Nilai moral yang dapat dipetik dari sebuah cerita fabel disebut

Pengertian Struktur Fabel – Pada saat kamu kecil, pasti kamu sering mendengar sebuah cerita atau dongen tentang kehidupan hewan. Misalnya saja seperti cerita tentang si Kancil dan Buaya, si Kelinci dan Kura-kura, Semut dan Belalang, serta masih banyak lagi. Beberapa kisah tersebut bisa dikatakan masuk dalam teks yang disebut teks fabel.

Teks fabel sendiri bisa dipahami sebagai sebuah cerita yang menggambarkan karakter manusia dengan pengibaratan sebagai binatang. Teks fabel bisa dengan mudah dikenali karena memiliki sifat khayalan. Selain itu, cerita dalam teks fabel kebanyakan diawali dengan kata yang menunjukkan kejadian masa lampau, misalnya Dahulu Kala, Pada suatu masa, dan lain sebagainya.

Nah, dalam artikel ini kita akan membahas tentang apa sebenarnya struktur dari teks fabel. Dengan memahami struktur dari teks fabel, kamu akan dapat lebih memahami apa sebenarnya pesan atau nilai moral yang terdapat dalam cerita fabel sehingga bisa menjadi dijadikan pelajaran di kehidupan sehari-hari. Yuk simak ulasan berikut ini!

A. Memahami Struktur Fabel

Fabel pada dasarnya merupakan sebuah cerita yang memuat berbagai pesan moral dengan menampilkan hewan yang hidup selayaknya manusia, mulai dari cara berbicara hingga cara bertindak. Menurut Encyclopedia Britannica, istilah fabel pertama kali muncul dari bahasa latin yakni fabula yang memiliki arti hampir sama dengan istilah mitos dalam bahasa Yunani.

Fabel sendiri dapat didefinisikan sebagai cerita penuh nilai moral yang menggambarkan budi dan karakter manusia dengan menggunakan hewan. Sebagai sebuah teks, fabel termasuk ke dalam kategori cerita fiksi atau bukan kehidupan nyata. Hanya saja, tak jarang juga tokoh manusia itu dimasukkan ke dalam cerita fabel sebagai bagian untuk mendukung cerita.

Sama halnya seperti teks atau bentuk sastra yang lain, fabel juga memiliki struktur sebagai penyusun cerita tersebut. Beberapa struktur fabel, yakni diawali dengan orientasi, dilanjut dengan komplikasi dan resolusi, hingga berakhir di koda.

Nah, berikut ini adalah penjelasan tentang keempat struktur dari teks fabel yang perlu kamu ketahui,

1. Orientasi

Struktur atau bagian pertama dari fabel merupakan orientasi. Orientasi sendiri bisa dikatakan sebagai bagian pembuka dari sebuah cerita fabel. Pada bagian ini biasanya akan disajikan pengenalan terkait para tokoh, latar tempat, dan waktu.

2. Komplikasi

Selanjutnya, struktur yang kedua dari teks fabel adalah komplikasi. Komplikasi adalah bagian yang berisi masalah atau konflik dalam sebuah cerita dari teks fabel. Bagian ini biasanya memuat beberapa konflik yang berasal dari kepribadian salah satu tokohnya.

Setelah disajikan konflik dari teks fabel, bagian berikutnya dari teks fabel adalah penyelesaian dari masalah atau bisa juga disebut resolusi. Resolusi sendiri biasanya berada setelah terjadinya klimaks atau puncak permasalahan. Hal ini dikarenakan resolusi menjadi cara untuk memecahkan masalah dalam sebuah cerita.

4. Koda

Setelah seluruh komponen cerita selesai disajikan, bagian terakhir dari fabel adalah koda. Koda ini bisa diartikan sebagai penjelasan terkait perubahan yang terjadi pada tokoh setelah mendapatkan masalah tersebut. Sebagai sebuah cerita yang penuh akan nilai moral, koda juga menyajikan amanat yang bisa dipetik oleh pembaca dari cerita tersebut.

B. Ciri-Ciri Fabel

Setelah memahami apa sebenarnya fabel beserta strukturnya, fabel juga memiliki keunikannya sendiri yang sangat membedakannya dengan bentuk karya sastra yang lain. Beberapa ciri-ciri fabel yang perlu diketahui, antara lain sebagai sebagai berikut:

1. Bersifat fiksi atau tidak nyata.

2. Bagian pendahuluan biasanya singkat dan langsung.

3. Tokoh yang diperankan adalah para binatang yang bisa berbicara.

4. Watak para tokoh digambarkan seperti manusia ada yang baik dan jahat.

5. Biasanya menggunakan latar belakang alam seperti sungai, hutan, gunung, dsb.
Alur ceritanya tidak rumit.

6. Rangkaian peristiwa digambarkan dengan kejadian sebab akibat yang berurutan dari awal hingga akhir.

7. Bahasanya menggunakan kalimat naratif atau kalimat langsung yang berupa dialog para tokoh.

Dalam fabel ada juga unsur intrinsik yang menjadi bagian penyusun dalam suatu karya sastra. Unsur intrinsik sendiri pada dasarnya merupakan pembangunan inti cerita yang berasal dari dalam. Beberapa unsur intrinsik yang dimiliki fabel antara lain sebagai berikut:

Nilai moral yang dapat dipetik dari sebuah cerita fabel disebut
Nilai moral yang dapat dipetik dari sebuah cerita fabel disebut

Nilai moral yang dapat dipetik dari sebuah cerita fabel disebut
Nilai moral yang dapat dipetik dari sebuah cerita fabel disebut

1. Tema

Tema merupakan sebuah gagasan utama atau ide cerita dalam sebuah cerita fabel.

Tokoh adalah pelaku dalam cerita fabel yang disajikan dalam bentuk hewan sebagai gambaran kehidupan dari manusia atau personifikasinya.

3. Alur atau plot

Alur atau plot dalam cerita fabel merupakan sebuah jalan cerita yang berurutan dan biasanya setiap kejadian dihubungkan karena peristiwa sebab akibat.

4. Latar atau setting

Latar atau setting sendiri merupakan waktu dan tempat dari kejadian serta penggambaran suasana dalam cerita. Latar sendiri diketahui biasanya memiliki 3 bagian, yakni latar waktu, latar tempat, dan latar suasana.

5. Sudut pandang

Sudut pandang pada dasarnya merupakan sebuah teknik yang digunakan penulis dalam menyampaikan cerita. Misalnya, sudut pandang orang pertama atau sudut pandang orang ketiga.

7. Amanat

Cerita fabel sebenarnya mengandung amanat atau moral yang bisa juga sudah tertulis di dalam cerita. Maka dari itu, amanat bisa dipahami sebagai sebuah pesan moral yang disampaikan penulis kepada pembaca. Amanat dalam cerita fabel biasanya disajikan secara gamblang atau diungkapkan secara langsung melalui tulisan. Namun, ada beberapa penulis yang juga menyampaikan secara tersirat atau tidak diperlihatkan.

D. Jenis-Jenis Fabel

Perlu kamu ketahui, fabel ternyata memiliki beberapa jenis yang perlu kamu ketahui. Beberapa jenis fabel tersebut bisa dikategorikan berdasarkan kemunculan waktunya, berdasarkan alur dan watak, dan berdasarkan kemunculan pesannya. Berikut ini adalah penjelasan dari ketiga kategori tersebut, antara lain yakni:

1. Berdasarkan Kemunculan Waktunya

Nilai moral yang dapat dipetik dari sebuah cerita fabel disebut
Nilai moral yang dapat dipetik dari sebuah cerita fabel disebut

Nilai moral yang dapat dipetik dari sebuah cerita fabel disebut
Nilai moral yang dapat dipetik dari sebuah cerita fabel disebut

a. Fabel Klasik

Fabel klasik dapat diartikan sebagai sebuah cerita yang sudah muncul dari sejak dahulu kala. Cerita fabel sudah secara turun temurun diwariskan dari nenek moyang hingga sekarang ini. Cara pewarisan yang digunakan biasanya adalah dengan menggunakan metode lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Dalam budaya Indonesia, kamu akan sangat mudah menemukan contoh fabel klasik yang sudah ada sejak zaman dahulu, misalnya saja seperti cerita Si Kancil yang berasal dari Jawa Tengah, cerita tentang tokoh Kera Hantu yang berasal dari Toraja, dan berbagai cerita rakyat yang menggambarkan hewan lainnya.

Cara yang paling mudah digunakan untuk mengetahui jenis cerita fabel klasik, antara lain yaitu:

  • Biasanya cerita sangatlah pendek.
  • Tema yang diangkat klasik tergolong sangat sederhana.
  • Banyak amanat atau pesan moral yang disampaikan di dalam cerita.
  • Tokoh hewan dalam cerita biasanya masih memiliki sifat hewani.

b. Fabel Modern

Lawan kata dari klasik tentu saja modern, apabila fabel klasik merupakan cerita yang berasal dari nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun. Fabel modern merupakan bentuk ekspresi sastra dari si penulis dan pembuatan ceritanya itu belum terlalu lama. Maksudnya, cerita yang terdapat dalam fabel modern adalah gambaran dari situasi yang sedang terjadi saat ini.

Di zaman seperti sekarang, cerita fabel modern diminati banyak orang. Tak heran apabila jumlah fabel modern lebih banyak dibandingkan dengan yang fabel klasik. Hal ini dikarenakan perkembangan yang cukup pesat dari cerita hewan di zaman modern seperti ini. Cerita fabel modern diketahui sangat cocok untuk anak-anak dalam rangka menanamkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.

Sama halnya fabel klasik, fabel modern juga memiliki karakteristik atau ciri khas yang digunakan untuk menandai sastra ini, antara lain sebagai berikut:

  • Cerita lebih variatif dimana bentuknya bisa lebih panjang atau pendek.
  • Tema yang diangkat biasanya rumit
  • Terkadang bisa berupa epik atau saga. Ini merupakan cerita turun temurun dari nenek moyang.
  • Karakter setiap tokohnya unik.

2. Berdasarkan Alur dan Watak

Selain dapat dibagi berdasarkan kemunculan waktunya, fabel dapat juga dibagi berdasarkan alur dan watak yang dimasukkan tokoh dalam cerita. Pembagian fabel berdasarkan alur dan watak yaitu fabel alami dan fabel adaptasi. Berikut ini adalah ulasan selengkapnya terkait kedua jenis fabel tersebut, yaitu:

a. Fabel Alami

Fabel alami merupakan sebuah cerita yang menceritakan para hewan atau binatang dengan menggunakan sifat alaminya dalam bentuk kehidupan di dunia nyata. Misalnya saja, seperti si singa yang berwatak buas dan ganas, kura-kura yang lambat, dan berbagai alur dan watak hewan yang seharusnya.

b. Fabel Adaptasi

Kemudian, fabel adaptasi diketahui lebih menyajikan fabel yang memberikan watak tokoh para binatang sehingga berubah dari watak asli dari apa yang terjadi di dunia nyata. Fabel adaptasi sendiri biasanya menggunakan latar di berbagai tempat lain atau bukan berlatar alam bebas. Sebut saja, latar di di jalan raya, di halaman rumah, atau rumah makan, dan berbagai tempat lainnya.

3. Berdasarkan Kemunculan Pesannya

Sebuah cerita fabel pada dasarnya memuat amanat atau pesan moral yang sangat penting untuk pembaca. Maka dari itu, cara kemunculan pesan dalam fabel juga bisa dilakukan dengan koda maupun tanpa koda. Hal ini bisa disesuaikan dengan keinginan penulis dalam memperlihatkan pesan atau kemampuan pembaca dalam memahami pesan. Berikut ini adalah penjelasan dari fabel koda dan fabel tanpa koda, yaitu:

a. Fabel Koda

Fabel koda bisa dipahami sebagai sebuah cerita yang menyajikan amanat atau pesan moral secara langsung atau eksplisit. Penyajian seperti ini dikarenakan seorang penulis fabel ingin menampilkan pesan secara gamblang di akhir cerita.

b. Fabel tanpa Koda

Berbeda dengan fabel koda, fabel tanpa koda bisa dikatakan sebagai cerita fabel yang tidak memperlihat amanat secara secara eksplisit atau langsung pada bagian akhir cerita. Cara penyajian cerita fabel tanpa koda menjadikan pembaca harus lebih sungguh-sungguh untuk bisa menyimpulkan pesan apa yang disampaikan oleh penulis. Selain itu, fabel tanpa koda merupakan fabel yang biasanya digunakan untuk remaja atau siswa yang sudah bisa memahami sesuatu dengan baik.

E. Contoh-Contoh Fabel

Cerita hewan yang ada sekarang sangatlah melimpah dengan berbagai jenisnya. Dari berbagai cerita fabel yang populer di kalangan masyarakat, ada beberapa nilai moral yang terkandung di dalamnya dan bisa dijadikan nasihat dan pelajaran. Berikut ini adalah beberapa contoh fabel yang bisa kamu simak sekaligus strukturnya, diantaranya yaitu:

Nilai moral yang dapat dipetik dari sebuah cerita fabel disebut
Nilai moral yang dapat dipetik dari sebuah cerita fabel disebut

Nilai moral yang dapat dipetik dari sebuah cerita fabel disebut
Nilai moral yang dapat dipetik dari sebuah cerita fabel disebut

1. Rusa dan Si Pemburu

(Bagian orientasi) Suatu hari, ada seekor rusa yang sedang berkaca di tepi sungai. Ia sangat bangga sekali dengan dirinya karena memiliki tanduk yang sangat gagah dan megah. Namun, ia merasa kecewa karena memiliki kaki yang kecil dan ramping, tidak seperti tanduknya. Tapi ternyata, tanpa sadar saat itu ia sedang diincar oleh seorang pemburu (bagian konflik).

(Bagian resolusi) Saat pemburu melepaskan tembakan, si rusa pun segera jauh berlari dengan gesitnya. (Bagian koda) Sejak saat itu, rusa akhirnya menyadari bahwa kakinya yang ramping justru bisa membuatnya lari secepat kilat. Kakinya yang ramping, bisa membuatnya lari dengan lincah dan bisa menghindari tembakan si pemburu. Dari cerita ini dapat dipetik, kalau kelemahan yang kita miliki itu justru bisa jadi kekuatan terbesar kita yang justru dapat membawa ke keberhasilan.

2. Perjalanan Dua Ekor Kambing

Suatu saat dua ekor kambing sedang berjalan dari arah yang berlawanan di sebuah pegunungan curam (bagian orientasi). Secara kebetulan, saat itu mereka secara bersama tiba di tepi jurang di mana bawahnya mengalir air sungai yang deras.

Lalu, ada sebuah pohon yang jatuh dan sudah dijadikan sebagai jembatan untuk menyebrangi jurang tersebut. Namun, pohon yang dijadikan jembatan itu sangat kecil sehingga sangat mustahil untuk dilewati dua ekor tupai pun dengan selamat, apalagi jika untuk dua ekor kambing.

Tetapi, kedua kambing itu tidaklah merasa takut. (Bagian konflik) Rasa sombong di diri mereka tidak membiarkan mereka kalah dan memberi jalan terlebih dahulu untuk kambing lainnya.

Saat salah satu kambing tersebut menapakkan kaki di jembatan, kambing yang satu pun tidak mau kalah. Ia juga menapakkan kaki di jembatan tersebut.

Pada akhirnya keduanya bertemu di tengah-tengah jembatan. Salah satu di antara keduanya tak ada yang mau mengalah dan justru mendorong satu sama lain dengan tanduk mereka (bagian resolusi). Hal ini menyebabkan kedua kambing tersebut akhirnya jatuh ke jurang dan tersapu aliran air yang sangat deras (bagian koda).

Demikian penjelasan dari struktur dari cerita fabel. Struktur cerita pada fabel sendiri ada empat, yakni orientasi, komplikasi, resolusi dan koda. Dalam rangka lebih memudahkan dalam memahami cerita fabel, sudah dijelaskan tentang ciri-ciri fabel, unsur intrinsik fabel, jenis fabel, dan contoh fabel. Dengan membaca fabel, kamu diharapkan dapat mengambil inspirasi atau motivasi sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien