Menjaga keaslian al quran bisa dilakukan dengan cara

Allah SWT berjanji akan menjaga langsung kemurnian Alquran

Senin , 02 Mar 2020, 23:24 WIB

Muhammad Rizki Triyana [Republika TV]

Allah SWT berjanji akan menjaga langsung kemurnian Alquran Membaca Alquran [ilustrasi]

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam Alquran surat Al Hijr [15] ayat 9, Allah berfirman, ''Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan Alquran dan Kami pula yang menjaganya.''

Baca Juga

Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Alquran selama-lamanya hingga akhir zaman dari pemalsuan.

Karena itu, banyak umat Islam, termasuk di zaman Rasulullah SAW, yang hafal Alquran. Dengan adanya umat yang hafal Alquran, Alquran pun akan senantiasa terjaga hingga akhir zaman. 

Selanjutnya, demi memudahkan umat membaca Alquran dengan baik, mushaf Alquran pun dicetak sebanyak-banyaknya setelah melalui tashih [pengesahan dari ulama-ulama yang hafal Alquran]. 

Alquran pertama kali dicetak pada 1530 Masehi atau sekitar abad ke-10 H di Bundukiyah [Vinece]. Namun, kekuasaan gereja memerintahkan agar Alquran yang telah dicetak itu dibasmi. 

Kemudian, Hankelman mencetak Alquran di Kota Hamburg [Jerman] pada 1694 M atau sekitar abad ke-12 H. [Lihat RS Abdul Aziz, Tafsir Ilmu Tafsir, 1991: 49]. Kini, Alquran telah dicetak di berbagai negara di dunia.

Pemeliharaan Alquran tak berhenti sampai di situ. Di sejumlah negara, didirikan lembaga pendidikan yang dikhususkan mempelajari Ulum Alquran [ilmu-ilmu tentang Alquran]. 

Salah satu materi pelajaran yang diajarkan adalah hafalan Alquran. Di Indonesia, terdapat banyak lembaga pendidikan yang mengajak penuntut ilmu ini untuk menghafal Alquran, mulai dari pendidikan tinggi, seperti Institut Ilmu Alquran [IIQ] hingga pesantren yang mengkhususkan santrinya menghafal Alquran, di antaranya Pesantren Yanbuul Quran di Kudus [Jateng].  

Demi memotivasi umat untuk meningkatkan hafalannya, kini diselenggarakan Musabaqah Hifzhil Quran [MHQ], dari tingkatan satu juz, lima juz, 10 juz, hingga 30 juz. ''Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.'' [HR Bukhari]. 

Adanya lembaga penghafal Alquran ini maka kemurnian dan keaslian Alquran akan senantiasa terjaga hingga akhir zaman. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, para penghafal Alquran ini akan ditempatkan di surga.

  • Alquran
  • kemurnian alquran
  • khasiat alquran
  • keistmewaan alquran

sumber : Harian Republika

Allah sudah menjamin keaslian Al-Quran. Kalau manusia mennjaga keasliannya dengan cara menjadi hafidz [penghafal] Al-Quran. Dengan ada yang menjadi penghafal Al-Quran keasliannya akan terus terjaga.

Apa yang dimaksud dengan paradigma Qur ani?

Dengan demikian, paradigma Qurani adalah cara pandang dan cara berpikir tentang suatu realitas atau suatu permasalahan berdasarkan Al-Quran.

Apa tugas manusia di muka bumi ini?

Disebut dalam QS. Al-Baqarah ayat 30, tugas manusia di muka bumi ialah untuk menjadi pemimpin di muka bumi, untuk memakmurkannya. Memakmurkan, baik dalam arti kesejahteraan atau ketaatan kepada Allah SWT.

Siapa yang menjaga keaslian Al-Quran?

MENJAGA AL-QUR’AN. Nabi Muhammad SAW. adalah Nabi akhir zaman dan saayidul anbiyaa’ wal mursalin. Sejalan dengan kedudukannya ini, Allah Swt. membekalinya dengan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup bagi umatnya, petunjuk jalan menuju keridlaan-Nya untuk mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.

Mengapa Al-Quran terjaga keasliannya sampai sekarang?

Kitab al-quran adalah kitab yang tetap terjaga keasliannya hingga saat ini karena Allah SWT sendiri yang menurunkan dan memelihara Alqur’an sehingga tidak ada penambahan, pengurangan, dan pengubahan.

Mengapa kita tidak perlu mengamalkan kitab kitab sebelum Al-Quran?

karena kitab yg telah allah turunkan sebelum al quran sudah kadaluwarsa dan tidak bisa di pakai lagi.

10 Apa yang dimaksud dengan paradigma Qur ani berikan penjelasannya secara singkat?

Jadi paradigma Qurani maksudnya adalah cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah atau suatu realitas berdasarkan AL Quran. Penting untuk memandang sesuatu melalui paradigma Qurani karena Al Quran adalah sebuah metodelogi kelimuan yang mutlak kebenarannya.

Mengapa paradigma Qur ani sangat penting dalam kehidupan manusia?

Mengapa Paradigma Qurani Sangat Penting Bagi Kehidupan Manusia? Karena Al-Qur’an bisa menjadi sumber ajaran tentang teologi, hukum, tasawuf, pemikiran, reformasi, pendidikan, akhlak dan aspek lainnya. Bukan hanya itu, Al-Qur’an juga menjadi tolok ukur benar atau salah, baik atau buruk, dan indah atau jelek.

Apa tugas manusia menurut Kejadian 2 15?

Manusia ditugaskan untuk memelihara alam semesta ini [Kej. 2:15]. Disinilah letak tugas utama manusia dalam alam ini yaitu untuk merawat dan serta menjaga keberlangsungan hidupnya yang tentunya diharapkan selalu baik adanya sebagaimana pada awal ia diciptakan.

Siapakah yang menjaga dan melindungi keaslian Al-Quran brainly?

Jawaban. Penjelasan: Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami [pula] yang memeliharanya.

Kenapa Alquran tidak bisa di rubah?

Suryadharma menegaskan Alquran jelas tak bisa diubah-ubah. Karena itu, ia tak sepaham dengan aliran kebebasan mutlak bahwa segala sesuatu dapat dilakukan semaunya. Maka, kitab itu bukan lagi dapat disebut Alquran. Padahal, Alquran adalah kitab suci bagi umat Islam.

Mengapa kita harus mengamalkan kitab-kitab Allah?

Pertama, beriman kepada kitab Allah mendatangkan kebahagian dunia akhirat. Dalam kitab-Nya Allah mengatur agar iman seorang hamba berbuah hasil yang terpenting adalah kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebab orang yang tak percaya pada kitab-Nya, maka ia melanggar perintah Allah dan dalam keadaan sangat tersesat.

Mengapa Al-Quran disebut kitab sempurna dibanding kitab-kitab sebelumnya?

Mengapa al-qur’an disebut sebagai kitab penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya? Karena banyak hal yang diatur di dalam kitab Al-Quran yang di dalam kitab terdahulu masih belum ada. Di dalam kitab Al-Quran ada kisah-kisah nabi terdahulu sedangkan kitab sebelum Al-Quran tidak ada kisah tentang Nabi Muhammad.

Apa yang dimaksud dengan paradigma Qurani dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari hari?

Al-Quran sebagaimana kita ketahui telah dijamin penjagaannya oleh Allah. Berbagai cara Allah menjaga Al-Quran, sebagaimana ditegaskan dalam tafsir surah Al-Hijr ayat 9.

Berikut bunyi QS. Al-Hijr [15]: 9,

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ [9]

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran dan pasti Kami [pula] yang memeliharanya.” [QS. Al-Hirj [15]:9]

Menurut As-Sa’di dalam Taisīr al-Karīm al-Raḥmān [halaman 429], Allah menjaga Al-Quran pada masa penurunannya dan setelah masa penurunannya. Pada masa penurunannya Allah menjaga Al-Quran dari pencurian setan sedangkan pada masa sesudah penurunannya, Allah menjaga Al-Quran dari perubahan, penambahan, maupun pengurangan lafad dan penggantian maknanya. Cara Allah menjaga Al-Quran salah satunya dengan menyimpannya di dalam dada utusan-Nya, yaitu Nabi Muhammad, dan kemudian di dalam dada umat Nabi Muhammad.

Baca Juga: Baca Ayat Ini Untuk Menjaga Hafalan Al-Quran dan Semua Ilmu Pengetahuan

Makna ‘menjaga Al-Quran’

Penjagaan Al-Quran ini merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah dan anugerah dari Allah untuk hamba-hamba-Nya yang dititipi Al-Quran. Sementara menurut al-Māwardī dalam al-Nukat wa al-‘Uyūn [juz 3, halaman 149], ada tiga makna terkait makna kata “menjaga”: 1] Allah menjaga Al-Quran hingga hari kiamat, 2] Allah menjaga Al-Quran dari setan yang ingin membuat kebatilan di dalamnya atau menghilangkan kebenaran Al-Quran, dan 3] Allah menjaga Al-Quran di dalam orang-orang yang Allah kehendaki menjadi orang baik dan menghilangkan Al-Quran dari hati orang-orang yang Allah kehendaki menjadi orang yang buruk.

Ibn al-Jauzī dalam Zād al-Masīr [juz 2, halaman 525], sebelum masuk pada penafsiran tentang makna ‘menjaga’, terlebih dahulu ia menyinggung tentang penggunaan kata ‘nahnu’. Dikaitkan dengan konteks penjagaan Al-Quran, kata naḥnu yang bermakna “Kami” pada ayat tersebut mengandung pengertian bahwa Allah melibatkan makhluk-Nya dalam misi penjagaan Al-Quran ini.

Ibn al-Jauzī melanjutkan bahwa mayoritas mufasir merujukkan kata al-żikr kepada Al-Quran. Sedangkan kata ganti hu ada dua pendapat. Pendapat pertama merujuk kepada al-żikr [Al-Quran] dan ini merupakan pendapat jumhur ulama. Pendapat kedua merujuk kepada Nabi Muhammad sehingga maknanya menjadi “dan Kami [pula] yang menjaga Nabi Muhammad dari para setan dan musuh-musuhnya”. Maksudnya adalah orang-orang yang menuduh gila pada Nabi Muhammad

Ibn ‘Asyūr dalam al-Taḥrīr wa al-Tanwīr [juz 14, halaman 21] mengutip ‘Iyādh menceritakan bahwa Ismā’īl ibn Ishāq ditanya mengenai rahasia alasan kitab-kitab terdahulu yang mengalami banyak perubahan, sedangkan Al-Quran tidak.

Beliau menjawab “sesungguhnya Allah memasrahkan kepada ulama-ulama mereka untuk menjaga kitab-kitab mereka sendiri. Allah berfirman ‘sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah’ [QS. Al-Mā`idah[5]:44] sedangkan Allah menjaga Al-Quran dengan dzat-Nya sendiri.

Hal ini berarti ketika Allah menurunkan kitab-kitab sebelum Al-Quran, Allah memasrahkan penjagaannya kepada para ulama mereka sedangkan terhadap Al-Quran, Allah sendiri yang benar-benar menjaganya.

Baca Juga: Pemeliharaan Al-Quran Pada Masa Nabi Muhammad Saw

Berbagai cara Allah menjaga Al-Quran

Fakhr al-Dīn al-Rāzī dalam Mafātiḥ al-Ghaib [juz 19, halaman 123] merinci cara Allah menjaga Al-Quran. Pertama, Allah menjadikan Al-Quran sebagai mukjizat sehingga tidak ada satu makhluk pun yang mampu menambah dan mengurangi Al-Quran. Hal ini karena ketika ada makhluk yang mengurangi Al-Quran, maka akan mengubah susunan Al-Quran itu dan orang-orang yang berakal akan segera menyadari bahwa perubahan itu bukan bagian dari Al-Quran.

Kedua, Allah menjaga Al-Quran dari siapapun yang ingin  memalingkan makna Al-Quran. Ketiga, Allah melemahkan semua makhluk untuk merusak Al-Quran dengan melestarikan orang-orang yang terus menghafal, mengkaji, dan mempopulerkan Al-Quran. Keempat, ketika ada yang mengubah satu huruf atau satu titik dari Al-Quran, maka orang-orang akan berkata kepadanya “ini adalah kebohongan bagi kalam Allah”. Bahkan orang tua yang disegani sekalipun ketika melakukan laḥn [kesalahan] pada sebuah huruf maka anak anak akan berkata padanya “Anda salah wahai orang tua, yang benar adalah demikian dan demikian”.

Al-Qurṭubī dalam al-Jāmi’ Li Aḥkām al-Qur’ān [juz 5, halaman 10] menceritakan kisah dari Yaḥyā ibn Akṡam. Khalifah al-Makmūn mempunyai majlis diskusi. Suatu hari di tengah kerumunan orang, datang seorang laki-laki Yahudi yang bagus pakaiannya, tampan wajahnya. Laki-laki tersebut mampir berbicara dengan bagus dan lugas.

Ketika dia akan pergi, Khalifah al-Makmūn memanggilnya dan berkata “apakah kamu seorang bani Isrāil?” ”benar” jawabnya. Lalu Khalifah al-Makmūn berkata “masuklah ke dalam Islam” Dia menjawab “[agama Yahudi] agamaku dan agama nenek moyangku” dan dia pun pergi.

Setahun kemudian, dia datang lagi sebagai seorang muslim dan dia membahas dengan baik ilmu fikih. Setelah majlis selesai, Khalifah al-Makmūn memanggilnya lagi dan berkata “bukankan kamu teman kami kemarin?” dia menjawab “betul”

Khalifah al-Makmūn lanjut bertanya “apa yang membuat kamu masuk Islam?” dia bercerita “aku pergi dari hadapanmu dan tak lama kemudian aku melakukan sebuah . Aku menulis Taurat berjumlah tiga naskah. Di dalamnya ada bagian yang aku tambahi dan aku kurangi. Lalu aku masukkan ke dalam gereja. Maka kitab tersebut laku terjual. Kemudian aku melakukan hal yang sama pada Injil lalu aku jadikan barang dagangan dan laku terjual.

Hal tersebut juga aku lakukan pada Al-Quran. Lalu aku tawarkan pada penjual buku dan dia pun menelaahnya. Ketika dia tahu ada penambahan dan pengurangan pada Al-Quran dia melempar dan tidak mau membelinya. Dari kejadian itu aku tahu bahwa Al-Quran terjaga dan karena itulah aku masuk Islam.

Berdasarkan keterangan yang diberikan para mufasir dapat disimpulkan bahwa Al-Quran itu senantiasa dijaga oleh Allah dan dijamin keotentikannya oleh Allah hingga hari kiamat. Penjagaan itu juga melibatkan pihak lain, yaitu  melalui peran para pembaca, penghafal, pengkaji, dan orang-orang yang selalu melestarikan ajaran-ajaran Al-Quran.

Video liên quan

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề