Mengapa kita harus berperilaku hormat kepada orang tua dan guru jelaskan minimal 5 baris
Belajar Tentang Adab Terhadap Orang Tua dan GuruSemenjak dilahirkan sampai pada kondisi saat ini, tentu kita tidak bisa lepas dari peran penting orang tua dan guru kita yang telah memberikan berbagai macam pelajaran penting kita semuanya baik sebagai anak atau pun murid. Show
Bapak dan ibu kandung kita tentu saja merupakan guru bagi kita semua ketika kita sedang berada di rumah. Adapun guru adalah orang tua kita ketika kita berada di lingkungan sekolah. Dalam agama Islam, seorang anak tentunya harus tahu dan memperhatikan adab atau sopan santunnya kepada orang tua dan guru masing-masing. Hal ini karena mereka yakni, orang tua, dan guru sudah pasti mempunyai peran dan jasa besar terhadap diri kita sebagai seorang anak. Dari sinilah kita akan sedikit belajar tentang bagaimana adab kita sebagai seorang anak atau pun siswa, terhadap orang tua dan guru kita, baik itu ketika di rumah atau pun ketika di sekolah. A. Adab Kepada Orang Tua1. Pengertian Adab Kepada Orang TuaSebelumnya mari kita bahas terlebih dahulu apa arti adab ini. Kata adab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti kehalusan, kesopanan, akhlak, atau bisa juga budi pekerti. Lalu siapakah yang dimaksud dengan orang tua itu?. Orang tua adalah bapak (laki-laki) beserta ibu (perempuan) yang menjadi perantara adanya diri kita di dunia ini. Seorang ibu (perempuan) tentu saja melahirkan seorang anak, tidak lepas dari peran seorang ayah (laki-laki). Semua manusia tentu dilahirkan melalui perantara keduanya (ayah dan ibu) , kecuali tiga orang. Yaitu, Nabi Adam as., Hawa (istri Nabi Adam as.), serta Nabi Isa as. (dilahirkan tanpa perantara ayah). Tanpa keduanya (ayah dan ibu), tentu saja keberadaan kita tidak akan ada di dunia ini. Demikianlah sunnatullah yang terjadi di alam raya ini. Dari penjelasan tentang arti adab dan orang tua di atas, maka pengertian dari adab kepada orang tua adalah berperilaku sopan santun dan baik budi pekerti kepada orang tua. Baik itu dalam perkataan ataupun perbuatan kita sehari-hari. 2. Perintah untuk Beradab kepada Orang TuaIslam sebagai agama yang sempurna tentu saja memiliki aturan-aturan umum tentang bagaimana akhlak atau sikap seorang anak terhadap orang tua nya masing-masing. Perintah untuk bersikap sopan santun, dan berakhlak mulia terhadap orang tua ini tentu saja banyak kita dapati dalam kitab al-Quran ataupun hadits. Diantaranya adalah sebagai berikut ini: a. QS. an-Nisaa (4): 36۞وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا .. ٣٦ Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tuamu (ibu - bapak), . (QS. an-Nisaa : 36) b. QS. al-Israa (17) : 23-24۞وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا ٢٣ وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرٗا ٢٤ Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil" (QS. al-Israa (17): 23-24) c. Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Masudعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللهِ، أَيُّ الْأَعْمَالِ أَقْرَبُ إِلَى الْجَنَّةِ؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ عَلَى مَوَاقِيتِهَا» قُلْتُ: وَمَاذَا يَا نَبِيَّ اللهِ؟ قَالَ: «بِرُّ الْوَالِدَيْنِ» قُلْتُ: وَمَاذَا يَا نَبِيَّ اللهِ؟ قَالَ: «الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ» Artinya: Dari Abdullah bin Masud r.a. dia berkata: Aku berkata kepada Nabiyyullah saw.: "Amal apa saja yang bisa mendekatkan kepada surga?. Beliau menjawab: Shalat tepat pada waktunya, Kemudian apa lagi ?. Beliau menjawab: Berbakti kepada orang tua, Kemudian aku bertanya "Dan apa lagi Nabiyyullah saw.?. Beliau menjawab: Jihad di dalan Allah swt. (Hadits Riwayat Muslim) Dari keterangan hadits di atas, berbakti (beradab) kepada orang tua menempati urutan yang kedua. Adapun urutan yang pertama adalah menjalankan ibadah shalat (menyembah Allah). Hal ini membuktikan bahwa betapa penting dan mulianya akan beradab kepada orang tua tersebut. 3. Macam - Macam Adab kepada Orang TuaJika melihat firman Allah swt. dalam surat al-Israa (17) ayat 13 dan 14 di atas, ada berbagai macam bentuk bagaimana adab seorang anak kepada orang tuanya. Antara lain adalah sebagai berikut:
4. Menyimulasikan atau Mengamalkan Adab Kepada Orang TuaMenyimulasikan atau melatih teori mengenai adab kepada orang tua ini dapat kita praktekkan di rumah dan sekolah kita sendiri. Mempraktekkan adab kepada orang tua ini ketika sedang berada di sekolahan dapat dilakukan dengan cara:
5. Menghayati Adab kepada Orang TuaMenghayati mempunyai arti mengalami (secara tidak langsung) dan merasakan atau menjiwai sebuah peristiwa atau pun perbuatan yang sedang dilakukan. Menghayati ini tentunya bisa dilakukan sendiri oleh pelakunya secara langsung. Dari sinilah kita perlu berusaha semaksimal-nya untuk memiliki adab kepada orang tua kita. Ketika berada di lingkungan sekolah, maka berusaha menjadi siswa yang baik dan berdisiplin dalam mengerjakan tugas. Tentu saja itu masuk dalam kategori pengamalan dari QS. al-Israa (17) ayat 13 dan 14 di atas. Sama halnya ketika seorang anak berada di rumahnya.. Seorang anak yang memiliki adab kepada kedua orang tua nya, tentu saja dapat merasakan beberapa hal berikut ini:
B. Adab Kepada Guru1. Pengertian GuruDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata guru ini mempunyai arti orang yang mempunyai pekerjaan mengajar. Mengajar di sini maksudnya melatih, mendidik, dan memberikan suatu pelajaran tertentu. Misalnya saja orang yang memberikan pelajaran, latihan, mata pelajaran matematika, maka orang tersebut mempunyai status guru matematika. Begitu pula dengan orang-orang lain (baik di sekolahan, yayasan, lembaga, dll.) yang bertugas memberikan pelajaran-pelajaran tertentu lainnya, sesuai dengan bidangnya masing-masing. Maka orang tersebut juga disebut dengan guru. Misalnya saja guru IPA, guru IPS, guru agama , dan lain sebagainya. Dengan memahami arti guru di atas, maka sesama teman pun bisa menjadi guru kepada teman yang lainnya. Selama teman tersebut mampu menguasai materi yang menjadi favoritnya. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang tua yang pandai dan cakap tentu menjadi guru bagi mereka yang masih muda. Tetapi, dalam perkembangan zaman atau pun ilmu pengetahuan yang baru ( komputer misalnya) . Generasi muda tentu saja lebih menguasai dan terampil, dan bisa menjadi guru dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang baru tersebut kepada mereka yang umurnya lebih tua. Meskipun tidak memandang umur baik muda atau pun tua. Menjadi seorang guru haruslah mengetahui dan mendalami ilmu yang diajarkannya. Selain itu, juga harus mampu mendidik, melatih, juga harus mampu memberikan contoh yang baik bagi siapa saja yang ada di sekitarnya, khususnya kepada para siswa-siswanya. Karena guru tidak lain adalah orang tua kita ketika kita berada di sekolahan. 2. Adab Kepada GuruMurid sebagai anak yang sedang bersekolah atau belajar. Tentu sangat membutuhkan peran guru. Guru sangatlah besar jasa dan pengorbanan-nya, oleh karena itu sudah sepantasnya jika guru mempunyai sebutan yang kita kenal dengan pahlawan tanpa tanda jasa. Dari sinilah seorang murid atau pun siswa, harus mempunyai adab atau tatakrama yang baik kepada gurunya. Ketika murid atau siswa sadar akan adab kepada gurunya, tentu harus diberlakukan kepada semua guru. Artinya, baik guru-guru itu masih aktif mengajar atau guru-gurunya yang sudah pensiun karena faktor usia. Juga terhadap guru-gurunya terdahulu atau guru-gurunya saat ini. Adab kepada guru ini antara lain, yaitu:
3. Menyimulasikan atau Mengamalkan Adab Kepada GuruMenyimulasikan atau mengamalkan adab kepada guru ini tidak hanya di sekolah saja, tetapi juga harus dilakukan pula ketika kita sedang berada luar sekolah. Adapun simulasi dari adab kepada guru ini antara lain adalah sebagai berikut:
4. Menghayati Adab Kepada GuruMenghayati adab kepada guru tidaklah jauh berbeda dengan menghayati adab kepada orang tua yang telah dijelaskan lebih dahulu di atas. Menghayati adab kepada guru ini sangatlah penting, karena ketika kita tidak menghayati adab kepada guru, tentu akan terjadi hal-hal negatif yang sangat bertolak belakang dengan sopan santun kita terhadap mereka para guru-guru kita Ketika kita sebagai murid mampu menghayati adab kepada guru, setidak-tidaknya kita bisa merasakan beberapa hal berikut ini:
C. RangkumanDari penjelasan mengenai adab kepada orang tua dan guru di atas, adalah:
Demikianlah penjelasan perihal adab mengenai orang tua dan guru. Semoga kita semua bisa mengerti, paham, dan bisa mengamalkannya dalam keseharian kita semuanya baik di sekolah atau pun di rumah. Sehingga bisa menjadi pengamalan dari ayat al-Quran dan hadits yang tercantum di atas. Sumber: T. Ibrahim dan H. Darsono, Membangun Akidah dan Akhlak 2 untuk Kelas VIII Madrasah Tsananwiyah, (Solo: PT. Tiga Serangkai), 2017. *Penulis: Abdul Wahid Berbagi |