Menggunakan teknologi informasi dan komputer dengan memperhatikan Etika digital bertujuan

iklan di sini

iklan di sini

Pengertian Warga Digital dan Kewargaan Digital dan Komponennya - Dalam hal berkomunikasi, dunia maya tidak jauh berbeda dengan dunia nyata. Komunikasi antarindividu, maupun beberapa individu sekaligus bisa terjadi baik di dunia maya maupun dunia nyata. Tidak heran, berbagai karakteristik, pribadi, ide, maupun tujuan yang berbeda bisa tertuang di dunia maya. Namun, sifat dunia maya yang tidak mempertemukan individu-individu tersebut secara langsung bisa mendorong menipisnya, bahkan hilangnya norma-norma sopan santun, tanggung jawab, dan juga etiket dalam berkomunikasi.

Apakah kalian menggunakan Internet untuk sharing informasi tentang diri kalian dan juga rekan lain, berkomunikasi dengan semua teman, mengomentari yang kalian lihat secara daring (komunikasi dalam jaringan), bermain games, mendonload  bahan untuk mengerjakan tugas, atau membeli barang secara daring (dalam jaringan)? Jika kalian menjawab “ya” pada salah satu saja, bisa dikatakan bahwa kalian adalah seorang “Warga Digital”.


Pengertian Warga Digital

Warga digital adalah orang yang sadar betul apa yang baik apa yang salah, menunjukkan kecerdasan perilaku teknologi, dan juga membuat pilihan yang tepat ketika menggunakan teknologi.


Warga digital merupakan individu yang memanfaatkan TI untuk membangun komunitas, bekerja, dan juga berekreasi. Warga digital secara umum telah memiliki pengetahuan dan juga kemampuan mengoperasikan TI untuk berkomunikasi maupun mengekspresikan sebuah ide. Contohnya bermain facebook, menulis blog, mencari informasi di forum, dan juga lain-lain. Sama halnya dengan warga dunia nyata, semua warga digital memiliki kewajiban untuk menjaga etiket dan juga norma, serta memiliki rasa tanggung jawab di dunia maya.Mengapa kewargaan digital itu penting? Jika kalian ingin menbiasakan yang terbaik dalam menggunakan Internet dan juga menjaga keamanan serta kesehatan kalian dan juga rekan, gunakan bahan-bahan berikut ini untuk mempelajari bagaimana menjadi warga digital yang positif.

Pengertian Kewargaan Digital

Kewargaan digital adalah norma perilaku yang tepat dan juga bertanggung jawab terkait dengan cara menggunakan teknologi.

Rentang usia warga digital mulai bergeser, seiring dengan semakin mudahnya akses teknologi, tampilan dan juga fitur yang semakin memanjakan pengguna, membuat anak-anak di usia belia telah bisa memanfaatkan teknologi tersebut untuk berkomunikasi, mencari dan juga bertukar informasi di dunia maya. Usia yang masih belia semakin membuka kemungkinan adan jugaya pelanggaran norma-norma maupun penyebaran informasi penting yang bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Kewargaan digital adalah konsep yang bisa dimanfaatkan untuk memberikan pengetahuan tentang cara menggunakan teknologi dunia maya dengan baik dan juga benar. cara menggunakan teknologi dunia maya dengan baik dan juga benar memiliki banyak implikasi, pemilihan kata yang tepat dalam berkomunikasi, tidak menyinggung pihak lain dalam update status, tidak memberikan informasi  penting kepada publik, tidak membuka tautan yang mencurigakan, dan juga lainnya.

2. Komponen Kewargaan Digital


Kewargaan digital bisa dibagi menjadi 9 komponen, yang dikategorikan menjadi 3 berdasarkan pemanfaatannya.

Menggunakan teknologi informasi dan komputer dengan memperhatikan Etika digital bertujuan
Komponen Kewargaan Digital

a.  Lingkungan belajar dan juga akademis

IT telah menjadi bagian dari lingkungan belajar dan juga akademis. Baik pengajar dan juga siswa secara aktif memanfaatkan IT dalam mencari informasi, data, maupun literatur yang dimanfaatkan untuk keharusan akademis. Beberapa komponen Kewargaan digital yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan ICT untuk lingkungan belajar dan juga akademis adalah:

Komponen 1. Akses Digital

semua orang seharusnya memiliki hak yang sama dalam mengakses fasilitas IT. Namun kemudian, semua pengguna TIK harus menyadari bahwa tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses teknologi, baik itu dibatasi oleh infrastruktur maupun oleh lingkungan komunitas pengguna itu sendiri. Belajar menghargai hak semua orang untuk memiliki akses ke teknologi informaasi, serta berjuang untuk mencapai kesetaraan hak dan juga ketersediaan fasilitas untuk mengakses teknologi informasi merupakan dasar dari kewargaan digital.Keterasingan komunitas secara digital berdampak sulitnya perkembangan suatu lingkungan dikarenakan terbatasnya informasi dari masyarakat dan juga komunitas dari daerah lain yang telah memanfaatkan teknologi informasi. semua warga digital juga harus menyadari faktor-faktor penghambat akses ke teknologi informasi, mulai dari faktor infrastruktur hingga faktor adat dan juga budaya.Seiring berkembangnya teknologi, akses digital juga semakin mudah dibisakan, sehingga tantangan terbesar selanjutnya adalah pembiasaan terhadap pemanfaatan teknologi itu sendiri.

Komponen 2. Komunikasi Digital

Dalam lingkungan belajar, akademis, maupun lingkungan kerja dan juga masyarakat umum nantinya, komunikasi merupakan kewajiban yang harus dilakukan semua orang untuk bisa bertukar informasi dan juga ide. Komunikasi bisa dilakukan secara satu arah, dua arah, antarpribadi maupun komunikasi dalam forum.

Perkembangan teknologi digital telah mengubah sikap seseorang dalam berkomunikasi. Berbagai bentuk komunikasi digital telah tersedia, seperti email, sms, chatting, forum, dan juga berbagai bentuk lainnya, memungkinkan semua  individu untuk terus bisa terhubung dengan individu lainnya. Baca juga : Pengertian Kelas Maya dan Manfaatnya

Semua warga digital diharapkan bisa mengetahui berbagai jenis komunikasi menggunakan media digital. Warga digital juga diharapkan bisa mengetahui kelebihan dan juga kekurangan dari semua jenis komunikasi tersebut, sehingga bisa memilih cara menggunakan komunikasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan.


Komponen 3. Literasi Digital

Dunia pendidikan telah mencoba untuk mengintegrasikan teknologi digital ke dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa mampu menggunakan teknologi digital untuk mencari dan juga bertukar informasi. Namun pada kenyataannya, teknologi yang dimanfaatkan dalam dunia kerja sedikit berbeda dengan yang dimanfaatkan di sekolah. Berbagai bidan juga pekerjaan seringkali memerlukan informasi yang aktual dan juga bermanfaat, pekerja dituntut memiliki kemampuan untuk mencari dan juga memproses data secara kompleks dalam waktu yang singkat. Sementara itu, ketergantungan siswa pada pengajar belum seirama dengan tuntutan dunia kerja.Literasi digital merupakan proses belajar mengajar tentang teknologi dan juga pemanfaatan teknologi. Pelajar dan juga pengajar diharapkan bisa belajar apa saja, kapan saja, dan juga dari mana saja. Saat teknologi baru muncul, para pelajar dan juga pengajar diharapkan bisa beradaptasi secara cepat dan juga tidak  terpaku pada satu jenis teknologi.

b. Lingkungan sekolah dan juga tingkah laku 

Komponen 4. Hak digitalSama halnya dengan perlindungan hak asasi di dunia nyata, para warga digital juga memiliki perlindungan hak di dunia digital. semua warga digital memiliki hak atas privasi, kebebasan berbicara, dll. Hak tersebut haruslah dipahami oleh semua warga digital.Dengan adan jugaya hak tersebut, semua warga digital juga memiliki beberapa kewajiban yang harus dipenuhi. semua warga digital harus ikut membantu pemanfaatan teknologi secara benar, mengikuti tata krama yang berlaku, baik yang tersirat maupun tersurat. Contoh nyatanya adalah: tidak melakukan pembajakan konten, tidak menyebarkan informasi palsu, tidak memancing emosi pengguna teknologi informasi lainnya.

Komponen 5. Etiket digital

Seringkali pengguna teknologi digital tidak peduli dengan etiket cara menggunakan teknologi, tetapi langsung menggunakan produk tanpa mengetahui aturan serta tata krama cara menggunakannya. Atau sudah mengetahui tetapi menganggap etiket digital tidak terlalu penting untuk diperhatikan. Seringkali para pengguna digital melupakan bahwa walaupun dalam dunia digital para pengguna tidak saling bertatap muka, tetapi harus diperhatikan bahwa di balik semua akun, di balik semua posting forum, terbisa individu lainnya yang bisa tersinggung jika kalian melanggar tata krama.Etiket digital dibuat dengan tujuan untuk menjaga perasaan dan juga kenyamanan pengguna lainnya. Namun peraturan saja tidak cukup. Seringkali para pengguna tidak mengetahui aturan tersebut, ataupun malas membaca peraturan. Kita juga harus mengajarkan semua pengguna teknologi digital untuk bertanggungjawab dalam pemanfaatan teknologi.

Komponen 6. Keamanan digital

Dalam semua komunitas terbisa individu yang mencuri karya, merusak, ataupun mengganggu individu lainnya. Meskipun tidak boleh berburuk sangka, kita tidak bisa mempercayai seseorang begitu saja, karena hal tersebut akan beresiko terhadap keamanan kita. Hal ini berlaku juga dalam dunia digital.Dalam dunia nyata kita membangun pagar, mengunci pintu, menambahkan alarm dalam rumah kita dengan alasan keamanan. Hal yang sama juga harus diterapkan dalam dunia digital, seperti meng-install antivirus, firewall, mem- backup data, dan juga menjaga data sensitif seperti username dan juga password, nomor kartu kredit, dll. Sebagai warga digital, kita harus berhati-hati dan juga menjaga informasi dari pihak yang tidak bertanggungjawab.

c.    Kehidupan siswa di luar lingkungan sekolah 

Komponen 7. Hukum digitalHukum digital mengatur etiket cara menggunakan teknologi dalam masyarakat. Warga digital harus menyadari bahwa mencuri ataupun merusak pekerjaan, data diri, maupun properti daring (dalam jaringan) orang lain merupakan perbuatan yang melanggar  hukum. Contoh perbuatan yang melanggar hukum antara lain: meretas informasi atau website, mengunduh musik ilegal, plagiarisme, membuat virus, mengirim- kan spam, ataupun mencuri identitas orang lain.Hukum siber (cyber law) di Indonesia sendiri bisa dikategorikan menjadi 5 aspek besar.- Aspek hak cipta- Aspek merek dagang- Aspek fitnah dan juga pencemaran nama baik- Aspek privasi- Aspek yurisdiksi dalam ruang siber


Komponen 8. Transaksi digital

Warga digital harus menyadari bahwa sebagian besar dari proses jual beli telah dilaksanakan secara daring (dalam jaringan). Berbagai situs jual-beli lokal bisa dengan mudah diakses oleh penjual dan juga pembeli, seperti tokobagus.com, kaskus.co.id, berniaga.com, dan juga berbagai toko daring (dalam jaringan) lainnya. Mudahnya akses dan juga semakin tingginya tingkat kesadar betulan masyarakat akan teknologi informasi ikut mendorong tumbuhnya pasar jual beli daring (dalam jaringan) di Indonesia.Dalam jual beli daring (dalam jaringan), penjual dan juga pembeli harus menyadari resiko dan juga keuntungan yang dibisa dari jual beli daring (dalam jaringan), mulai dari resiko penipuan, perbedaan barang yang dikirim, lama pengiriman, hingga legalitas barang yang diperjualbelikan. Warga digital harus mengetahui bagaimana menjadi pembeli maupun penjual daring (dalam jaringan) yang baik.

Komponen 9. Kesehatan digital

Di balik manfaat teknologi digital, terdapat beberapa ancaman kesehatan yang harus diperhatikan, seperti kesehatan mata, telinga, tangan, bahkan keseluruhan badan juga. Tidak hanya kesehatan fisik, kesehatan mental bisa juga terancam jika pengguna tidak mengatur cara menggunakan teknologi digital. Untuk mencegahnya, pengguna harus menyadari bahaya-bahaya yang bisa ditimbulkan oleh teknologi digital.

3. THINK

Setelah memahami 9 komponen di atas, kalian telah menyadari pentingnya kewargaan digital. Untuk menyederhanakan 9 komponen di atas, kalian bisa menggunakan konsep “T.H.I.N.K.” sebelum kalian berkomunikasi di dunia digital, baik itu email, post facebook, twitter, blog, forum, dll. T.H.I.N.K.merupakan akronim dari:- Is it True (Benarkah)? Benarkah posting kalian? Atau hanya isu yang tidak jelas sumbernya?- Is it Hurtful (Menyakitkankah)?Apakah post kalian akan menyakiti perasaan orang lain?- Is it illegal (Ilegalkah)? Ilegalkah post kalian?- Is it Necessary (Pentingkah)?Pentingkah post kalian? Post yang tidak penting akan mengganggu orang lain- Is it Kind (Santunkah)?Santunkah post kalian? Tidak menggunakan kata-kata yang bisa menyinggung orang lain?

Tags :

Related : Pengertian Warga Digital dan Kewargaan Digital dan Komponennya