Mengelilingi ka bah sebanyak 7 kali dalam pelaksanaan haji disebut

Pengertian Tawaf, Ritual Mengelilingi Ka'bah di Baitullah, Foto: Unsplash.

Ibadah ke Makkah adalah impian Muslim diseluruh dunia. Menjalankan ibadah haji dan umroh. Dalam melaksanakan ibadah haji disana ada ritual mengelilingi ka’bah di Baitullah tujuh kali, yaitu salah satunya tawaf. Ritual ini sudah dimulai sejak zaman Nabi Ibrahim dan Ismail.

Ka'bah merupakan bangunan berbentuk kubus yang terbuat dari susunan batu. Sederhana, tanpa ornamen warna-warni. Namun Ka'bah adalah rumah peribadatan pertama yang dikenal manusia terumatama bagi umat Muslim di seluruh dunia. Ka’bah adalah rumah Allah yang di mana sangat dijaga dengan baik oleh seluruh umat Muslim. Keajaiban lain yang ada di Masjidil Haram adalah sumur air zam-zam yang tak pernah kering, sehingga bisa dinikmati jutaan umat muslim dari seluruh dunia.

Sumber air zam-zam tersedia di dalam Masjidil Haram maupun pelataran masjid. Ada doa khusus sebelum minum air zam-zam yakni mohon agar mendapat ilmu bermanfaat, rezeki yang banyak, serta sembuh dari segala penyakit. Mengelilingi Ka'bah di Baitullah sebanyak tujuh kali merupakan pengertian tawaf. Ini penjelasan selengkapnya.

Pengertian Tawaf, Ritual Mengelilingi Ka'bah di Baitullah, Foto: Unsplash.

Dikutip dari buku Ternyata Kita Tak Pantas Masuk Surga karya H. Ahmad Zacky El-Syafa (2020: 383), Tawaf adalah kegiatan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Kegiatan ini menjadi salah satu amal ibadah yang dilaksanakan oleh umat muslim pada saat menunaikan ibadah haji/umroh di Tanah Suci. Tawaf dalam islam berarti sebagai ibadah pembuka jika kamu ingin beribadah di Masjidil Haram.

Semisal ingin beritikaf, ingin shalat, ingin menuntut ilmu dalam kajian-kajian Masjidil Haram, maka disunahkan tawaf begitu masuk Masjidil Haram. Tawaf hanya dilakukan oleh umat muslim di Masjidil Haram. Saat bertawaf, jamaah harus dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil, berbeda dengan Sa'i yang boleh dikerjakan dalam keadaan tidak suci.

Pengertian Tawaf, Ritual Mengelilingi Ka'bah di Baitullah, Foto: Unsplash.

Dikutip dari buku Ternyata Kita Tak Pantas Masuk Surga karya H. Ahmad Zacky El-Syafa (2020: 384), inilah macam-macam tawaf:

Tawaf Qudum atau disebut juga sebagai tawaf Dukhul adalah tawaf yang dilaksanakan sesampainya Anda di kota Makkah. Jadi, tawaf ini merupakan tawaf selamat datang. Setiap kali Rasulullah SAW masuk ke Masjidil Haram, beliau selalu melaksanakan tawaf Qudum sebagai pengganti sholat Tahiyatul Masjid. Tawaf ini hukumnya sunnah, jadi kalau tidak dilaksanakan maka tidak akan membatalkan pelaksanaan ibadah haji/umroh.

Tawaf tathawwu adalah Tawaf yang dapat dilaksanakan kapan saja. Tawaf ini berfungsi sebagai ganti sholat Tahiyatul Masjid pada saat memasuki Masjidil Haram.

Tawaf ifadah adalah Tawaf ziarah atau tawaf rukun. Tawaf ini merupakan salah satu rukun haji sehingga jika tidak dilaksanakan maka hajinya menjadi batal. Pelaksanaan tawaf ini diutamakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, sesudah melempar jumrah aqabah dan tahallul atau mencukur rambut. Selain itu, tawaf ifadah juga sebaiknya dilaksanakan sebelum berakhirnya hari-hari tasyriq (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah).

Tawaf Wada adalah tawaf perpisahan yang biasa juga disebut sebagai tawaf Shadar (tawaf kembali). Disebut sebagai tawaf kembali karena setelah itu para jamaah haji akan meninggalkan Makkah dan kembali ke tempatnya masing-masing. Hukum tawaf ini adalah wajib sehingga apabila Anda tidak melaksanakan tawaf ini maka harus membayar dam.

Demikianlah pengertian dari tawaf. Dapat disimpulkan bahwa tawaf adalah ibadah mengelilingi ka’bah tujuh kali. Semoga informasi ini bermanfaat. (umi)

berkunjung ke Baitullah di Makkah untuk melakukan tawaf, sa'i dan wukuf di Arafah serta amalan lainnya dengan niat haji pada masa tertentu demi mencapai ridho Allah.

Hukum Ibadah Haji adalah wajib bagi orang yang pertama kali melaksanakan (memenuhi rukun Islam), dan bagi orang yang bernazar. Sedangkan bagi yang sudah melaksanakan ibadah haji hukumnya sunnah.

Waktu mengerjakan ibadah haji di mulai sejak 1 Syawal hingga menjelang terbit fajar malam ke sepuluh Zulhijah.

Ibadah Umrah

Berkunjung ke Baitullah di Makkah untuk melakukan Tawaf, Sa'i, dan memotong/mencukur rambut (tahallul) dan dapat dilakukan kapan saja demi mencapai ridha Allah.

Hukum Ibadah Umrah adalah wajib bagi orang yang pertama kali melaksanakan dan bagi orang yang bernazar. Sedangkan bagi orang-orang yang melaksanakan Umrah kedua kali dan seterusnya hukumnya sunat. Umrah dapat dilaksanakan sewaktu-waktu di luar musim haji(kecuali pada waktu wukuf dan hari-hari Tasyrik).

Ihram

Niat mulai menjalankan haji/umrah. Pakaian Ihram ialah pakaian yang dipakai oleh orang yang melakukan ibadah haji dan umrah dengan ketentuan: a) Bagi pria memakai dua helai kain yang tidak berjahit, satu diselendangkan di bahu dan satu disarungkan menutupi pusar sampai dengan lutut. pada waktu melaksanakan tawaf, di sunnahkan memakai kain Ihram dikenakan dengan cara idtiba, yaitu dengan membuka bahu sebelah kanan dengan membiarkan bahu sebelah kiri menutup kain Ihram. Tidak boleh memakai baju, celana atau kain biasa. Diperbolehkan memakai ikat pinggang, jam tangan dan alas kaki yang tidak menutup mata kaki ketika shalat, sunatnya diselendangkan di atas kedua bahu hingga dada sehingga kedua pundaknya tertutup. b) Bagi wanita memakai pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. Sunat sebelum berihram : mandi, memakai minyak wangi, menyisir rambut dan memotong kuku. Larangan Ihram : Bagi pria dilarang: memakai pakaian berjahit (bertangkup), memakai sepatu/alas kaki yang menutupi mata kaki dan menutup kepala (seperti topi). Bagi wanita dilarang : berkaos tangan(menutup telapak tangan) dan menutup muka (bercadar).

Bagi kedua-duanya dilarang : memakai wangi-wangian kecuali yang dipakai sebelum berihram, memotong kuku dan mencukur atau mencabut bulu badan, berburu atau menggangu/membunuh binatang dengan cara apapun, Nikah, menikahkan atau meminang wanita untuk dinikahi, bercumbu atau bersetubuh (rafas), mencaci atau bertengkar mengucap kata-kata kotor (fusuq atau jidal) dan memotong pepohonan di tanah haram.

Istita'ah

Menurut pengertian umum ialah mampu. Sedangkan yang dimaksud Istita'ah disini adalah mampu melaksanakan ibadah haji ditinjau dari : a. Jasmani 1) Tidak sulit melakukan ibadah haji/umrah. 2) Tidak lumpuh. 3) Tidak dalam keadaan sakit yang diperkirakan lama untuk sembuh. b. Rohani 1) Memahami manasik haji/umrah. 2) Berakal sehat (tidak mengidap penyakit gangguan jiwa) dan memiliki kesiapan mental untuk ibadah haji/umrah dengan perjalanan yang jauh. c. Ekonomi 1) Mampu membayar biaya perjalanan ibadah haji (BPIH). 2) Memiliki biaya hidup untuk keluarga yang ditinggalkannya. 3) Bagi para petugas haji istita'ah ekonominya adalah : a) Memenuhi persyaratan dan aman waktu melaksanakan ibadah haji/umrah. b) Aman bagi keluarga dan harta benda yang ditinggalkannya selama melakukan ibadah haji/umrah. d. Keamanan 1) Aman dalam perjalanan dan aman waktu melaksanakan ibadah haji/umrah. 2) Aman bagi keluarga dan harta benda yang ditinggalkannya selama

melakukan ibadah haji/umrah.

Jabal Nur dan Gua Hira

Terletak disebelah utara Masjidil Haram kira-kira 6 km. Untuk mendaki ke atas memerlukan waktu kurang lebih 1 jam. Di puncaknya, agak menurun sedikit, terdapat sebuah gua yang cukup untuk duduk 4 orang. Tinggi didalamnya setinggi orang berdiri. Gua tersebut terkenal dengan Gua Hira. Jabar Nur dan Gua Hira mempunyai makna yang sangat penting dalam sejarah Islam, karena di gua inilah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama, yaitu Surat Al-Alaq ayat 1-5.

Jabal Rahmah

Seluruh bukit yang terletak di sebelah sudut Padang Arafah. Sebuah riwayat menceritakan bahwa setelah Rasulullah SAW menyampaikan khutbah Wada' di Masjid Namirah, barulah beliau melakukan Wukuf di kaki Jabal Rahmah yang merupakan bagian dari Padang Arafah dan disini pula tempat pertemuan antara Nabi Adam As dan isteri tercintanya Siti Hawa setelah berpisah selama 100 tahun.

Jabal Tsur

Terletak disebelah selatan Masjidil Haram sejauh kurang lebi 6 km. Jabal Tsur ini mempunyai nilai penting dalam sejarah Islam. Rasulullah SAW bersama-sama dengan Abu Bakar Ashiddiq pernah berlindung di gunung tersebut waktu hendak hijrah ke Madinah. Menurut riwayat, setelah Rasulullah SAW selamat dari kepungan orang kafir Quraisy dirumahnya, maka beliau dengan diam-diam menyinggahi sahabat Abu Bakar Ashiddiq. Dari rumah Abu Bakar beliau bersama-sama dengan Abu Bakar lebih dahulu berlindung bersembunyi di Jabal Tsur kemudian menuju Madinah, sebagian orang-orang kafir Quraisy waktu mengejar Rasulullah SAW ada yang telah sampai Gua Tsur, mereka mendapatkan gua tersebut, tertutup dengan sarang laba-laba, dan nampang burung merpati yang sedang bertelur di sarangnya. Dengan melihat keadaan yang sedemikian itu, mereka berkesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mungkin bersembunyi di gua tersebut. Sewaktu orang-orang Quraisy di muka gua, bukan main cemas hati sahabat Abu Bakar Ashiddiq, kemudian turun wahyu Allah Surat At-Taubah ayat 40. Setelah orang kafir Quraisy pergi maka beberapa hari kemudian Abu Bakar Ashiddiq berangkat menuju Madinah dengan selamat. Di atas Jabal Tsur terdapat sebuah gua, jika ingin masuk ke dalam gua haru bertiarap dan setelah masuk hanya dapat duduk saja. Untuk mencapai gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama kurang lebih 1,5 jam.

Jabal Uhud (Bukut Uhud)

Nama sebuah bukut terbesar di kota Madinah yang letaknya 5 km dari pusat kota Madinah, terletak di pinggir jalan Madinah-Makkah mulai tahun 1984 perjalanan jemaah haji Makkah ke Madinah atau dari Madinah ke Jeddah tidak melalui jalan jama tersebut, melainkan melalui jalan baru yang tidak melewati pinggir jabal Uhud. Dilembah bukit ini pernah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin sebanyak 700 orang melawan kaum musyrikin Makkah sebanyak 3000 orang. Dalam pertempuran tersebut kaum muslimin gugur sampai 70 orang syuhada, antara lain Hamzah bin Abdul Muthalib paman Nabi Muhammad SAW.

Jama' dan Qashar

a. Shalat Jama'. Jama' artinya mengumpulkan, yaitu mengumpulkan dua shalat wajib yang dikerjakan dalam satu waktu yang sama. Shalat yang dapat di Jama' adalah Dzuhur dengan Ashar dan Magrib dengan Isya'. b. Shalat Qashar. Qashar artinya mendekatkan shalat Shalat 4 rakaat menjadi 2 rakaat (Dzuhur, Ashar dan Isya'). Ketentuan ini hanya boleh dibolehkan dalam waktu Safar. Shalat Jama' terbagi menjadi 2 bagian : 1) Jama' Taqdim : yaitu mengumpulkan 2 waktu shalat dikerjakan pada waktu shalat yang terdahulu. Contoh : Dzuhur dengan Ashar dikerjakan pada waktu Dzuhur. 2) Jama' Ta'khir : yaitu mengumpulkan 2 waktu shalat dikerjakan pada waktu shalat yang terbelakang. Contoh : Dzuhur dengan Ashar dikerjakan pada waktu Ashar.

c. Shalat Jama' Qashar adalah dua shalat fardu dikerjakan bersama dengan memendekan rakaat-rakaat shalat menjadi dua rakaat (Dzuhur, Ashar, dan Isya') dan shalat Jama' Qasar dapat saja menjadi Taqdim atau Ta'khir.

Ka'bah

Bangunan persegi empat yang berada di dalam Masjidil Haram terkenal dengan sebutal Baitul 'Atiq. Ke arah Ka'bah inilah semua umat Islam menghadap ketika Shalat. Ka'bah mempunyai empat sudut atau rukun, yakni; a. Rukun Al-Aswad, yaitu sudut yang terletak di Hajar Aswad dan disampinya pintu Ka'bah. b. Rukun Syami, yaitu sudut yang menghadap ke negeri Syam atau Syiria. c. Rukun Iraqi, yaitu sudut yang menghadap ke negeri Iraq. d. Rukun Yamani, yaitu sudut yang menghadap ke negeri Yaman.

Khandak / Masjid Khamsah

Khandak berarti parit pertahanan sehubungan dengan peristiwa pengepungan kota Madinah oleh kafir Quraisy. Penggalian parit ini dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW, peristiwa pengepungan ini terjadi pada bulan Syawal tahun ke lima Hijriyah. Peninggalan perang khandak yang ada sampai sekarang hanya berupa lima buah pos yang dulnya berjumlah tujuh pos.

Kiswah

Kain hitam yang membungkus atau membalut Ka'bah. Menurut riwayat, Kiswah ini ada sejak zaman Nabi Ismail, kemudian di ikuti secara turun temurun oleh kaum Quraisy yang menjadi penjaga Ka'bah dan dilanjutkan sampai sekarang. Kiswah dibuat dari bahan sutera asli yang alami disulam dengan berbagai kaligrafi ayat-ayat Al-Quran berwarna emas. Adapun Kiswah khusus untuk pintu Ka'bah dinamakan dengan A-barqa. Setiap tahun, Kiswah ini diganti oleh Kerajaan Arab Saudi dengan upacara khusus sebelum wukuf.

Lailatul Jam'in

Yaitu malam tanggal 10 Zulhijah, dinamakan demikian pada malam itu keharusan Wukuf dan kewajiban Mabit di Muzdalifah berlaku.

Lontar Jumroh

Melontar dengan batu kerikil pada jumroh (marma) Ula, Wusta, Aqabah. Pada tanggal 10 Zulhijah yang dilontar hanya Jumroh Aqobah saja dengan 7 kerikil. Pada tanggal 11, 12 dah 13 Zulhijah melontar ketiga Jumroh masing-masing dengan 7 batu kerikil dan harus masuk ke dalam lubang Marwa. Jika lontaran mengenai tugunya dan kerikil melesat melewati bibir sumur, maka lontaran dianggap tidak sah dah jawib diulang.

Ma'la

Tanah kuburan bagi penduduk Makkah sejak jaman dahulu kala sampai sekarang. Jemaah haji dari seluruh dunia yang meninggal di Makkah biasanya dimakamkan di Ma'la yang letaknya tidak jauh dari Masjidil Haram arab sebelah timur.

Mabit di Mina

Keadaan jamaah haji di Mina di malam hari untuk tidur/beristirahat pada hari-hari tasyik. Ketentuan Mabit di Mina adalah keberadaan jamaah haji di Mina lebih dari separuh malam.

Mabit di Muzdalifah

Bermalam atau berhenti sejenak di muzdalifah dengan berdoa atau berzikir sampai melewati tengah malam pada tanggal 10 Zulhijah. Bagi yang datang di muzdalifah sebelum tengah malam, maka harus menunggu sampai tengah malam. Mabit bisa berhenti sejenak dalam kendaraan atau turun dari kendaraan pada saat itu bisa dimanfaatkan untuk mencari kerikil disekitar tempat kendaraan untuk melempar jumrah di Mina.

Makam Baqi

Tanah kuburan untuk penduduk Madinah sejak zaman jahiliyah sampai sekarang. Jemaah haji yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi yang letaknya di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Disini di makamkan Usman Bin Affan RA (Khalifah III) dan para istri Nabi, yaitu Siti Aisyah RA, Umi Salamah, Juwariyah, Zainab, Hafshah binti Umar Bin Khattab dan Mariyah Al Qibtiyah RA. Juga di Baqi ini dimakamkan putra-putri Rasulullah SAW, diantaranya Ibrahim, Siti Fatimah, Zainab dan Ummu Kulsum. Demikian pula Ruqayyah Halimatus Sa'diyah ibu yang menyusui Rasulullah SAW. Sahabat yang pertama kali dimakamkan di Baqi adalah Abu Umamah, Hasan bin Zararah dari kaum Anshar dan Usman bin Maz'un dari holongan Muhajirin.

Makam Hawa

adalah tanah kuburan bagi penduduk Jeddah sejak zaman dahulu sampai sekarang. Menurut salah satu riwayat di pemakaman inilah Siti Hawa di makamkan.

Maqam Ibrahim

batu yang terdapat bekas telapak kaki Nabi Ibrahim ketika membangun Ka'bah. Bekas kedua telapak kaki itu dalamnya 10 cm, batu tersebut berukuran panjang 27 cm, lebar 14 cm, jarak antara telapak kaki kanan dengan kiri 1 cm. Diatas batu tersebut, Nabi Ibrahim berdiri dan menjadikannya sebagai tangga untuk membangun Ka'bah. Saat ini Maqam Ibrahim telah disapu perak, tetapi bekas telapak masih terlihat dengan jelas. Letaknya kurang lebih 8 meter dari Ka'bah. Pada masa Raja Faishal, Maqam Ibrahim dikelilingi dengan bangunan kecil beratap yang dikurung dengan marmer seluas 130 x 180 cm dengan ketinggian 75 cm. Bagi kaum muslimin disyariatkan untuk shalat di Maqam Ibrahim.

Marwah

bukit yang saat ini berada dalam Masjidil Haram yang dijadikan tempat untuk mengakhiri Sa'i dan termasuk tempat mustajab.

Masjid Jin

terletak di dekat Ma'la. Dinamakan Masjid Jin, karena para Jin bersepakat (berbai'at) mengakui Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah dan disitu pula tempat turunnya wahyu (surat Jin). Masjid Jin ada kaitannya dengan asbabul nuzul surat Jin.

Masjid Nawirah

letaknya di sebelah barat Padang Arafah, menuruh hikayat disinilah Rasulullah SAW menyampaikan pidato Wada' (perpisahan) kepada umat Islam yang menunaikan ibadah haji bersama beliau pada tahun itu.

Masjid Qiblatain

Masjid ini Sebelumnya dinamai Masjid Bani Salamah, letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas Madinah di dekat istana raja ke jurusan Wadi Aqiq. Pada awalnya, qiblat menghadap ke arah Baitul Maqdis di Jerusalem/Palestina, kemudian turunlah wahyu agar memindahkan qiblat dari arah semula ke arah Masjidil Haram. Dengan terjadinya peristiwa tersebut, maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti Masjid berqiblat dua yaitu ke arah Jerusalem/Palestina dan ke arah Masjidil Haram.

Masjid Quba

Sebuah Masjid yang terletak di Quba, terletak kira-kira 5 km sebelah barat daya Madinah. Waktu Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah, orang-orang pertama yang menyongsong kedatangan Rasulullah SAW adalah penduduk Quba. Karena orang-orang Quba dan Madinah belum mengenal Nabi, maka tatkala Nabi bersama pengiring tunggalnya yaitu Abu Bakar Ashiddiq datang berpakaian yang sama-sama putih, mereka ragu-ragu mana yang Nabi. Hal itu menarik perhatian Abu Bakar. Untuk menghilangkan keragu-raguan mereka, maka Abu Bakar memegang selendang dan dilindungkan ke atas kepala Nabi Muhammad SAW.

Miqat

a. Miqat Zamani Ketentuan batas waktu untuk mengerjakan haji, yaitu tanggal 1 Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijah. b. Miqat Makani

Ketentuan batas tempat untuk memulai Ihram haji/umrah.

Multazam

tempat yang letaknya diantara Hajar Aswad dengan pintu Ka'bah. Disebut Multazam karena orang-orang yang berada di tempat itu berdo'a memohon Allah dan memastikan bahwa do'anya dikabulkan oleh Allah SWT.

Nafar

Menurut bahasa artinya rombongan. Sedangkan menurut istilah adalah keberangkatan jamaah haji meninggalkan Mina pada hari-hari Tasyrik. Nafar terbagi dua bagian : a. Nafar Awal : adalah keberangkatan jamaah haji meninggalkan Mina lebih awal, paling lambat sebelum terbenam matahari tanggal 12 Zulhijah.

b. Nafar Tsani (Nafar Akhir) : adalah kenerangkatan jamaah haji meninggalkan Mina pada tanggal 13 Zulhijah setelah melontar Jumroh Ula, Wustha dan Aqobah.

Ra'ml

Lari-lari kecil antara dua pilar hijau hanya disunatkan bagi laki-laki yang mampu melaksanakannya, sedangkan bagi wanita tidak disunatkan lari-lari kecil

Raudhah

Suatu tempat di dalam Masjid Nabawi yang letaknya ditandai dengan tiang-tiang putih, berada diantara Rumah Nabi (sekarang Makam Rasulullah SAW) sampai mimbar. Adapun luas Raudhah dari arah timur ke barat sepanjang 22 meter dan dari utara ke selatan 2 meter. Raudhah adalah tempat yang mustajab untuk berdo'a.

Rukun Haji

rangkaian amal yang harus dilakukan dalam ibadah haji dan tidak dapat diganti dengan Dam (denda) jika di tinggalkan tidak sah hajinya.

Sa'i

Berjalan yang di mulai dari bukit Marwah atau sebaliknya sevabyak 7 kali perjalanan yang berakhir di bukit Marwah. Perjalanan dari bukit safa ke marwah dihitung satu kali. Lari-lari kecil sunatt dilakukan bagi laki-laki mulai dari pilar hiaju sampai pilar hijau berikutnya. Bagi wanita tidak disunatkan berlari-lari kecil, cukup berjalan biasa. orang yang melakukan sa'i boleh dalam hadas besar.

Shofa

bukit yang pada saat ini berada di dalam Masjidil Haram yang dijadikan tempat untuk memulai Sa'i dan termasuk tempat mustajab

Tahallul

Keadaan seseorang yang telah dihalalkan (dibolehkan) melakukan perbuatan yang sebelumnya dilarang selama berihram. Tahallul ada 2 macam : a. Tahallul Awal ialah keadaan seseorang yang telah melakukan dua diantara tiga perbuatan : misalnya melontar Jumroh Aqobah dan bercukur atau Jumroh Aqobah dan Tawaf Ifadah serta Sa'i atau Tawaf Ifadah dan Sa'i serta bercukur. Sesudah Tahallul awal seseorang boleh ganti pakaian biasa dan memakai wangi-wangian dan boleh mengerjakan semua yang dilarang selama berihram, akan tetapi masih dilarang bersetubuh dengan istri/suami.

b. Tahallul Tsani ialah keadaan seseorang yang telah melakukan ketiga perbuatan : melempar Jumroh Aqobah, bercukur dan Tawaf Ifadah serta Sa'i. Bagi yang Tawaf Qudum disertai Sa'i maka tidak perlu melakukan Sa'i lagi setelah Tawaf Ifadah. Sesudah Tahallul Tsani seseorang boleh bersetubuh dengan istri/suami.

Tawaf

mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. (Ka'bah berada di sebelah kiri) di mulai dari arah sejajar Hajar Aswad. Orang yang melakukan tawaf harus dalam keadaan suci dari hadas besar, kecil dan najis. Macam-macam tawaf sebagai berikut: a. Tawaf Qudum ialah tawaf sunat sebagai penghormatan pada Baitullah(tahiyat), bagi orang yang melaksanakan haji ifrad atau haji qiran, sedangkan bagi haji tamattu' ketika pertama kali memasuki kota Mekkah langsung melakukan tawaf umrah. Tawaf umrah adalah rukun umrah, orang yang telah melakukan tawaf umrah berarti dia telah melakukan tawaf qudum karena didalamnya telah mencakup makna tawaf qudum. b. Tawaf Ifadah ialah tawaf rukun haji apabila di tinggalkan tidak sah hajinya. adapun waktunya sesudah Wukuf di Arafah sedangkan awal waktunya setelah lewat tengah malam tanggal 10 Julhijah. c. Tawaf Wada ialah tawaf pamitan yang wajib dilakukan seseorang yang akan meninggalkan kota Mekkah dan Tawaf Wada tersebut tidak disertai dengan sa'i.

d. Tawaf Sunat ialah tawaf yang dilakukan setiap masuk masjidil Haram tanpa pakaian ihram dan bukan dalam rangka haji.

Tayamum

bersuci dari hadas kecil maupun besar dengan menggunakan debu yang suci. Tayamum diperbolehkan dalam keadaan ketidakadaan atau kekurangan air ketika seseorang berada dalam bus, kereta api atau pesawat terbang.

Udzur Syar'i

Sesuatu yang menyebabkan seseorang menurut hukum diperbolehkan tidak melaksanakan sesuatu yang seharusnya dilakukan atau dibolehkan melaksanakan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan.

Wajib Haji

Rangkaian amal yang harus dilakukan dalam ibadah haji, bila tidak di kerjakan atau di tinggalkan hajinya sah tapi dikenakan Dam.

Wukuf

Berdiam diri sejenak di Arafah pada waktu tergelincirnya matahari tanggal 9 Zulhijah, wukuf di awali khutbah, shalat Dzuhur dan Ashar dijama' taqdim dan qasar sebaiknya berjamaah, kemudian diisi dengan kegiatan membaca doa, berzikir, membaca Al-Quran, tasbih dan istigfar.

Ziarah

Ziarah tidak termasuk rangkaian ibah haji, tetapi untuk memenuhi anjuran nabi Muhammad SAW. a) Tujuan ziarah, ziarah merupakan amalan yang bertujuan melihat dari dekat tempat-tempat bersejarah dan untuk menyaksikan secara nyata tempat-tempat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan agama Islam agar dapat memperoleh iman. Ziarah ke tempat bersejarah baik di Mekkah, Madinah maupun tempat lain tidak termasuk rangkaian ibadah haji.

b) Hukum ziarah, hukum asal berziarah ketempat bersejarah adalah mubah. Bila dilaksanakan dengan niat baik untuk menambah iman dan keyakinan terhadap kebesaran ajaran Islam hukumnya menjadi sunah. Tetapi apabila dilaksanakan dengan cara berlebihan misalnya dengan cara mengeramatkan tempat-tempat tersebut sehingga menimbulkan kemusyrikan, maka hukumnya menjadi haram.