Mengapa sasaran dakwah rasulullah shalallahu alaihi wassalam diawali pada orang orang terdekatnya

Kamis, 19 September 2019 - 14:55 WIB

Orang-orang Pertama yang Memeluk Islam

Sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam [SAW] diutus sebagai Nabi, keadaan bangsa Arab khususnya di Kota Makkah masih menyembah berhala dan patung. Kehidupan jahiliyah bangsa Arab perlahan lenyap setelah datangnya Nabi Muhammad SAW membawa ajaran suci Islam.Ketika resmi diangkat menjadi Rasulullah pembawa risalah, Nabi Muhammad SAW mulai melakukan dakwah secara sirri [sembunyi-sembunyi]. Tahapan dakwah sirriyah ini berlangsung selama 3 tahun.Rasulullah SAW memulai dakwah sembunyi-sembunyi agar penduduk Makkah yang kala itu hidup dalam tradisi jahiliyah tidak dikagetkan dengan hal-hal yang bisa mengundang amarah mereka.Nabi SAW melaksanakan tugas kenabiannya dengan sangat bijaksana. Perlahan tapi pasti, Rasulullah menawarkan Islam kepada orang-orang terdekatnya, keluarga besar, para sahabat-sahabatnya. Mereka semua diajak dan didakwahi untuk memeluk Islam.Beliau juga mendakwahi orang yang sudah saling mengenal dengan beliau dan mereka yang mencintai kebaikan. Rasulullah juga mendekati mereka yang mengenal beliau sebagai sosok yang menjunjung tinggi nilai kejujuran dan kesalihan. Hasilnya, banyak di antara mereka yang menyambut baik dakwah beliau. Satu persatu para keluarga dekat dan sahabat ini memeluk Islam.

Dalam Sirah Nabawiyah karangan Syeikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury yang bersumber dari Kitab "Ar-Rahiqul Makhtum" disebutkan bahwa gelombang pertama yang masuk Islam ini dikenal sebagai As-Sabiqun Al-Awwalun [orang-orang yang paling dahulu dan pertama masuk Islam].

Pada barisan terdepan dan yang paling awal memeluk Islam adalah isteri tercinta Nabi, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid RA dan maula [budak] beliau, Zaid bin Haritsah.

Kemudian keponakan yang juga menantu beliau, 'Ali bin Abi Thalib RA [kala itu masih anak-anak dan di bawah tanggungan beliau]. Dari kalangan sahabat terdekat yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq. Mereka semua memeluk Islam.Setelah memeluk Islam, sahabat Abu Bakar ikut berjuang membantu Nabi dalam mendakwahi Islam. Dia adalah sosok laki-laki yang lembut, disenangi, fleksibel dan berbudi baik. Para tokoh kaumnya selalu mengunjunginya dan menghormatinya karena keintelekan, kesuksesan dalam berbisnis dan pergaulannya yang luwes.Berkat Abu Bakar, beberapa orang dari kaumnya masuk Islam. Di antaranya sahabat Utsman bin 'Affan al-Umawi, Az-Zubair bin al-'Awam al-Asadi, 'Abdurrahman bin 'Auf, Sa'd bin Abi Waqqash dan Thalhah bin 'Ubaidillah at-Timi. Kedelapan orang inilah yang terlebih dahulu masuk Islam dan merupakan gelombang pertama dan palang pintu Islam.Di antara orang-orang pertama lainnya yang masuk Islam adalah Bilal bin Rabah al-Habasyi. Kemudian diikuti oleh Abu 'Ubaidah, 'Amir bin al-Jarrah yang berasal dari suku Bani al-Harits bin Fihr. Abu Salamah bin 'Abdul Asad dan Al-Arqam bin Abil Arqam [keduanya berasal dari suku Makhzum].

Kemudian, Utsman bin Mazh'un -dan kedua saudaranya Qudamah dan 'Abdullah-. Selanjutnya 'Ubaidah bin al-Harits bin al-Muththalib bin 'Abdu Manaf, Sa'id bin Zaid al-'Adawy dan istrinya Fathimah binti Khatthab Al-'Adawiyyah [saudara perempuan 'Umar bin Khatthab], Khabbab bin al-Arts, 'Abdullah bin Mas'ud al-Hazaly serta banyak lagi selain mereka.

Mereka terdiri dari suku Quraisy yang ada. Ibnu Hisyam mencatat jumlah mereka lebih dari 40 orang. Ibnu Ishaq berkata: "…kemudian banyak orang yang masuk Islam secara berbondong-bondong baik laki-laki maupun wanita sampai akhirnya tersiarlah gaung Islam di seantero Mekkah dan mulai menjadi bahan perbincangan orang.

Nabi Muhammad saw yang lahir di Mekkah dengan membawa misi mendakwahkan ajaran Islam mendapat tantangan yang berat dan menyakitkan. Kultur masyarakat yang ada pada waktu itu menganut keyakinan Paganisme [suatu kepercayaan spiritual, atau praktek penyembahan terhadap patung dan berhala].

Mereka menganut Paganisme dari kakek buyutnya, alias turun temurun di zaman Arab Jahiliyah.

Keyakinan yang sudah kuat dan mengakar di kalangan masyarakat Mekkah tersebut, mengakibatkan dakwah Rasulullah saw dalam menyampaikan ajaran Islam, selalu mendapat tantangan serta rintangan dari orang-orang kafir dan ahli kitab. Bahkan tidak sedikit hinaan, dan perlakuan buruk serta pengusiran terhadap dakwah Rasulullah saw.

Faktor yang menyebabkan kaum kafir dan ahli kitab enggan menerima dakwah yang dibawa oleh Rasulullah saw, diantaranya adalah; adanya kepentingan agama.

Baca juga: 

  • Strategi Dakwah Rasulullah
  • Bid’ah Indah Maulid Nabi

Agama menjadi bagian yang sensitif bagi setiap umat manusia. Karena agama tidak bisa digantikan oleh sebuah agama baru, kecuali dengan sebuah kesadaran. Bahwa agama lama, atau kepercayaan yang sudah ada tidak mampu memberikan kepuasan rohani.

Karena agama merupakan hal yang sulit digantikan dalam kehidupan manusia, maka muncullah penolakan terhadap siapapun yang berusaha menggantikan agama tersebut, baik itu individu maupun kelompok.

Baca juga:  Kisah Syekh Abu Bakar bin Salim dan Perempuan yang Bernazar

Bagi masyarakat Mekkah pada waktu itu yang sangat tertutup, dan sudah mempunyai kepercayaan warisan nenek moyang.

Kehadiran ajaran baru yaitu agama Islam, yang dibawa oleh Rasulullah saw adalah ancaman bagi keberadaan agama atau kepercayaan yang sudah dianutnya.

Faktor lain yang menyebabkan dan mempengaruhi adanya penolakan terhadap dakwah Rasulullah saw di periode awal Islam, adalah kepentingan politik. Politik adalah salah satu sarana bagi seseorang, untuk menjadi sosok yang berpengaruh dihadapan masyarakat, baik itu di bidang ekonomi, social maupun budaya.

Hadirnya Rasulullah saw yang mengajak orang-orang untuk memeluk Islam, dianggap sebagai sebuah ancaman bagi orang-orang yang telah menjadi tokoh besar waktu itu, dan mempunyai massa banyak. Sehingga munculnya Rasulullah saw, dianggap sebagai ancaman bagi mereka yang mempunyai pengaruh dan jabatan strategis di tengah masyarakat.

Faktor ekonomi juga menjadi salah satu faktor, kenapa dakwah Rasulullah saw mendapat banyak penolakan di kalangan masyarakat Mekkah pada waktu. Hal ini tidak lain karena kepentingan ekonomi menjadi sangat erat kaitannya dengan hajat kehidupan masyarakat Mekkah, dimana pekerjaan umum masyarakat Mekkah sebagai penganut paganisme adalah membuat patung. Kemunculan dakwah Rasulullah saw dianggap telah mengancam lahan bisnis mereka, karena ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw melarang penyembahan terhadap patung.

Baca juga:  Hari-hari Nabi Muhammad Tinggal di Rumah Abu Ayyub

Ketiga faktor itulah, yang menjadi hambatan Rasulullah saw dalam mendakwahkan Islam di Mekkah. Dalam dakwahnya, Rasulullah saw sering mendapatkan perlawanan dari masyarakat Mekkah, baik secara individu maupun kelompok.

Untuk menghadapi itu semua, Rasulullah saw mempunyai sebuah strategi supaya dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam bisa terus berlanjut. Pada waktu itu Rasulullah saw melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi, fokus pada perbaikan akidah atau keyakinan dan penyampaian ajaran dengan hikmah dan mauidzotul hasanah.

Dakwah sembunyi-sembunyi yang dilakukan oleh Rasulullah saw yang pertama, adalah dengan menguatkan apa ajaran yang dibawa Rasulullah saw terhadap orang-orang terdekat, yaitu keluarga Rasulullah saw dan para sahabat beliau, misalnya kepada Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Siti Khadijah, Ummu Aiman, Zaid bin Haritsah. Mereka kemudian orang-orang tersebut dikenal dengan istilah Assabiqunal Awwalun.

Beberapa sahabat yang sudah menerima ajaran Rasulullah saw, kemudian mengembangkan dakwahnya kepada para sahabat yang lainnya, sehingga para pengikut Rasulullah saw semakin hari semakin banyak. Fase dakwah yang sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah saw juga menjadikan Baitul Arkam [kediaman arkam] sebagai tempat untuk berdakwah, ditengah penentangan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak suka dengan dakwah Rasulullah saw.

Strategi lain yang dilakukan oleh Rasulullah saw, pada saat awal-awal dakwahnya di Mekkah adalah menggunakan metode dakwah dengan hikmah dan uswah hasanah. Metode yang lebih mengedepankan pada nasihat yang baik dan uswah hasanah ini, menjadi strategi yang sangat efektif dalam melancarkan dakwah Rasulullah saw pada waktu itu.

Memberikan nasihat dan contoh yang baik, dengan sasaran dakwah orang-orang terdekat beliau telah memunculkan sebuah ketertarikan tersendiri. Mengapa?

Baca juga:  Maulid Nabi Muhammad Saw: Nikmat Terbesar Bagi Seluruh Alas

Karena sosok Nabi Muhammad saw yang mempunyai kredibilitas baik, yaitu sosok yang tidak pernah berbohong dan dapat dipercaya. Sehingga dengan metode dakwah seperti ini, banyak para sahabat yang masuk Islam dan ikut menyebarkan ajaran Islam.

Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat.

Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera terlintas dalam benak adalah bahwa alasan utama Nabi Saw melakukan dakwah sembunyi-sembunyi ini karena adanya rasa takut terhadap perlawanan sengit kaum musyrik dan bahaya yang akan mengancam dakwah Islam yang baru saja dimulai.

Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

Nabi Muhammad Saw melakukan dakwah sembunyi-sembunyi ini selama tiga tahun;[1] karena situasi dan kondisi kota Mekah belum kondusif untuk memulai dakwah secara terang-terangan. Beliau dalam tiga tahun ini melakukan dakwah sembunyi-sembunyi kepada orang-orang yang dinilai memiliki kesiapan untuk menerima. Rasulullah Saw mengajak mereka kepada tauhid dan penyembahan kepada-Nya serta kenabiannya. Dalam masa ini, Quraisy mengetahui klaim yang disampaikan oleh Nabi Saw dan tatkala mereka melihatnya di suatu tempat, mereka berkata, “Pemuda Bani Abdul Muthhalib berbicara sesuatu dari langit.”[2] Lantaran ia tidak menyampaikan klaimnya itu di hadapan khalayak ramai, mereka tidak mengetahui kandungan dakwah Nabi Saw karena itu mereka tidak menunjukkan reaksi apa pun.

Dakwah sembunyi-sembunyi ini dilakukan dengan tujuan fondasi-fondasi awal bangunan agung Islam dapat dipancangkan dan berdiri tegak; karena benih-benih pertama tanaman ini harus disemai secara diam-diam dan penyemaian benih-benih pertama seperti ini di hadapan umum sebelum ia memiliki akar yang kokoh dan dalam serta ranting yang kuat maka ia akan berada dalam ancaman kehancuran dan kebinasaan.

Setiap benih pemikiran baru mau tak mau harus pada langkah-langkah awal disebarkan pada hati-hati yang beriman kepadanya dan kemudian berbicara secara terang-terangan tentangnya. Demikian juga harus terbentuk sebuah kelompok yang menjadi pioner dan pembuka jalan dakwah; karena setiap pemikiran baru laksana sebuah janin dalam rahim ibu tidak menjejakkan kakinya pada tataran eksistensi utuh sehingga harus dibantu dan harus berjibaku melawan segala faktor penghancurnya. Dalam masa perkembangannya, ia akan memanfaatkan segala unsur untuk tetap eksis dan melengkapi dirinya dengan segala media kekuatan. Atas dasar itu, ajakan dan seruan kepada pemikiran baru menuntut dilakukannya ajakan secara diam-diam untuk menyebarkan pemikiran ini dan kemudian secara perlahan setelah segala sesuatunya telah siap dinyatakan dengan terbuka. Atas dasar itu, tingkatan pertama dakwah dilakukan dengan cara seperti ini dan kemudian tingkatan-tingkatan selanjutnya setelahnya.

...More

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề