi faktor yang mendukung pertanian di Indonesia. Namun, keadaan Read more
Pendakian Gunung: Ikuti Tren
Beberapa bulan sebelum terjadinya pandemi, pendakian gunung sedang tren di kalangan kawula muda. Pendakian gunung bukan hanya soal seni menaklukan medan yang curam demi mencapai puncak gunung, lalu kemudian berswafoto agar diketahui khalayak banyak lewat Read more
Kesekretariatan EGSA
Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada
Bulaksumur, Sekip Utara, Yogyakarta
egsa_ugm
- Youtube
- LINE