Menggambar yang hasilnya hanya di nilai segi keindahannya saja adalah

Oleh : Greria Tensa . N dan Utari Ambarwaty


FOTO SENI [ FINE ART PHOTOGRAPHY ]


Fotografi merupakan kegiatan menggambar atau menulis menggunakan cahaya. Karena hasilnya yang berupa benda visual, dapat dikatakan pula bahwa fotografi merupakan salah satu alat komunikasi efektif yang digunakan oleh seorang fotografer kepada para penerima pesan. Sedangkan seni adalah kegiatan manusia dalam merefleksikan kenyataan ke dalam sebuah karya yang bentuk dan isinya memiliki daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu didalam rohani si penerima. Selain itu, seni juga dapat dikatakan sebagai salah satu cara dalam mengkomunikasikan sebuah pesan dari seniman kepada para penerima pesan dengan memerhatikan aspek keindahan.

Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa fotografi seni merupakan kegiatan transfer pesan secara visual yang berdasarkan pengalaman sang fotografer yang merangkap sebagai komunikator kepada penyampaian pesan secara visual dari pengalaman yang dimiliki fotografer kepada komunikan dengan tujuan untuk mempengaruhi jalan pikirannya. Menonjolkan aspek keindahannya merupakan ciri khas dari cara penyampaian pesan melalui fotografi seni ini jika dibandingkan dengan cara atau media penyampaian pesan lainnya. Untuk mencapai tujuan dari komunikasi melalui fotografi seni ini, perlu adanya pemenuhan beberapa persyaratan yang lebih dikenal dengan sebutan AIDA: Attention, Interest, Desire, and Action atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Perhatian, Ketertarikan, Keinginan, dan Tindakan.

Syarat pertama adalah harus menarik perhatian [attention] orang yang melihat. Tanpa proses ini, sebuah pesan dari karya foto juga karya seni lainnya akan sulit tersampaikan. Kedua, sebuah karya foto harus mampu menimbulkan ketertarikan [interest] terhadap pesan yang akan disampaikan. Setelah orang tertarik pada karya foto yang dibuat, maka dari sana proses tetap berlangsung dengan timbulnya keinginan [desire] untuk mengetahui lebih jauh pesan yang disampaikan. Setelah timbulnya keinginan, maka akan timbul pula sebuah tindakan [action] yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh seorang fotografer. Jika kesemua syarat ini terpenuhi, maka foto yang dihasilkan oleh seorang fotografer tersebut dapat dikatakan berhasil sebagai media komunikasi.

Tindakan yang muncul dari seorang komunikan tersebut bisa beraneka macam tergantung pesan yang disampaikan. Tindakan-tindakan tersebut meliputi tindakan yang abstrak seperti munculnya.Banyak buku dengan referensi berbeda menjelaskan mengenai fotografi seni ini. Diantaranya disebut Art photography yang menekankan kepada sebuah bidikan di dalam fotografi diakui sebagai sebuah seni. Yang akan memberikan sebuah persepsi dan emosi hati dari seorang fotografer dan dapat membagikan karya tersebut ke khalayak ramai. Fine art photography sebagai sebuah gambar yang diproduksi demi penjualan suatu produk [komersial]. Sebuah produksi gambar yang akan mengedepankan kepada pemenuhan kebutuhan visual fotografer demi mendapatkan hal yang enak dilihat oleh mata.

Defenisi selanjutnya berarti segala sesuatu yang sukar dipahami, tetapi ketika seorang fotografer mengambil gambar dan menjiwai daripada gambar yang akan diambilnya tersebut. Layaknya untuk penerbitan majalah seperti untuk fotografi pupular, dicetak, maupun sebagai pameran, bahkan perasaan tertentu [sedih, senang, marah, terharu, dan lain-lain] dan tindakan yang nyata seperti membeli produk yang ditawarkan oleh fotografer], memberikan bantuan kepada korban bencana alam, dan lain sebagainya.

History The Art of Photography

Pada akhir abad ke-10 Masehi, Ibnu al-Haitham bersama dengan Kamaluddin al-Farisi berhasil menemukan prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera dan menerapkannya dalam sebuah kamera kotak yang bernama Obscura. Kemudian kamera Obscura ini pun mulai diperkenalkan secara luas di Barat oleh Cardano Geronimo pada abad ke-16 Masehi dengan mengganti lubang bidik pada kamera dengan lensa. Tahun 1665, disusunlah kamera berukuran kecil yang fungsinya hampir sama seperti kamera Obscura.

Pada masa ini, perkembangan fotografi hanya berpusat pada pengembangan sistem kamera itu sendiri. Sedangkan hasil dari kamera, yang berupa gambar foto, fungsinya sebagai perekam suatu benda atau peristiwa tanpa dianggap sebagai suatu karya seni visual layaknya lukisan ataupun arca pada masa itu. Artis-artis visual berpendapat bahwa gambar foto yang dihasilkan oleh kamera bukan dengan kemahiran tangan fotografer, melainkan karena kecanggihan dari kamera itu sendiri. Oleh karena itulah mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa gambar foto merupakan suatu karya seni.

Namun, pada akhir tahun 1860an, muncul istilah aliran pictorialism yang diperkenalkan oleh Henry Peach Robinson, penulis asal Inggris, dalam bukunya yang berjudul Pictorial Effect in Pho-

tography [1869]. Dan Alfred Stieglitz adalah tokoh yang berjasa dalam memperjuangkan aliran ini demi diakuinya fotografi sebagai karya seni pada abad ke-20. Aliran pictorialism merupakan aliran dalam fotografi yang menekankan keindahan dari subjek, nada, dan komposisi daripada doku-

mentasi suatu realitas. Teknik fotografi yang digunakan dalam aliran ini diantaranya sengaja mengkaburkan fokus, menggunakan filter untuk kesan tertentu, membuat cetakan nada warnasepia dan memanipulasi foto di dalam ruang gelap agar foto yang dihasilkan menyerupai karya lukisan.

Terdapat pro dan kontra atas munculnya aliran pictorialism ini. Sebagai pihak yang kontra, Adams Ansel beserta beberapa fotografer lainnya, yaitu Mogen Cunningham, John Paul Edwards, Preston Holder, Consuelo Kanaga, Alma Lavenson, Sonya Noskowiak, Henry Swift, Willard Van Dyke, Brett Weston, and Edward Weston, mendirikan sebuah perkumpulan yang diberi nama Group f/64 yang resmi diumumkan pada tanggal 15 November 1932 di depan museum peringatan M. H. de Young, San Fransisco. Nama perkumpulan ini diambil dari ukuran aperture yang dapat mem-

berikan fokus pada gambar foto yang paling tajam, sesuai dengan unsur terpenting dalam pekerjaan anggota kelompok ini yaitu membuat gambar foto dengan kualitas ketajaman gambar yang terbaik. Perkumpulan ini mengatakan bahwa aliran pictorialism tidaklah menunjukkan identitas fotografi yang sesungguhnya. Maka dari itu, mereka terus memperjuangkan aliran straight photography yang mencoba untuk menggambarkan sebuah adegan secara lebih realistis dan objektif sesuai dengan yang ditampilkan oleh medium dan menolak adanya penggunaan manipulasi.


FOTO SENI [ FINE ART PHOTOGRAPHY ]


             Pengertian foto seni adalah suatu karya foto yang memiliki nilai seni, suatu nilai estetik baik yang bersifat universal maupun terbatas. hasil karya foto seni biasaya memiliki daya simpan dalam waktu lama tanpa mengurangi nilai seninya. Foto seni cukup berpengaruh pada cabang fotografi lain semisal foto jurnalistik.

        Sebuah karya atau foto dapat dikatakan sebagai benda seni,ketika bukan hanya merupakan hasil upaya proses reproduksi belaka. pemunculan ide atau gagasan dalam menciptakan foto seni tidaklah muncul begitu saja dan terkesan dadakan. foto seni  yang baik biasanya melalui suatu proses pengamatan empirik komparasi, perenungan, dan juga serangkaian mimpi-mimpi yang panjang dan lalu berakhir sebagai sebuah eksekusi :konsep dan visi dan misi yang transparan dan baru. foto seni bukan merupakan merupakan bagian dari cabang seni rupa yang paling muda.

               penyempurnaan teknik dan kualitas gambar fotografi terjadi pada akhir abad ke-19, ketika pasaran Amerika dibanjiri oleh kamera kodak yang dipopulerkan oleh George  Eastmen. Namun perkembangan foto seni di Indonesia sebenanya terjadi pada sekitar akhir abad delapan belas, ada warga indonesia yang telah mampu membuat foto-foto indah menawan daik di dalam studio maupun di alam bebas, dan memiliki kadar seni yang sangat baik. Perhitungan matang mengenai objek,lighting dan komposisinya jelas sangat diperhatikan.Meskipun pencetakan fotonya terhitung sangat baik namun foto yang dihasilkan pada jaman itu masih terkesan beku karena ketika memotret suatu objek semisal manusia, maka si model di haruskan diam untuk beberapa saat dikarenakan teknologi pada kamera saat itu masih sederhana.
   

Tokoh foto seni

               Ansel  Adam adalah seorang fine art photographer Amerika terbesar di abad ke-20. Adam tidak hanya dikenal sebagai seorang fotografer seni tetapi juga berkan konstribusinya di dunia pendidikan fotografi dengan menemukan metode Zone System bersama  rekannya Fred Archer pada tahun 1940-an.

               Metode zone system secara umum merupakan proses terencana dalam pembuatan foto mulai dari pra visulisasi, pengakumulasian cahaya, sampai memproses film cetakan foto yang berkualitas maksimal. Sehingga fotografer saat ini tidak lagi mengandalkan keberuntungan semata dalam pencahayaan hasil karyanya.

               foto seni adalah foto-foto piktorialisme yang menonjolkan estetika yang meniru pencitraan gambar atau lukisan. foto seni lebih mengedepankan keindahan atau artistik yang terkandung dalam sebuah foto dibandingkan kandungan makna foto itu sendiri. Elemen-elemen yang dieksploitasi oleh fotografer foto seni biasanya adalah komposisi, penyinaran yang dramatis, dan nada warna.

               Maka dapat disimpulkan bahwa foto seni merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsep perencanaan, pembuatan, penerapan teknis secara akurat termasuk pemrosesan film ataupun file digital. Menurut seorang fotografer ternama, hanya foto jurnalis yang harus apa adanya dan tidak boleh dimanipulasi, berbeda dengan fine art yang proses digitalnya hanya merupakan alat pembantu berkarya.

               Dalam menciptakan karya seni konsep utama yang harus di persiapkan adalah idelisme pribadi.pengembangan konsep tersebut lalu disesuaikan dengan sarana yang ada, pengaruh lingkungannya, kesulitan yang mungkin terjadi, dan dukungan peralatan sebagai faktor teknis pendukung.

               foto seni tidak sama dengan foto komersial yang dibuat untuk kepuasan konsumen, Foto seni lebih bertujuan untuk mencurahkan kreatifitas fotografer dalam mengambil gambar. Biasanya seorang fotografer membuat foto seni untuk kepuasan pribadi dan tidak memikirkan kompensasi dalam bentuk uang. oleh karena itu pekerjaan sebagai fotografer foto seni lebih dominan dilakukan sebagai hobi dibandingkan pekerjaan.

Dalam weekly phothography challenge dapat di tarik kesimpulan bahwa Fine Art photography membutuhkan keterampilan komposisi dimana fotografer memainkan elemen-elemen yang tersedia dalam objek sperti garis, bidang  dan ruang yang tersedia. Juga unsur cahaya yang tersedia.

Fotografi seni jugatidak dapat secara baku di  klasifikasikan sebagai suatu genre. Foto landscape, makro dan lain-lain dapat dibuat menjadi foto seni dengan permainan sudut pengambilan gambar dan imajinasi sang fotografer tanpa melupakan unsure cahaya dan pencahayaan yang merupakan unsure utama dari fotografi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil foto seni adalah fotografi seni mengutamakan objek sebagai bidang dua dimensi, sebagai contoh jika mengambil foto seni mengenai manusia maka yang diperhatika dalam foto seni adalah lekuk-lekuk anatomi, garis-garis rambut, alis dan pedar mata yang artistic. Sedangkan apa yang sedang di kerjakan oleh manusia  itu sendiri cenderung di abaikan. Dalam pengambilan fotografi seni bendapun yang diutamakan adalah nilai estetika, sedangkan nilai gunanya cenderung diabaikan.

Ada perbedaan pandangan antara kegunaan fotografi seni dilihat dari segi komersilanya, dalam blog  shutterbug dinyatakan bahwa foto seni dapat digunakan sebagai salah satu  penambah pendapatan karena dapat di komersialkan sedangkan dalam dalam blog hitam putih penulis  menemukan  pernyataan bahwa foto seni diciptakan oleh seorang fotografer hanya untuk kepuasan sang fotografi tanpa memikirkan  nilai jual dari foto tersebut sehingga foto seni lebih dianjurkan sebagai hobi saja bukan merupakan suatu pekerjaan.

Fine art dalam fotografi sama seperti cabang seni yang lain yang tidak terkait dengan  fungsi yang merupakan sebagai  media ekspresi atau simbol diri . Seni pada fotografi sering disebut “Fine art“.

Menurut Andreas Feininger [1955] kamera hanyalah sebuah alat untuk menghasilkan “karya seni”. Nilai yang terkandung  lebih dari karya seni  itu dapat tergantung dari orang yang mengoperasikan kamera tersebut

Ungkapan Feininger memang ada benarnya . Jika  kamera diumpamakan sebagai gitar, tentunya setiap orang dapat memetik dawai gitar tersebut. Tetapi  belum tentu orang tersebut mampu memainkan lagu yang indah dan enak didengar. Sama halnya dengan kamera, setiap orang bisa saja menjeprat-jepret dengan kamera untuk menghasilkan sebuah objek foto . Tapi tidak semua orang yang mampu memotret itu dapat menghasilkan karya imajinasi  yang indah dan  mengesankan. Sebuah foto  dinilai indah terdapat pada sebuah  guratan warna dan komposisi gambarnya dan akan memiliki daya kejut yang lain . seorang fotografer professional, Ferry Ardianto mengemukakan mengenai  foto yang bagus itu adalah foto yang informatif yang mencakup konteks, content , dan komposisi [tata letak dan pencahayaan]. Maksud beliau, konteks berarti ada hal yang ingin divisualkan dengan jelas, misalnya tentang pemandangan .

Pertanyaan :

1. jelaskan definisi Foto seni [Fine art ] yang anda ketahui !

2.Apakah foto seni dapat dikomersilkan?jelaskan !

3.foto yang bagaimanakah yang disebut foto seni?jelaskan!


sumber : 

//www.shutterbug.com/content/fine-art-photography-striking-balance

http : //fotografi.isi-dps.ac.id/berita/foto-seni-konsep-estetika-dalam-fotografi

//studiofotografi.com/2010/01/seni-tips-foto/

Page 2

Page 3

Oleh: Dedy Pandy Suwand, Lilim Asyiyah Nurhasanah  dan Jenal MutaqinFotografi alam atau nature photography merupakan fotografi lebih menekankan pengambilan foto yang diambil di luar ruangan serta ditujukan untuk menampilkan unsur-unsur alam seperti lanskap, satwa liar, tanaman, dan close-up pemandangan alam dan tekstur. Fotografi alam ini lebih menekanan kuat pada nilai estetika dari foto dari genre fotografi lainnya, seperti foto jurnalistik dan fotografi dokumenter. Foto Alam diterbitkan dalam majalah ilmiah, perjalanan dan budaya seperti Majalah National Geographic, National Wildlife Magazine dan Majalah Audubon atau majalah yang lebih spesifik lainnya seperti Fotografer Outdoor dan Fotografi Alam Terbaik. Fotografer alam terkenal termasuk Frans Lanting, Galen Rowell, Eliot Porter dan Seni Wolfe.

Foto Alam bisa disebut juga sebagai Nature Photography. Dalam tipe ini semua gambar yang diambil mengandung unsur-unsur alami seperti tanaman, kehidupan liar, tekstur  dan pemandangan alam. Karena aktivitas yang dilakukan diluar ruangan, foto alam ini memerlukan  keahlian khusus untuk mendapatkan nilai estetika yang bagus.


Fotografi alam telah berkembang menjadi salah satu hiburan paling populer dalam arena fotografi digital. Bagi sebagian orang, fotografi alam dapat menjadi sumber penghasilan, namun bagi orang lain itu hanyalah sebatas hobi. Namun keduanya memiliki kesamaan tentang apresiasi yang mendalam untuk sejarah tentang alam.

Mengapa fotografi alam? Anda akan menemukan sebagian besar orang-orang yang masuk ke dalam fotografi alam yang bergenre sudah memiliki minat aktif [atau sekedar obsesi] dengan keadaan diluar rumah dan sejarah alam. Semua orang memiliki apresiasi [dan rasa hormat] kepada bumi dan sumber daya yang ada di dalamnya. Kemudian Anda akan menemukan orang-orang dengan berbagai macam latar belakang dan gaya hidup yang berpartisipasi dalam fotografi alam termasuk ahli biologi, ahli botani, pejalan kaki, backpackers, pemburu, nelayan, pecinta kemah dan burung, dan penggemar alam yang lainnya. Hal seperti ini terus berlanjut. Jika Anda menikmati keindahan estetika dari unsur-unsur alam yang ada di bumi atau memiliki daya tarik dengan fauna atau flora yang kemudian fotografi alam akan menghargai Anda untuk semua hal-hal yang Anda alami.

Foto-foto alam ini biasanya diterbitkan dalam karya ilmiah, perjalanan dan majalah budaya seperti National Geographic Magazine, National Wildlife Magazine dan Audubon Magazine atau majalah lain yang lebih spesifik seperti Outdoor Photographer, dan Nature Best Photography. Banyak fotografer-fotografer alam yang terkenal, antara lain Frans Lanting, Galen Rowell, Eliot Porter dan Art Wolfe.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan Fotografi alam, antara lain :

1. Membawa peralatan yang dibutuhkan serta mengetahui cara menggunakan peralatan tersebut secara baik. Peralatan tersebut mencakup peralatan fotografi [kamera, tripod, lensa, dll.], maupun kebutuhan sehari-hari [Kendaraan, alat tidur, alat mandi, persediaan makanan, dll.].

2. Bersungguh-sungguh dan memiliki kesabaran untuk melakukan Fotografi alam, karena dibutuhkan tekad yang kuat untuk berdiam diri di alam dalam waktu yang sangat lama agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.

3. Memperhatikan keselamatan diri sendiri. Gunakan peralatan yang sesuai untuk mengambil foto hewan buas maupun tempat yang sulit di jamah.

4. Jangan mengganggu ekosistem setempat. Baik itu hewan maupun tanaman, jangan memberikan makan terhadap hewan di alam karena bisa merusak keseimbangan rantai makanan, selain itu berhati-hatilah jangan sampai merusak tanaman yang ada, karena beberapa tanaman membutuhkan waktu yang sangat lama untuk tumbuh dan mekar.


Landscape Photography atau dalam bahasa Indonesia disebut Foto Lanskap adalah salah satu genre fotografi yang menghususkan pemotretan pada eksplorasi keindahan alam. Biasanya Foto Lanskap ini dilakukan diluar atau biasa disebut outdoor photography. Objek utama yang dipakai pada Foto Lanskap ini biasanya adalah keindahan alam sekitar seperti pemandangan pantai, laut, tebing, karang, sungai, danau, kolam, gunung, hutan, air terjun dan lain sebagainya yang berbau alam. Walaupun Foto Lanskap ini sajiannya adalah keindahan alam, akan tetapi banyak juga fotografer yang mengkombinasikan alam dengan manusia, hewan, dan yang lainnya. Akan tetapi tetap saja prioritas utama mereka yaitu alam itu sendiri.
Tokoh-tokoh penting dalam fotografi landskap seperti Ansel Adams, Edward Weston dan Galen Rowell. Yang paling berpengaruh adalah Ansel Adams. Beliau lahir di San Fransisco, California pada tanggal 2 Agustus 1902. Lahir dengan nama lengkap Ansel Easton Adams, beliau adalah anak tunggal dari pasangan Charles dan Olive Adams. Terlahir dari keluarga kalangan atas membuat Adams tidak terlalu kesulitan untuk membeli peralatan fotografi yang mahal pada waktu itu. Kecintaannya terhadap lingkungan membuat ia begitu gemar mengabadikan gambar melalui bidikan lensa kamera.

Ansel Adams berfokus ke lingkungan di Amerika Serikat Barat, khususnya di Taman Nasional Yosimate. Foto yang terkenal karya beliau adalah Moonrise, New Mexico dan Hernandez.


Yang terpenting dari seorang Ansel Adams adalah penemuannya tentang zone system. Beliau mengembangkannya bersama Fred Archer. Fungsi utama dari sistem zona ini adalah untuk menyesuaikan kontras hasil cetakan juga untuk menentukan pajanan [exsposure] yang paling tepat. Dalam setiap karyanya, Adams biasa menggunakan kamera dengan format besar. Memang, ukurannya yang besar, berat dan juga harga yang relatif mahal menjadi penghalang, namun semua itu terbayar dengan kualitas gambar dengan resolusi tinggi dan tajam. Ansel Adams meninggal duniae pada usia 82 tahun, tepatnya 22 April 1984. Beliau meninggal karena gagal jantung serta kanker.



Sejarah fotografi landskap dirumuskan berdasarkan hasil penelitian, serta diperkaya selama dua puluh tahun. Fotografi landskap ini mengarah ke berbagai tema, metode, sekolah, kehutanan, agronomi dsb. G. Bertrand melakukan penelitian di Toulouse, penelitian inilah yang kemudian menjadi penyebab terciptanya Toulouse Landscape Institute pada tahun 1995, tempat untuk refleksi ilmuwan-ilmuwan profesional, fasilitator pembangunan dll. Konstitusi dalam fotografi lanskap ini sangat menarik. Dilihat pada arsip sekitar pada sembilan belas dan dua puluh, foto ini memberikan informasi visual yang sering mencakup evolusi lebih dari satu abad dan dengan mudah dapat berhubungan dengan lingkungan saat ini. Periode ini di perhitungkan sangat menarik karena pada studi terbarunya menunjukkan foto gunung “tradisional” yang terlihat pada klise tua. Di daerah pedesaan baru kali ini berkembang foto lanskap, mulai dari tahun 1860-1880. Fotografi lanskap ini pada mulanya di dasarkan pada investariasi sumber dan pada gambar-gambar yang menarik. Sumber-sumber yang di gunakan pada awalnya adalah pegunungan yang berada di Prancis2.

Adapun berikut ini adalah 6 teknik fotografi lanskap untuk pemula3 :

1. Pilih spot menarik

Banyak sekali di sekitar kita pemandangan-pemandangan yang memberikan kesempatan kita untuk belajar fotografi landskap, mulai dari rumput-rumputan, persawahan, pegunungan, air terjun dll. Pilihlah objek yang menurut anda mudah dan indah untuk di potret.

2. Foreground, middleground dan background

Dalam foto landscape sangat di perlukan sekali adanya foreground, middleground dan background, karena sangat berfungsi sekali untuk menambah kedalaman dalam foto ladscape tersebut. Pakailah aperture yang sempit sehingga objek-objek yang ada pada foto tersebut terlihat lebih tajam. Gunakan juga kamera dengan sudut lebar karena untuk memudahkan perspektif foto landscape dan gunakan juga kamera dengan lensa yang lebar untuk meningkatkan cerita dalam foto tersebut. Salah satunya menggunakan lensa wide yang sangat berfungsi dalam foreground, middleground dan background ini.

3. Lead dan eye

Buatlah dalam foto landskap ini fitur yang alami sehingga foto mengarah ke mata para pelihat memperhatikan foreground, middleground dan backgroundnya. Misalnya saat memotret pantai, seolah-olah dalam foto tersebut terdapat ombak yang sedang bergerak ataupun pepohonan yang sedang bergoyang-goyang dari kejauhan.

4. Waktu

Pada pagi, siang, maupun sore hari, semua waktu ini merupakan waktu yang baik untuk mendapatkan foto landskap. pada cahaya yang rendah untuk hasil foto landskap ini mampu membuat bayangan yang indah, menciptakan detail yang sangat mendalam ataupun tajam, serta keindahan warna langit yang dapat membuat foto landskap ini semakin menakjubkan. menurut para fotografi profesional, waktu fajar atau senja pun merupakan waktu yang sangat cocok untuk memotret foto landskap. sebisa mungkin hindarilah sinar matahari yang ada pada siang hari, karena sinar matahari ini dapat menimbulkan banyak kontras dalam foto. sehingga jika banyak kontras pada foto kita, dapat mempermudah untuk kehilangan high light ataupun bayangan, atau bisa juga kehilangan kedua-duanya. Lampu overhead yang keras yang digunakan pada siang hari akan meretakkan foto landskap kita.

5. Gunakan filter polarizing

Filter polarizing dalam fotografi landskap ini berguna untuk mempertajam warna, seperti lebih membirukan warna langit, lebih menghijaukan daun-daun ataupun pepohonan, dan lain sebagainya.

6. Hilangkan awan

Jika langit sedang mendung atau warnanya sedang kusam, maka pertimbangan untuk memotret awan adalah ide yang cemerlang. Karena untuk melakukan pemotongan awan kusam ini akan menghasilkan foto yang luar biasa.

Fotografi lanskap juga mempunyai karakteristik tersendiri4, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Sudut pandang yang lebar

Lensa yang panjang dan fokusnya pendek memiliki sudut pandang yang sangat lebar, sehingga dapat menangkap banyak adegan yang dilihat. Lensa fokus ini memiliki sudut pandang yang berbeda. Rentang ini di mulai dari 75 derajat [sideways] hingga ke 180 degress seperti pada lensa fisheye. Dengan menggunakan lensa yang sudut pandangnya lebar ini maka akan menangkap suatu pandangan secara banyak.

2. Perspektif kedalaman

Lensa wide angel menciptakan perspektif ke dalam dan 3D, sehingga dengan menggunakan lensa itu maka benda-benda atau objek-objek yang dekat dengan kamera akan terlihat lebih besar dan benda-benda yang jauh dengan kamera akan terlihat mengecil.

3. Kedalaman lapangan

Saat memotret gambar lanskap kita seharusnya mengambil gambar yang dalam dan tajam, sehingga dari depan hingga ke belakang akan menjadi fokus yang sangat tajam. Pada kedalaman lapangan ini tergantung pada jarak fokus, apperture dan panjang fokus anda.

Mengambil foto pemandangan memang tidak mudah, banyak faktor yang dapat menyebabkan bagus atau tidaknya suatu gambar. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil foto lanskap ini, diantaranya :

1. Latar Depan

Hal utama yang dilihat dari sebuah foto lanskap adalah latar depan [foreground]. Terlihat sepele memang, namun pemilihan foreground yang tepat dapat memberikan sensasi yang lebih baik dalam perspektif maupun kedalaman.

2. Cuaca

Cuaca menjadi elemen penting dalam pengambilan foto lanskap. Pencahayaan hanya datang dari matahari, oleh karena itu cuaca menjadi hal yang harus diperhitungkan. Cuaca yang bagus akan menghasilkan cahaya yang bagus pula, namun cuaca buruk pun bisa kita manfaatkan. Kebanyakan fotografer terhenti ketika cuaca mulai tidak bersahabat, namun sebenarnya hal itu bisa dimanfaatkan. Bayangkan bentuk awan atau benda yang lain ketika cuaca sedang buruk, bentuk-bentuk yang begitu dramatis itu begitu menakjubkan untuk diabadikan. Maka tak ada salahnya mencoba memotret ketika cuaca sedang tidak baik.

3. Perencanaan

The right people at the right place and time. “Orang yang tepat pada tempat dan waktu yang tepat”. Ungkapan itu mungkin sulit direalisasikan dalam fotografi, khususnya fotografi lanskap. Seorang fotografer perlu merencanakan kapan dan di mana ia akan mengambil gambar. Karena dengan perencanaan yang tepat akan menghasilkan gambar yang lebih baik.

4. Sudut pandang

Pengambilan gambar dengan sudut atau angle yang berbeda akan menghasilkan kesan yang berbeda pula. Kebanyakan fotografer memotret dengan satu sudut pandang, yaitu yang sejajar dengan mata. Padahal dalam suatu adegan alam, terdapat banyak sekali potensi untuk digali. Misal dengan mengambil gambar diperspektif yang lebih tinggi atau bahkan lebih rendah [sejajar dengan tanah].

5. Jam terbang

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Ya, hal itu memang tak diragukan lagi. Sebanyak apa pun tips dan teknik yang kita pelajari tanpa adanya praktek masih dirasa kurang. Seiring bertambahnya jam terbang, membuat kepekaan kita semakin terasah. Imajinasi kita semakin tinggi, juga teknik kita semakin terasah dengan seringnya kita memotret. Oleh karena itu, segera lah memotret. Biarkan naluri membimbing anda untuk menghasilkan gambar yang menakjubkan.


Dalam foto Lanskap “pencahayaan yang tepat” merupakan prioritas utama agar dapat menemukan momen yang indah. Pada pemotretan close-up, dengan gampang kita bisa mengontrol dan memanipulasi cahaya agar pas untuk subyek. Akan tetapi untuk foto Lanskap ini sangat mustahil melakukan hal semacam itu, karena kita tidak akan mampu mengendalikan pencahayaan atas suatu wilayah yang begitu luas. Bagaimanapun kesabaran kita sangat dibutuhkan dalam foto lanskap ini untuk menunggu momen yang tepat.

Foto Lanskap5


CONTOH FOTO

2 "Le photo géographe et l'histoire des paysage - SIDE." 2009. 18 Mar. 2014

3 Lensa Kita. "6 Tips Fotografi Landscape Untuk Pemula | Teknik Fotografi Pemula." 2013. 18 Mar. 2014

4 "Landscape photography - Wide angle characteristics - Tomer ..." 2013. 18 Mar. 2014

5



WILDLIFE PHOTOGRAPHY
Editor : Ratu Chaira

Wildlife Photography adalah foto yang bertujuan untuk memotret hewan-hewan yang sedang beraktivitas seperti makan, berkelahi, terbang dll6. Wild Photography dikhususkan untuk menangkap hewan yang menarik dalam tindakan, seperti makan, berkelahi, atau dalam penerbangan. Sejarah photography wildlife atau fotografi satwa liar ini merupakan hal pertama produksi aktual dari suatu gambar yang bisa ditangkap dan dipelihara. Upaya yang pertama, datang kembali ke abad sebelum lensa pertama digunakan untuk memperbaiki gambar pada 1500-an atau lebih di kenal sebagai “Camera Obscura”, diterjemahkan sebagai “ruang gelap”. Hal ini ditemukan oleh sinar matahari yang bersinar melalui lubang kecil ke dalam ruangan yang gelap. Pada tahun 1666, Sir Isaac Newton mampu membuktikan bahwa cahaya adalah sumber warna yang memisahkan sinar matahari menjadi berbagai warna melalui prisma dan kemudian menghasilkan cahaya putih dengan mengkombinasikan warna-warna tersebut. Meskipun pada tahun 1700 terdapat penemuan-penemuan baru di bidang ini, periode berikutnya pembangunan fotografi besar terjadi pada tahun 1800-an, ketika Daguerre berhasil memperkenalkan proses baru yaitu Daguerreotype, ini dipatenkan di Inggris pada pertengahan -1839. pada tahun ini juga peneliti lain Fox Talbot menghasilkan negatif pertama yang kemudian harus dicetak sebagai positif.

Pada awal 1878, emulsi gelatin yang digunakan dalam proses untuk memotong waktu exposure kedua 1/25th belaka menjadi sebuah kemajuan yang sangat besar. Pada tahun berikutnya, kamera pertama Kodak dirilis untuk keperluan umum, disertai dengan pengolahan dan pengembangan layanannya7.


Teknik-teknik fotografi satwa liar sangat berbeda dari yang digunakan dalam fotografi landscape. Misalnya, dalam lubang satwa liar fotografi yang luas digunakan untuk mencapai kecepatan rana, membekukan gerakan subjek, dan mengaburkan latar belakang, sementara fotografer lanskap lebih memilih lubang kecil. Wildlife juga biasanya ditembak dengan lensa tele panjang dari jarak yang sangat jauh, penggunaan lensa tele seperti yang sering memerlukan penggunaan tripod [karena semakin lama lensa, semakin sulit untuk pegangan]. Fotografer satwa liar banyak menggunakan tirai atau kamuflase.
Wild Photography dikhususkan untuk menangkap hewan yang menarik dalam tindakan, seperti makan, berkelahi, atau dalam penerbangan. Teknik-teknik fotografi satwa liar sangat berbeda dari yang digunakan dalam fotografi landscape. Misalnya, dalam lubang satwa liar fotografi yang luas digunakan untuk mencapai kecepatan rana, membekukan gerakan subjek, dan mengaburkan latar belakang, sementara fotografer lanskap lebih memilih lubang kecil. Wildlife juga biasanya ditembak dengan lensa tele panjang dari jarak yang sangat jauh, penggunaan lensa tele seperti yang sering memerlukan penggunaan tripod [karena semakin lama lensa, semakin sulit untuk pegangan]. Fotografer satwa liar banyak menggunakan tirai atau kamuflase.


Tipe ini menitikberatkan satwa liar sebagai objek utama. Yang diabadikan biasanya kegiatan-kegiatan alami satwa seperti makan, berkelahi dan lain sebagainya. Tipe fotografi ini mengharuskan kejujuran dalam proses pengambilan gambarnya. Ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi jika kita ingin mengambil gambar satwa liar, diantaranya :

  1. Tidak boleh memindahkan objek yang akan difoto keluar dari habitatnya. Pemotretan harus   dilakukan dilokasi, tanpa merusak dan mengambil objek.

  2. Penggunaan lighting diperbolehkan.

  3. Tidak boleh memberi makan satwa liar, memegang, dan memindahkan sarang.

  4. Tidak boleh mengganggu aktivitas pemberian makan satwa oleh induknya dan sebisa mungkin ketika akan memotret satwa yang sedang diberi makan, sebaiknya memotret dari jarak aman sehingga induknya tidak terganggu dan kabur yang bisa menyebabkan anaknya kelaparan.

  5. TIdak diperkenankan membuat jebakan supaya objek dapat dipotret, kecuali memakai kemera jebakan.

  6. Tidak boleh merusak tanaman atau tumbuhan yang menjadi penghalang. Sebisa mungkin objek difoto dengan alami.

  7. Memotong tanaman supaya bisa difoto juga dilarang. Jika memotret anggrek di atas dahan pohon, harus menggunakan lensa tele atau diusahakan memanjat.

  8. Olah digital yang diperkenankan adalah memanfaatkan fasilitas yang ada dikamera sebelum tombol pelepas rana dilepas.

  9. Setelah foto tersimpan di memori card atau di film, olah digital atau perlakuan kamar gelap yang diperkenankan adalah menambah atau mengurangi brightness dan contrast sewajarnya.

  10. Menambah atau mengurangi elemen dalam foto tidak diperkenankan sama sekali. Begitu juga penambahan atau pengurangan elemen foto sebelum objek dipotret. Misalnya menambah bebatuan di sarang, memotong dahan, atau memberi makanan pada buaya untuk mendapatkan momen bagus.

Adapun berikut adalah cara-cara pengambilan untuk fotografi satwa liar :

1. Menyederhanakan Komposisi

Jika latar belakangnya mengganggu, maka gunakanlah aperture yang besar, atau gunakan editor foto seperti Photoshop untuk membersihkan latar belakang itu.

2. Pergi ke Alam

Hindari tampilan kandang, pagar, manusia, tanda, dll. Jika aman dan tidak melanggar peraturan titik lensa di usahakan harus melalui celah di mata rantai, sehingga Anda dapat mengambil foto tanpa menunjukkan ada pagar pada lokasi tersebut.

3. Isi Frame

Gunakanlah zoom atau lensa tele untuk dapat menutup foto.

4. Gunakan Olahraga Mode

Gunakan mode olahraga untuk mengatur kecepatan sekitar 1/250 untuk membekukan gerakan.

5. Gunakan Light dan Cuaca untuk Efek Terbaik

Cuaca mendung adalah cuaca yang paling baik untuk mengambil gambar hewan. Jika cuacanya mendung dan tidak terlalu terang, maka akan mencegah silau dari latar belakang. Jika mendung itu terlalu gelap dan pengambilan gambar menggunakan SLR, naikkan saja ISO. Dengan jumlah mendung yang tepat maka akan menghasilkan foto yang tajam, sehingga hewan yang di foto itu tidak akan menyipitkan mata karena silau.

6. Coba ini Ketika Shooting melalui Glass

Bila Anda menginginkan foto hewan [ikan] dari akuarium, maka nyalakan flash dan potret dari sudut. Pastikan terlebih dahulu bahwa jaraknya aman saat Anda menggunakan lampu kilat tersebut untuk memotret makhluk hidup tanpa merusak mata.

7. Rencana Kunjungan Anda untuk Foto Terbaik Ops

Orang-orang akan suka melihat foto hewan ketika termasuk hewan bayi. Seringkali di kebun binatang atau postingan di situs Web adalah foto-foto ketika bayi baru lahir.

8. Gunakan Konteks

Walaupun biasanya yang terbaik untuk mengisi seluruh frame adalah dengan binatang itu, dan kadang-kadang konteks nya terlalu menarik untuk di potong. Contoh menggunakan konteks: anak dan bayi hewan melihat satu sama lain, jerapah, leher membungkuk selama itu rekan-rekan ke bawah pada sebuah mobil di depan Anda di drive-through taman safari.

9. Capture Ekspresi

Buatlah ekspresi yang lucu baik itu untuk satwa liar maupun hewan peliharaan kita.



6 "Sebuah Tempat Untuk Berbagi: Pengertian dan jenis-jenis Fotografi." 2013. 21 Mar. 2014

7 "The History of Wildlife Photography Dates Back Far | Martin Harvey ..." 2013. 23 Mar. 2014


Oleh : Aldi Risnandar
Editor : Yulia Rismawati

Fotografi bawah air yaitu kegiatan fotografi di bawah air dengan menggunakan kamera khusus untuk di dalam air , ada dua aliran fotografi underwater secara umum yaitu : Macro Photographer dan Wide Angel Photographer. Macro photographer adalah foto yang peminatnya objek-objek kecil dibawah laut dari jenis ikan, kuda laut, siput, udang, kepiting dll. Sedangkan Wide Angel Photographer lebih memfokuskan untuk mengambil gambar sudut lebar terutama pemandangan di bawah air8. Untuk menjadi fotografi yang baik di dalam air, tentu modal utamanya adalah menjadi seorang scuba drive yang baik, terutama dalam hal buoyancy serta pengalaman menyelam yang cukup.


Orang yang hebat memotret di darat belum tentu hebat memotret di dalam air [underwater].Tidak sembarang teknik yang biasa digunakan di darat diterapkan di underwater photography. Dalam segi teknis yang digunakan tentu underwater photography menggunakan kamera dengan pelindung kedap air yang memang begitu mahal. Karena faktor itulah yang menyebabkan fotografer mengabaikan underwater photography, bukan karena tidak tertarik. Secara teknis, tentu yang digunakan untuk underwater photography adalah kamera dengan casing [pelindung] kedap air. Karena itu, saat perkembangan kamera digital belum terlalu booming, persentase penggemar fotografi dalam air tidak banyak. Di indonesia, fotografer dengan kemampuan itu bisa dihitung dengan jari. Banyak fotografer yang tertarik dengan fotografi bawah laut, namun peralatan kamera bawah air memang begitu mahal, sehingga banyak juga yang mengurungkan niat untuk terjun mendalami fotografi bawah laut. Kamera pun banyak yang terintegrasi menjadi satu, tidak terpisah antara kamera dengan housing. Ada keterbatasan jumlah frame yang bisa digunakan di dalam air, karena menggunakan kamera konvensional. Dengan menggunakan kamera konvensional, secara terus menerus fotografer harus naik ke darat untuk mengganti rol film yang sudah digunakan dengan rol film yang baru. Kekurangan lain, objek pada viewfinder terlihat lebih besar karena perbedaan indeks bias. Kelahiran kamera digital yang disertai teknologi casing dalam air, bahkan munculnya kamera waterproof, membuat perkembangan underwater photography melesat. Bahkan, bukan hanya kamera high-end yang digemari. Kamera low-end yang dilengkapi dengan housing underwater pun mencuri hati penggemar. Harga kamera underwater begitu variatif bergantung bahan, ukuran, atau dimensi kamera serta fitur yang disediakan. Housing kamera underwater yang terbuat dari plastik polimer keras memang berbeda dengan bahan kamer DSLR dan poket. Dalam buku Photography From My Eyes, Kamera high-end, misalnya Canon EOS 1D Mark III, berharga cukup mahal. Yakni, sekitar Rp 20 juta. Lalu, casing dalam air untuk kamera low-end brkisar Rp 1 juta-Rp 2 juta. Contohnya adalah casing Canon Power Shot G10 yang terbuat dari plastik polimer. Harganya sekitar Rp 3 juta dengan kemampuan di dalam air hingga 15-20 meter. Kamer itu cukup diminati penyelam. Harganya terjangkau, tapi kualitasnya bagus. Ada juga casing underwater untuk kamera DSLR yang terbuat dari plastik lentur. Harganya jauh lebih murah, sekitar Rp 1,2 Juta-Rp 2 Juta. Namun, kedalaman yang bisa dicapai hanya berkisar 5-10 meter. Sementara itu, untuk digunakan di kolam renang atau pantai, orang lebih memilih kamera waterproof yang tidak pakai casing. Misalnya Canon D10 underwater dengan harga Rp 3,5 juta dengan kemampuan hingga kedalaman 10 meter. Menurut [Abdi; 13] dalam buku Photography From My Eyes “semakin dalam pengambilan foto dari permukaan air, semakin sedikit intensitas cahaya. Sebab, sebagian cahaya yang masuk ke air dipantulkan oleh permukaan air.Sebagian lagi diabsorb [serap] sehingga intensitasnya begitu berkurang. Karena itu, persoalan teknis kerap menjadi kendala. Setting pada shutter speed di bawah 1/60 mengakibatkan blur karena shake [goyangan]. Sehingga, artificial lighting sangat dibutuhkan.Tujuannya, menghilangkan dominasi warna cyan. Yang ideal adalah menggunakan flash kirikanan memakai belalai. Hal tersebut bias menghasilkanfoto yang excellent.” Kejernihan medium air yang menjadi tempat pemotretan sangan dibutuhkan. Kekeruhan air akan mempengaruhi kualitas gambar. Tanpa flash, foto bakal buram. Namun, dengan flash, partikel dalam air akan dipantulkan sehingga membentuk spot-spot kecil. Menurutnya, ada beberapa jenis underwater photography. Misalnya fotografi di kolam renang, bawah laut yang dangkal atau pantai, dan laut yang dalam. Kini fotografi bawah air berkembang dengan kombinasi pemrotetan model maupun wedding dengan menggunakan medium air. Maka, foto di kolam renang maupun pantai yang tak dalam menjadi pilihan lokasinya. Underwater photography pada kategori laut sedang, misalnya, mengeksplorasi biota laut seperti terumbu karang maupun berbagai jenis binatang laut.Sedangkan untuk deep sea [laut dalam], jumlah fotografer yang menekuni masih sangat terbatas. Yang terkenal sebagai fotografer deep sea adalah Emory Kristof. Dia memotret di kedalaman 4.000 meter di bawah laut saat mengabadikan kapal Titanic yang tenggelam di Newfoundland. Kristof menggunakan lampu eksternal yang terpisah dari kamera dalam jumlah yang banyak. Hasil foto-fotonya yang luar biasa itulah yang mengilhami pembuatan film titanic.


Trik dan alat dasar fotografi bawah air :

- Handal dalam menyelam

Hal ini diperlukan untuk pengamatan, mencari objek yang tepat serta mengatur setting kamera yang membutuhkan waktu relatif lebih lama. Oleh karena itu, keahlian menyelam sangat diperlukan dalam mengatur keseimbangan di bawah air dan merupakan modal utama untuk mengambil foto bawah air.

- Rumah kamera / water housing

Rumah kamera / water Housing adalah alat pendukung kamera bawah air yang berguna untuk melindungi kamera dari air, sehingga, Housing yang tepat seharusnya kedap air. Oleh karena itu, harus rutin melakukan pengecekan pada karet O-ring dan penambahan silicon grease hendak dilakukan. Tidak hanya berguna untuk melindungi kamera, pada Housing kamera juga terdapat tombol-tombol yang secara langsung terhubung dengan tombol kamera , sehingga mempermudah untuk menyseting kamera di bawah air .

- Priotas Lensa

Menurut salah seorang fhotografer profesional yang membuka studio foto di Sidoarjo, mengatakan bahwa terdapat dua teknik foto bawah air, yaitu teknik macro atau wide angle. Fotografi macro adalah memotret objek kecil di bawah laut, sedangkan wide angle lebih fokus terhadap pemandangan bawah air dengan sudut lebar. Kedua teknik ini pastinya membutuhkan jenis lensa kamera yang berbeda.

- Strobe

Strobe atau cahaya kilat, memang sangat diperlukan ketika melakukan teknik pemotretan model makro ataupun wide angle pada fotografi bawah laut. Selain berguna untuk menambah efek pencahayaan yang biasanya sangat rendah seiring dengan kedalaman laut, strobe juga diperlukan untuk mendapatkan detail akibat bukaan lensa yang terlalu kecil pada teknik makro. Sedangkan pada teknik pemotretan wide angle yang menantang matahari, strobe digunakan untuk memperjelas warna objek dan bukan hanya bayangan.

- White Balance

Menurut sebuah buku panduan teknik dasar fotografi bawah air untuk pemula terbitan Dua Jaya, diungkapkan bahwa pengaturan white balance dengan penggunaan flash, sebaliknya dilakukan setting white balance flash atau auto untuk teknik pemotretan makro agar didapatkan warna yang hampir mirip objek aslinya. Sedangkan untuk teknik pemotretan wide angle, white balance sebaiknya diatur dalam mode auto atau underwater

- Kombinasi Aperture, Shutter Speed dan ISO

Dikatakan bahwa kombinasi antara bukaan atau aperture besar dengan ISO tinggi seharusnya dikombinasikan sesuai dengan keadaan sekeliling objek foto, sehingga shutter speed dalam pengambilan gambar akan maksimal. Mengenai bagaimana komposisi yang tepat ketiga jenis elemen pendukung fotografi ini agar foto yang dihasilkan tidak menjadi blur, tentu dibutuhkan pengalaman dan jam terbang yang tinggi.Oleh karena itu , di butuhkan training khusus untuk mengatur Aperture,Shutter speed dan ISO agar menghasilkan foto bawah air yang bagus

Memilih Sistem Kamera Bawah Air:

a. Memilih Digital Kamera

Secara umum, ada 3 jenis kamera digital yang tersedia di pasaran, semua nya dapat digunakan untuk kegiatan fotografi bawah air yaitu :

1. Pocket Camera/Kamera saku

kamera type ini adalah jenis kamera yang paling sederhana, didesain untuk mereka yang awam terhadap ilmu fotografi. Hampir semua merk kamera mengeluarkan kamera jenis ini, untuk merk canon, mereka membuat jajaran IXUS untuk kamera jenis pocket. Untuk mengambil gambar, produsen kamera menetapkan prosedur yang sangat sederhana yaitu POINT and SHOOT. Kelebihan kamera ini tentunya adalah harganya termurah di banding kamera lainnya, namun kamera jenis ini jarang memberikan fasilitas MANUAL SHOOT karena memang didesain untuk fotografer yang masih awam. Oleh sebab itu, jika anda berencana untuk mendalami fotografi bawah air, anda tidak disarankan untuk memilih kamera ini

2. Prosumer Camera/Kamera Seni Professional

Kamera jenis ini didesain untuk mereka yang antusias terhadap fotografi, namun belum memiliki dana yang cukup untuk membeli sistem kamera professional sekelas DSLR [Digital Single Lens Reflex]. Kamera ini mirip dengan jenis pocket, namun memiliki fungsi kamera yang setara dengan kamera DSLR. Yang membedakan nya dengan kamera DSLR adalah lensanya yang tidak interchangable [diganti]. Jenis kamera ini sangat cocok untuk mereka yang ingin menekuni fotografi bawah air dengan budget yang pas-pasan. Kelebihan kamera ini jelas yaitu dapat memberikan fasilitas kamera digital SLR pada sebuah harga yang relatif lebih murah. Dengan memahami keterbatasan kamera, tentunya anda dapat membuat foto-foto yang dahsyat dengan kamera jenis ini. Kami sangat menyarankan anda untuk memilih tipe ini sebagai investasi awal hoby fotografi bawah air anda. Umumnya hanya dengan mengeluarkan dana sebesar 5-6 juta rupiah, anda sudah bisa memiliki kamera jenis ini lengkap dengan housingnya. Perhatikan bahwa anda harus jeli dalam memilih spesifikasi lensa kamera jenis prosumer. Jika anda menyukai fotografi macro, pilihlah kamera dengan lensa yang memiliki focal length 35 mm [equivalent 35mm], jika anda menyukai wide angle photography, pilihlah kamera yang memiliki focal lenght setara 28 mm pada kamera 35 mm.

3. Digital Single Lens Reflex [DSLR] Professional Camera

kamera ini adalah type professional, didesain untuk mereka para professional fotografer yang sudah mengerti betul aspek aspek ilmu fotografi. Perlu dicatat bahwa, secanggih-canggihnya kamera jika tidak di tunjang oleh kehandalan fotografer, maka hasilnya nyaris nol besar. Falsafah “The Man Behind The Gun” sangat berpengaruh terhadap hasil foto. Kamera jenis ini cocok untuk yang antusias terhadap fotografi, serta memiliki dana yang cukup, berhubung jenis kamera ini cukup mahal.

b. Memilih Housing Camera

Kamera Digital saja belum cukup untuk kegiatan fotografi bawah air. Agar aman untuk digunakan di dalam air, kamera memerlukan pelindung agar menjadi kedap air. Alat pelindung tersebut lazim disebut HOUSING/Rumah. Pada housing tersebut juga terdapat tombol-tombol yang secara mekanis dihubungkan dengan tombol pada kamera. Oleh sebab itu di dalam air kita dapat melakukan setting kamera seperti kita melakukan fotografi di darat. Dengan demikian maka Housing menjadi sangat esensial dalam kegiatan underwater photography. Kekuatan material serta ketelitian tinggi sangat diperlukan dalam proses produksi sebuah housing. Oleh sebab itu, tidak jarang juga housing menjadi cukup mahal, bahkan ada yang harganya lebih mahal dari harga kamera itu sendiri. Sebuah housing hanya cocok untuk satu type camera saja, housing tidak bersifat general, artinya satu model kamera hanya compatible dengan housing peruntukkan nya. Contoh housing camera Canon Power shoot S80, tidak bisa digunakan untuk kamera model lainnya. Oleh sebab itu sebelum membeli kamera digital, pastikan bahwa Housing nya masih tersedia di pasaran untuk di beli. Usahakan untuk membeli kamera langsung beserta housing nya untuk mencegah ketidak tersediaan nya dikemudian hari.

Khusus untuk kamera DSLR, anda pun harus membeli port tambahan sesuai dengan lensa yang anda pilih. setiap lensa memiliki satu port yang compatible, oleh sebab itu khusus untuk kamera DSLR anda hanya membawa 1 jenis lensa ke dalam air.

Kamera jenis non-DSLR, biasanya memiliki fungsi yang mencakup macro maupun wide angle. Oleh sebab itu salah satu keunggulan kamera jenis ini di bawah air selain bentuknya yang ramping, anda juga dapat memotret macro dan wide angle dengan 1 unit kamera saja.

Khusus untuk housing camera jenis prosumer, saat ini tersedia banyak sekali casing/housing buatan produsen nya sendiri, dengan harga relatif murah bila dibandingkan buatan perusahaan lain [3rd party], Namun perlu extra hati-hati jika menggunakan casing/housing buatan manucfacturer kamera tersebut, karena banyak sekali kasus flooding/bocor terjadi menimpa pemilik kamera non-DSLR tersebut. Upaya yang terbaik adalah membeli housing 3rd party seperti merk ikelite, sea &subal, dll, yang memang dibuat dari bahan berkualitas tinggi serta didesain untuk pemakaian dalam aktifitas Scuba Diving.

Perhatikan pula tata cara menggunakan O-ring dan Grease pada system housing kedap air pada manual book alat masing-masing, Yang perlu diingat adalah bahwa silicon Grease bukanlah alat utama untuk mencegah kebocoran. Kebocoran hanya bisa dicegah dengan penggunaan karet O-ring yang sesuai dengan petunjuk manualnya.

Ada beberapa tips untuk fotografi bawah air yang ramah lingkungan:

1.  Foto dengan hati hati

Menyelamlah dengan hati hati agar tidak merusak makhluk laut dan pemilihan teknik yang tidak tepat dapat membahayakan.

2.  Menyelam dengan stabil

Peralatan yang anda bawa dapat menambah beban saat menyelam, untuk itu diperlukan banyak latihan agar dapat menyelam dengan stabil.

3.  Tahan godaan / keinginan anda

Jangan tergoda untuk menyentuh biota laut ataupun terburu buru, keadaan seperti itu hanya akan menggagalkan anda.

4.  Lakukan dengan sabar

Ketika Menyelam di dalam laut menyelamlah dengan tenang dan hidari penggunaan flash yang berlebihan dan kalau ingin mengambil objek ikan dekatilah dengan perlahan, jangan sampai ikan merasa terganggu lalu kabur.

5.  Pertajam keterampilan anda

Perhatikan kondisi alam di tempat yang akan anda selami, apakah kondisinya cocok dengan keterampilan anda atau tidak. Perbanyak pengalaman anda.

6.  Kumpulkan Informasi

Kumpulkan segala informasi tempat yang akan didatangi tentang biota laut, kedalaman dan sebagainya.

7.  Ambil hanya gambar tinggalkan hanya gelembung

Hampir semua yang ada di dalam laut sangat penting dalam kelangsungan ekosistem bawah laut. Tindakan membawa koral ataupun sebagainya dapat merusak ekosistem, yang membuat para penyelam akan kehilangan spot yang ada atau berkurang keindahannya bahkan rusak.



8 Fotografi bawah air - Belajar Diving Dot”2011 15 Mar.2014


CLOUDSCAPE PHOTOGRAPHY

Oleh : Aldi Risnandar

Editor: Neng Nita Kusnita


Fotografi Langit atau dalam bahasa fotografi sering disebut dengan Cloudscape Photography, yaitu fotografi yang dilakukan untuk mengambil objek langit atau awan dari daratan. Seorang fotografer asal Belgia Leonard Missone merupakan salah satu orang yang pada awal perkembangan fotografi langit ini, terkenal karena foto-foto langit hitam-putihnya. Cloudscape fotografi adalah teknik fotografi untuk mengambil lanskap atau pemandangan awan atau langit. cloudscape photography dilakukan di daratan dengan objek utama langit atau awan. dengan sudut angel mengarah ke langit.

Sebuah fotografer Cloudscape pertama, yaitu fotografer Léonard Misonne [1870-1943] dari Belgia, terkenal karena foto-fotonya hitam dan putih dari langit berat dan awan gelap.

Fotografi ini adalah bagian dari fotografi alam yang bertujuan untuk mengambil gambar langit dan awan, fotografi ini berawal dari fotografer Belgia yaitu Leonard Mesonne [1870-1943] tapi pada saat itu terkenal dengan foto-foto hitam putih dari langit dan awan.



                      Foto langit oleh Ahmad Faizal Ginanjar

Adapun tips untuk memotret langit, yaitu:

Agar pemandangan langit supaya langit tidak terlihat polos atau supaya warna langitnya keluar yaitu dengan menggunakan ISO rendah, fungsinya agar warna yang dihasilkannya keluar dan tidak cenderung putih.

Berikut teknik dalam cloudscape photography:

  1. letakkan kamera anda pada alas yang kokoh agar tidak blur sebelum mengatur shutter, jika memungkinkan gunakan tripod, atau simpan pada objek yang solid. 
  2. gunakan filter untuk mengurangi cahaya yang datang dari langit. 
  3. gunakan polarize untuk mereduksi kontras berlebihan pada cahaya awan. 
  4. baca keadaan yang ada, bagaimana cahayanya, arahnya dari mana. 
  5. lihat dan fahami komposisi yang ada. 
  6. atur exposurenya. 
  7. tunggu momen yang tepat. 
  8. ambil gambar yang anda inginkan.

Tips Cloudscape Photograhpy

Langit dan awan tidak pernah membosankan untuk dilihat dan diabadikan. Mahakarya Sang Maha ini selalu mengagumkan. Awan bisa memberikan efek yang luar biasa untuk sebuah foto landscape, tapi jumlah dan jenis awan yang tersedia bisa membantu atau malah merusak foto yang bagus terlalu banyak awan akan membuat foto tampak datar, tapi beberapa kelompok awan yang dapat dan tepat akan menceriakan langit dalam foto. Berikut beberapa tips untuk memotret awan:

1. Gerakan dalam sebuah foto bisa tampak mengagumkan jika ditangkap dengan benar, dan memotret gerakan awan juga bisa memberikan efek itu. Ketika awan yang bergerak dipadukan dengan landscape yang statis, efeknya bisa sangat membantu. Jadi coba naikkan angka shutter speed seperlunya.

2. Memasukan awan gelap yang panjang ke sebuah pemandangan bisa menciptakan landscape dengan atmosfir yang moody, bagus untuk memotret gedung-gedung tua dan hutan. Coba gelapkan awannya saat post-proccening menggunakan gradient filter di image editor.

3. Kadang-kadang memotret langit yang bersih adalah yang kamu inginkan untuk sebuah foto, memasukkan langit biru akan memberikan perasaan terbuka, luas, dan minimal. Bagus untuk foto-foto abstrak atau arsitektur ketika garis dan warna lebih penting untuk di tampilkan. Coba gunakan polarizer untuk menambahkan kedalaman warna langit.

4. Kalau bertemu dengan langit yang indah tapi pemandangannya tidak, gunakan saja langitnya sebagai objek. Mungkin akan sulit mendapatkan bayangan yang kamu inginkan, kecuali awan benar-benar luar biasa. Coba masukan sedikit elemen lain di bagian dasar foto untuk menunjang komposisinya tapi fokus tetap pada langit.

5. Tidak ada yang mengalahkan rasa saat memotret awan dari ketinggian. Di gunung atau lewat jendela pesawat. Tapi foto yang hanya berisi awan begitu saja tidak akan tampak menarik. Jika kamu ada dalam pesawat, tunggu hingga matahari terbenam atau terbit [kalu kebetulan kamu terbang pada saat-saat itu] dan masukkan juga ujung sayap pesawat kalu memungkinkan. Begitu juga bila sedang di gunung, kamu bisa membuat foto awan yang menarik jika ada sesuatu yang muncul dari dasar awan seperti puncak gunung atau kepulauan.

6. Cahaya matahari bisa mengubah mood tampilan awan; jika matahari ada di belakang awan maka akan tercipta warna yang lebih gelap dan suasana sendu di langit, namun jika matahari ada di depan awan, maka warnanya akan lebih terang, dan member kecerahan pada foto.

CONTOH FOTO

Oleh : Muhammad Abror
Fotografi Makro [Macro Photography] adalah salah satu genre dalam fotografi. Secara konseptual, pengertian dari fotografi makro itu sendiri adalah memotret objek kecil agar terlihat lebih besar. Maksudnya, fotografi makro ini hanya menghususkan diri untuk merekam objek kecil dan digambarkannya secara detil dengan rasio 1:1 atau gambar yang dihasilkan dalam foto sama seperti benda aslinya. Genre fotografi ini biasanya digunakan dalam mengambil gambar serangga atau suatu objek yang cocok untuk kedetailan, misalnya gelembung air soda, binatang yang berukuran kecil, RAM komputer, jaring laba-laba dan sebagainya.

Fotografi Makro sangat bergantung pada kemampuan lensa untuk memfokus objek pada jarak terdekatnya. Untuk itu fotografi makro ini biasanya menggunakan lensa khusus yang disebut lensa makro. Lensa makro ini memiliki kemampuan untuk dapat fokus pada jarak paling dekat pada objek yang difoto, khususnya objek kecil dan akan dapat menampilkan detil pada objek tanpa efek distorsi.



                      Foto Makro oleh Ahmad Faizal Ginanjar

Untuk melakukan fotografi makro biasanya dilakukan dengan menggunakan lensa khusus yaitu lensa makro dengan pembesaran 1:1  atau bahkan menggunakan pembesaran lebih agar mendapatkan objek yang sangat detail. Harga satu lensa makro cukup mahal akan tetapi ada beberapa cara alternatif seperti menggunakan extention tube, reverse ring atau filter close up. Agar dapat memotret objek dengan sangat detail dan berjarak dekat terdapat beberapa cara yang dapat diikuti seperti: menggunakan aperture sempit, menggunakan ISO rendah, menggunakan triod agar kamera tidak shake/goyang, menggunakan lampu flash tambahan untuk mendapat objek yang tajam dan detail.

Lensa makro | Untuk fotografi makro, lensa makro8 adalah pilihan yang paling tepat. Lensa ini memiliki perbesaran 1:1 atau bahkan dengan perbesaran yang semakin tinggi. Namun sayangnya, lensa makro identik dengan harga yang mahal. Oleh karena itu, alternatif lain seperti menggunakan extension tube, reverse ring atau filter close up. hal tersebut dapat memperhemat biaya dalam kegiatan fotografi.

Adapun cara-cara yang dapat ditempuh dalam merekayasa atau alternatif dalam fotografi makro, yaitu. Cara pertama adalah dengan Filter close up. Filter close up merupakan filter atau alat untuk meloloskan cahaya dari frekuensi tertentu yang dipasang di depan lensa [seperti filter biasa] yang cara kerjanya seperti kaca pembesar yang berguna untuk mendapatkan pembesaran fokus yang diinginkan. Dengan cara ini walaupun tidak memiliki lensa makro, dengan lensa biasa juga sudah bisa digunakan untuk mendapatkan foto makro.

Sebuah close-up filter9 [close-up lens], pada dasarnya adalah sebuah kaca pembesar berkualitas tinggi yang dipasang di depan lensa, seperti halnya filter lain seperti halnya filter CPL. Dengan memasang filter close up, kita bisa mengurangi minimum focusing distance lensa yang kita pakai. Dengan begitu kita bisa memotret dari jarak super dekat dengan objek foto.

Kekuatan filter close-up10  diukur dengan sebuah parameter bernama diopter. Makin besar angka diopternya, semakin besar efek perbesaran nya. Kebanyakan filter close-up memiliki kekuatan diopter +1, +2, +3 dan +4, meskipun tersedia juga filter close-up dengan kekuatan +10 diopter. Makin besar angka diopter, memungkin akan semakin mendekati objek foto, dengan konsekuensi penurunan kualitas optik. Lalu bisa juga dengan menumpuk dua filter close-up untuk meningkatkan perbesaran, sebagai contoh saat kita tumpuk filter close +1 dan +2, maka kita akan mendapatkan total +3 diopter, meskipun kualitas foto akan menurun.

Berikutnya cara kedua adalah menggunakan reverse ring. Sebenarnya cara kerjanya reverse ring ini sama dengan membalik lensa agar bisa digunakan untuk foto makro. Reverse ring hanya sebuah alat bantu yang fungsinya untuk menyatukan badan kamera dengan lensa yang dibalik.

Tetapi dengan menggunakan cara ini juga memiliki kekurangan, yaitu kamera akan kehilangan koneksi elektronik, antara badan kamera dan lensa. Sehingga fungsi autofokus tidak bekerja dan harus diset secara default [manual].

Lalu cara ketiga adalah dengan macro extention tube. Extention tube ini berbentuk seperti pipa yang dipasang di antara badan kamera dengan lensa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan jarak fokus yang lebih dekat agar dapat fokus untuk memotret benda yang kecil.

Artinya, sebuah tabung ekstensi11 aksesori untuk kamera dengan lensa di pertukarkan, digunakan terutama untuk fotografi makro. Tabung tidak mengandung unsur optik; satu-satunya tujuan adalah untuk memindahkan lensa semakin jauh dari bidang gambar. Lensa jauh sama dengan semakin dekat fokus, semakin besar pembesaran, dan juga semakin besar hilangnya cahaya.

Filter close up Reserve ring Macro extention tube

1] Tips dan Trik

Untuk menemukan hasil yang maksimal, adapun trik dan tips yang dapat digunakan dalam dunia fotografi makro12, antara lain.

a. Menggunakan Aperture Sempit

Mengeksekusi foto makro pada umumya dilakukan dengan jarak yang sangat dekat antara lensa dan objek. Dan foto yang dihasilkan akan memiliki ruang tajam yang sangat sempit. Oleh sebab itu, gunakan aperture sempit [f/8 keatas] untuk memperluas ruang tajam yang diperoleh.

b. Tidak Menggunakan ISO Tinggi

Alat yang anda gunakan tidak memungkinkan mendapatkan perbesaran yang mumpuni seperti halnya kamera handphone pada umumnya, dan berniat melakukan perbesaran dengan cara cropping, cobalah untuk tidak menggunakan ISO terlalu tinggi. ISO yang terlalu tinggi akan menimbulkan grain13 atau tekstur yang berbentuk titik-titik seperti butiran pada hasil foto, terlebih ketika anda melakukan cropping. Grain juga cenderung mengurangi ketajaman foto.

c. Pastikan Kamera Tidak Shake/Goyang

Dof [ukuran seberapa jauh bidang fokus] yang sempit pada foto makro berdampak pada susahnya dalam melakukan fokus pada objek. Sedikit guncangan saja, maka fokus dipastikan dapat meleset. Untuk mengatasi ini, pastikan kamera tidak mengalami shake atau goyangan ketika akan melakukan eksekusi terhadap objek. Solusinya dengan menggunakan tripod jika ingin meminimalisir terjadinya shake. Namun hal ini bisa diatasi dengan menggunakan shutter speed yang tinggi diatas 1/125. Hal ini juga berguna untuk mengantisipasi pergerakan serangga. dan untuk mengambil gambar berupa objek atau bunga kita dapat pula menggunakan pengaturan aperture yang rendah misalnya f-22, karena semakin kecil aperture-nya makin luas jarak fokus.

d. Gunakan Bantuan Cahaya Lampu Buatan Bila Diperlukan

Foto makro yang dihasilkan dengan cahaya alami tentu saja hasilnya akan sangat baik. Namun biasanya jarang sekali didapatkan cahaya alami tersebut, karena dalam mengeksekusi foto makro dengan setingan aperture sempit – ISO rendah – shutter speed tinggi tanpa bantuan flash, speedlite, reflector dan lain sebagainya maka akan ada kemungkinan kesulitan dalam mendapatkan detail dari objek yang utuh. Jika tidak memiliki external flash, dapat menggunakan internal flash pada kamera.

e. Selalu Menggunakan Manual Fokus

Mendapatkan perbesaran maksimal, sebaiknya menggunakan manual fokus. dengan setting-an lensa pada manual fokus, dan gunakan titik fokus terdekat. Lalu temukan fokus yang tepat dengan memaju-mundurkan lensa di depan objek hingga mendapatkan fokus yang akurat.

f. Perhatikan Waktu Pemotretan

Fotografi makro waktu yang tepat atau golden hours14 untuk pemotretan adalah pada saat matahari bersinar secara lembut yang berkisaran pada pukul enam hingga pukul 9 pagi dan sore hari sekitar pukul tiga hingga pukul enam sore. pada waktu-waktu tersebut, serangga masih kurang aktif karena sedang makan atau masih berselimutkan butiran embun pagi. Sementara untuk foto yang sifatnya ekstrim, tidak ada batasan waktu, karena menggunakan alat bantu berupa flash dan penerang cahaya lainnya.

g. Perhatikan Arah Cahaya

Arah cahaya adalah salah satu unsur yang paling pokok dalam memotret. Jika memanfaatkan cahaya alami yang berlawanan dengan kamera [Backlight] karena akan membuat foto yang dihasilkan menjadi lebih indah dan berdimensi tinggi. Untuk mendapatkan backlight ini, sebaiknya dilakukan ketika matahari sedang bersinar lembut [softlight]. dan lensa jangan berhadapan langsung dengan matahari karena bisa menjadi siluet15 atau efek yang dihasilkan dalam fotografi karena adanya perbedaan signifikan antara pantulan cahaya objek utama di bagian depan gambar dengan latar belakangnya.

i. Dekati Objek Step by Step

Hal yang sensitif seperti objek foto berupa serangga, jangan mendekat dengan tergesa-gesa. Karena ini akan membuat objek foto yang kita tuju menjadi tidak tenang dan liar. sebaiknya fotografer melakukan gerakan selangkah demi selangkah dan usahakan tidak membuat gerakan yang tidak perlu agar objek merasa tidak terganggu dan tidak menganggap kehadiran kita sebagai ancaman.

j. Hindari Pengunaan Parfum

Jika memotret berupa serangga atau objek makro lainnya yang sensitif terhadap wewangian, usahakan tidak menggunakan parfum atau wewangian tersebut yang berlebihan apalagi yang berbau menyengat. serangga tidak menyukainya.

k. Berpikir dan Bertindak Cepat

Pada Saat menemukan objek yang akan dieksekusi, segeralah atur matering, kemudian pikirkan komposisi foto yang tepat sebelum mendekat objek. Hal ini berguna untuk meminimalisir proses cropping yang berlebihan pada foto dan meminimalisir kehilangan moment apabila objek yang dituju cepat berpindah cepat karena pada umumnya jika objeknya binatang maka akan dinamis gerakannya.

l. Perhatikan Angel

Pastikan angel [sudut bidik] sejajar dan tegak lurus dengan objek untuk mendapatkan fokus dan ketajaman yang merata dan lugas, sepanjang apapun objek.

m. Perhatikan Post Processing [Pengolahan Foto]

Pengolahan foto dilakukan untuk mengoreksi hasil foto agar tampilannya menjadi lebih menarik. pengolahan paling mendasar pada foto makro meliputi pengaturan keterangan [Brightness], kontras [Contrast], saturasi warna [Saturation], mereduksi noise dan mempertajam [Sharpness]. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini antara lain.

Mengelolah foto makro agar menjadi lebih ideal dan tampilannya menjadi lebih menarik lagi bisa dilakukan dengan pengolahan mendasar seperti pengaturan kecerahan [Brightness], kontras [Contrast], saturasi warna [Saturation], mereduksi noise dan mempertajam [Sharpness]. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini antara lain.

2] Komposisi Fotografi Makro

Sama halnya dengan genre fotografi lainnya, fotografi makro juga mesti memiliki komposisi16 yang mumpuni dan tepat, agar gambar yang diambil dari suatu objek dapat lebih indah dan sesuai dengan keinginan [ideal]. berikut teknik komposisi fotografi makro.

a. Point of View

Ini merupakan konsep atau aspek kritis dari komposisi fotografi makro. Dengan membidik dari sudut pandang yang sama sebagai subyek menciptakan rasa keintiman yang begitu integral dan penting terutama dalam suatu citra satwa liar.

b. Lead Room

Konsep Lead Room adalah konsep yang juga penting dalam fotografi makro serta fotografi satwa liar lainnya. Idenya adalah frame harus berisi ruang ekstra pada ara dimana mata binatang yang menjadi target itu tertuju. Memang, jika subjek melihat dari sisi terdekat dari frame bisa jadi tidak menarik. penggunaan ruang ekstra yang tepat memberikan kontribusi besar terhadap rasa keseimbangan dalam suatu gambar.

c. Rule of Thrids

Konsep ini menawarkan suatu pedoman untuk menjaga keseimbangan dalam mengeksekusi gambar. Sebagaian besar gambar terpusat atau mengikuti aturan pertiga ini biasanya tergantung pada dari apakah subjek melihat lurus ke kamera atau kepada kedua sisi.

f. Berani

Berani, merupakan aspek yang cukup vital dalam menekankan bahwa aturan ini dimaksudkan untuk dilanggar. Percobaan dengan komposisi, mencoba metode yang tidak biasa dan merasa bebas untuk mengabaikan konvensi. Tapi selalu melakukannya dengan keyakinan tinggi dan menjadi bijaksana tentang hal yang akan dilakukan. Melanggar aturan baik-baik saja, bahkan diperlukan ketika dalam kondisi yang benar-benar berkomitmen untuk alasan untuk melakukan nya. Dan inilah yang disebut dengan tantangan dalam dunia seni.

3] Sudut Bidik Pemotretan

Angle atau sudut bidik dalam fotografi makro17 sangatlah sederhana, tetapi banyak yang harus diperhitungkan dalam pengeksekusian gambar, karena trik ini akan menghasilkan gambar yang lebih bermakna jika sudut yang diambil dari objek secara tepat. Tetapi, sudut bidik dalam fotografi makro dapat juga dikatakan hal yang sulit untuk memberikan saran yang bermakna sebagai suatu hal yang benar-benar ada dan tidak ada pedoman yang bijaksana untuk diterapkan pada situasi makro yang ekstrim melampaui yang paling nyata, sehingga lebih baik untuk mencari.

Looking Up | Hal ini hanyalah salah satu hal aneh bahwa orang selalu menemukan pemotretan makro looking up memiliki lebih banyak dampak dari pemotretan makro looking down. kebanyakan orang memulai memotret extrime makro dengan mengikuti gerakan serangga di sekitar. Tetapi jika tidak ada yang lain, mencoba memotret pada bagian mata serangga itu sendiri. Itu membuat serangga terlihat cukup mengesankan, dan memberikan kesan yang megah.

Headon | artinya dalam menembak objek, kepala dari objek itu di fokuskan dan fotografi makro ini selalu memberikan hasil yang sangat baik dan meskipun ada banyak pengaturan yang harus dilakukan untuk mendapatkan gambar di dalam simetri yang bagus.

Dalam foto makro, kita harus memerhatikan beberapa hal agar dapat mendapatkan gambar yang benar-benar detil, hal-hal tersebut antara lain:

Pengaturan Kamera

Pengaturan atau settingan kamera ini sangat berpengaruh pada hasil dari foto makro ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyetting kamerauntuk foto makro ini yaitu: Shutter Speed [Kecepatan Rana], perhatikan kondisi cahaya dan angin disekitar lokasi hunting anda apabila angin kencang setidaknya perlu kecepatan antara 1/120″ sampai 200″. Tetapi bila angin tidak terlalu kencang kecepatan 100″ sudah cukup baik, sesuaikan pula dengan cahaya apabila terang maka gunakan speed tinggi demikian sebaliknya. Aperture [Bukaan], kedalaman [Depth Of Field] dari sensor kamera jg sangat berpengaruh untuk mendapatkan foto makro yang detail. Kalo menurut saya usahakan F tidak lebih dari 11 karena akan mengakibatkan komposisi yang jelek, maksudnya bukan hanya objeknya yg dapat tetapi juga sama background2 nya sehingga foto terkesan ramai. ISO [Tingkat Kepekaan], merupakan kepekaan terhadap cahaya apabila cahaya terasa kurang ada baiknya ISO ditinggikan hanya saja jangan terlalu berlebihan karena foto makro adalah komponen foto yang sangat detil sehingga noise sedikit saja akan terlihat jelas. Menurut pengalaman rata2 pemakaian ISO jangan lebih dari 500.

Pencahayaan yang baik

Cahaya yang baik untuk pengambilan foto makro adalah cahaya ketika pagi dan sore hari, atau pembagian waktu ini sering disebut dengan Golden Hours#, kenapa disebut seperti itu, karena di waktu ini kita dapat mendapatkan momen yang bagus dan pencahayaan yang indah. Untuk pembagian waktunya, jika pagi hari di mulai pada jam 7-9 pagi, karena pada saat itu cahaya matahari cukup lembut dan tidak berlebihan. Untuk sore hari bisa dimulai dari pukul 3-6 sore. Selain itu anda juga bisa mengatasi kekurangan cahaya dengan flash internal maupun external yang diberi tambahan Diffuser.

Angle [Sudut Bidik] dan Posisi Saat Memotret

Angle adalah sudut atau arah bidik saat memotret objek. Memotret makro tidak sama dengan memotret landscape atau model, karena nilai jual dari foto makro ini adalah ketajaman. kita harus bisa mengenali objek dan memahami tekstur tubuhnya agar dapat masuk kedalam area fokus [DOF]. Ketepatan pengukuran area fokus akan membuat objek tampak detail sempurna.

9 "Filter Close Up Sebagai Alternatif Lensa Makro - Belajar Fotografi." 2013. 15 Mar. 2014

10 "Close-up filter - Wikipedia, the free encyclopedia." 2009. 15 Mar. 2014

11 "Macro Extension Tube For Nikon - Gadgeteer." 15 Mar. 2014

12 Lensa Kita. "Tips dan Trik Fotografi Makro oleh Shikhei Goh - Tips Fotografi." 2013. 15 Mar. 2014

13 "Film grain - Wikipedia, the free encyclopedia." 2006. 15 Mar. 2014

14 "Golden hour [photography] - Wikipedia, the free encyclopedia." 2006. 15 Mar. 2014

15 "Siluet - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas." 2006. 15 Mar. 2014

16 Lensa Kita. "Tips Memotret Makro dan Alternatif Murah Dalam Fotografi Makro ..." 2012. 15 Mar. 2014


Aerial Photography atau juga bisa disebut fotografi udara adalah foto yang diambil dari udara dengan menggunakan media gerak di udara. Pengambilan foto pada Aerial Photography ini harus dilakukan di udara, dan tidak boleh dilakukan di daratan, karena hal ini merupakan ciri khas dari genre fotografi ini. Kamera yang digunakan dalam pengambilan foto udara bisa langsung dipegang oleh sang fotografer, atau bisa juga dengan menggunakan alat pemicu jarak jauh maupun alat picu otomatis.

Aerial Photography atau fotografi udara adalah foto yang diambil dari udara dengan menggunakan media bergerak di udara. Pengambilan foto pada Aerial photography ini harus dilakukan di udara, dan tidak boleh di daratan. kamera yang digunakan dalam pengambilan foto udara bisa langsung dipegang oleh sang fotografer, akan tetapi bisa juga dengan menggunakan alat pemicu jarak jauh maupun alat picu otomatis.

Dalam foto udara ini dapat menggunakan media untuk membantu memudahkan dalam pengambilan gambar. media-media tersebut antara lain: sayap pesawat terbang, helikopter, balon udara, para layang, parasut dan alat terbang lainnya, serta bisa juga menggunakan alat yang berbentuk mini atau mainan remot kontrol dan lain-lain.

Dalam foto udara ini dapat menggunakan media untuk membantu memudahkan dalam pengambilan gambar. Media-media tersebut antara lain; sayap pesawat terbang, gantole, balon udara, helikopter, para layang, parasut dan alat terbang lainnya, serta bisa juga menggunakan alat berbentuk mini atau remote control dan wahana lainnya. dan banyak lagi kegunaan atau advantages dari fotografi ini, seperti memantau lalu lintas, peninjauan, pengukuran peta, dan masih banyak lagi.

Adapun dalam foto udara yang harus diperhatikan oleh sang fotografer yaitu bagaimana adanya parameter yang menentukan klasifikasi dari foto udara itu sendiri, antara lain [1] ukuran dari foto atau bisa juga disebut dengan format foto, [2] focal length dari pengambilan gambar, dan [3] kecenderungan dari poros kamera pada saat di udara.

Semakin terbuka dan luasnya pemikiran manusia maka akan terlahir pula inversi atau penemuan-penemuan baru yang terus-menerus akan berkembang, begitu juga dengan dunia fotografi, perkembangan juga semakin canggih, terlihat dari pada pembahasan ini yaitu tentang fotografi udara, dari sejarah Fotografi udara18 pertama kali di praktekkan oleh fotografer Perancis dan ahli balon Gaspar-Félix Tournachon, yang dikenal dengan sebutan "Nadar", pada tahun 1858 lebih di Kota Paris, Prancis. Namun, foto-foto yang dihasilkan tidak ada lagi dan karena itu awal mula terciptanya foto udara yang berjudul ‘Boston, as the Eagle and the Wild Goose See It’. Diambil oleh James Wallace Black dan Samuel Archer King pada tanggal 13 Oktober 1860, itu menggambarkan Boston dari ketinggian 630m.

Foto udara Kite dipelopori oleh ahli meteorologi England ED Archibald pada tahun 1882. Dia menggunakan bahan peledak pada timer untuk mengambil foto dari udara. Arthur Batut [Prancis] memulai menggunakan media layang-layang untuk fotografi udaranya pada tahun 1888, dan menulis sebuah buku tentang metode yang beliau lakukan pada tahun 1890. Lalu Samuel Franklin Cody dikembangkan nya lagi menjadi 'Man-lifter War Kite' dan berhasil menarik perhatian salah satu Kantor Militer di Inggris dengan kemampuannya itu.

Penggunaan pertama dari kamera film dipasang ke pesawat yang lebih berat dari udara yang berlangsung pada 24 April 1909 di atas Kota Roma dan dimuat dalam film pendek berdurasi 3 menit, 28 detik.

Dengan kemajuan kamera digital sekarang, semakin ramai orang-orang yang mengambil gambar dari pesawat dan biasanya dipergunakan untuk perdagangan, peperangan, melihat kepadatan penduduk, kondisi tanah, dan lain sebagainya.

Jenis-Jenis Fotografi Udara

Aerial photography ini memiliki beberapa jenis pemotretan19, ciri yang membedakan beberapa angel foto yang akan ditembak, antara lain; pemotretan udara secara tegak [vertical], lalu ada pemotretan udara secara condong [oblique], dan pemotretan udara sangat condong [high oblique], Serta pemotretan orthophoto.

Pemotretan udara secara tegak ini dapat pula dikatakan pemotretannya dilakukan dengan posisi pesawat udara atau wahana lain yang membawa kamera melakukan pemotretan secara tegak lurus dengan permukaan bumi. maka akan menghasilkan foto udara dengan pemotretan secara vertikal.

Pemotretan udara secara oblique jika diartikan dalam bahasa Inggris Oblique berarti miring, jadi dapat dikatakan bahwa posisi antara pesawat udara yang membawa kamera dengan permukaan bumi memiliki sudut yang agak miring atau sedikit condong [low oblique] dan dengan sudut kemiringan tertentu [oblique].

Pemotretan udara secara high oblique. Pada teknik ini yang membedakan dengan pemotretan udara condong adalah terlihat atau tidaknya garis batas cakrawala permukaan bumi dan sudut pembidikan gambar pada optical axis-nya, sehingga batas cakrawala bisa ikut terambil dalam pemotretannya.

Ketinggian pesawat udara terhadap permukaan bumi pada saat pemotretan juga mempengaruhi skala foto yang akan dihasilkan. Semakin tinggi pesawat udara, maka akan menghasilkan skala foto yang relative kecil namun mempunyai keunggulan yaitu luasnya objek yang dihasilkan, misalnya saja bila dibandingkan hasil foto yang diambil dari helikopter dan foto yang dihasilkan oleh satelit luar angkasa. Akan tetapi objek yang tampak jadi tidak begitu detil jika pengambilan gambarnya semakin dekat dengan permukaan. Dan jika pemotretan dilakukan dengan ketinggian rata-rata, maka hasil foto udara adalah cakupan yang cukup luas dan kenampakan objek yang cukup detail pula.

Jarak antara pesawat yang membawa kamera dan permukaan bumi pada saat pemotretan berlangsung juga mempengaruhi skala foto yang kita hasilkan. Semakin tinggi jaraknya, maka akan menghasilkan skala foto yang relatif kecil namun mempunyai keunggulan yaitu luasnya objek yang dihasilkan, misalnya saja bila dibandingkan hasil foto yang diambil dari helikopter dan foto yang dihasilkan oleh satelit luar angkasa. Akan tetapi objek yang tampak jadi tidak begitu detail jika jarak pengambilan gambarnya semakin dekat dengan permukaan bumi. Dan jika pemotretan dilakukan dengan ketinggian rata-rata, maka hasil foto udara adalah cakupan yang cukup luas dan kenampakan objek yang cukup detail pula.

Kemudian ada foto jenis Orthophotos yang merupakan foto yang diambil dari jarak yang tidak terbatas kemudian suatu foto yang akurat karena jenis foto udara ini akan akurat dengan hasil gambar permukaan bumi yang sebenarnya, dan biasanya digunakan untuk pemetaan atau membuat overlay suatu wilayah, foto ini juga sering dikaitkan dengan ilmu geografi yang menyangkut tentang Geographic Information System [GIS] atau pemetaan, misalnya pemetaan jumlah penduduk, kondisi tanah, dan lain sebagainya, Berbeda dengan tinjauan pada perspektif dimana objek masih memperlihatkan garis ketinggian objek itu sendiri dan terlihat hingga permukaan bumi. Namun, yang terpenting dari semuanya bahwa, pemotretan udara ini dilakukan dan disesuaikan dengan tujuan pemotretan itu sendiri.

Ada beberapa jenis aerial fotografi:


  1. Oblique photographs, yaitu foto yang diambil dengan angle sudut miring. 
  2. Vertical photographs, Foto vertikal diambil lurus ke bawah. jenis ini digunakan dalam fotogrametri dan interpretasi citra. Gambar yang akan digunakan dalam fotogrametri secara tradisional diambil dengan kamera khusus format besar dengan sifat geometris dikalibrasi dan didokumentasikan. 
  3. Orthophotos, adalah foto yang diambil dari jarak tak terbatas, dan digunakan untuk pemetaan atau untuk membuat peta. 

Ada 3 teknik foto udara yaitu:

  1. Dari udara ke darat atau air to ground photography 
  2. Dari udara ke udara atau air to air photography 
  3. Dari darat ke udara atau ground to air photography 
Yang tidak termasuk air photography adalah pengambilan foto di gedung yang tinggi untuk memotret areal bawahnya.

Selain pencahayaan, ada juga beberapa hal yang sederhana namun perlu diperhatikan juga dalam foto lanskap ini, antara lain:

  1. RAW : Disarankan selalu menggunakan format RAW, karana file RAW akan lebih mudah dimodifikasi jika terdapat kekurangan pada gambar. konsekuensinya adalah file yang dihasilkan lebih besar sizenya dibandingkan file JPEG. 
  2. Tripod : untuk fotografi landscape diperlukan pengambilan gambar dengan ISO rendah [50 atau 100] untuk meminimalisasikan noise. konsekuensinya shutter speed akan menjadi lambat, oleh sebab itu diperlukan tripod agar gambar yang dihasilkan tidak shake. 
  3. Penggunaan filter : Dengan menggunakan filter dapat membuat gambar yang dihasilkan lebih optimal [tergantung filter apa yang digunakan]. 
  4. Cuaca : landscape fotografi sangat tergantung dengan cuaca. Oleh sebab itu menentukan kapan saat terbaik untuk memotret adalah sangat penting. Kadang kesempatan mendapat scene terbaik justru bukan pada saat cuaca cerah langit biru, tapi justru pada saat akan hujan atau badai atau setelah hujan atau badai, dimana langit dan awan akan sangat dramatis.
 

17 Johan J Ingles - Le Nobel. "Angle - Extreme-Macro.co.uk." 2013. 18 Mar. 2014

18 "Aerial photography - Wikipedia, the free encyclopedia." 2003. 18 Mar. 2014

19 Wicaksono, FYE. "APA ITU FOTO UDARA ? - BPAD Jogja." 2010.


PERTANYAAN:

  1. Apakah pengambilan foto di gedung yang tinggi termasuk aerial photography?
  2. Apa saja yang harus diperhatikan dalam landscape photography?
  3. Apa keunggulan dari lensa makro dalam macro photography?
  4. Apa perbedaan teknik yang digunakan dalam wildlife photography dengan landscape photography?

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề