Mengapa mesin diesel tidak membutuhkan busi seperti Motor bensin pada saat proses pembakaran
Untuk kegunaan lain, lihat Diesel. Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan Mesin diesel (atau mesin pemicu kompresi) adalah motor bakar pembakaran dalam yang menggunakan panas kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Mesin ini tidak menggunakan busi seperti mesin bensin atau mesin gas. Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (lihat biodiesel). Mesin ini kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Mesin diesel memiliki efisiensi termal terbaik dibandingkan dengan mesin pembakaran dalam maupun pembakaran luar lainnya, karena memiliki rasio kompresi yang sangat tinggi. Mesin diesel kecepatan-rendah (seperti pada mesin kapal) dapat memiliki efisiensi termal lebih dari 50%.[1][2] Mesin diesel dikembangkan dalam versi dua-tak dan empat-tak. Mesin ini awalnya digunakan sebagai pengganti mesin uap. Sejak tahun 1910-an, mesin ini mulai digunakan untuk kapal dan kapal selam, kemudian diikuti lokomotif, truk, pembangkit listrik, dan peralatan berat lainnya. Pada tahun 1930-an, mesin diesel mulai digunakan untuk mobil. Sejak saat itu, penggunaan mesin diesel terus meningkat dan menurut British Society of Motor Manufacturing and Traders, 50% dari mobil baru yang terjual di Uni Eropa adalah mobil bermesin diesel, bahkan di Prancis mencapai 70%.[3] Artikel utama: Rudolf Diesel Mesin asli yang dibuat Diesel tahun 1897, dipajang di Museum Jerman di Munich, Jerman Rudolf Diesel lahir di Paris tahun 1858 sebagai keluarga ekspatriat Jerman.[4] Ia melanjutkan studi di Politeknik Munchen. Setelah lulus dia bekerja sebagai teknisi kulkas, namun bakatnya terdapat dalam mendesain mesin. Diesel mendesain banyak mesin panas, termasuk mesin udara bertenaga solar. tahun 1892 ia menerima paten dari Jerman, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat untuk karyanya "Method of and Apparatus for Converting Heat into Work" (Metode dan Alat untuk Mengubah Panas menjadi Kerja).[5] Tahun 1893 ia menemukan sebuah "mesin pembakaran-lambat" yang pertama-tama mengkompres udara sehingga menaikkan temperaturnya sampai di atas titik nyala, lalu secara bertahap memasukkan bahan bakar ke dalam ruang bakar. Tahun 1894 dan 1895 ia membuat paten di beberapa negara untuk mesin yang ia temukan, pertama di Spanyol (No. 16.654), Prancis (No. 243.531) dan Belgia (No. 113.139) bulan Desember 1894, Jerman (No. 86.633) tahun 1895, dan Amerika Serikat (No. 608.845) tahun 1898.[6] Ia mengoperasikan mesin pertamanya tahun 1897. Di Augsburg, 10 Agustus 1893, Rudolf Diesel menciptakan mesin pertamanya, sebuah silinder tunggal 10-kaki (3,0 m) berbahan besi dengan roda gila pada dasarnya. Diesel memerlukan waktu 2 tahun untuk menyempurnakan mesinnya dan pada tahun 1896 ia mendemonstrasikan model lainnya dengan efisiensi teoretis 75%, sangat jauh bila dibandingkan dengan mesin uap yang hanya 10%. Tahun 1898, Diesel telah menjadi jutawan. Mesin buatannya telah digunakan untuk menggerakkan transportasi jalur pipa, pembangkit listrik dan air, mobil, truk, dan kapal, kemudian juga menyebar sampai pertambangan, ladang minyak, pabrik, dan transportasi antar benua. Diagram siklus termodinamika sebuah mesin diesel ideal. Urutan kerja mesin diesel berurutan dari nomor 1-4 searah jarum jam. Dalam siklus mesin diesel, pembakaran terjadi dalam tekanan tetap dan pembuangan terjadi dalam volume tetap. Tenaga yang dihasilkan setiap siklus ini adalah area di dalam garis siklus. Model mesin diesel, sisi kiri Model mesin diesel, sisi kanan Lihat pula: Siklus diesel Mesin diesel menggunakan prinsip kerja hukum Charles, yaitu ketika udara dikompresi maka suhunya akan meningkat. Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat dengan rasio kompresi antara 15:1 dan 22:1 sehingga menghasilkan tekanan 40-bar (4,0 MPa; 580 psi), dibandingkan dengan mesin bensin yang hanya 8 hingga 14 bar (0,80 hingga 1,40 MPa; 120 hingga 200 psi). Tekanan tinggi ini akan menaikkan suhu udara sampai 550 °C (1.022 °F). Beberapa saat sebelum piston memasuki proses kompresi, bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar langsung dalam tekanan tinggi melalui nozzle dan injektor supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Injektor memastikan bahwa bahan bakar terpecah menjadi butiran-butiran kecil dan tersebar merata. Uap bahan bakar kemudian menyala akibat udara yang terkompresi tinggi di dalam ruang bakar. Awal penguapan bahan bakar ini menyebabkan sebuah waktu tunggu selagi penyalaan, suara detonasi yang muncul pada mesin diesel adalah ketika uap mencapai suhu nyala dan menyebabkan naiknya tekanan diatas piston secara mendadak. Oleh karena itu, penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama di mana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection). Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tingginya kompresi menyebabkan pembakaran dapat terjadi tanpa dibutuhkan sistem penyala terpisah (pada mesin bensin digunakan busi), sehingga rasio kompresi yang tinggi meningkatkan efisiensi mesin. Meninggikan rasio kompresi pada mesin bensin hanya terbatas untuk mencegah kerusakan pra-penyalaan. Sistem injeksi generasi awalMesin asli Diesel menginjeksikan bahan bakar dengan bantuan udara bertekanan, yang mengatomisasi bahan bakar dan memaksa bahan bakar masuk dalam ruang bakar melalui nosel (menggunakan prinsip yang sama dengan semprotan aerosol). Bukaan nosel ditutup oleh katup yang dikontrol oleh camshaft untuk mengawali injeksi bahan bakar sebelum titik mati atas/top dead centre. Menggunakan 3 tahap kompresor memang memakan tenaga namun efisiensi dan output tenaga bersih yang dihasilkan diatas mesin pembakaran lainnya pada waktu itu. Mesin diesel saat ini menggunakaan tekanan sangat tinggi dengan pompa mekanik dan menekan bahan bakar dengan injektor tanpa udara bertekanan. Dengan diesel injeksi langsung, injektor akan menyemprot bahan bakar melalui 4-12 orifice kecil pada noselnya. Mesin diesel injeksi generasi awal selalu mempunyai pembakaran awal tanpa kenaikan tekanan yang drastis ketika pembakaran. Saat ini riset sedang dilakukan untuk menggunakan lagi beberapa bentuk injeksi udara desain asli Rudolf Diesel untuk mengurangi polusi nitrogen oksida. Pada semua mesin diesel, mesin diesel modern selalu mengacu pada desain asli Rudolf Diesel, di mana bahan bakar menyala melalui kompresi tinggi. Jalur bahan bakarUntuk aplikasi generator listrik, komponen penting dari mesin diesel adalah governor, yang mengontrol suplai bahan bakar agar putaran mesin selalu pada putaran yang diinginkan. Apabila putaran mesin turun terlalu banyak kualitas listrik yang dikeluarkan akan menurun sehingga peralatan listrik tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, sedangkan apabila putaran mesin terlalu tinggi maka dapat mengakibatkan over voltage yang bisa merusak peralatan listrik. Mesin diesel modern menggunakan pengontrolan elektronik canggih untuk mencapai tujuan ini melalui modul kontrol elektronik (ECM) atau unit kontrol elektronik (ECU) - yang merupakan "komputer" dalam mesin. ECM/ECU menerima sinyal kecepatan mesin melalui sensor dan menggunakan algoritme dan mencari tabel kalibrasi yang disimpan dalam ECM/ECU, dia mengontrol jumlah bahan bakar dan waktu melalui aktuator elektronik atau hidraulik untuk mengatur kecepatan mesin. Keuntungan utamaMesin diesel memiliki beberapa keuntungan dibandingkan mesin pembakaran lain:
Bus yang menggunakan biodiesel
Supercharger dan turbochargerKebanyakan mesin diesel saat ini telah mempunyai turbocharger dan beberapa diantaranya gabungan turbo dan supercharger. Karena bahan bakar pada mesin diesel tidak ada dalam silinder sebelum pembakaran dimulai, maka tekanan udara lebih dari 1 bar (100 kPa) dapat dimasukkan dalam silinder tanpa pra-pembakaran. Mesin dengan turbocharger dapat memproduksi tenaga jauh lebih besar daripada mesin biasa dengan konfigurasi yang sama, karena lebih banyak udara yang dimasukkan berarti makin banyak bahan bakar yang dapat dibakar sehingga tenaga lebih besar. Supercharger umumnya digerakkan mekanis oleh crankshaft mesin, sedangkan turbocharger digerakkan oleh gas buang mesin, tidak membutuhkan tenaga mekanis apapun. Turbocharger dapat mengurangi konsumsi bahan bakar[14] pada mesin diesel dengan mengambil panas yang terbuang dari gas buang. Karena mesin dengan turbocharger dan supercharger dapat memproduksi tenaga lebih besar dengan kapasitas sama, maka perhatian lebih mesti diperhatikan pada desain mekanikal komponen, pelumasan, dan pendinginan. Piston umumnya didinginkan dengan minyak pelumas yang disemprotkan di bagian bawah piston. Mesin-mesin yang besar dapat menggunakan air, air laut atau minyak melalui pipa teleskopi yang menempel pada crosshead.[15] Untuk meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan intercooler untuk mendinginkan udara yang akan masuk ruang bakar. Udara yang panas volumenya akan mengembang begitu juga sebaliknya, maka dengan didinginkan bertujuan supaya udara yang menempati ruang bakar bisa lebih banyak. Kondisi dinginPenyalaanMesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Beberapa mesin menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut busi menyala (spark/glow plug) di dalam silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin. Lainnya menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin. PengentalanDalam cuaca yang sangat dingin, bahan bakar diesel mengental dan meningkatkan viscositas dan membentuk kristal lilin atau gel. Kristal ini dapat terbentuk di sepanjang jalur bahan bakar (terutama pada saringan), membuat penyalaan mesin dalam cuaca dingin menjadi sulit. Pemanas listrik kecil pada tanki bahan bakar dan di sepanjang sistem bahan bakar umumnya menjadi solusi. Selain itu, cara umum yang dipakai adalah untuk memanaskan saringan bahan bakar dan jalur bahan bakar secara elektronik. Seiring dengan meningkatnya teknologi bahan bakar, pengentalan saat ini jarang terjadi, namun pada kondisi terdingin campuran adalah diesel dan minyak tanah dapat digunakan. Stasiun pengisian bahan bakar di kawasan dingin pada umumnya menyediakan bahan bakar diesel musim dingin yang memungkinkan operasi di bawah semestinya. Di Eropa, karakteristik bahan bakar ini tercantum pada standar EN 590. Ada dua kelas mesin diesel: dua-tak dan empat-tak. Biasanya jumlah silinder dalam kelipatan dua, meskipun berapapun jumlah silinder dapat digunakan selama poros engkol dapat diseimbangkan untuk mencegah getaran yang berlebihan. Mesin 6 segaris paling banyak diproduksi dalam mesin tugas-medium ke tugas-berat, meskipun V8 dan 4 segaris juga banyak diproduksi. Mesin diesel bekerja dengan kompresi udara yang cukup tinggi, sehingga pada mesin disel besar perlu ditambahkan sejumlah udara yang lebih banyak. Maka digunakan Supercharger atau turbocharger pada intake manifold, dengan tujuan memenuhi kebutuhan udara kompresi. Secara sistem injeksi, mesin diesel dibagi menjadi 3 yaitu injeksi tidak langsung, injeksi langsung dan injeksi rel bersama. Injeksi tidak langsungJenis ini memiliki kamar terpisah dimana bahan bakar diesel akan masuk terlebih dahulu ke ruangan ini sebelum masuk ke ruang utama silinder. Pada ruangan kecil tersebut juga terdapat ujung glow plug yang berfungsi sebagai pemanas mesin. Di Indonesia, mesin diesel jenis ini terkadang juga disebut dengan istilah mesin jangkrik dikarenakan rata-rata mesin ini mengeluarkan suara jangkrik ketika beroperasi. Injeksi langsungJenis ini tidak memiliki kamar terpisah, dimana bahan bakar diesel langsung dibakar di dalam silinder. Injeksi rel bersamaArtikel utama untuk bagian ini adalah: Injeksi rel bersama Mesin S80ME-C7 milik MAN yang bermesin diesel mengonsumsi 155 gram (5,5 oz) bahan bakar per kWh dan menghasilkan efisiensi sebesar 54.4%, sehingga menjadikannya konversi bahan bakar tertinggi menjadi tenaga untuk mesin pembakaran dalam maupun luar manapun[1] (Efisiensi sistem turbin gas siklus gabungan dapat melebihi 60%.[16]) Hal ini berarti mesin diesel lebih efisien daripada mesin bensin untuk keluaran tenaga yang sama, sehingga konsumsi bahan bakar lebih irit. Contoh lainnya adalah Škoda Octavia, di mana mesin bensinnya mengonsumsi bahan bakar 62 L/100 km (4,6 mpg‑imp; 3,8 mpg‑US) untuk tenaga 102 bhp (76 kW) sedangkan mesin dieselnya hanya mengonsumsi 44 L/100 km (6,4 mpg‑imp; 5,3 mpg‑US) untuk keluaran tenaga 105 bhp (78 kW). Keefisienan mesin diesel disebabkan karena bahan bakar diesel lebih padat dan kandungan energinya lebih banyak 15% berdasarkan volume. Meskipun nilai kalornya sedikit lebih rendah daripada bensin (diesel 45,3 MJ/kg (megajoule per kilogram, bensin 45.8 MJ/kg), namun karena densitasnya lebih tinggi, maka massanya lebih besar. Selain itu, mesin diesel juga lebih irit karena rasio kompresi yang lebih tinggi, terutama pada putaran rendah dan kondisi mesin diam. Tidak seperti mesin bensin, mesin diesel tidak memiliki butterfly valve/throttle pada sistem inlet yang menutup pada kondisi mesin diam. Hal ini menimbulkan kerugian dan menurunkan adanya udara masuk, sehingga efisiensi mesin bensin menurun. Di banyak penggunaan, seperti kapal laut, pertanian, dan kereta, mesin diesel dibiarkan menyala diam berjam-jam. Kuntungan ini banyak digunakan pada lokomotif kereta (liat dieselisasi). Mesin diesel pada bus, truk, dan mobil-mobil baru bermesin diesel dapat mencapai efisiensi maksimum sekitar 45%,[17] dan sedang ditingkatkan sehingga mencapai 55%.[18] Meskipun begitu, rata-rata efisiensinya tidak selalu sama, tergantung pada kondisi dan penggunaan.[19]
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mesin_diesel&oldid=20739716" Page 2Mesin 4 silinder segaris adalah mesin pembakaran dalam dengan keempat silindernya terpasang mendatar satu arah di dalam bak mesin. Silindernya bisa diletakkan mendatar atau miring terhadap poros mesin.
Mesin ini sangat umum dipakai pada mobil dengan kapasitas mesin kecil karena konstruksinya mudah. Meskipun demikian, tipe mesin seperti ini juga menimbulkan getaran, dan getarannya semakin parah ketika kapasitas dan kekuatan mesinnya bertambah. Oleh karena itu, mobil bertenaga tinggi menggunakan mesin yang lebih kompleks dan menggunakan lebih dari 4 silinder. Belakangan ini, semua pabrikan mobil besar memproduksi mesin jenis ini. Mesin ini sendiri adalah jenis mesin paling populer, diikuti dengan V6. Sekitar tahun 2000-an, seiring dengan gencarnya pabrikan untuk membuat mobil ramah lingkungan, penggunaan mesin ini meningkat dari 30% pada tahun 2005 menjadi 47% tahun 2008. Konfigurasi untuk mesin 4 silinder segaris sangat cocok dan umum dipakai sampai kapasitas 2.4L (2400 cc). Meskipun begitu, kadang pabrikan mobil masih memakainya sampai 2.7L (2700cc). Mobil klasik dan antik biasanya masih memakai kapasitas lebih besar untuk mengejar keluaran tenaga dan torsi. Ford Model A misalnya, mempunyai mesin 4 silinder segaris dengan kapasitas 3.3L. Untuk mesin dieselnya, biasanya digunakan sampai kapasitas 3.0L. Pabrikan Mitsubishi sendiri sampai saat ini masih memakai mesin 3.2L 4 silinder segarisnya di Pajero (dinamai Shogun/Montero di beberapa tempat), dan Tata Motors masih memakai mesin berkapasitas 3.0L diesel di Spacio dan Sumo Victa. Toyota sendiri menggunakan mesin 4 silinder segaris di Seri Tipe B dari kapasitas 3.0L sampai 4.1L. Penggunaan terakhirnya ada di Toyota Mega Cruiser. Untuk kapasitas yang sangat kecil dapat ditemukan di mobil kei (Kei cars) di Jepang. Subaru menggunakan mesin ini melalui Subaru EN series; kapasitasnya mulai dari 550 cc (sekarang 660 cc) dengan variable valve timing, DOHC dan supercharger yang bisa menghasilkan tenaga 65 PS (48 kW; 64 bhp). Gambar dari computer generated image (CGI) ini menunjukkan bagian dalam dari sebuah mesin 4 segaris dengan belt-driven double overhead camshafts dan 4 valve per silinder.
Mesin 4 silinder segaris lebih halus daripada mesin dengan satu, dua, dan tiga silinder. Meskipun begitu, mesin ini bukanlah mesin dengan konfigurasi Keseimbangan mesin (Engine balance) yang terbaik. Pembakaran dalam mesin 4 silinder segaris pada dasarnya sudah mencapai keseimbangan mesin yang baik karena pistonnya bergerak secara berpasangan. Ketika satu pasang piston bergerak ke atas, satu pasang piston lagi bergerak ke bawah. Meskipun begitu, percepatan dan perlambatan piston lebih besar di putaran atas Crankshaft daripada putaran di bawah, karena batang penghubungnya (connecting rod) tidak bisa memanjang, yang menyebabkan gerak menjadi tidak sinusoidal. Akibatnya adalah ketika 1 pasang piston sedang berakselerasi cepat ke 1 arah, 1 pasang piston lainnya berakselerasi lebih lambat dengan arah yang berlawanan. Ketidaksetimbangan ini menimbulkan getaran. Getaran ini masih bisa ditoleransi pada mesin berkapasitas kecil dan bertenaga kecil, tetapi getaran semakin parah seiring dengan bertambahnya kapasitas dan tenaga mesin. Kebanyakan mesin 4 silinder segaris di bawah kapasitas 2.0L masih bisa menoleransi getaran ini. Untuk mobil dengan kapasitas di atas 2.0L, kebanyakan pabrikan sudah menggunakan poros pengimbang (balance shaft) untuk menghilangkan getaran ini. Dari sistem yang ditemukan oleh Dr. Frederick W. Lanchester tahun 1911 dan mulai dipopulerkan Mitsubishi Motors tahun 1970an, sebuah mesin 4 segaris menggunakan 2 balance shafts yang berotasi dengan arah yang berlawanan pada 2 kali kecepatan crankshaft untuk mengimbangi perbedaan kecepatan di piston.[1] Meskpun begitu, pada mobil-mobil lawas juga ditemukan adanya mesin berkapasitas lebih dari 2.0L tetapi tidak memakai balance shaft, seperti Citroën DS 23 yang berkapasitas 2.3L, Austin-Healey 100 1948 berkapasitas 2.7L, Ford Model A (1927) berkapasitas 3.3L, dan Mesin GM Iron Duke berkapsitas 2.5L yang banyak digunakan di mobil dan truk Amerika. Mesin-mesin ini masih menghasilkan tenaga kecil meskipun kapasitasnya cukup besar.[2] Mesin 4 silinder juga bermasalah dengan kehalusan mesinnya. Di mesin dengan silinder yang lebih banyak, tingkat kehalusannya bisa lebih baik. Oleh dari itu, biasanya mobil dengan enam atau 8 silinder dipakai di mobil-mobil mewah. Mesin Ford Model T Mesin GTV 1750 Alfa Romeo 1970 Mesin mobil 4 silinder segaris terkecil yang pernah diproduksi adalah Mazda P360 Carol 1962-1970. Kapasitas mesinnya hanya 358 cc, berkode Mazda DA. Honda juga pernah memproduksi mesin 4 segaris berkapasitas 356 cc pada truk T360 buatan 1963-1970. Mesin segaris pada motor, pernah diproduksi sampai 250 cc, seperti contohnya pada Honda CBR250. Kebanyakan mesin 4 segaris mempunyai kapasitas mesin di atas 700 cc, sampai maksimal kebanyakan sampai 2500 cc. Untuk kapasitas mesin lebih besar (sampai 6.1L) pernah digunakan di traktor (Kubota M135X) dan truk medium (Isuzu Forward, Hino Ranger). Porsche juga pernah memproduksi mesin 4 segaris berkapasitas 3.0L (2990 cc) di 944 S2. Sekarang, salah satu mesin 4 segaris terbesar adalah mesin Vortec 2900 yang dipasang GM di truk pikapnya GMC Canyon dan Chevrolet Colorado. Mesin ini berkapasitas 2.9 L (2921 cc, 178 in³) dan menghasilkan tenaga 185 hp (138 kW) di 5600 rpm dan torsi 195 ft·lbf (263 N·m) di 2800 rpm. Pada zaman awal abad ke-20, karena tidak adanya regulasi mengenai kapasitas mesin mobil, para pabrikan otomotif dengan mudahnya hanya membesarkan kapasitas mesin untuk mendongkrak tenaga. Untuk menghasilkan tenaga 100 hp saja, ada mesin yang kapasitasnya sampai 10.000 cc (10.0L). Mesin 4 silinder segaris terbesar yang pernah ada adalah mesin De Dietrich berkapasitas 17,000 cc. Mesin ini berjalan dengan putaran yang rendah, sekitar 1.500 rpm, dan keluaran tenaganya hanya sekitar 10 hp/liter. Contoh mesin-mesin 4 silinder segaris lainnya yang mempunyai catatan khusus:
Mesin 4 segaris di IndonesiaHampir semua mobil yang beredar di Indonesia menggunakan mesin 4 silinder segaris. Mobil-mobil itu diantaranya Toyota Avanza (1.3L dan 1.5L), Daihatsu Xenia (1.0L dan 1.3L), Toyota Kijang Innova (2.0L, 2.5L, dan 2.7L), Honda Jazz (1.5L), Nissan Grand Livina (1.5L dan 1.8L) dan masih banyak mobil-mobil lainnya.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mesin_4_silinder_segaris&oldid=14565393" |