Mengapa unsur golongan 16 disebut golongan kalkogen adalah

Unsur golongan 16 disebut juga ______

Penyelesaian:

Unsur golongan 16 juga dikenal sebagai c halkogen.

Kalkogen

Unsur golongan 16 secara kolektif dikenal sebagai chalcogens atau unsur pembentuk bijih. Banyak logam dalam kelompok ini terjadi sebagai bijih sulfida atau oksida. kelompok 16 unsur dari tabel periodik cararn terdiri dari 5 unsur oksigen, sulfur, selenium, telurium dan polonium. Ini kelompok juga dikenal sebagai keluarga oksigen.

Konfigurasi elektron dari kalkogen

Konfigurasi elektron dari kalkogen ditabulasikan di bawah ini.

Kalkogen

Konfigurasi elektron

Oksigen (O)

[Dia]2s 2 2p 4

Belerang (S)

[Ne]3s 2 3p 4

Selenium (Se)

[Ar]3d 10 4s 2 4p 4

Telurium (Te)

[Kr]4d 10 5s 2 5p 4

Polonium (Po)

[Xe]4f 14 5d 10 6s 2 6p 4

5

Mengapa unsur golongan 16 disebut golongan kalkogen adalah
Mengapa unsur golongan 16 disebut golongan kalkogen adalah

Unsur golongan utama merupakan unsur-unsur yang banyak terdapat di bumi dan di jagat raya atau dikenal sebagai unsur representatif. Unsur-unsur ini berada pada blok s dan p dalam sistem periodik unsur. Pemaparan dalam buku Kimia Unsur Golongan Utama ini mencakup sifat, reaksi, ekstraksi unsur, sintesis senyawa, kegunaan serta peranan unsur dan senyawa dalam kehidupan sehari-hari, industri, kesehatan, biologi, dan lingkungan. Pada Bab 1 dibahas tentang unsur hidrogen yang ditulis dalam bab terpisah karena sifatnya yang sangat berbeda dan kurang cocok dimasukkan ke dalam unsur golongan 1 yang membahas unsur-unsur golongan alkali. Bab 2 hingga 9 dibahas berturut-turut tentang unsur golongan 1 (alkali), 2 (alkali tanah), 13, 14, 15 (pniktogen), 16 (Kalkogen), 17 (halogen), dan 18 (gas mulia).

Hidrogen merupakan unsur dengan kelimpahan terbesar di jagat raya dan juga merupakan unsur yang ketiga kelimpahannya (setelah oksigen dan silikon) di permukaan bumi. Hidrogen pertama kali dikenal sebagai unsur oleh ahli kimia Inggris, Henry Cavendish pada 1781. Hidrogen merupakan unsur paling sederhana yang terdiri dari satu proton dan satu elektron. Hidrogen telah menjadi pusat pengembangan teori tentang struktur bahan. Atom hidrogen memiliki konfigurasi elektron yang khas 1s1. Hidrogen dapat memperoleh satu elektron menjadi Hdengan konfigurasi elektron 1s2 atau dapat kehilangan satu elektron menjadiH+. Kepolaran atom H dapat berubah dengan mudah antara hidrida (H–), atom (H), dan proton (H+), sehingga hidrogen dapat membentukberbagai macam senyawa dengan unsur lain.

Struktur atom hidrogen dalam beberapa hal mirip logam alkali. Logam alkali (golongan 1) juga mempunyai satu elektron di kulit terluarnya, tetapi unsur-unsur logam alkali cenderung kehilangan satu elektron dalam reaksi, dan membentuk ion positif. Meskipun H+ dikenal, hidrogen mempunyai lebih besar kecenderungan untuk membentuk pasangan elektron dan membentuk ikatan kovalen. Struktur atom hidrogen dalam beberapa hal juga mirip dengan halogen (golongan 17), karena keduanya hanya membutuhkan satu elektron untuk mencapai konfigurasi gas mulia.

Isotop hidrogen sangat penting dalam kimia. Perbedaan relatif massa antara isotop-isotop hidrogen yang begitu besar menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam sifat fisika dan perilaku kimiawi antara isotop-isotopnya. Hidrogen alamiah terdiri dari tiga isotop, yaitu protium, atau hidrogen “biasa” yang tidak mengandung netron (kelimpahan 99,985%), deuterium (D) yang mengandung satu netron (kelimpahan 0,0156%), dan tritium (T) yang bersifat radioaktif (kelimpahan10-16 %) yang mengemisikan partikel β.

Logam alkali (unsur golongan 1) dinamakan demikian karena kebanyakan oksida dan hidroksidanya termasuk diantara basa (alkali) paling kuat yang dikenal. Unsur dalam golongan ini meliputi unsur litium, natrium, kalium, rubidium, sesium, dan fransium. Unsur Fransium tidak akan banyak dibahas dalam buku ini karena unsur ini terdapat secara alami hanya dalam jumlah yang sangat sedikit dan bersifat radioaktif. Sementara itu, logam alkali terdapat melimpah di air laut dan dalam bentuk mineral. Khususnya, natrium yang terdapat di kerak bumi adalah unsur keempat yang melimpah setelah Al, Fe, dan Ca. Walaupun keberadaan ion natrium telah dikenal sejak lama, sejumlah usaha untuk mengisolasi logam ini dari larutan air garamnya gagal.

Unsur-unsur alkali memiliki kilap keperakan logam yang khas pada permukaan yang baru dipotong (tetapi ini cepat menghitam setelah bersinggungan dengan udara). Unsur-unsur ini juga memiliki daya hantar (konduktivitas) listrik dan panas yang tinggi, yang merupakan sifat khas logam. Pipa yang diisi natrium digunakan untuk penghantar listrik yang pendek. Natrium yang meleleh digunakan sebagai fluida pentransfer panas dalam beberapa reaktor nuklir. Daya hantar panas dan daya hantar listrik unsur-unsur logam alkali secara umum berkurang dari Li ke Cs. Massa jenis logam alkali tidak normal. Sebagian besar logam memiliki massa jenis antara 5 hingga 15 gcm-3, tetapi massa jenis logam alkali sangat berbeda (Tabel 5.1). Faktanya, litium memiliki massa jenis setengah dari massa jenis air. Dengan massa jenis yang begitu kecil, litium akan sangat ideal untuk membuat kapal yang tidak akan karam (meskipun lunak), kecuali satu hal yaitu logam alkali sangat reaktif.

Unsur yang termasuk logam golongan 2 atau alkali tanah adalah berilium, magnesium, kalsium, stronsium, barium, dan radium. Logam berilium pertama kali diekstraksi oleh F. Wohler pada tahun 1828. Logam ini secara terpisah juga diisolasi pada tahun yang sama oleh A. B. Bussy menggunakan metode yang sama yakni reduksi BeCl2 dengan logam kalium. Logam berilium dibuat secara elektrolisis pertama kali oleh P. Labeau pada tahun 1898 dan secara komersil (elektrolisis dari leburan campuran antara BeF2 dan BaF2) ditemukan oleh A. Stock dan H. Goldschmidt pada tahun 1932.

Berilium merupakan unsur yang kurang dikenal, karena kelimpahannya yang sangat rendah dan sangat sulit untuk diekstrak dari mineral beril Be3 Al2(SiO3)6. Magnesium dan kalsium merupakan unsur yang kelimpahan sangat tinggi dan termasuk unsur utama penyusun kulit bumi. Magnesium secara komersil diekstrak dari air laut dan mineral dolomit, CaCO3.MgCO3. Kalsium terdapat sebagai karbonatnya CaCO3. Walaupun stronsium dan barium kurang melimpah, tetapi unsur ini terdapat sebagai bijih dan mudah untuk diekstrak, sehingga unsur ini sangat dikenal. Sedangkan radium sangat jarang terdapat di kulit bumi dan bersifat radioaktif.

Unsur golongan 13 ini masing-masing memiliki tiga elektron valensi, dua elektron terletak dalam orbital s dan satu elektron terdapat dalam orbital p. Boron memiliki konfigurasi elektron terluar 2s2 2p1,aluminium 3s2 3p1, galium 4s2 3p1, indium 5s2 5p1 dan talium 6s2 6p1. Boron merupakan unsur yang unik dan menarik dalam golongan 13 dan hanya sedikit persamaannya dengan aluminium. Boron agak lebih jarang ditemui, namun sangat dikenal karena terdapat secara alami sebagai senyawa boraks Na2B4O7.10H2O dan kernit Na2B4O7.4H2O.

Boron dikenal sebagai unsur bukan logam, sedangkan unsur lain dalam satu golongan dikenal sebagai logam yang cukup reaktif. Semua unsur golongan 13 menunjukkan tingkat oksidasi +3. Ukuran ion yang kecil, besarnya muatan ion dan tingginya nilai potensial ionisasi unsur-unsur ini menyebabkan unsur-unsur golongan 13 umumnya memiliki sifat kovalen yang tinggi. Boron selalu membentuk senyawa kovalen dengan unsur lain, sedangkan senyawa-senyawa sederhana, seperti AlCl3 dan GaCl3 merupakan senyawa kovalen yang anhidrat. Tetapi dalam keadaan larutan, semua ion unsur golongan 13 ada dalam keadaan terhidrat.

Karbon, silikon, germanium, timah dan timbal dalam tabel periodik terdapat pada golongan 14. Unsur-unsur ini memiliki empat elektron valensi, dua elektron dalam orbital s dan dua elektron dalam orbital p. Unsur-unsur dalam golongan ini menunjukkan perbedaan dalam sifat-sifatnya seperti karbon yang nonlogam ke unsur timbal yang dikenal sebagai logam. Karbon tersebar luas di alam. Karbon merupakan penyusun esensial dari semua makhluk hidup, sebagai protein, karbohidrat, dan lemak. Karbon dioksida sangat penting dalam proses fotosintesis, dan dihasilkan pada proses pernafasan. Kimia organik mengkaji senyawa-senyawa yang mengandung karbon. Senyawa anorgnik diproduksi dalam skala besar termasuk karbon hitam (carbon black), kokas, kola, grafit, karbonat, karbon dioksida, karbon monoksida, urea, kalsium karbida, kalsium sianamida, dan karbon disulfida. Selain itu, juga banyak diteliti tentang senyawa organometalik, karbonil, ikatan π kompleks.

Dalam golongan 14 dijumpai perubahan sifat nonlogam ke sifat logam menurut kenaikan nomor atomnya; karbon dan silikon adalah nonlogam, sedangkan germanium memiliki sedikit sifat logam, dan timah. Timbal adalah logam yang sudah sangat dikenal. Seperti halnya golongan yang lain, karbon berbeda dengan unsur-unsur yang lain dalam golongan 14. Selain itu, silikon juga memiliki sifat-sifat khusus.

Unsur-unsur golongan ini meliputi nitrogen, fosfor, arsen, antimon, dan bismut. Masing-masing unsur ini memiliki lima elektron valensi, dua elektron dalam orbital s dan tiga elektron yang lain terletak dalam orbital p. Tingkat oksidasi maksimum setiap unsur adalah +5. Kecenderungan untuk memiliki elektron pada orbital s tetap dalam keadaan berpasangan (efek pasangan inert) makin besar sesuai dengan kenaikan berat atom, sehingga unsur-unsur golongan 15 umumnya bersifat trivalen bila berikatan dengan atom lain. Valensi 3 dan 5 untuk unsur-unsur ini dijumpai dalam senyawa halogen dan belerang, sedangkan hidridanya cenderung berbentuk trivalen.

Semua unsur golongan 15 dapat membentuk hidrida MH3. Pembentukan hidrida ini sangat mudah dan hidrida yang terbentuk relatif sangat stabil. Kemampuan hidrida untuk memberikan pasangan elektron kepada atom lain berkurang dari NH3 ke BiH3.

Nitrogen dapat diproduksi secara komersial dengan melakukan distilasi secara bertingkat terhadap udara cair. Tetapi distilasi ini masih mengandung oksigen dalam jumlah yang sangat kecil. Di laboratorium, gas nitrogen dapat dibuat dengan memanaskan amonium nitrit atau dengan mengoksidasi amonia dengan garam hipoklorit misalnya kalsium hipoklorit, air brom atau CuO. Sedangkan gas nitrogen dalam keadaan sangat murni dapat diperoleh dengan pemanasan hati-hati natrium azida, NaN3 pada suhu 300 °C.

Setiap unsur dalam golongan ini memiliki enam buah elektron valensi, dua elektron terdapat dalam orbitan s dan empat elektron terdapat dalam orbital p. Oksigen memiliki konfigurasi elektron terluar 2s2 2p4; belerang 3s2 3p4; selenium 4s2 4p4; telurium 5s2 5p4; dan polonium 6s2 6p4. Oksigen dalam berbagai bentuknya merupakan unsur yang paling melimpah di alam. Sebagai unsur bebas, oksigen merupakan 20,9% penyusun atmosfer bumi; dalam bijih dan batuan merupakan 46,6% unsur penyusun kulit bumi; dan dalam hidrosfer merupakan 89% unsur penyusun air. Belerang memiliki kelimpahan yang rendah dalam kulit bumi (0,05%), sedangkan unsur golongan 16 yang lain merupakan unsur sangat langka. Meskipun unsur selenium sangat beracun, unsur ini diperlukan dalam kehidupan dalam jumlah yang sangat sedikit.

Empat unsur pertama dalam golongan ini, yaitu oksigen, belerang, selenium, dan telurium merupakan unsur-unsur bukan logam. Secara kolektif, unsur-unsur ini sering disebut sebagai unsur-unsur kalkogen atau unsur-unsur pembentuk bijih karena sebagian besar bijihnya terdapat sebagai bentuk oksida dan sulfida. Sifat bukan logam terutama dijumpai pada oksigen dan belerang, sedangkan pada selenium dan telurium sifat ini sedikit berkurang. Polonium merupakan logam yang bersifat radioaktif dengan waktu paruh pendek.

Unsur-unsur halogen meliputi fluorin, klorin, bromin, iodin, dan astatin. Asal kata halogen adalah bahasa Yunani yang berarti pembentuk garam. Fluorin dan klorin merupakan gas yangsangat beracun, bromin merupakan cairan beracun yang bersivat volatile, sedangkan iodin merupakan padatan yang mudah menyublim. Semua unsurnya bereaksi langsung dengan logam membentuk garam. Kereaktifan yang sangat tinggi mengakibatkan halogen ditemukan di alam hanya dalam bentuk senyawa. Fluorin dikenal sebagai unsur paling reaktif. Unsur-unsur ini memiliki sifat yang sangat mirip satu sama lain. Konfigurasi elektron halogen adalah ns2 np5, dan halogen kekurangan satu elektron untuk membentuk struktur gas mulia.

Selain dapat membentuk senyawa dengan unsur-unsur lain, unsur-unsur halogen dapat pula bergabung dengan sesamanya membentuk senyawa antar-halogen. Senyawa-senyawa ini dapat dibedakan ke dalam empat kelompok senyawa, yaitu kelompok AX, AX3, AX5, dan AX7. Kelompok AX terdapat senyawa-senyawa ClF, BrF, BrCl, ICl, dan IBr; kelompok AX3 meliputi ClF3, BrF3, dan IF3. Senyawa-senyawa BrF5 dan IF5 termasuk dalam kelompok senyawa AX5; sedangkan senyawa IF7 merupakan satu-satunya anggota senyawa kelompok AX7.

Unsur-unsur gas mulia (golongan 18) terdiri dari helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn). Pada awalnya, unsur-unsur ini dikenal dengan istilah gas inert (lembam) karena tidak satupun unsur-unsur ini dapat bereaksi dengan unsur lain membentuk senyawa. Sejak penemuan senyawa xenon fluorida pada tahun 1962 yang menunjukkan bahwa xenon tidak inert, istilah gas mulia yang dipakai yang menunjukkan bahwa unsur-unsur ini cenderung stabil dan tidak reaktif.

Helium memiliki dua elektron yang mengisi penuh kulit 1s2. Unsur gas mulia yang lain Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn memiliki delapan elektron pada kulit terluarnya, ns2 np6. Konfigurasi elektron ini adalah paling stabil dan berkaitan dengan ketidakreaktifannya secara kimia. Atom-atom gas mulia mempunyai afinitas elektron nol (atau sedikit negatif), dan memiliki energi ionisasi yang tinggi. Semua unsur-unsur gas mulia adalah gas tak berwarna, tak berbau, tak berasa, dan tidak mudah terbakar pada kondisi normal. Jari-jari atom unsur gas mulia, seperti umumnya golongan lain, bertambah secara teratur dari He ke Rn karena bertambahnya jumlah elektron. Sementara energi ionisasi unsur golongan gas mulia makin berkurang dari He ke Rn.