Nama sholat malam sebelum tidur

Niat cukup di dalam hati, tidak perlu dilafadzkan. Berikut ini kami kutipkan pembahasan dari rumaysho.com.

Niat adalah amalan hati dan hanya Allah Ta’ala yang mengetahuinya. Niat itu tempatnya di dalam hati dan bukanlah di lisan, hal ini berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama sebagaimana yang dinukil oleh Ahmad bin Abdul Harim Abul Abbas Al Haroni dalam Majmu’ Fatawanya.

Setiap orang yang melakukan suatu amalan pasti telah memiliki niat terlebih dahulu. Karena tidak mungkin orang yang berakal yang punya ikhtiar (pilihan) melakukan suatu amalan tanpa niat. Seandainya seseorang disodorkan air kemudian dia membasuh kedua tangan, berkumur-kumur hingga membasuh kaki, maka tidak masuk akal jika dia melakukan pekerjaan tersebut -yaitu berwudhu- tanpa niat. Sehingga sebagian ulama mengatakan,”Seandainya Allah membebani kita suatu amalan tanpa niat, niscaya ini adalah pembebanan yang sulit dilakukan.”

Apabila setan membisikkan kepada seseorang yang selalu merasa was-was dalam shalatnya sehingga dia mengulangi shalatnya beberapa kali. Setan mengatakan kepadanya,”Hai manusia, kamu belum berniat”. Maka ingatlah,”Tidak mungkin seseorang mengerjakan suatu amalan tanpa niat. Tenangkanlah hatimu dan tinggalkanlah was-was seperti itu.”(Lihat Syarhul Mumthi, I/128 dan Al Fawa’id Dzahabiyyah, hal.12)

Melafadzkan Niat

Masyarakat kita sudah sangat akrab dengan melafalkan niat (maksudnya mengucapkan niat sambil bersuara keras atau lirih) untuk ibadah-ibadah tertentu. Karena demikianlah yang banyak diajarkan oleh ustadz-ustadz kita bahkan telah diajarkan di sekolah-sekolah sejak Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi. Contohnya adalah tatkala hendak shalat berniat ’Usholli fardhol Maghribi …’ atau pun tatkala hendak berwudhu berniat ’Nawaitu wudhu’a liraf’il hadatsi …’. Kalau kita melihat dari hadits di atas, memang sangat tepat kalau setiap amalan harus diawali niat terlebih dahulu. Namun apakah niat itu harus dilafalkan dengan suara keras atau lirih?!

Secara logika mungkin dapat kita jawab. Bayangkan berapa banyak niat yang harus kita hafal untuk mengerjakan shalat mulai dari shalat sunat sebelum shubuh, shalat fardhu shubuh, shalat sunnah dhuha, shalat sunnah sebelum dzuhur, dst. Sangat banyak sekali niat yang harus kita hafal karena harus dilafalkan. Karena ini pula banyak orang yang meninggalkan amalan karena tidak mengetahui niatnya atau karena lupa. Ini sungguh sangat menyusahkan kita. Padahal Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Sesungguhnya agama itu mudah.” (HR. Bukhari)

Ingatlah setiap ibadah itu bersifat tauqifiyyah, sudah paketan dan baku. Artinya setiap ibadah yang dilakukan harus ada dalil dari Al Qur’an dan Hadits termasuk juga dalam masalah niat.

Setelah kita lihat dalam buku tuntunan shalat yang tersebar di masyarakat atau pun di sekolahan yang mencantumkan lafadz-lafadz niat shalat, wudhu, dan berbagai ibadah lainnya, tidaklah kita dapati mereka mencantumkan ayat atau riwayat hadits tentang niat tersebut. Tidak terdapat dalam buku-buku tersebut yang menyatakan bahwa lafadz niat ini adalah hadits riwayat Imam Bukhari dan sebagainya.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan dalam kitab beliau Zaadul Ma’ad, I/201, ”Jika seseorang menunjukkan pada kami satu hadits saja dari Rasul dan para sahabat tentang perkara ini (mengucapkan niat), tentu kami akan menerimanya. Kami akan menerimanya dengan lapang dada. Karena tidak ada petunjuk yang lebih sempurna dari petunjuk Nabi dan sahabatnya. Dan tidak ada petunjuk yang patut diikuti kecuali petunjuk yang disampaikan oleh pemilik syari’at yaitu Nabi shalallahu ’alaihi wa sallam.” Dan sebelumnya beliau mengatakan mengenai petunjuk Nabi dalam shalat,”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak mendirikan shalat maka beliau mengucapkan : ‘Allahu Akbar’. Dan beliau tidak mengatakan satu lafadz pun sebelum takbir dan tidak pula melafadzkan niat sama sekali.”

Maka setiap orang yang menganjurkan mengucapkan niat wudhu, shalat, puasa, haji, dsb, maka silakan tunjukkan dalilnya. Jika memang ada dalil tentang niat tersebut, maka kami akan ikuti. Dan janganlah berbuat suatu perkara baru dalam agama ini yang tidak ada dasarnya dari Nabi. Karena Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,” Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak ada dasar dari kami, maka amalan tersebut tertolak. (HR. Muslim). Dan janganlah selalu beralasan dengan mengatakan ’Niat kami kan baik’, karena sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhuma mengatakan,”Betapa banyak orang menginginkan kebaikan, namun tidak mendapatkannya.” (HR. Ad Darimi, sanadnya shahih, lihat Ilmu Ushul Bida’, hal. 92)

Baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:

https://rumaysho.com/934-hukum-melafadzkan-niat-usholli-nawaitu-2.html

Nama sholat malam sebelum tidur

Soal 36
Assalamu’alaikum
Afwan, ustadz bagaimana hukumnya sholat malam sebelum tidur karena saya takut nantinya tidak bisa bangun malam untuk sholat?

Syukron wa jazakallah khair
Nuzlan – gorontalo

Jawaban:

Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Shalat malam secara umum adalah ibadah yang mempunyai banyak keutamaan, baik itu qiyamul lail, tahajjud atau witir. Di dalam banyak ayat, Allah Subhanahu wa Ta’ala menganjurkan kepada Nabi-Nya yang mulia untuk melakukan shalat malam. Antara lain adalah:

‎وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ

“Dan pada sebagian malam hari shalat Tahajjud-lah kamu….” (QS. Al-Israa’ : 79)

‎وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا

“Dan sebutlah nama Rabb-mu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.” (QS. Al-Insan : 25-26).

‎وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَارَ السُّجُودِ

“Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai shalat.” (QS. Qaf : 40).

‎وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا ۖ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَإِدْبَارَ النُّجُومِ

“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabb-mu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu ketika kamu bangun berdiri, dan bertasbihlah kepada-Nya pada be-berapa saat di malam hari dan waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar).” (QS. Ath-Thuur : 48-49).

Allah Subhanahu wa Ta’ala pun memuji para hamba-Nya yang shalih yang senantiasa melakukan shalat malam dan bertahajjud, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‎كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzaariyaat : 17-18).

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma mengatakan, “Tak ada satu pun malam yang terlewatkan oleh mereka melainkan mereka melakukan shalat walaupun hanya beberapa raka’at saja.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam memuji dan menyanjung mereka:

‎تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkah-kan sebagian dari rizki yang Kami berikan ke-pada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah : 16-17).

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‎أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.

“Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari.” (HR. Muslim).

Maka hendaklah kita menjaga ibadah yang mulia ini. Adapun waktunya, dimulai dari sejak seseorang telah shalat Isya (walaupun shalatnya dijamak taqdim dengan shalat Maghrib), hingga matahari terbit (masuk subuh).
Berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

‎إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَمَدَّكُمْ بِصَلاةٍ وهي الْوِتْرُ جَعَلَهُ اللَّهُ لَكُمْ فِيمَا بَيْنَ صَلاةِ الْعِشَاءِ إِلَى أَنْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ

“Sesungguhnya telah memberikan kalian shalat, yaitu shalat witir, Dia menjadikannya untuk kalian antara shalat Isya hingga masuk waktu fajar.” (HR. Tirmidzi dengan sanad Sahih).

Apakah boleh mengerjakannya sebelum tidur karena khawatir tidak dapat melakukannya di akhir malam?
Dalam sebuah hadits menunjukkan bahwa siapa yang bersemangat untuk qiyamullail di akhir malam, maka lebih utama baginya untuk mengakhirkannya, karena shalat di akhir malam lebih utama dan disaksikan malaikat. Adapun yang khawatir tidak dapat melakukannya di akhir malam, maka hendaknya dia melakukan shalat sebelum tidur berdasarkan hadits Jabir radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

‎مَنْ خَافَ أَنْ لا يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ أَوَّلَهُ وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُومَ آخِرَهُ فَلْيُوتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ فَإِنَّ صَلاةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُودَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ

“Siapa yang khawatir tidak dapat bangun di akhir malam, hendaknya dia melakukan shalat witir di awal malam. Siapa yang bersemangat untuk bangun di akhir malam, hendaknya dia shalat witir di akhir malam. Sesungguhnya shalat di akhir malam disaksikan dan itu lebih utama.” (HR. Muslim).

Semoga Allah memberikan kita taufiqnya untuk bisa melakukan ibadah yang mulia ini dan keistiqamahan dalam mengerjakannya.

Dijawab oleh ust. Ayyub Subandi, Lc
(Alumni Fakultas Hadits Syarif Universitas Islam Medinah Munawwarah tahun 1437 H/2016 M dan Bendahara Dewan Syariah Wahdah Islamiyah Periode 1437-1442 H)

————–
Buat anda yang ingin konsultasi masalah agama islam, silahkan ke  https://wahdah.or.id/konsultasi-agama/

Apa nama sholat malam sebelum tidur?

Sholat tahajud merupakan sholat sunah yang biasa dilakukan pada malam hari. Ibadah yang satu ini dilakukan dalam 2 rakaat untuk satu kali salam. Selain itu, sholat tahajud dapat dikerjakan saat terbangun dari tidur serta telah menunaikan ibadah sholat Isya.

Sholat sunnah 2 rakaat sebelum tidur namanya apa?

Tata Cara Salat Qobliyah Subuh Rasulullah SAW juga melaksanakan salat sunah ini dengan waktu singkat. Salat qobliyah atau fajar subuh ini dikerjakan sebelum salat fardhu subuh. Salat sunah ini dilakukan sebanyak 2 rakaat.

Apa ada sholat sunnah sebelum tidur?

Selain shalat wajib, ada beberapa shalat sunnah yang dapat dikerjakan oleh umat Islam, salah satunya yaitu shalat sebelum tidur. Ibadah ini disebut juga dengan shalat witir dan dapat dikerjakan secara berjamaah atau munfarid (sendirian).

Apa niat sholat tengah malam sebelum tidur?

Ushallii sunnatat-tahajjudi rak'ataini (mustaqbilal qiblati) lillaahi ta'aalaa. Artinya: "Aku niat sholat sunnah tahajud dua rakaat (dengan menghadap kiblat) karena Allah Taala." Setelah membaca niat sholat tahajud, lakukan sholat 2 rakaat dengan 2 kali sujud dan 1 kali salam.