Mengapa negara berkembang memiliki jumlah pertumbuhan penduduk yang tinggi

Jakarta -

Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan jumlah penduduk, baik pertambahan maupun penurunannya. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh besarnya kelahiran [birth], kematian [death], migrasi masuk [in migration], dan migrasi keluar [out migration].

Penduduk akan bertambah jumlahnya apabila terdapat bayi yang lahir dan penduduk yang datang. Penduduk akan berkurang jumlahnya apabila terdapat penduduk yang mati dan penduduk yang keluar wilayah tersebut, seperti dikutip dari buku Teori Kependudukan oleh Agustina Bidarti.

Pertumbuhan penduduk di beberapa kota besar di Indonesia disebabkan oleh faktor pertumbuhan alami, dan faktor migrasi masuk ke wilayah kota dari pedesaan, seperti dikutip dari penelitian "Fenomena Urbanisasi dan Kebijakan Penyediaan Perumahan dan Pemukiman di Perkotaan di Indonesia" oleh Mita Noveria dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [LIPI]. Pertumbuhan alami dihitung dari selisih kelahiran dan kematian.

Penelitian tersebut mendapati, di tingkat dunia, sepanjang kurun waktu 2005-2010, faktor meningkatnya pertumbuhan penduduk kota adalah pertumbuhan penduduk alami. Pertumbuhanini terlihat dari laju pertumbuhan penduduk kota dunia, yaitu sebesar 2 persen per tahun. Kecenderungan yang sama ditemu di negara maju dengan laju pertumbuhan penduduk kota sebesar 0,5 persen per tahun.

Sementara itu, di negara berkembang dan negara paling kurang berkembang, penyebab utama pertumbuhan penduduk kota adalah faktor migrasi masuk wilayah perkotaan, termasuk perpindahan dari desa ke kota. Laju pertumbuhan penduduk di kota-kota di negara berkembang secara keseluruhan adalah 2,5 persen, sementara pertumbuhan penduduk di negara paling kurang berkembang sebesar 4 persen per tahun.

Pertumbuhan penduduk di kota-kota besar di Indonesia juga disebabkan oleh faktor migrasi ke kota besar dari daerah perkotaan yang lain. Contohnya, migran yang tinggal di Jakarta, Medan, Bandung, dan Surabaya berasal dari kota-kota lebih kecil yang berlokasi di sekitarnya. Selain di keempat kota tersebut, perpindahan penduduk dari desa ke kota masih menjadi penyebab dominan pertumbuhan penduduk di kota-kota di Indonesia.

Perpindahan penduduk ke kota besar dipengaruhi faktor ekonomi. Perbedaan tingkat pendapatan di wilayah kota besar dengan daerah lainnya menyebabkan penduduk pindah ke kota besar. Pekerjaan kasar pun dianggap dapat memberikan penghasilan yang lebih baik dibandingkan dengan penghasilan di desa. Kesempatan kerja terutama di sektor informal yang terbuka luas menjadi penyebab arus migrasi dari desa ke kota.

Di samping faktor ekonomi, faktor perpindahan penduduk yang memengaruhi pertumbuhan penduduk di kota besar yaitu faktor sarana dan fasilitas sosial yang lebih berkualitas. Sarana dan fasilitas sosial ini termasuk pendukung pendidikan, seperti instansi pendidikan, akses internet, perpustakaan, hunian penunjang pendidikan, dan lain-lain. Karena itu, penduduk usia muda yang pindah ke kota untuk menempuh pendidikan lebih tinggi menjadi salah satu kelompok penyumbang pertumbuhan penduduk di kota besar di Indonesia.

Gimana detikers, sudah tahu ya faktor pertumbuhan penduduk di kota besar di Indonesia?

Simak Video "Fakta Menarik Fenomena Planet Sejajar Juni 2022 "



[lus/lus]

Lihat Foto

ABC

Pertumbuhan ekonomi di negara maju melambat di kuarter pertama 2015.

KOMPAS.com - Di belahan dunia ini ada beberapa negara yang dikategorikan sebagai negara maju dan negara berkembang.

Ada berbagai kriteria untuk memetakan negara maju dan negara berkembang.

Berikut perbedaan antara negara maju dan negara berkembang:

Negara maju

Negara maju biasanya memiliki Pendapatan Nasional Bruto [PNB] per kapita tinggi. Juga memiliki juga angka pertumbuhan penduduk yang relatif rendah.

Tingkat kematian bayi juga rendah. Karena dipengaruhi oleh kemajuan dalam bidang kedokteran.

Baca juga: Dua Jurus Jokowi untuk Wujudkan Mimpi Indonesia Jadi Negara Maju di 2045

Negara maju bisa dilihat dari standar hidup yang relatif tinggi melalui teknologi yang maju dan ekonomi merata. Ini berdampak pada kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat tinggi.

Dilansir Encyclopaedia Britannica [2015], negara maju mempunyai perencanaan yang lebih fleksibel dan selektif dari tahun ke tahun.

Pemerintah terus berupaya menciptakan kondisi yang mendasar untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi. Ada langkah-langkah konkret untuk membangun dan mempertahankan persaingan.

Pemerintah mencoba untuk menghindari penerapan secara rinci pada sektor swasta. Karena akan mengarah pada penurunan efisiensi.

Negara berkembang

Istilah negara berkembang digunakan untuk menjelaskan suatu negara yang memiliki tingkat kesejahteraan material rendah.

19 Januari 2021 00:50

Pertanyaan

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!

Mahasiswa/Alumni Universitas Gadjah Mada

31 Desember 2021 10:16

Hallo Huriena R, kakak izin menjawab yaa Salah satu ciri dari negara berkembang adalah tingkat ekonomi yang rendah dengan jumlah perumbuhan penduduk yang tinggi Faktor yang memengaruhi tingginya pertumbuhan penduduk di negara berkembang diantaranya adalah: 1. Kualitas kesehatan rendah dan rendahnya kesadaran masyarakat mengenai program Keluarga Berencana 2. Tingginya angka pernikahan dini 3. Rendahnya partisipasi perempuan dalam dunia kerja 4. Rendahnya pendidikan dikalangan masyarakat. Beberapa hal diataslah yang menjadi faktor penyebab negara berkembang memiliki pertumbuhan yang tinggi. Nah jika pertumbuhan penduduk terus dibiarkan akan memunculkan berbagai masalah. Semoga menjawab yaa

Negara berkembang adalah negara yang memiliki pendapatan nasional rendah hingga menengah, tingkat kesejahteraan material penduduk di negara berkembang masih rendah. Akan tetapi, memiliki standar hidup rata-rata yang tinggi. Mayoritas negara berkembang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, dengan jumlah dan kepadatan penduduk yang tinggi.

Ilustrasi populasi dunia | Arthimedes /Shutterstock

Hasil riset terbaru mengatakan adanya ledakan jumlah penduduk di negara berkembang. Namun, jumlah kelahiran menurun drastis di sejumlah negara maju.

Sumber dari hasil riset berdasarkan investigasi global, media sosial, dan informasi publik yang dilakukan Institute for Health Metrics and Evaluation [IHME].

Mereka menemukan bahwa jumlah penduduk yang meningkat pesat di negara berkembang dikarenakan ledakan jumlah kelahiran.

Sementara itu, penduduk negara yang dikategorikan lebih maju tidak memproduksi jumlah anak yang cukup untuk mempertahankan populasi mereka.

Gambaran tingkat kelahiran, kematian, dan penderita penyakit secara global digunakan periset untuk mengevaluasi ribuan rangkaian data berdasarkan kondisi negara.

Mereka pun menemukan bahwa sekarang ini penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia.

IHME bersama dengan University of Washington by the Bill and Melinda Gates Foundation mengumpulkan 8.000 sumber data, sebanyak 600 sampel baru, untuk mengumpulkan informasi lebih detil dalam mempelajari kesehatan dan populasi lingkup global.

Mereka menemukan, sementara populasi dunia meroket, 2,6 miliar jiwa pada tahun 1950 menjadi 7,5 miliar pada tahun 2017, pertumbuhan yang terjadi sangat tidak merata berdasarkan wilayah dan pendapatan.

Sebanyak 91 negara di Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan, ditemukan tidak menghasilkan cukup banyak anak-anak untuk mempertahankan populasi saat ini.

Namun, kondisi berbeda terjadi di Afrika dan Asia. Dua wilayah tersebut mengalami peningkatan jumlah kelahiran dari waktu ke waktu. Salah satu contohnya adalah perempuan Nigeria bisa melahirkan tujuh anak selama masa hidupnya.

Ali Mokdad, Profesor Ilmu Metrik Kesehatan di IHME, mengatakan bahwa satu faktor paling penting dalam menentukan pertumbuhan adalah pendidikan.

“Tergantung pada faktor sosial ekonomi, tetapi pendidikan untuk perempuan sangat penting fungsinya,” jelas Mokdad.

“Semakin banyak perempuan yang teredukasi dengan baik, dia akan mengembangkan diri lebih banyak di sekolah, menunda kehamilan, dan akan mengatur kehamilan lebih bijak,” imbuhnya.

Berdasarkan hasil riset, IHME juga menemukan, Siprus merupakan negara yang paling tidak subur di Bumi dengan rata-rata perempuan melahirkan hanya satu dalam masa hidup. Sebaliknya, perempuan di Mali, Afganistan, dan Chad, rata-rata satu perempuan memiliki enam bayi.

Bagaimana dengan Indonesia?

Menurut laporan UNICEF, Tanah Air kita merupakan negara kelima penyumbang angka kelahiran terbesar di dunia.

Laporan UNICEF seirama dengan IHME. Mereka menginformasikan bahwa 90 persen bayi yang lahir di dunia berasal dari negara-negara berkembang. Indonesia tercatat memiliki 13.370 kelahiran bayi.

Kelahiran bayi tertinggi terjadi di India, angkanya mencapai 69.070. Lalu, pada peringkat kedua diduduki Tiongkok dengan angka 44.760 kelahiran bayi. Sementara itu, Nigeria di posisi ketiga dengan 20.210 kelahiran. Posisi keempat adalah Pakistan yang terdokumentasi memiliki 14.910 kelahiran bayi pada awal tahun 2018.

United Nations [UN] memprediksi dunia akan dihuni oleh lebih kurang 10 miliar jiwa pada pertengahan abad ke-21 ini.

Mokdad mengatakan bahwa lonjakan populasi di negara berkembang bisa jadi pengaruh dari pergerakan ekonomi yang membaik.

Menurut dia, perbaikan ekonomi memang memberikan pengaruh tinggi pada lonjakan angka kelahiran.

“Ekonomi di Asia dan Afrika yang sedang bergerak lebih baik, maka kemungkinan besar saat sudah dalam kategori maju, tingkat kelahiran akan menurun dan rata,” jelasnya.

Selain lonjakan angka kelahiran, IHME juga menyebutkan bahwa masa hidup orang-orang zaman sekarang lebih lama dari sebelumnya.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis, The Lancet, menunjukkan bahwa harapan hidup laki-laki meningkat menjadi 71 tahun dibandingkan tahun 1950 yang hanya 48 tahun.

Lalu, harapan hidup perempuan sekarang ini sampai dengan usia 76 tahun. Sementara itu, pada tahun 1950 hanya 53 tahun.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề