Naskah proklamasi yang telah dibacakan oleh ir soekarno diketik oleh



KONTAN.CO.ID -  Pembacaan teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945 menjadi pertanda bangsa Indonesia merdeka dan lepas dari penjajahan negara lain. Isi dari teks Proklamasi memiliki makna yang dalam dan sangat penting bagi masyarakat Indonesia Bersumber dari situs Sekretariat Negara [Setneg], Ir. Soekarno membacakan teks Proklamasi pada Jumat, 17 Agustus 1945, pukul 10.00 pagi didampingi oleh Mohammad Hatta.  Peristiwa pembacaan teks Proklamasi berlangsung di kediaman Soekarno, tepatnya di serambi depan, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Saat ini alamat tersebut sudah berubah nama menjadi Jalan Proklamasi Nomor 5, Jakarta Pusat.  Setelah pembacaan Proklamasi selesai, bendera Merah Putih dikibarkan oleh Latief Hendraningrat dan Suhud. Bendera dikerek perlahan menyesuaikan irama lagu Indonesia Raya yang cukup panjang.  Baca Juga: Ini lirik lagu Indonesia Raya 3 stanza, makna serta doa dibaliknya

Perbedaan teks Proklamasi tulisan tangan dan hasil ketikan

Saat naskah Proklamasi disusun di kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, sehari sebelum Proklamsi dibacakan, teks ditulis menggunakan tulisan tangan Ir. Soekarno.  Naskah tersebut telah disetujui oleh peserta sidang perumusan proklamasi atas usul Soekarni. Setelah selesai, naskah Proklamasi kemudian diketik oleh Sayuti Melik dengan sedikit perubahan dari hasil tulisan tangan Soekarno. Teks Proklamasi kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Isi dari teks Proklamasi hasil ketikan Sayuti Melik, melansir Cagar Budaya Kemendikbud Ristek, sebagai berikut: Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta. Perbedaan teks Proklamasi hasil tulisan tangan Soekarno dengan asil ketikan adalah: 
  • Kata "hal2" pada paragraf kedua baris pertama diubah menjadi "hal-hal";
  • Kata "saksama" pada paragraf kedua baris kedua diubah menjadi "tempo";
  • Penulisan tanggal dan bulan "Djakarta 17-08-05" menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05"; dan
  • Kalimat "wakil2 bangsa Indonesia" menjadi "Atas nama bangsa Indonesia".
Baca Juga: Inilah sejarah singkat Bendera Merah Putih serta arti di balik warnanya


Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan ditemani oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56 – Jakarta Pusat.

Latar balik

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berproses dan berganti nama diproduksi menjadi PPKI [Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia] atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk semakin menegaskan hasrat dan tujuan sampai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah untuk Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk berjumpa Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan untuk Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah untuk Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bangun kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melewati Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan untuk Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan untuk Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilakukan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah cairan dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak supaya Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu cara melakukan sesuatu Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah untuk Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, selang yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan untuk Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang agung, dan dapat berdampak sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karenanya adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia [PPKI]. Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan hasil pekerjaan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang [sic].

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah untuk Sekutu. Tentara dan Tingkatan Laut Jepang sedang berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melewati radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak berhasrat acak-acak. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bangun rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang diproduksi oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang [Gunsei] untuk mendapat konfirmasi di kantornya di Koningsplein [Area Merdeka]. Tapi kantor tersebut kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Area Merdeka Utara [Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1]. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas kesuksesan mereka di Dalat. Sambil menjawab beliau belum menerima konfirmasi serta sedang menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia [PPKI] pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang mengadakan komunikasi dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilakukan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak kenal telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana --yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno [bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan] dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah supaya Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melaksanakan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. karenanya diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo sukses meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes [sekarang kompleks pertokoan di Harmoni] tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, karenanya tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya [sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi] sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.

Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI [Tingkatan Darat] yang diproduksi menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang [Gunseikan] di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan supaya Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa semenjak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi izin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji supaya dikasihani oleh Sekutu. Belakangnya Sukarno-Hatta menginginkan supaya Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara akal-akal tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura supaya Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Tingkatan Laut [Kaigun] di kawasan Tingkatan Darat [Rikugun] dia tidak punya wewenang memutuskan.

Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda [kini Jalan Imam Bonjol No.1] didampingi oleh Myoshi guna melaksanakan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang dilepaskan berbantah dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro [Mbah] dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi balik mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan supaya pemindahan kekuasaan itu hanya berfaedah kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berfaedah "transfer of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima sedang didengungkan.

Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor [Laut] Dr. Hermann Kandeler.[2] Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung pendapat keamanan dialihkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56[3] [sekarang Jl. Proklamasi no. 1].

Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi

Perundingan selang golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlaku pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, ada B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan supaya yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah ada selang lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Cara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pada awalnya Trimurti dimohon untuk menaikkan bendera namun beliau menolak dengan pendapat pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, ditolong oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari balik membawa nampan mengandung bendera Merah Putih [Sang Saka Merah Putih], yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut sedang disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.

Setelah upacara selesai berlaku, kurang semakin 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang acak-acak karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun dihalau. Belakangnya Hatta memberikan amanat singkat untuk mereka.[5]

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia [PPKI] mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar [UUD] sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berwujud Republik [NKRI] dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat [MPR] yang akan diproduksi kemudian.

Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan ditolong oleh sebuah Komite Nasional.

Pokok Teks Proklamasi

Teks Naskah "Proklamasi Klad" yang ditempatkan di Monumen Nasional [Monas].

Naskah Proklamasi Klad

Teks naskah Proklamasi Klad adalah asli merupakan tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan adalah merupakan hasil gubahan [karangan] oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo, yang pokoknya adalah sebagai berikut :

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 - 8 - '05


Wakil2 bangsa Indonesia.

Naskah baru setelah merasakan perubahan

Teks naskah Proklamasi yang telah merasakan perubahan, yang dikenal dengan sebutan naskah "Proklamasi Otentik", adalah merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik [seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi], yang pokoknya adalah sebagai berikut :

P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05


Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.


[Keterangan: Tahun pada kedua teks naskah Proklamasi di atas [baik pada teks naskah Proklamasi Klad maupun pada teks naskah Proklamasi Otentik] tertulis angka "tahun 05" yang merupakan kependekan dari angka "tahun 2605", karena tahun penanggalan yang dipergunakan pada abad pemerintah pendudukan militer Jepang saat itu adalah sesuai dengan tahun penanggalan yang berlaku di Jepang, yang kala itu adalah "tahun 2605".]

Perbedaan teks naskah Proklamasi Klad dan Otentik

Di dalam teks naskah Proklamasi Otentik sudah merasakan beberapa perubahan yaitu sebagai berikut :

  • Kata "Proklamasi" diubah diproduksi menjadi "P R O K L A M A S I",
  • Kata "Hal2" diubah diproduksi menjadi "Hal-hal",
  • Kata "tempoh" diubah diproduksi menjadi "tempo",
  • Kata "Djakarta, 17 - 8 - '05" diubah diproduksi menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05",
  • Kata "Wakil2 bangsa Indonesia" diubah diproduksi menjadi "Atas nama bangsa Indonesia",
  • Pokok naskah Proklamasi Klad adalah asli merupakan tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan adalah merupakan hasil gubahan [karangan] oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Sedangkan pokok naskah Proklamasi Otentik adalah merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik [seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi],
  • Pada naskah Proklamasi Klad memang tidak ditandatangani, sedangkan pada naskah Proklamasi Otentik sudah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.

Klip suara naskah yang dibacakan oleh Ir. Soekarno di studio RRI

Tempat Pembacaan teks naskah Proklamasi Otentik oleh Ir. Soekarno yang pertama kalinya adalah di Jalan Pegangsaan Timur 56 – Jakarta Pusat, tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 [hari di mana diperingati sebagai "Hari Kemerdekaan Republik Indonesia"], pukul 11.30 saat Nippon [sebutan untuk negara Jepang pada saat itu]. Saat Nippon adalah merupakan patokan zona saat yang dipakai pada abad pemerintah pendudukan militer Jepang kala itu. Namun perlu dikenal pula bahwa pada saat teks naskah Proklamasi itu dibacakan oleh Bung Karno, saat itu tidak ada yang merekam suara ataupun video, yang ada hanyalah dokumentasi foto-foto detik-detik Proklamasi.

Jadi suara asli dari Ir. Soekarno saat membacakan teks naskah Proklamasi yang sering kita dengarkan saat ini adalah bukan merupakan suara yang direkam pada tanggal pada tanggal 17 Agustus 1945 tetapi adalah suara asli dia yang direkam pada tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia [RRI], yang sekarang bertempat di Jalan Area Merdeka Barat 4-5 – Jakarta Pusat. Dokumentasi berupa suara asli hasil rekaman atas pembacaan teks naskah Proklamasi oleh Bung Karno ini dapat terwujudkan adalah berkat prakarsa dari salah satu pendiri RRI, Jusuf Ronodipuro.

Berikut ini adalah klip hasil rekaman suara asli dari Presiden Soekarno saat membacakan teks naskah Proklamasi di studio Radio Republik Indonesia [RRI], pada tahun 1951:

Teks pidato proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia

Saudara-saudara sekalian!Aku telah menginginkan Anda untuk ada di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang paling penting.Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kita-bahkan selama ratusan tahun!Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan ada yang jatuh, namun semangat kami sedang ditentukan dalam arah cita-cita kami.Juga selama abad Jepang usaha kita untuk sampai kemerdekaan nasional tidak pernah selesai. Pada abad Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya, kita sedang terus membangun kekuatan kita sendiri, kita sedang percaya pada kekuatan kita sendiri.Kini telah ada saat ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia. Bahwa akumulasi deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang saat untuk mendeklarasikan kemerdekaan.Saudara-saudara:Bersama ini kami menyalakan solidaritas penentuan itu.Dengarkan Proklamasi kami :
P R O K L A M A S I

KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.


HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN
DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.

DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945


ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.
SUKARNO-HATTA.Jadi, Saudara-saudara!Kita sekarang sudah bebas!Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara lepas, Negara Republik Indonesia-lamanya dan kekal independen. Semoga Tuhan memberkati dan membikin lepas dari bahaya kemerdekaan kita ini! [6]

Cara Penyebaran Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Wilayah Indonesia sangatlah lapang. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945 sedang sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan untuk menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sebanyak faktor yang menyebabkan berita proklamasi merasakan keterlambatan di sebanyak kawasan, terutama di luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada belakangnya peristiwa proklamasi dikenal oleh segenap rakyat Indonesia. Semakin jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di kawasan Jakarta dapat dilakukan secara cepat dan segera menyebar secara lapang. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Anggota Radio dari Kantor Domei [sekarang Kantor Berita ANTARA], Waidan B. Palenewen. Beliau menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian beliau memerintahkan F. Wuz [seorang markonis], supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali bertubi-tubi. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, sebab mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar melewati udara.

Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi, tetapi Waidan Palenewen tetap menginginkan F. Wuz untuk terus menyiarkan. Berita proklamasi kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat siaran selesai. Dampak dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan menyalakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel, para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro [seorang pembaca berita di Radio Domei] ternyata membikin pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di selangnya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka membangun pemancar baru di Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.

Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga dilakukan melewati media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 ada pokoknya berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang ada pokoknya berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melewati media pers selang lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan untuk rakyat Indonesia melewati pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan slogan Respect Our Constitution, August 17!!! [Hormatilah Konstitusi Kami, 17 Agustus!!!]. Melewati berbagai cara dan media tersebut, belakangnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar lapang di wilayah Indonesia dan di luar negeri. Di samping melewati media massa, berita proklamasi juga disebarkan secara langsung oleh para utusan kawasan yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang ikut menyebarkan berita proklamasi :

Peringatan 17 Agustus 1945

Pengibaran Bendera Sang Saka Merah Putih pada setiap perayaan 17 Agustus.

Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan ini dengan meriah. Mulai dari lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk, sampai upacara militer di Istana Merdeka, seluruh anggota dari warga ikut berpartisipasi dengan cara masing-masing.

Lomba-lomba tradisional

Perlombaan yang seringkali menghiasi dan meramaikan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI dipersiapkan di kampung-kampung/ pedesaan didampingi oleh warga setempat dan dikoordinir oleh pengurus kampung/ pemuda desa

Peringatan Detik-detik Proklamasi

Peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka dipimpin oleh Presiden RI selaku Inspektur Upacara. Peringatan ini kebanyakan disiarkan secara langsung oleh seluruh stasiun televisi. Acara-acara pada pagi hari termasuk: penembakan meriam dan sirene, pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih [Bendera Pusaka], pembacaan naskah Proklamasi, dan lain-lain. Pada sore hari ada cara penurunan bendera Sang Saka Merah Putih.

Rujukan

  1. ^ Sekitar Proklamasi 1 oleh Rushdy Hoesein
  2. ^ Zahorka, H. Sejarah dari Tugu Peringatan Pahlawan Jerman di Arca Domas, Indonesia.
  3. ^ Sekitar Proklamasi 5 oleh Rushdy Hoesein
  4. ^ ibid
  5. ^ ibid
  6. ^ Terjemahan lepas dari George McT. Kahin, Sukarno's Proclamation of Indonesian Independence, Cornell University, Indonesia, Volume 69 [April 2000], hal. 1--4

Lihat pula

Tautan luar

  • [Indonesia] Mitos dan Realitas Menjelang Proklamasi
  • [Inggris] Proklamasi @ YouTube.com

edunitas.com

Page 2

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan ditemani oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56 – Jakarta Pusat.

Latar balik

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh lingkungan kehidupan. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berproses dan berubah nama menjadi PPKI [Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia] atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, sebagai semakin menegaskan hasrat dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia sebagai memproklamasikan kemerdekaannya.

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam sebagai berjumpa Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak wujud kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang menempuh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilakukan dalam beberapa hari, tergantung prosedur kerja PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, masa Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak supaya Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu pikiran Jepang, karena Jepang setiap masa sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, sela yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI masa itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang akbar, dan dapat berdampak sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karenanya adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia [PPKI]. Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan hasil pekerjaan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya adalah 'hadiah' dari Jepang [sic].

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang sedang berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini menempuh radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua sebagai segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak mau acak-acak. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada masa proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam wujud rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibuat oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang [Gunsei] sebagai memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein [Ajang Merdeka]. Tapi kantor tersebut kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Ajang Merdeka Utara [Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1]. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas kesuksesan mereka di Dalat. Sambil menjawab beliau belum menerima konfirmasi serta sedang menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia [PPKI] pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang mengadakan komunikasi dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.

Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilakukan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak kenal telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana --yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdialog dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda pautan, mereka membawa Soekarno [bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan] dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah supaya Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap sebagai melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo memperagakan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui sebagai memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto sebagai mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo sukses meyakinkan para pemuda sebagai tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes [sekarang kompleks pertokoan di Harmoni] tidak dapat digunakan sebagai pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda sebagai menggunakan rumahnya [sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi] sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.

Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI [Angkatan Darat] yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang [Gunseikan] di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan supaya Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, sebagai menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa semenjak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi izin sebagai mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar kontrak supaya dikasihani oleh Sekutu. Kesudahannya Sukarno-Hatta memohon supaya Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura supaya Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut [Kaigun] di kawasan Angkatan Darat [Rikugun] dia tidak punya wewenang memutuskan.

Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda [kini Jalan Imam Bonjol No.1] ditemani oleh Myoshi guna memperagakan rapat sebagai menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang dimerdekakan berbantah dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro [Mbah] dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi balik mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian hadir kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan supaya pemindahan kekuasaan itu hanya berfaedah kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berfaedah "transfer of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak masuk yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima sedang didengungkan.

Setelah konsep beristirahat disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor wakil pengusaha yang merundingkan AL Jerman, milik Mayor [Laut] Dr. Hermann Kandeler.[2] Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dialihkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56[3] [sekarang Jl. Proklamasi no. 1].

Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi

Perundingan sela golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlanjut pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan supaya yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir sela pautan Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Cara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta masa itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pada awalnya Trimurti dimohon sebagai menaikkan bendera namun beliau menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh karenanya ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed sebagai pekerjaan tersebut. Seorang pemudi muncul dari balik membawa nampan berisi bendera Merah Putih [Sang Saka Merah Putih], yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai masa ini, bendera pusaka tersebut sedang disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.

Setelah upacara beristirahat berlanjut, kurang semakin 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang acak-acak karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun tidak diterima. Kesudahannya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.[5]

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia [PPKI] mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar [UUD] sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berwujud Republik [NKRI] dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat [MPR] yang akan dibuat kemudian.

Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Pokok Teks Proklamasi

Teks Naskah "Proklamasi Klad" yang ditempatkan di Monumen Nasional [Monas].

Naskah Proklamasi Klad

Teks naskah Proklamasi Klad adalah asli adalah tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan adalah adalah hasil gubahan [karangan] oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo, yang pokoknya adalah sebagai berikut :

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang tentang pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 - 8 - '05


Wakil2 bangsa Indonesia.

Naskah baru setelah mengalami perubahan

Teks naskah Proklamasi yang telah mengalami perubahan, yang dikenal dengan sebutan naskah "Proklamasi Otentik", adalah adalah hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik [seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi], yang pokoknya adalah sebagai berikut :

P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang tentang pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05


Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.


[Keterangan: Tahun pada kedua teks naskah Proklamasi di atas [baik pada teks naskah Proklamasi Klad maupun pada teks naskah Proklamasi Otentik] tertulis angka "tahun 05" yang adalah kependekan dari angka "tahun 2605", karena tahun penanggalan yang dipergunakan pada ratus tahun pemerintah pendudukan militer Jepang masa itu adalah berdasarkan dengan tahun penanggalan yang berlanjut di Jepang, yang kala itu adalah "tahun 2605".]

Perbedaan teks naskah Proklamasi Klad dan Otentik

Di dalam teks naskah Proklamasi Otentik sudah mengalami beberapa perubahan yaitu sebagai berikut :

  • Kata "Proklamasi" diubah menjadi "P R O K L A M A S I",
  • Kata "Hal2" diubah menjadi "Hal-hal",
  • Kata "tempoh" diubah menjadi "tempo",
  • Kata "Djakarta, 17 - 8 - '05" diubah menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05",
  • Kata "Wakil2 bangsa Indonesia" diubah menjadi "Atas nama bangsa Indonesia",
  • Pokok naskah Proklamasi Klad adalah asli adalah tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan adalah adalah hasil gubahan [karangan] oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Sedangkan pokok naskah Proklamasi Otentik adalah adalah hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik [seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi],
  • Pada naskah Proklamasi Klad memang tidak ditandatangani, sedangkan pada naskah Proklamasi Otentik sudah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.

Klip suara naskah yang dibacakan oleh Ir. Soekarno di studio RRI

Tempat Pembacaan teks naskah Proklamasi Otentik oleh Ir. Soekarno yang pertama kalinya adalah di Jalan Pegangsaan Timur 56 – Jakarta Pusat, akurat pada tanggal 17 Agustus 1945 [hari di mana diperingati sebagai "Hari Kemerdekaan Republik Indonesia"], pukul 11.30 masa Nippon [sebutan sebagai negara Jepang pada masa itu]. Masa Nippon adalah adalah patokan zona masa yang dipakai pada ratus tahun pemerintah pendudukan militer Jepang kala itu. Namun perlu dikenal pula bahwa pada masa teks naskah Proklamasi itu dibacakan oleh Bung Karno, masa itu tidak masuk yang merekam suara ataupun video, yang hadir hanyalah dokumentasi foto-foto detik-detik Proklamasi.

Sah suara asli dari Ir. Soekarno masa membacakan teks naskah Proklamasi yang sering kita dengarkan masa ini adalah bukan adalah suara yang direkam pada tanggal pada tanggal 17 Agustus 1945 tetapi adalah suara asli dia yang direkam pada tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia [RRI], yang sekarang bertempat di Jalan Ajang Merdeka Barat 4-5 – Jakarta Pusat. Dokumentasi berupa suara asli hasil rekaman atas pembacaan teks naskah Proklamasi oleh Bung Karno ini dapat terwujudkan adalah berkat prakarsa dari salah satu pendiri RRI, Jusuf Ronodipuro.

Berikut ini adalah klip hasil rekaman suara asli dari Presiden Soekarno masa membacakan teks naskah Proklamasi di studio Radio Republik Indonesia [RRI], pada tahun 1951:

Teks pidato proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia

Saudara-saudara sekalian!Saya telah memohon Anda sebagai hadir di sini sebagai menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang sangat penting.Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang sebagai kebebasan negara kita-bahkan selama ratusan tahun!Hadir gelombang dalam tindakan kita sebagai memenangkan kemerdekaan yang naik, dan hadir yang jatuh, namun semangat kami sedang ditentukan dalam arah cita-cita kami.Juga selama ratus tahun Jepang usaha kita sebagai mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah selesai. Pada ratus tahun Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya, kita sedang terus membangun kekuatan kita sendiri, kita sedang percaya pada kekuatan kita sendiri.Sekarang telah hadir masa ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani sebagai mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia. Bahwa akumulasi deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang masa sebagai mendeklarasikan kemerdekaan.Saudara-saudara:Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu.Dengarkan Proklamasi kami :
P R O K L A M A S I

KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.


HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN
DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.

DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945


ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.
SUKARNO-HATTA.Jadi, Saudara-saudara!Kita sekarang sudah bebas!Tidak masuk lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!Mulai masa ini kita membangun negara kita. Sebuah negara lepas sama sekali, Negara Republik Indonesia-lamanya dan kekal independen. Semoga Tuhan memberkati dan membikin terlindung kemerdekaan kita ini! [6]

Cara Penyebaran Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945 sedang sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan sebagai menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, adalah sejumlah faktor yang menyebabkan berita proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah kawasan, terutama di luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada kesudahannya peristiwa proklamasi dikenal oleh segenap rakyat Indonesia. Semakin jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di kawasan Jakarta dapat dilakukan secara cepat dan segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Anggota Radio dari Kantor Domei [sekarang Kantor Berita ANTARA], Waidan B. Palenewen. Beliau menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian beliau memerintahkan F. Wuz [seorang markonis], supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali bertali-tali. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan pekerjaannya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, karena mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar menempuh udara.

Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi, tetapi Waidan Palenewen tetap memohon F. Wuz sebagai terus menyiarkan. Berita proklamasi kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 masa siaran selesai. Dampak dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan sebagai meralat berita dan menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel, para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro [seorang pembaca berita di Radio Domei] ternyata membikin pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di selanya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka membangun pemancar baru di Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.

Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga dilakukan menempuh media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya adalah koran pertama yang memuat berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang menempuh media pers sela pautan B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia menempuh pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan slogan Respect Our Constitution, August 17!!! [Hormatilah Konstitusi Kami, 17 Agustus!!!]. Menempuh berbagai cara dan media tersebut, kesudahannya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di wilayah Indonesia dan di luar negeri. Di samping menempuh media massa, berita proklamasi juga disebarkan secara langsung oleh para utusan kawasan yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang ikut menyebarkan berita proklamasi :

Peringatan 17 Agustus 1945

Pengibaran Bendera Sang Saka Merah Putih pada setiap perayaan 17 Agustus.

Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan ini dengan meriah. Mulai dari lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk, sampai upacara militer di Istana Merdeka, seluruh anggota dari warga ikut berpartisipasi dengan cara masing-masing.

Lomba-lomba tradisional

Pertandingan yang seringkali menghiasi dan meramaikan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI dipersiapkan di kampung-kampung/ pedesaan ditemani oleh warga setempat dan dikoordinir oleh pengurus kampung/ pemuda desa

Peringatan Detik-detik Proklamasi

Peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka dipimpin oleh Presiden RI selaku Inspektur Upacara. Peringatan ini kebanyakan disiarkan secara langsung oleh seluruh stasiun televisi. Acara-acara pada pagi hari termasuk: penembakan meriam dan sirene, pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih [Bendera Pusaka], pembacaan naskah Proklamasi, dan lain-lain. Pada sore hari terdapat cara penurunan bendera Sang Saka Merah Putih.

Rujukan

  1. ^ Sekitar Proklamasi 1 oleh Rushdy Hoesein
  2. ^ Zahorka, H. Sejarah dari Tugu Peringatan Pahlawan Jerman di Arca Domas, Indonesia.
  3. ^ Sekitar Proklamasi 5 oleh Rushdy Hoesein
  4. ^ ibid
  5. ^ ibid
  6. ^ Terjemahan lepas sama sekali dari George McT. Kahin, Sukarno's Proclamation of Indonesian Independence, Cornell University, Indonesia, Volume 69 [April 2000], hal. 1--4

Lihat juga

Pranala luar

  • [Indonesia] Mitos dan Realitas Menjelang Proklamasi
  • [Inggris] Proklamasi @ YouTube.com

edunitas.com

Page 3

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56 – Jakarta Pusat.

Latar balik

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh lingkungan kehidupan. Sehari akhir Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berproses dan berubah nama menjadi PPKI [Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia] atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, sbg semakin menegaskan hasrat dan tujuan sampai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia sbg memproklamasikan kemerdekaannya.

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sbg mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam sbg berjumpa Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak wujud kemerdekaan yang diberikan sbg hadiah Jepang.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melewati Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat diterapkan dalam beberapa hari, tergantung prosedur kerja PPKI.[1] Walaupun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

Dua hari akhir, masa Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak supaya Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sbg tipu pikiran Jepang, karena Jepang setiap masa sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, sela yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI masa itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang akbar, dan dapat mengakibatkan sangat fatal bila para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karenanya yaitu hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia [PPKI]. Sementara itu Syahrir menganggap PPKI yaitu badan hasil pekerjaan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya yaitu 'hadiah' dari Jepang [sic].

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melewati radio BBC. Sesudah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua sbg segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak mau acak-acak. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada masa proklamasi. Konsultasi pun diterapkan dalam wujud rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI yaitu sebuah badan yang dihasilkan oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang [Gunsei] sbg mendapat konfirmasi di kantornya di Koningsplein [Medan Merdeka]. Tapi kantor tsb kosong.

Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo akhir ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara [Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1]. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas kesuksesan mereka di Dalat. Sambil menjawab beliau belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia [PPKI] pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang mengadakan komunikasi dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.

Sehari akhir, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak diterapkan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak kenal telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana --yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya sesudah berdialog dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda pautan, mereka membawa Soekarno [bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan] dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang akhir terkenal sbg peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya yaitu supaya Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap sbg melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo memperagakan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui sbg memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. karenanya diutuslah Yusuf Kunto sbg mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda sbg tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Sesudah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes [sekarang kompleks pertokoan di Harmoni] tidak dapat dipergunakan sbg pertemuan sesudah pukul 10 malam, karenanya tawaran Laksamana Muda Maeda sbg menggunakan rumahnya [sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi] sbg tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.

Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI [Angkatan Darat] yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang [Gunseikan] di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan supaya Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, sbg menerima kedatangan rombongan tsb. Nishimura mengemukakan bahwa semenjak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi izin sbg mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar kontrak supaya dikasihani oleh Sekutu. Akhir-akhirnya Sukarno-Hatta meminta supaya Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura supaya Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sbg perwira penghubung Angkatan Laut [Kaigun] di kawasan Angkatan Darat [Rikugun] dia tidak punya wewenang memutuskan.

Sesudah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda [kini Jalan Imam Bonjol No.1] disertai oleh Myoshi guna memperagakan rapat sbg menyiapkan teks Proklamasi. Sesudah menyapa Sukarno-Hatta yang dimerdekakan berbantah dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi diterapkan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro [Mbah] dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi balik mendengarkan penyusunan teks tsb tapi akhir hadir kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan supaya pemindahan kekuasaan itu hanya berfaedah kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berfaedah "transfer of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak masuk yang membenarkan klaim Nishijima tapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.

Sesudah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tsb menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor wakil pengusaha yang merundingkan AL Jerman, milik Mayor [Laut] Dr. Hermann Kandeler.[2] Pada awal mulanya pembacaan proklamasi akan diterapkan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dialihkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56[3] [sekarang Jl. Proklamasi no. 1].

Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi

Perundingan sela golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlanjut pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan supaya yang menandatangani teks proklamasi itu yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir ditengahnya Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Cara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Akhir bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta masa itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

Pada awal mulanya Trimurti diminta sbg menaikkan bendera namun beliau menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya diterapkan oleh seorang prajurit. Oleh karenanya ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, ditolong oleh Soehoed sbg pekerjaan tsb. Seorang pemudi muncul dari balik membawa nampan hadir intinya bendera Merah Putih [Sang Saka Merah Putih], yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Sesudah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai masa ini, bendera pusaka tsb masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.

Sesudah upacara selesai berlanjut, kurang semakin 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang acak-acak karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun tidak diterima. Akhir-akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.[5]

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia [PPKI] mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar [UUD] sbg dasar negara Republik Indonesia, yang berikutnya dikenal sbg UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berwujud Republik [NKRI] dengan kedaulatan di tangan rakyat yang diterapkan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat [MPR] yang akan dihasilkan akhir.

Sesudah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sbg presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan ditolong oleh sebuah Komite Nasional.

Pokok Teks Proklamasi

Teks Naskah "Proklamasi Klad" yang diletakkan di Monumen Nasional [Monas].

Naskah Proklamasi Klad

Teks naskah Proklamasi Klad yaitu asli yaitu tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sbg pencatat, dan yaitu adalah hasil gubahan [karangan] oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo, yang pokoknya yaitu sbg berikut :

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang tentang pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 - 8 - '05


Wakil2 bangsa Indonesia.

Naskah baru sesudah mengalami perubahan

Teks naskah Proklamasi yang telah mengalami perubahan, yang dikenal dengan sebutan naskah "Proklamasi Otentik", yaitu adalah hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik [seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi], yang pokoknya yaitu sbg berikut :

P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang tentang pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05


Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.


[Keterangan: Tahun pada kedua teks naskah Proklamasi di atas [baik pada teks naskah Proklamasi Klad maupun pada teks naskah Proklamasi Otentik] tertulis angka "tahun 05" yang yaitu kependekan dari angka "tahun 2605", karena tahun penanggalan yang dipergunakan pada ratus tahun pemerintah pendudukan militer Jepang masa itu yaitu berdasarkan dengan tahun penanggalan yang berjalan di Jepang, yang kala itu yaitu "tahun 2605".]

Perbedaan teks naskah Proklamasi Klad dan Otentik

Di dalam teks naskah Proklamasi Otentik sudah mengalami beberapa perubahan yaitu sbg berikut :

  • Kata "Proklamasi" diubah menjadi "P R O K L A M A S I",
  • Kata "Hal2" diubah menjadi "Hal-hal",
  • Kata "tempoh" diubah menjadi "tempo",
  • Kata "Djakarta, 17 - 8 - '05" diubah menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05",
  • Kata "Wakil2 bangsa Indonesia" diubah menjadi "Atas nama bangsa Indonesia",
  • Pokok naskah Proklamasi Klad yaitu asli yaitu tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sbg pencatat, dan yaitu adalah hasil gubahan [karangan] oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Sedangkan pokok naskah Proklamasi Otentik yaitu adalah hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik [seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi],
  • Pada naskah Proklamasi Klad memang tidak ditandatangani, sedangkan pada naskah Proklamasi Otentik sudah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.

Klip suara naskah yang dibacakan oleh Ir. Soekarno di studio RRI

Tempat Pembacaan teks naskah Proklamasi Otentik oleh Ir. Soekarno yang awal mulanya yaitu di Jalan Pegangsaan Timur 56 – Jakarta Pusat, akurat pada tanggal 17 Agustus 1945 [hari di mana diperingati sbg "Hari Kemerdekaan Republik Indonesia"], pukul 11.30 masa Nippon [sebutan sbg negara Jepang pada masa itu]. Masa Nippon yaitu adalah patokan zona masa yang dipakai pada ratus tahun pemerintah pendudukan militer Jepang kala itu. Namun perlu diketahui pula bahwa pada masa teks naskah Proklamasi itu dibacakan oleh Bung Karno, masa itu tidak masuk yang merekam suara ataupun video, yang hadir hanyalah dokumentasi foto-foto detik-detik Proklamasi.

Sah suara asli dari Ir. Soekarno masa membacakan teks naskah Proklamasi yang sering kita dengarkan masa ini yaitu bukan yaitu suara yang direkam pada tanggal pada tanggal 17 Agustus 1945 tapi yaitu suara asli dia yang direkam pada tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia [RRI], yang sekarang bertempat di Jalan Medan Merdeka Barat 4-5 – Jakarta Pusat. Dokumentasi berupa suara asli hasil rekaman atas pembacaan teks naskah Proklamasi oleh Bung Karno ini dapat terwujudkan yaitu berkat prakarsa dari salah satu pendiri RRI, Jusuf Ronodipuro.

Berikut ini yaitu klip hasil rekaman suara asli dari Presiden Soekarno masa membacakan teks naskah Proklamasi di studio Radio Republik Indonesia [RRI], pada tahun 1951:

Teks pidato proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia

Saudara-saudara sekalian!Saya telah meminta Anda sbg hadir di sini sbg menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang sangat penting.Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang sbg kebebasan negara kita-bahkan selama ratusan tahun!Hadir gelombang dalam tindakan kita sbg memenangkan kemerdekaan yang naik, dan hadir yang jatuh, namun semangat kami masih ditentukan dalam arah cita-cita kami.Juga selama ratus tahun Jepang usaha kita sbg sampai kemerdekaan nasional tidak pernah selesai. Pada ratus tahun Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tapi pada dasarnya, kita masih terus membangun kekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada kekuatan kita sendiri.Sekarang telah hadir masa ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani sbg mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia. Bahwa akumulasi deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang masa sbg mendeklarasikan kemerdekaan.Saudara-saudara:Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu.Dengarkan Proklamasi kami :
P R O K L A M A S I

KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.


HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN
DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.

DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945


ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.
SUKARNO-HATTA.Jadi, Saudara-saudara!Kita sekarang sudah bebas!Tidak masuk lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!Mulai masa ini kita membangun negara kita. Sebuah negara lepas sama sekali, Negara Republik Indonesia-lamanya dan kekal independen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat terlindung kemerdekaan kita ini! [6]

Cara Penyebaran Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Wilayah Indonesia sangatlah lapang. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945 masih sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan sbg menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, yaitu sebanyak faktor yang menyebabkan berita proklamasi mengalami keterlambatan di sebanyak kawasan, terutama di luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada akhir-akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia. Semakin jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di kawasan Jakarta dapat diterapkan secara cepat dan segera menyebar secara lapang. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Anggota Radio dari Kantor Domei [sekarang Kantor Berita ANTARA], Waidan B. Palenewen. Beliau menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Akhir beliau memerintahkan F. Wuz [seorang markonis], supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali berjalin-jalin. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan pekerjaannya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, karena mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar melewati udara.

Walaupun orang Jepang tsb memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi, tapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz sbg terus menyiarkan. Berita proklamasi kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 masa siaran selesai. Dampak dari penyiaran tsb, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan sbg meralat berita dan menyatakan sbg kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tsb disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel, para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro [seorang pembaca berita di Radio Domei] ternyata membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di selanya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka membangun pemancar baru di Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah berikutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.

Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga diterapkan melewati media pers dan surat selebaran. Nyaris seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 mengandung berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya yaitu koran pertama yang mengandung berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melewati media pers ditengahnya B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga dipasarkan kepada rakyat Indonesia melewati pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan slogan Respect Our Constitution, August 17!!! [Hormatilah Konstitusi Kami, 17 Agustus!!!]. Melewati bermacam cara dan media tsb, akhir-akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar lapang di wilayah Indonesia dan di luar negeri. Di samping melewati media massa, berita proklamasi juga disebarkan secara langsung oleh para utusan kawasan yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang ikut menyebarkan berita proklamasi :

Peringatan 17 Agustus 1945

Pengibaran Bendera Sang Saka Merah Putih pada setiap perayaan 17 Agustus.

Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan ini dengan meriah. Mulai dari lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk, sampai upacara militer di Istana Merdeka, seluruh anggota dari warga ikut berpartisipasi dengan cara masing-masing.

Lomba-lomba tradisional

Pertandingan yang seringkali menghiasi dan meramaikan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI diadakan di kampung-kampung/ pedesaan disertai oleh warga setempat dan dikoordinir oleh pengurus kampung/ pemuda desa

Peringatan Detik-detik Proklamasi

Peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka dipimpin oleh Presiden RI selaku Inspektur Upacara. Peringatan ini kebanyakan disiarkan secara langsung oleh seluruh stasiun televisi. Acara-acara pada pagi hari termasuk: penembakan meriam dan sirene, pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih [Bendera Pusaka], pembacaan naskah Proklamasi, dan lain-lain. Pada sore hari hadir cara penurunan bendera Sang Saka Merah Putih.

Rujukan

  1. ^ Sekitar Proklamasi 1 oleh Rushdy Hoesein
  2. ^ Zahorka, H. Sejarah dari Tugu Peringatan Pahlawan Jerman di Arca Domas, Indonesia.
  3. ^ Sekitar Proklamasi 5 oleh Rushdy Hoesein
  4. ^ ibid
  5. ^ ibid
  6. ^ Terjemahan lepas sama sekali dari George McT. Kahin, Sukarno's Proclamation of Indonesian Independence, Cornell University, Indonesia, Volume 69 [April 2000], hal. 1--4

Lihat juga

Pranala luar

  • [Indonesia] Mitos dan Realitas Menjelang Proklamasi
  • [Inggris] Proklamasi @ YouTube.com

edunitas.com

Page 4

Tags [tagged]: procedure, unkris, harus dijalankan dieksekusi, cara sama, rangkaian, aktivitas tugas tugas, langkah langkah, suatu, produk sebuah akibat, sebuah prosedur, membuat, sesuatu subrutin metode, ilmu komputer, center, of studies menyelesaikan, tugas tertentu, prosedur, operasi standar procedure

Page 5

Anggota adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin memakai waktu, ruang, keahlian atau sumber daya yang lain, yang menghasilkan sebuah hasil. Sebuah anggota mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau bertambah objek di bawah pengaruhnya. Bandingkan: pengolahan.


edunitas.com

Page 6

Tags [tagged]: scalar processor, scalar, processor, unkris, paling, sederhana dari prosesor, komputer prosesor, skalar, titik melayang sebaliknya, dalam sebuah, prosesor, vektor, disamakan antara, aritmatika skalar, soal itu menjadi, central processing, unit, cpu, center of, studies tersusun, atas, cpu sejumlah alu, gabungan membentuk

Page 7

Tags [tagged]: scalar processor, scalar, processor, unkris, paling, sederhana dari prosesor, komputer prosesor, skalar, titik melayang sebaliknya, dalam sebuah, prosesor, vektor, disamakan antara, aritmatika skalar, soal itu menjadi, central processing, unit, cpu, center of, studies tersusun, atas, cpu sejumlah alu, gabungan membentuk

Page 8

Tags [tagged]: prosesor skalar, prosesor, skalar, unkris, paling, sederhana dari prosesor, komputer prosesor, titik melayang sebaliknya, dalam sebuah, vektor, disamakan antara, aritmatika skalar, soal itu menjadi, central processing, unit, cpu, pusat ilmu, pengetahuan tersusun, atas, cpu sejumlah alu, gabungan membentuk

Page 9

Tags [tagged]: prosesor skalar, prosesor, skalar, unkris, paling, sederhana dari prosesor, komputer prosesor, titik melayang sebaliknya, dalam sebuah, vektor, disamakan antara, aritmatika skalar, soal itu menjadi, central processing, unit, cpu, pusat ilmu, pengetahuan tersusun, atas, cpu sejumlah alu, gabungan membentuk

Page 10

Tags [tagged]: unkris, prosesor vektor, vektor, prosesor, vektor prosesor array, cpu, pranala, luar, the history of, the development, of, parallel, koherensi memori, koherensi cache, invalidasi, cache barrier, building, blocks boost, thread, global arrays charm, cilk co, pusat, ilmu pengetahuan epic, misc oisc, risc, vliw nisc zisc, paralelisme tipe, vektor pusat ilmu, pengetahuan

Page 11

Tags [tagged]: unkris, prosesor vektor, array, cpu, mengimplementasikan set, dari, data disebut, vektor, hal berbeda, tunggal, meskipun prosesor, intel, klon mereka dirancang, vektor khusus, seperti, disediakan oleh advanced, pusat ilmu, pengetahuan, of the development, of parallel, computing, dari 1955 hingga, pusat, ilmu pengetahuan, prosesor

Page 12

Tags [tagged]: unkris, vector processors, array, cpu, mengimplementasikan set, dari, data disebut, vektor, hal berbeda, tunggal, meskipun prosesor, intel, klon mereka dirancang, vektor khusus, seperti, disediakan oleh advanced, center of, studies, of the development, of parallel, computing, dari 1955 hingga, center, of studies, vector

Page 13

Tags [tagged]: unkris, vector processors, vektor, prosesor, vektor prosesor array, cpu, pranala, luar, the history of, the development, of, parallel, koherensi memori, koherensi cache, invalidasi, cache barrier, building, blocks boost, thread, global arrays charm, cilk co, center, of studies epic, misc oisc, risc, vliw nisc zisc, paralelisme tipe, vector, processors center of, studies

Page 14

Protected Media Path adalah kumpulan teknologi membentuk "Protected Environment", yang telah tersedia dalam sistem operasi Windows Vista, yang dipakai sbg mengontrol pengkopian media digital. Subsetnya adalah Protected Video Path [PVP] dan Protected User Mode Audio [PUMA].

Tautan luar

  • //www.microsoft.com/whdc/device/stream/output_protect.mspx
  • //msdn2.microsoft.com/en-gb/library/aa376846.aspx
  • //www.microsoft.com/whdc/system/vista/process_Vista.mspx

edunitas.com

Page 15

Protected Media Path adalah kumpulan teknologi membentuk "Protected Environment", yang telah tersedia dalam sistem operasi Windows Vista, yang dipakai sbg mengontrol pengkopian media digital. Subsetnya adalah Protected Video Path [PVP] dan Protected User Mode Audio [PUMA].

Tautan luar

  • //www.microsoft.com/whdc/device/stream/output_protect.mspx
  • //msdn2.microsoft.com/en-gb/library/aa376846.aspx
  • //www.microsoft.com/whdc/system/vista/process_Vista.mspx

edunitas.com

Page 16

Protected Media Path adalah kumpulan teknologi membentuk "Protected Environment", yang telah tersedia dalam sistem operasi Windows Vista, yang dipakai sbg mengontrol pengkopian media digital. Subsetnya adalah Protected Video Path [PVP] dan Protected User Mode Audio [PUMA].

Tautan luar

  • //www.microsoft.com/whdc/device/stream/output_protect.mspx
  • //msdn2.microsoft.com/en-gb/library/aa376846.aspx
  • //www.microsoft.com/whdc/system/vista/process_Vista.mspx

edunitas.com

Page 17

Protected Media Path adalah kumpulan teknologi membentuk "Protected Environment", yang telah tersedia dalam sistem operasi Windows Vista, yang dipakai sbg mengontrol pengkopian media digital. Subsetnya adalah Protected Video Path [PVP] dan Protected User Mode Audio [PUMA].

Tautan luar

  • //www.microsoft.com/whdc/device/stream/output_protect.mspx
  • //msdn2.microsoft.com/en-gb/library/aa376846.aspx
  • //www.microsoft.com/whdc/system/vista/process_Vista.mspx

edunitas.com

Page 18

Matrix-assisted laser desorption/ionization [MALDI], alat yang dipakai sebagai mempelajari protein.

Proteomika merupakan kajian secara molekular terhadap semuanya protein yang dihasilkan dari ekspresi gen di dalam sel, terutama mengenai struktur dan fungsinya.[1][2] Semuanya protein di dalam sel diistilahkan sebagai proteom.[3]Istilah proteomik pertama kali dikenal pada tahun 1997, yang juga dibuat berlandaskan analogi genetika sebagai ilmu yang mempelajari mengenai gen.[4] Sebagai istilah proteom sendiri berasal dari gabungan istilah protein dan genom yang diceritakan oleh Marc Wilkins pada tahun 1994 pada ketika mengambil gelar PhD.[3][5] Salah satu alat yang umumnya dipakai sebagai ilmu ini adalah matrix-assisted laser desorption/ionization [MALDI].[6]

Beberapa jenis cara telah dikembangkan sebagai mempelajari protein.[7] Di mulai pada 1 seratus tahun lalu, proteomika menggunakan analisis 2D berupa gel elektroforesis poliakrilamida.[7] Dengan menggunakan teknik ini, protein dalam suatu sampel mampu dipisahkan, diindentifikasi, dan diukur berlandaskan berat molekulnya.[7] Dengan menggunakan analisis ini, beragam jenis protein yang dihasilkan oleh beragam bakeri, seperti Escherichia coli, telah sukses dipisahkan dan dipurifikasi.[7] Teknologi lain yang dikembangkan adalah spektrometri massa yang bersifat sangat sensitif.[7] Di samping itu, Kromatografi cair berperforma tinggi [HPLC] juga mampu dipakai dimana sampel yang dipakai diinjeksikan ke dalam kolom bertekanan tinggi dan protein yang terkandung di dalamnya hendak berikatan dengan matriks yang mempunyai.[7]

Pustaka

  1. ^ Anderson NL, Anderson NG [1998]. "Proteome and proteomics: new technologies, new concepts, and new words". Electrophoresis 19 [11]: 1853–61. doi:10.1002/elps.1150191103. PMID 9740045. 
  2. ^ Blackstock WP, Weir MP [1999]. "Proteomics: quantitative and physical mapping of cellular proteins". Trends Biotechnol. 17 [3]: 121–7. doi:10.1016/S0167-7799[98]01245-1. PMID 10189717. 
  3. ^ a b Marc R. Wilkins, Christian Pasquali, Ron D. Appel, Keli Ou, Olivier Golaz, Jean-Charles Sanchez, Jun X. Yan, Andrew. A. Gooley, Graham Hughes, Ian Humphery-Smith, Keith L. Williams & Denis F. Hochstrasser [1996]. "From Proteins to Proteomes: Large Scale Protein Identification by Two-Dimensional Electrophoresis and Arnino Acid Analysis". Nature Biotechnology 14 [1]: 61–65. doi:10.1038/nbt0196-61. PMID 9636313. 
  4. ^ P. James [1997]. "Protein identification in the post-genome era: the rapid rise of proteomics.". Quarterly reviews of biophysics 30 [4]: 279–331. doi:10.1017/S0033583597003399. PMID 9634650. 
  5. ^ UNSW Staff Bio: Professor Marc Wilkins
  6. ^ Klopfleisch R, Gruber AD. [2009]. "Increased expression of BRCA2 and RAD51 in lymph node metastases of canine mammary adenocarcinomas.". Veterinary Pathology 46 [3]: 416–22. doi:10.1354/vp.08-VP-0212-K-FL. PMID 19176491. 
  7. ^ a b c d e f Madigan MT; Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP [2009]. Brock Biology of Microorganisms Twelfth Edition. 

Lihat pula

  • Genomika
  • Transkriptomika
  • Metabolomika
  • Daftar cabang biologi

edunitas.com

Page 19

Matrix-assisted laser desorption/ionization [MALDI], alat yang dipakai sebagai mempelajari protein.

Proteomika merupakan kajian secara molekular terhadap semuanya protein yang dihasilkan dari ekspresi gen di dalam sel, terutama mengenai struktur dan fungsinya.[1][2] Semuanya protein di dalam sel diistilahkan sebagai proteom.[3]Istilah proteomik pertama kali dikenal pada tahun 1997, yang juga dibuat berlandaskan analogi genetika sebagai ilmu yang mempelajari mengenai gen.[4] Sebagai istilah proteom sendiri berasal dari gabungan istilah protein dan genom yang diceritakan oleh Marc Wilkins pada tahun 1994 pada ketika mengambil gelar PhD.[3][5] Salah satu alat yang umumnya dipakai sebagai ilmu ini adalah matrix-assisted laser desorption/ionization [MALDI].[6]

Beberapa jenis cara telah dikembangkan sebagai mempelajari protein.[7] Di mulai pada 1 seratus tahun lalu, proteomika menggunakan analisis 2D berupa gel elektroforesis poliakrilamida.[7] Dengan menggunakan teknik ini, protein dalam suatu sampel mampu dipisahkan, diindentifikasi, dan diukur berlandaskan berat molekulnya.[7] Dengan menggunakan analisis ini, beragam jenis protein yang dihasilkan oleh beragam bakeri, seperti Escherichia coli, telah sukses dipisahkan dan dipurifikasi.[7] Teknologi lain yang dikembangkan adalah spektrometri massa yang bersifat sangat sensitif.[7] Di samping itu, Kromatografi cair berperforma tinggi [HPLC] juga mampu dipakai dimana sampel yang dipakai diinjeksikan ke dalam kolom bertekanan tinggi dan protein yang terkandung di dalamnya hendak berikatan dengan matriks yang mempunyai.[7]

Pustaka

  1. ^ Anderson NL, Anderson NG [1998]. "Proteome and proteomics: new technologies, new concepts, and new words". Electrophoresis 19 [11]: 1853–61. doi:10.1002/elps.1150191103. PMID 9740045. 
  2. ^ Blackstock WP, Weir MP [1999]. "Proteomics: quantitative and physical mapping of cellular proteins". Trends Biotechnol. 17 [3]: 121–7. doi:10.1016/S0167-7799[98]01245-1. PMID 10189717. 
  3. ^ a b Marc R. Wilkins, Christian Pasquali, Ron D. Appel, Keli Ou, Olivier Golaz, Jean-Charles Sanchez, Jun X. Yan, Andrew. A. Gooley, Graham Hughes, Ian Humphery-Smith, Keith L. Williams & Denis F. Hochstrasser [1996]. "From Proteins to Proteomes: Large Scale Protein Identification by Two-Dimensional Electrophoresis and Arnino Acid Analysis". Nature Biotechnology 14 [1]: 61–65. doi:10.1038/nbt0196-61. PMID 9636313. 
  4. ^ P. James [1997]. "Protein identification in the post-genome era: the rapid rise of proteomics.". Quarterly reviews of biophysics 30 [4]: 279–331. doi:10.1017/S0033583597003399. PMID 9634650. 
  5. ^ UNSW Staff Bio: Professor Marc Wilkins
  6. ^ Klopfleisch R, Gruber AD. [2009]. "Increased expression of BRCA2 and RAD51 in lymph node metastases of canine mammary adenocarcinomas.". Veterinary Pathology 46 [3]: 416–22. doi:10.1354/vp.08-VP-0212-K-FL. PMID 19176491. 
  7. ^ a b c d e f Madigan MT; Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP [2009]. Brock Biology of Microorganisms Twelfth Edition. 

Lihat pula

  • Genomika
  • Transkriptomika
  • Metabolomika
  • Daftar cabang biologi

edunitas.com

Page 20

Matrix-assisted laser desorption/ionization [MALDI], alat yang dipakai sebagai mempelajari protein.

Proteomika merupakan kajian secara molekular terhadap semuanya protein yang dihasilkan dari ekspresi gen di dalam sel, terutama mengenai struktur dan fungsinya.[1][2] Semuanya protein di dalam sel diistilahkan sebagai proteom.[3]Istilah proteomik pertama kali dikenal pada tahun 1997, yang juga dibuat berlandaskan analogi genetika sebagai ilmu yang mempelajari mengenai gen.[4] Sebagai istilah proteom sendiri berasal dari gabungan istilah protein dan genom yang diceritakan oleh Marc Wilkins pada tahun 1994 pada ketika mengambil gelar PhD.[3][5] Salah satu alat yang umumnya dipakai sebagai ilmu ini adalah matrix-assisted laser desorption/ionization [MALDI].[6]

Beberapa jenis cara telah dikembangkan sebagai mempelajari protein.[7] Di mulai pada 1 seratus tahun lalu, proteomika menggunakan analisis 2D berupa gel elektroforesis poliakrilamida.[7] Dengan menggunakan teknik ini, protein dalam suatu sampel mampu dipisahkan, diindentifikasi, dan diukur berlandaskan berat molekulnya.[7] Dengan menggunakan analisis ini, beragam jenis protein yang dihasilkan oleh beragam bakeri, seperti Escherichia coli, telah sukses dipisahkan dan dipurifikasi.[7] Teknologi lain yang dikembangkan adalah spektrometri massa yang bersifat sangat sensitif.[7] Di samping itu, Kromatografi cair berperforma tinggi [HPLC] juga mampu dipakai dimana sampel yang dipakai diinjeksikan ke dalam kolom bertekanan tinggi dan protein yang terkandung di dalamnya hendak berikatan dengan matriks yang mempunyai.[7]

Pustaka

  1. ^ Anderson NL, Anderson NG [1998]. "Proteome and proteomics: new technologies, new concepts, and new words". Electrophoresis 19 [11]: 1853–61. doi:10.1002/elps.1150191103. PMID 9740045. 
  2. ^ Blackstock WP, Weir MP [1999]. "Proteomics: quantitative and physical mapping of cellular proteins". Trends Biotechnol. 17 [3]: 121–7. doi:10.1016/S0167-7799[98]01245-1. PMID 10189717. 
  3. ^ a b Marc R. Wilkins, Christian Pasquali, Ron D. Appel, Keli Ou, Olivier Golaz, Jean-Charles Sanchez, Jun X. Yan, Andrew. A. Gooley, Graham Hughes, Ian Humphery-Smith, Keith L. Williams & Denis F. Hochstrasser [1996]. "From Proteins to Proteomes: Large Scale Protein Identification by Two-Dimensional Electrophoresis and Arnino Acid Analysis". Nature Biotechnology 14 [1]: 61–65. doi:10.1038/nbt0196-61. PMID 9636313. 
  4. ^ P. James [1997]. "Protein identification in the post-genome era: the rapid rise of proteomics.". Quarterly reviews of biophysics 30 [4]: 279–331. doi:10.1017/S0033583597003399. PMID 9634650. 
  5. ^ UNSW Staff Bio: Professor Marc Wilkins
  6. ^ Klopfleisch R, Gruber AD. [2009]. "Increased expression of BRCA2 and RAD51 in lymph node metastases of canine mammary adenocarcinomas.". Veterinary Pathology 46 [3]: 416–22. doi:10.1354/vp.08-VP-0212-K-FL. PMID 19176491. 
  7. ^ a b c d e f Madigan MT; Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP [2009]. Brock Biology of Microorganisms Twelfth Edition. 

Lihat pula

  • Genomika
  • Transkriptomika
  • Metabolomika
  • Daftar cabang biologi

edunitas.com

Page 21

Matrix-assisted laser desorption/ionization [MALDI], alat yang dipakai sebagai mempelajari protein.

Proteomika merupakan kajian secara molekular terhadap semuanya protein yang dihasilkan dari ekspresi gen di dalam sel, terutama mengenai struktur dan fungsinya.[1][2] Semuanya protein di dalam sel diistilahkan sebagai proteom.[3]Istilah proteomik pertama kali dikenal pada tahun 1997, yang juga dibuat berlandaskan analogi genetika sebagai ilmu yang mempelajari mengenai gen.[4] Sebagai istilah proteom sendiri berasal dari gabungan istilah protein dan genom yang diceritakan oleh Marc Wilkins pada tahun 1994 pada ketika mengambil gelar PhD.[3][5] Salah satu alat yang umumnya dipakai sebagai ilmu ini adalah matrix-assisted laser desorption/ionization [MALDI].[6]

Beberapa jenis cara telah dikembangkan sebagai mempelajari protein.[7] Di mulai pada 1 seratus tahun lalu, proteomika menggunakan analisis 2D berupa gel elektroforesis poliakrilamida.[7] Dengan menggunakan teknik ini, protein dalam suatu sampel mampu dipisahkan, diindentifikasi, dan diukur berlandaskan berat molekulnya.[7] Dengan menggunakan analisis ini, beragam jenis protein yang dihasilkan oleh beragam bakeri, seperti Escherichia coli, telah sukses dipisahkan dan dipurifikasi.[7] Teknologi lain yang dikembangkan adalah spektrometri massa yang bersifat sangat sensitif.[7] Di samping itu, Kromatografi cair berperforma tinggi [HPLC] juga mampu dipakai dimana sampel yang dipakai diinjeksikan ke dalam kolom bertekanan tinggi dan protein yang terkandung di dalamnya hendak berikatan dengan matriks yang mempunyai.[7]

Pustaka

  1. ^ Anderson NL, Anderson NG [1998]. "Proteome and proteomics: new technologies, new concepts, and new words". Electrophoresis 19 [11]: 1853–61. doi:10.1002/elps.1150191103. PMID 9740045. 
  2. ^ Blackstock WP, Weir MP [1999]. "Proteomics: quantitative and physical mapping of cellular proteins". Trends Biotechnol. 17 [3]: 121–7. doi:10.1016/S0167-7799[98]01245-1. PMID 10189717. 
  3. ^ a b Marc R. Wilkins, Christian Pasquali, Ron D. Appel, Keli Ou, Olivier Golaz, Jean-Charles Sanchez, Jun X. Yan, Andrew. A. Gooley, Graham Hughes, Ian Humphery-Smith, Keith L. Williams & Denis F. Hochstrasser [1996]. "From Proteins to Proteomes: Large Scale Protein Identification by Two-Dimensional Electrophoresis and Arnino Acid Analysis". Nature Biotechnology 14 [1]: 61–65. doi:10.1038/nbt0196-61. PMID 9636313. 
  4. ^ P. James [1997]. "Protein identification in the post-genome era: the rapid rise of proteomics.". Quarterly reviews of biophysics 30 [4]: 279–331. doi:10.1017/S0033583597003399. PMID 9634650. 
  5. ^ UNSW Staff Bio: Professor Marc Wilkins
  6. ^ Klopfleisch R, Gruber AD. [2009]. "Increased expression of BRCA2 and RAD51 in lymph node metastases of canine mammary adenocarcinomas.". Veterinary Pathology 46 [3]: 416–22. doi:10.1354/vp.08-VP-0212-K-FL. PMID 19176491. 
  7. ^ a b c d e f Madigan MT; Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP [2009]. Brock Biology of Microorganisms Twelfth Edition. 

Lihat pula

  • Genomika
  • Transkriptomika
  • Metabolomika
  • Daftar cabang biologi

edunitas.com

Page 22

Protected Media Path adalah kumpulan teknologi membentuk "Protected Environment", yang benar dalam sistem operasi Windows Vista, yang dipergunakan untuk mengontrol pengkopian media digital. Subsetnya adalah Protected Video Path [PVP] dan Protected User Mode Audio [PUMA].

Pranala luar

  • //www.microsoft.com/whdc/device/stream/output_protect.mspx
  • //msdn2.microsoft.com/en-gb/library/aa376846.aspx
  • //www.microsoft.com/whdc/system/vista/process_Vista.mspx

edunitas.com

Page 23

Protected Media Path adalah kumpulan teknologi membentuk "Protected Environment", yang benar dalam sistem operasi Windows Vista, yang dipergunakan untuk mengontrol pengkopian media digital. Subsetnya adalah Protected Video Path [PVP] dan Protected User Mode Audio [PUMA].

Pranala luar

  • //www.microsoft.com/whdc/device/stream/output_protect.mspx
  • //msdn2.microsoft.com/en-gb/library/aa376846.aspx
  • //www.microsoft.com/whdc/system/vista/process_Vista.mspx

edunitas.com

Page 24

Protected Media Path adalah kumpulan teknologi membentuk "Protected Environment", yang benar dalam sistem operasi Windows Vista, yang dipergunakan untuk mengontrol pengkopian media digital. Subsetnya adalah Protected Video Path [PVP] dan Protected User Mode Audio [PUMA].

Pranala luar

  • //www.microsoft.com/whdc/device/stream/output_protect.mspx
  • //msdn2.microsoft.com/en-gb/library/aa376846.aspx
  • //www.microsoft.com/whdc/system/vista/process_Vista.mspx

edunitas.com

Page 25

Protected Media Path adalah kumpulan teknologi membentuk "Protected Environment", yang benar dalam sistem operasi Windows Vista, yang dipergunakan untuk mengontrol pengkopian media digital. Subsetnya adalah Protected Video Path [PVP] dan Protected User Mode Audio [PUMA].

Pranala luar

  • //www.microsoft.com/whdc/device/stream/output_protect.mspx
  • //msdn2.microsoft.com/en-gb/library/aa376846.aspx
  • //www.microsoft.com/whdc/system/vista/process_Vista.mspx

edunitas.com

Page 26

Matrix-assisted laser desorption/ionization [MALDI], alat yang dipergunakan bagi mempelajari protein.

Proteomika merupakan kajian secara molekular terhadap semuanya protein yang dihasilkan dari ekspresi gen di dalam sel, terutama mengenai susunan dan fungsinya.[1][2] Semuanya protein di dalam sel disebutkan bagi proteom.[3]Istilah proteomik pertama kali dikenal pada tahun 1997, yang juga dibuat berdasarkan analogi genetika bagi ilmu yang mempelajari mengenai gen.[4] Bagi istilah proteom sendiri berasal dari gabungan istilah protein dan genom yang diketengahkan oleh Marc Wilkins pada tahun 1994 pada ketika mengambil gelar PhD.[3][5] Salah satu alat yang umumnya dipergunakan bagi ilmu ini merupakan matrix-assisted laser desorption/ionization [MALDI].[6]

Beberapa macam metode sudah dikembangkan bagi mempelajari protein.[7] Di mulai pada 1 zaman lalu, proteomika menggunakan analisis 2D berupa gel elektroforesis poliakrilamida.[7] Dengan menggunakan teknik ini, protein dalam suatu sampel dapat dipisahkan, diindentifikasi, dan diukur berdasarkan berat molekulnya.[7] Dengan menggunakan analisis ini, beragam macam protein yang dihasilkan oleh beragam bakeri, seperti Escherichia coli, sudah berhasil dipisahkan dan dipurifikasi.[7] Teknologi lain yang dikembangkan merupakan spektrometri massa yang bersifat sangat sensitif.[7] Di samping itu, Kromatografi cair berperforma tinggi [HPLC] juga dapat dipergunakan dimana sampel yang dipergunakan diinjeksikan ke dalam kolom bertekanan tinggi dan protein yang terkandung di dalamnya akan berikatan dengan matriks yang berada.[7]

Referensi

  1. ^ Anderson NL, Anderson NG [1998]. "Proteome and proteomics: new technologies, new concepts, and new words". Electrophoresis 19 [11]: 1853–61. doi:10.1002/elps.1150191103. PMID 9740045. 
  2. ^ Blackstock WP, Weir MP [1999]. "Proteomics: quantitative and physical mapping of cellular proteins". Trends Biotechnol. 17 [3]: 121–7. doi:10.1016/S0167-7799[98]01245-1. PMID 10189717. 
  3. ^ a b Marc R. Wilkins, Christian Pasquali, Ron D. Appel, Keli Ou, Olivier Golaz, Jean-Charles Sanchez, Jun X. Yan, Andrew. A. Gooley, Graham Hughes, Ian Humphery-Smith, Keith L. Williams & Denis F. Hochstrasser [1996]. "From Proteins to Proteomes: Large Scale Protein Identification by Two-Dimensional Electrophoresis and Arnino Acid Analysis". Nature Biotechnology 14 [1]: 61–65. doi:10.1038/nbt0196-61. PMID 9636313. 
  4. ^ P. James [1997]. "Protein identification in the post-genome era: the rapid rise of proteomics.". Quarterly reviews of biophysics 30 [4]: 279–331. doi:10.1017/S0033583597003399. PMID 9634650. 
  5. ^ UNSW Staff Bio: Professor Marc Wilkins
  6. ^ Klopfleisch R, Gruber AD. [2009]. "Increased expression of BRCA2 and RAD51 in lymph node metastases of canine mammary adenocarcinomas.". Veterinary Pathology 46 [3]: 416–22. doi:10.1354/vp.08-VP-0212-K-FL. PMID 19176491. 
  7. ^ a b c d e f Madigan MT; Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP [2009]. Brock Biology of Microorganisms Twelfth Edition. 

Lihat pula

  • Genomika
  • Transkriptomika
  • Metabolomika
  • Daftar cabang biologi

edunitas.com

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề